Nadia dan Diska terkejut, saat mendengar kalau yang waktu itu nelpon adalah orang yang kini ada di hadapan mereka.
"Dasar somplak lu mah Cha! Calon suami kok dibilang mamang grab!" Diska mengomeli Acha.
"Digebet orang lain mampus lu! Pasti nangis kejer lu! Ini sih judulnya pengkhianatan yang menguntungkan." Timpal Nadia.
"Bener...Nad! Setuju...jauh banget dari Haidar! Udah gue mah setuju sama Masnya yang ini lah!" Diska memandang Amygdala sambil menangkupkan kedua tangannya di pipinya sendiri, dengan tatapan penuh kekaguman.
"Eh... kalian berdua berisik sekali yaah!" Acha memutarkan badannya, hinnga kini berhadapan dengann Nadia dan Diska.
"Kalau gak berisik gak seru,Cha! Iya gak Mas?" Diska melongokkan kepalanya untuk melihat Amygdala yang sedang mengendalikan kemudi.
"Eeh..ngapain sih?" Acha mendorong pelan kepala Diska.
"Yaelah Cha, pelit amat cuma lihat dikit doang!" seru Diska.
"Biarin pelit juga! Pengalaman mengajarkan harus waspada bahkan dengan teman sekalipun!" Ujar Acha.
"Kita mah gak sama kayak si onoh kali Cha!" Kata Nadia.
"Lagian mas gantengnya juga gak tertarik sama kita mah...Ya mas?" Diska melirik Amygdala yang masih fokus menyetir. Tapi nyatanya kali ini dia melirik sebentar.
"kan saya nya lagi fokus nyetir!" Jawab Amygdala.
"Aaaah....Acha...suaranya aja enak begini...mau atuh satu Cha, kalau masih ada stok mah!" pekik Diska.
" Emangnya gue stockis! Udah Ah...jangan muji terus dia, di rumah dia, di sini temanya dia lagi..perasaan dia mulu yang jadi trending topik." kata Acha.
"Jangan-jangan nanti fyp di beranda toktok gue Cha!" Nadia menepuk bahu Acha.
"Astaghfirullah...! Nadia...emang harus ngagetin gitu yaah?" Acha memegang dadanya.
"Sorry, Cha! Eh ngomong-ngomong namanya siapa, Mas?" Nadia sampai lupa menanyakan nama.
"Siapa Cha?" Amygdala malah bertanya pada Acha. Acha menoleh pada Dala yang masih fokus menyetir.
"Gue manggilnya Bang Dala, namanya sih Amygdala!" kata Acha.
"Ooh..Bang Dala...!" jawab Diska dan Nadia berbarengan.
"Cha...tolong ambilkan kaca mata di laci dashboard dong! Silau euy!" Amygdala menunjuk laci dashboard di depan Acha, Acha membuka laci dashboard dan mencari benda yang dimaksud. Setelah dapat Acha mengambilnya, dan kembali menutup laci dashboard.
"Yang ini?" Acha menyerahkan kaca mata hitam di tangannya.
"Iyaa...makasih yaa!" Dala mengucapkannya dengan sangat manis.
" Sama-sama..!" Ucap Acha.
"Eh..mau pada beli snack dan minuman dulu gak?" tawar Amygdala pada Acha dan teman-temannya.
" Mau lah...haus aku!" ucap Acha.
"Oke...!" Amygdala pun membelokkan mobilny ke sebuah minimarket.
Diska dan Nadia malah mematung, serasa melihat drama korea versi Indonesia, pikir mereka.
"woiii.. kalian kenapa bengong?" Acha menggerak-gerakkan telapak tangannya di depan wajah Diska dan Nadia. Karena masih saja tak berkedip, Acha menepuk pipi kedua sahabatnya.
"Astaghfirullah...! Achaa...!" kompak keduanya melotot ke arah Acha.
Amygdala tersenyum melihat mereka. Dia mengeluarkan dompetnya dari saku celananya. Lalu mengeluarkan lima lembar uang pecahan seratus ribu.
"Nih, Cha..uangnya! Belikan kopi hitam yaah!" pinta Amygdala. Giliran Acha yang melongo saat Amygdala menyodorkan uang.
"Chaaa...Hallo..! Hey..ngedip!" Amygdala menjentikkan jarinya. Dan cukup berhasil membuat Acha berkedip. Diska dan Nadia malah tertawa.
"Perasaan hari ini, hidup kita jadi pada waweh yaa... gara-gara Bang Dala!" Celetuk Nadia.
"Lho kok malah saya, yang jadi kambing ganteng?" Amygdala menoleh kepada Nadia.
"Kambing hitaaaaam, baaaang!" seru Acha.
"Tapi kan saya gak item Cha?"
"Emang abangnya kambing? Itu kan cuma perumpamaaan Abang Dala yang paling ganteng sealam semesta versi gue!" Acha kesal juga.
"Oooh...gitu yaa! Ya udah...nih uangnya! Jangan lama-lama, belikan saya kopi hitam!" Amygdala menyodorkan kembali ungnya.
