Melihat raut wajah Amygdala, yang tak terlihat sakit hati sedikit pun, melihat mantan kekasihnya jalan sama selingkuhannya membuat Acha merasa heran.
"Bang...!"Panggil Acha.
"Hmmmm!" Jawab Amygdala.
"Abang gak sakit hati lihat Ashila jalan sama selingkuhannya?" Acha menoleh pada Amygdala. Amygdala pun melihat pada Acha, dan tanpa sengaja, netra mereka saling bersitatap beberapa detik. Acha lebih dulu memalingkan wajahnya, dan itu membuat Amygdala tersenyum.
"Kenapa Cha? Salting yaa!" Goda Amygdala.
"Siapa yang salting! Enggak...kok!" Acha masih melihat ke arah lain.
"Kalau gak salting kenapa mengalihkan pandangannya?" Amygdala malah sedikit membungkukan badannya untuk melihat wajah Acha.
"Apa siih, ini?" Acha memundurkan badannya. Amygdala tertawa, merasa lucu melihat Acha yang sedang salting.
"Malah ketawa! Jawab pertanyaanku iih!" Acha hendak memukul Amygdala, dan dia mengangkat tangannya yang masih digenggam Amygdala.
"Eh...kenapa kita pegangan tangan?" Acha berusaha melepaskan tangannya, namun Amygdala menahannya.
" Biarkan dulu seperti ini, Cha! Aku merasa nyaman!" Ujar Amygdala, mereka kembali berjalan, dan Acha tak bisa menolak permintaan Amygdala, karena sesungguhnya dia pun merasakan hal yang sama.
Tanpa terasa, kini mereka sudah sampai di depan rumah. Mereka lupa kalau tangan mereka masih saling menggenggam satu sama lain.
"Gandengan terus nih, mbak...mas! Mau nyebrang yaaa?" Sindir Devan yang sedang duduk di teras sambil menikmati kopinya.
Acha baru sadar, dia lantas melepaskan tangannya, Amygdala pun melakukan hal yang sama.
"Iya...dooong...emangnya anda, gak ada tangan tuk digenggam?" Ujar Acha.
"Siapa bilang? Sebentar lagi juga ada,abang bawa ke sini yaah!"
"Bawa aja, buktikan dong jangan cuma ngemeng!" Acha menjulurkan lidahnya, lalu masuk ke dalam rumahnya untuk mandi dan bersiap pergi dengan teman-temannya.
Amygdala ikut duduk di teras bersama Devan, dia membuka sepatunya.
"Darimana sih, shubuh-shubuh udah ngilang aja!" Devan menginterogasi.
" Kepo lu...!" Amygdala mengeluarkan sebatang rokok.
" Enggak kepo juga sih cuma memastikan, paling habis joging! Tuh anak emang hobi banget membuat capek diri sendiri!" Ujar Devan.
" Gokil sih staminanya Acha! Lu tahu gak Dev, kita joging dari sini sampai stadion, terus kita langsung joging lagi mengelilingi stadion 3 putaran tanpa henti! Keren emang calon isteri gue!"
"Adik gue woii...!Calon isteri..calon isteri!" Devan menatap kesal pada bosnya.
"Iyaaa..iyaa kakak ipar...tapi bentar lagi juga ganti status dia!" Amygdala.
"Jadi apa?"
" Jadi isteri gue!" Jawab Amygdala.
" Aamiin yaa Robbal'aalamiin...semoga saja, lumayan kan, kapan lagi punya adik ipar CEO!" Devan mengangkat kedua tangannya, mengaminkan pernyataan Amygdala.
"Sialan! Udah ah gue mau mandi dulu!" Amygdala masuk ke rumah. Meninggalkan Devan yang duduk sendirian di teras.
"Semoga kalian berdua bahagia, dan bisa saling menyembuhkan luka!" Doa Devan.
Devan turut masuk, dia juga bersiap mau mandi. Acha sudah keluar dari kamarnya, dia sudah memakai rok hitamnya dipadukan dengan kaos oblong putih dengan kemeja warna milo tak dikancingkan sebagai outernya.
