Kalangga (My Little Husband)
*WARNING**❗❗*
Ini hanyalah cerita fiktif yang tidak berdasarkan kisah nyata. Cerita dibuat hanya bertujuan sebagai sarana hiburan semata. Mengandung unsur pernikahan dini yang tidak layak untuk menjadi patokan hidup ataupun ditiru di dunia nyata kalian. Karena cinta dan kehidupan berumah tangga dalam dunia nyata tidak seindah seperti dalam novel🥱
Ambil sisi positifnya, buang sisi negatifnya. Jika finansial bisa dicari, maka kesiapan mental itu jauh lebih penting. Pernikahan bukan hanya tentang cinta tapi juga tentang ibadah, tanggung jawab, dan janji di hadapan Tuhan.
🏍️🏍️🏍️
01:00 dini hari.
Sebuah mobil mewah nampak berhenti tepat di depan rumah salah seorang warga yang nampak begitu ramai dikerumuni masyarakat sekitar.
Seorang pria paruh baya, Tuan Baskara Dirgantara, nampak turun dari kendaraannya bersama seorang wanita sebaya yang masih terlihat cantik diusianya yang sudah tidak lagi muda, Nyonya Wina Dirgantara, istri tercintanya.
Sepasang suami istri itu kemudian berjalan dengan terburu buru mendekati rumah yang nampak ramai itu. Beberapa warga yang berada di sana nampak memusatkan perhatian mereka pada sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi tersebut. Sebagian kaum ibu bahkan nampak berbisik, menggunjing kedatangan sepasang suami istri yang cukup mapan itu.
Tok...tok...tok...
Tuan Baskara Dirgantara nampak mengetuk daun pintu yang sudah terbuka itu. Beberapa orang warga, sang pemilik rumah yang tak lain adalah ketua RT kawasan itu serta dua orang muda mudi di sana nampak menoleh ke arah sumber suara.
"Assalamualaikum..." Ucap Tuan Baskara.
"Wa Alaikum Salam," jawab para warga yang berada di sana.
Tuan Baskara diam. Ia nampak tersenyum kaku pada para warga lalu menoleh ke arah seorang pemuda yang nampak duduk bersila di atas tikar disana, berdampingan dengan seorang gadis muda berkulit putih yang sama sama menunduk. Tuan Baskara menatap tajam ke arah pemuda yang tak lain adalah putra kandungnya sendiri itu. Andai tak ada banyak orang disini, mungkin ia akan menghajar bocah itu sepuasnya.
Nyonya Wina meraih lengan suaminya sambil mengusap usapnya. Ia seolah dapat membaca situasi. Ia hafal tabiat sang suami yang memang sedikit tempramental itu.
"Silahkan masuk, Tuan, Nyonya" ucap salah seorang warga yang datang mendekati mereka. Sepasang suami istri itupun mengangguk. Keduanya lantas mendudukkan tubuh mereka di atas sebuah tikar yang tergelar di lantai itu, tepat di samping sang putra, berbaur bersama warga lain yang kini nampak berkumpul disana.
Tuan Baskara dan Nyonya Wina kembali menoleh ke arah sang putra, Kalangga Dirgantara. Laki laki itu terlihat menampakkan wajah kesal tanpa suara sambil sesekali memegangi wajahnya yang memar. Sedangkan di sampingnya, wanita cantik itu hanya diam, menunduk lesu, seolah tak berani mengangkat kepalanya.
"Ehhmmm..." Suara deheman dari sang ketua RT berhasil membuat Tuan Baskara dan sang istri menoleh.
"Baik, berhubung Tuan dan Nyonya sudah berada di sini, bagaimana jika kita langsung mulai saja pembahasan masalah malam ini?" Tanya sang ketua RT.
Tuan Baskara menghela nafas panjang lalu mengangguk. "Silahkan, Pak!" Ucap pria itu.
"Sebelumnya saya minta maaf karena mengganggu waktu Tuan dan Nyonya malam malam. Disini, sebagai ketua RT, saya mau bertanya kepada Tuan dan Nyonya, apa benar pemuda bernama Kalangga ini adalah putra Tuan dan Nyonya?" Tanya sang ketua RT.
"Benar, Pak!" Jawab Tuan Baskara sambil mengangguk.
"Baiklah. Jadi begini, Tuan. Saya mendapatkan laporan dari warga, malam ini warga kami secara bersama sama telah memergoki putra Tuan dan Nyonya tengah berduaan dengan salah satu warga kami yang bernama Alula di rumah kediaman Alula........."
"Pak, kan saya udah bilang, saya nggak ngapa ngapain!" Ucap Kalangga itu memotong ucapan sang ketua RT.
"Heh! Diam kamu!" Hardik salah seorang warga.
"Gue nggak ngapa-ngapain! Lu yang diem!" Ucap Kalangga tak mau kalah dan terdengar kurang sopan.
Tuan Baskara menoleh ke arah sang putra. "Tutup mulutmu, Kala!" Ucap pria itu dingin.
Kalangga berdecak kesal. Ia menoleh ke arah Alula. Wanita itu diam seribu bahasa dengan wajah sedih.
Tuan Baskara kembali menoleh ke arah sang ketua RT.
"Silahkan lanjutkan, Pak!" Ucapnya.
Sang ketua RT tersenyum. "Baik, saya lanjutkan, Tuan," ucapnya. "Jadi begitu, Pak. Salah seorang warga melapor, bahwa ada seorang pemuda yang diam diam masuk ke dalam sebuah minimarket di pinggir jalan milik salah satu warga kami, yaitu Alula. Awalnya kami pikir ini adalah sebuah percobaan pencurian. Tapi ternyata setelah warga kami melakukan penggerebekan, kami mendapati putra Tuan dan Alula sedang berada di dalam toko dalam posisi yang... mohon maaf, kurang pantas," lanjut sang ketua RT.