"Kayaknya kebanyakan deh Bang, beli minum doang masa sampai segini?" Acha menunjuk uang di tangannya.
"Ya udah tinggal beli makanan juga, yang kalian mau! Udah cepet sana! Terserah kamu Cha, mau dihabiskan atau enggak uangnya!"
Akhirnya Acha, Diska dan Nadia turun dari mobil. Amygdala menaikan kaca mata hitamnya ke kepala.
"Gilaaa Cha! Beruntung banget hidup lho, punya calon suami spek dewa gitu! Kalau gue jadi isterinya pasti gue keukepin tiap hari deh!" Kata Diska.
"Hoooh...Cha..! Gue sih setuju kalau lu nikah sama dia! Daripada sama si Haidar muna!" ketus Nadia.
"Eeeh.. malah ngeghibah, udah buruan mau beli apa? Lagian belum tentu juga dia nikahin gue, mantannya level model anjiir!" Ucap Acha.
"Yaaah gak masalah lah cuma mantan ini! Ujungnya kan dia cuma sayang sama lu Cha!" timpal Nadia.
"Sayang darimananya? Kita kalau ketemu debat mulu!" kata Acha.
"Itu mah elunya yang ngajak debat mulu! Kayaknya Dia sayang sama Lu deh Cha, kelihatan banget dari love language nya." Diska ikut berkomentar.
"Haaah...entahlah! Gue belum yakin dengan segalanya, setelah peristiwa kemarin. Gue gak terlalu yakin tentang cinta, kebaikan dan kesetiaan! Makanya gue nantangin dia buat membuktikan ucapannya, yang ngaku jadi calon suami gue melulu! Pengen tahu aja, direalisasikan gak apa yang menjadi niatnya!" Acha tersenyum dibalik wajah datarnya.
"Dasar cewek aneh bin ajaib, udah jelas banget kalian berdua itu saling jatuh cinta, tapi kalian berdua masih didominasi rasa gengsi, untuk bisa mengakui kalau kalian memang saling jatuh cinta. Terutama lu Cha, kayaknya lu masih saja memungkiri perasaan lu sendiri!" Nadia kembali membuat sebuah opini dari apa yang dilihatnya.
"Ck... emang iya? Lihat nanti ajalah! Ayo cepetan kalian mau beli makanan dan minuman apa? Mumpung ditraktir doi...nih!" Acha mengipaskan uang pemberian Dala.
"Asiiik...udah mah ganteng, baik, gak pelit lagi, dan sepertinya kaya juga ya, Cha!" Selidik Diska.
"Gak tahu gue...udah cepetan belanjanya, nanti kita telat lagi nontonnya!" Titah Acha, keduanya menurut. Mereka mengambil minuman dan beberapa makanan. Kini keranjang mereka sudah terpenuhi. Acha mengambil kopi instan, yang bisa diseduh di situ. Acha lalu membayar semua belanjaannya. Mereka lalu bergegas keluar dari mini market. Acha melihat Amygdala bersandar di sandaran jok dengan tangan menjadi bantalan kepalanya. Kaca mata yang bertengger di kepalanya semakin membuat Amygdala terlihat ganteng. Acha sampai tak berhenti menatap wajah Dala.
"Heiii...malah bengong! Cepetan masuk, malah cosplay jadi patung!" Amygdala membuka pintu mobilnya, Acha terkesiap, dia lalu masuk ke dalam mobil. Nadia dan Diska yang masuk lebih dulu malah tertawa cekikikan.
"Gue bilang juga apa, Cha! Terpesona kan lu!" Diska menepuk bahu Acha. Acha malah mempout bibirnya.
" Kamu mah kayak baru lihat aku aja Cha! Sampai gak berkedip gitu, menikmati kegantenganku! Teman-teman kamu juga gak sampai segitunya!" Tukas Amygdala.
"Baru sadar dia bang, kalau abang ganteng..!" Celetuk Diska.
"Iyaaa..iyaaa deh! Udah gak usah dibahas lebih lanjut!" Acha memotong pembicaraan.
"Kenapa? Takut yaah?" Tanya Amygdala. Acha melihat Amygdala dengan mengerutkan keningnya.
"Maksudnya aku takut? Takut apa?" Tanya Acha memiringkan tubuhnya menghadap Amygdala sambil bersidekap.
"Takut jatuh cinta sama aku..!"Ujar Amygdala, sambil memiringkan kepalanya sedikit. Acha membeliakan matanya, sedangkan dua pemumpang di belakang sudah ramai dengan cengcengan ala mereka.
Sekuat apa pun kita mengingkari dan menghindari, namun perasaan mencintai itu takkan bisa dibohongi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Erni Fitriana
cuzzx halalkan bang dalaaaa
2024-09-17
0
Nadiyah1511
seru bngt pertemanan mereka....aku mengiri🥺😫
2024-04-30
0
uyhull01
stuju sama kdua shbt kmu Cha,
2024-01-22
0