"Mau kemana lagi?" Tanya Devan. Saat melihat adiknya sudah bersiap mau pergi.
"Nongkrong dong anak muda mah ngapain lagi?" Kata Acha.
"Sama siapa? Sama Dala?" Tebak Devan.
"Sama gue apanya?" Dala keluar dari kamar Devan sudah memakai outfit nongkrong juga. Kaos oblong putih dan celana jeans robek di lututnya. Devan dan Acha menoleh bersamaan. Acha terpesona saat melihat Amygdala, matanya tak berkedip.
"Lu mau keluar sama Acha?" tanya Devan, bukannya menjawab Amygdala malah melihat ke arah Acha yang masih menatapnya tak berkedip.
"Ngedip Cha..!" Amygdala menjentikkan jarinya. Devan malah tertawa melihat ekspresi terpesona adiknya.
"Acha Suraca...ngedip heh! Baru lihat orang ganteng habis mandi yaah!" Devan mengusap wajah Acha.
"Eh...abaang apaan sih!" Acha mengedipkan matanya lalu kembali ke posisi duduk semula.
"Mau pergi Cha?" Amygdala ikut duduk dekat Acha.
"Iyaa...!"
" Kemana?"
"Nongkrong aja sama teman-teman!" Jawab Acha.
" Iya nongkrongnya dimana? Sama siapa?" Amygdala menatap Acha.
"Hadeuh..kenapa berasa diinterogasi pacar sih! Emangnya kenapa sih bang? Ayah sama ibu aja gak pernah kepo!" kata Acha.
"Lagi cosplay jadi pacarmu, Cha!" Kata Devan.
Acha menoleh pada Amygdala.
"Emang iyaa?" tanya Acha.
"Enggak...kok cuma menjalankan peran sebagai pacar kamu aja!" jawab Dala.
Ting!
Notifikasi pesan chat dari ponsel Acha. Acha membaca pesan dari Nadia.
"Lah dasar Ijem...suka dadakan ganti haluan! Kenapa jadinya malah nonton sih?" Acha menggerutu sendiri, saat mendapat pesan dari Nadia, kalau mereka gak jadi nongkrong di tempat ngopi, Nadia dan Diska mengajak Acha untuk nonton aja
"Kenapa?" Tanya Amygdala.
"Ini Nadia..tadinya kita mau ngopi, malah ngajak nonton!" jawab Acha.
"Nonton? Di sini kan gak ada bioskop! berarti ke Cirebon dong!" ujar Amygdala.
"Iyaaaa lah! Ya udah deh aku berangkat, kita janjian ketemu di depan kampus!" Acha berdiri, dia akan pamit kepada ayah dan ibunya yang sedang berada di belakang.
"Cha...diantar Dala aja yah!" Seru Devan. Acha menoleh pada Devan, lalu beralih pada Dala.
"Ya ampun kalian kenapa sih? Kenapa hidupku jadi gak asik gini sih semenjak ada kalian berdua!" Acha menggelengkan kepalanya, dan pergi ke belakang menemui Ayah dan ibunya.
"Yaah, bu..Acha izin mau nonton yaa!"
"Sama Dala?" Tanya ibu. Acha merotasikan bola matanya.
"Ya Allah...kenapa semenjak bertemu dia, sepertinya semua hal temanya Amygdala...Amygdala dan Amygdala...!" Batin Acha.
" Bukan bu, kenapa Dala terus sih? Acha mau pergi sama Nadia sama Diska...!" Ujar Acha.
" Kenapa gak diantar Dala aja,Cha?" saran Ayah.
"Haaah...iya.. iyaaa...! Acha pamit Yah.. Assalamualaikum!" Acha menyalami ayah dan ibunya.
"Bang Dalaaaaa....!" Acha berteriak.
"Apa Achaaa....?" Dala menghampiri Acha.
"Ayo anterin aku...!" Acha menarik tangan Amygdala. Devan yang ada di sana malah tertawa.
"Eh...Cha sebentar aku ngambil kunci mobil sama dompet dulu!" Acha melepaskan tangannya.