Tuan Baskara dan Nyonya Wina nampak terkejut, mereka terhenyak mendengar penuturan sang ketua RT. Sedangkan Kala kini nampak makin kesal. Tak ada yang percaya dengan ucapannya. Padahal ini semua hanya salah paham.
"Pak, dengerin saya. Saya aja nggak ngapa-ngapain! Saya udah bilang berkali kali ama Bapak. Saya aja nggak kenal ama dia!"
"Lalu kenapa kamu bisa masuk ke toko dia. Kamu pikir kami nggak tahu, kamu meninggalkan motor kamu di gang sempit di samping kantor pos, lalu kamu mengendap endap masuk ke rumah Lula. Kamu sudah merencanakan ini, kan? Kalian sudah membuat janji, makanya kamu bisa dengan mudah masuk ke rumah Lula karena Lula memang sengaja tidak mengunci pintunya. Kalian memang sudah berniat melakukan zina! Dasar anak anak muda tidak tahu malu!" Ucap seorang warga bernama Anwar dengan cukup emosi.
"Pak! Jangan sembarangan dong kalau ngomong! Mbak Lula nggak mungkin gitu!" Sergah seorang gadis berhijab di samping Alula yang tak lain adalah sahabat wanita yang sejak tadi diam itu, Maya.
"Heh, anak kecil! Kamu diam, ya! Kamu nggak tahu apa apa!"
"Bapak yang nggak tahu apa apa tapi sok tahu. Dari tadi Bapak tuh nyerocos mulu! Mbak Lula kan udah bilang, dia nggak kenal ama laki laki ini. Nih laki laki tiba tiba datang, kebetulan Mbak Lula baru selesai mandi. Bisa aja nih laki laki emang niatnya mau maling, cuma apesnya mbak Lula aja mergokin nih manusia pas selesai mandi!" Ucap Maya ikut emosi.
"Eh, lu jangan sembarangan, ya! Gue bukan maling!" Ucap Kala protes pada Maya.
"Terus apa?! Apa sebutan buat orang yang malem malem ngendap endap ke rumah orang tanpa izin kalau bukan maling?"
"Gue cuma.........." Kala menghentikan ucapannya.
"Apa?!!" Tanya Maya protes.
Kala mengepalkan tangannya dan memalingkan wajahnya kesal. Ia tak mampu menjawab ucapan wanita itu. Biar bagaimanapun ia memang salah masuk rumah orang tanpa izin. Niat awalnya memang ingin mencuri sekaligus sembunyi dari kejaran musuh musuh balapan liarnya yang tak terima ia kalahkan. Makanya ia meninggalkan motornya di gang sempit yang gelap dan diam diam masuk ke dalam rumah berlantai dua yang lantai dasarnya digunakan sebagai minimarket itu. Saat itu jam masih menunjukkan pukul sebelas malam. Kebetulan pintu minimarket belum dikunci karena si pemilik rumah baru saja selesai beres beres dan memasukkan barang barang dagangan yang baru saja tiba.
Apes bagi Kalangga, baru memangsa satu gigitan roti, ia kepergok oleh si pemilik rumah yang baru saja selesai mandi. Tak berhenti sampai disitu, ia juga digerebek warga. Warga salah paham padanya dan mengira ia dan si pemilik rumah yang tak lain adalah Alula itu tengah melakukan hubungan perzinahan. Lantaran pada saat digerebek, sangat kebetulan Alula hanya mengenakan sehelai handuk untuk membungkus tubuh moleknya.
Alhasil, warga pun salah paham. Keduanya lantas diarak keliling kampung dan dibawa ke rumah sang ketua RT. Kini keduanya tertunduk lesu. Mereka bingung harus bagaimana. Mau dijelaskan seperti apapun juga percuma. Warga kadung emosi. Untung tak sampai main hakim sendiri.
Pak RT membuang nafas panjang. "Sudah sudah!" ucapnya. "Saya mengumpulkan kalian di sini itu untuk mencari solusi, bukan malah bertengkar!"
"Semua bukti sudah jelas. Kami menangkap basah Alula dan Kalangga sedang melakukan sesuatu yang tidak pantas di rumah Alula." Pak RT menatap kearah warganya serta Kalangga dan Alula bergantian. "Sebagai seorang ketua RT di wilayah ini, maka saya berhak untuk mengambil tindakan. Saya tidak mau, wilayah saya tercoreng hanya karena ulah dua bocah ingusan seperti kalian!"
"Sebagai ketua RT, saya akan mengambil tindakan. Kalian harus dinikahkan pagi ini juga!"
Deegghh.....
"Apa?!!"
"Kalian akan dinikahkan hari ini, jam tujuh pagi! Dan kamu, Lula. Hubungi ayah kamu! Dia harus tahu apa yang terjadi sama kamu malam ini!"
...****************...
Visual!
Hanya sesuai imajinasi Author. Jika kurang srek, skip aja!
👇👇
Kalangga Dirgantara
Pevita Alula
Pradipta Damara
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Dari bisual bule,aku lebih suka visual indo..Tapi gak papa ciman visual doang..Mampir thor
2024-09-24
1
nuraeinieni
aq mampir thor
2024-08-08
0
Raudatul zahra
yang jadi kalangga siapa thor??? kok yaa segeerr gitu muka nya/Chuckle//Chuckle/
2024-01-06
2