"Hitungan sepuluh selesai! Satu...dua...tigaa...!" Dala langsung masuk ke kamar Devan mengambil ponsel, kunci mobil dan dompetnya. Acha masih berhitung saat Dala sudah selesai.
"Udaah ayo...! Ayo Dev...ikut kan?" Tanya Amygdala.
"Enggak...males gue! Ingin menikmati waktu libur gue dengan tidur!" Jawab Devan.
"Cepetan Baang...mau nganterin gak?" Acha bersidekap dengan mata seperti akan keluar.
"Iyaaa...! Yah.. Bu...berangkat dulu! Assalamualaikum!"
"Waalaikum salam...!" jawab Ayah, ibu dan Devan.
"Hati-hati bawa mobilnya,ya nak Dala!" Pesan Ayah.
"Iya yah..!"
Kini mereka sudah berada di dalam mobil, Amygdala mulai melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Acha.
Acha menelpon Nadia, untuk mengabari dia sudah otewe dari rumah.
Acha :
" Nad...aku udah otewe yaah!"
Nadia :
" Oke...Diska juga baru nongol ni!"
Acha :
" Oke deh...bentar lagi sampai kok!"
Acha menutup panggilannya. Dia melirik Amygdala yang sedang fokus menyetir.
"Belok kiri, bang!" Amygdala mengikuti petunjuk Acha tanpa bersuara.
"Tuuh bang... teman-teman aku!" Amygdala melambatkan laju mobilnya, lalu berhenti tepat di depan Diska dan Nadia. Jelas Nadia dan Diska kebingungan saat ada mobil mewah berhenti di depannya. Acha menurunkan kaca di pintunya.
"Woiii...ayo masuk!" Titah Acha.
"Eeh kok elu Cha... sama siapa lu?" Nadia menghampiri dan melongokan kepalanya ke dalam mobil.
"Sama mamang Grab...!" celetuk Acha. Membuat Amygdala menoleh pada Acha.
"Anjiiir..mana ada mamang Grab gantengnya spek dewa ginii?" Sahut Diska.
" Udaaah...buruan pada masuk! Nanti ngobrol langsung sama mamang Grab gantengnya!" Acha melirik Amygdala yang sedang tersenyum tipis.
" Mamang Grab Kesayangan Acha, yaa Cha!" celetuk Amygdala.
"Mulai..deh bikin jantungku jumpalitan!" timpal Acha. Amygdala terkekeh.
"Biarin biar bisa aku lamar minggu depan!" bisik Amygdala.
"Buktikan dengan mewujudkan!" Tantang Acha.
" Insyaallah Siaaap!" jawab Amygdala.
"Misi..ya mas..!" Nadia dan Diska sudah masuk ke dalam mobil. Amygdala hanya mengangguk dan tersenyum.
"Aaah...Acha..jangan bercanda deh..masa mamang Grabnya kece badai begini! Jadi pacar aku aja Mas...!" Seru Diska.
"Heeeh..gak ada yaah! Mau perang sama gue!" semprot Acha. Dala menoleh pada Acha dengan menaikan alisnya.
" Kenapa emangnya...? Mamang Grab nya gebetan lu?" timpal Nadia.
"Terus itu yang waktu itu di telpon ngaku calon suami lu..apa kabar?" seru Diska.
"Baik-baik aja kok..nih ada di sini sekarang!" Bukan Acha yang jawab tapi Amygdala.
"Haaah?" Pekik Diska dan Nadia berbarengan.
Tak perlu ribet menjalani hidup, ikuti saja alurnya, nikmati prosesnya dan dibuat asik saja, agar hidupmu tak lantas sia-sia dengan rangkaian keluhan.
~VE~
"
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Erni Fitriana
boleh cha mamang grab dikirim ke sukabumi?????
2024-09-17
0
Nadiyah1511
ciyeeeee udh dpt pengakuan tuh gala
2024-04-30
0
uyhull01
Cha sadar gk ap yng kmu ucapkn barusan sebuah prtanda lhoo,
2024-01-22
1