08

01:30 dini hari.

Motor besar berwarna hitam itu nampak berhenti di sebuah halaman luas bangunan dua lantai yang berada di pinggir jalan raya itu.

Kalangga mematikan mesin motornya. Pemuda tampan dua puluh satu tahun yang baru saja terlibat tawuran itu kemudian melepaskan helmnya kemudian berjalan menuju pintu utama bangunan itu yang nampak sudah tertutup oleh rolling door. Lampu lampu di dalam bangunan itu sepertinya juga sudah mati semua. Bangunan itu terlihat sangat gelap.

Kalangga terdiam. Rolling door sudah digembok. Pemuda dengan beberapa luka memar di wajah itu kemudian berjalan menuju pintu garasi yang berada di samping bangunan utama. Pintu itu juga tertutup rapat.

"Kampret!" Umpat Kalangga seorang diri. Alula benar benar serius dengan ucapannya. Ia mengunci semua pintu rumahnya. Ia tak mengizinkan Kalangga masuk ke dalam rumahnya lantaran suami kecilnya itu pulang telat.

Kalangga berdecak kesal. Ia kemudian kembali melangkahkan kakinya mendekati motornya yang masih terparkir di halaman luar bangunan itu.

Kalangga mendongak. Dilihatnya disana, lampu utama kamar Alula sudah nampak mati. Hanya ada lampu bercahaya remang remang yang menjadi lampu tidur wanita cantik dua puluh tiga tahun itu.

Kalangga berkacak pinggang menatap jendela kamar Alula.

"LULAAA...!!!" Teriak pemuda itu di tengah malam.

Tak ada sahutan.

"LULA, BUKAIN PINTUNYA!!!" Teriak Kala lagi.

"LULA, GUE MAU MASUK!!!"

Masih tak ada jawaban. Sepertinya Alula benar benar sudah tidur.

"LULA, GUE UDAH PULANG! GUE MAU MASUK!!" Teriak Kalangga lagi.

Sepi.

Tak ada sahutan sama sekali. Kalangga kembali berdecak kesal.

"Rese' banget sih tuh tante tante!" Umpat Kalangga kesal. Dasar tante tante. Nggak sopan banget jadi istri. Berani beraninya ngunciin suami sendiri di luar malam malam begini. Nggak takut kualat apa gimana sih tuh orang?!

Kalangga menghela nafas panjang. Jiwa penguasa jalanan dalam dirinya yang seolah sudah terbiasa dengan angin malam pun bekerja dengan sangat baik. Berteriak teriak di tengah malam sepertinya tidak akan menyelesaikan masalah. Laki laki itu kemudian menggerakkan tangannya. Mengambil sebungkus rokok dan sebuah korek api dari dalam saku jaketnya. Ia kemudian membakar batang bernikotin itu, lalu menikmatinya. Kalangga meraih ponsel di sakunya. Ia kemudian melangkah menuju teras toko. Ia mendudukkan tubuhnya di sana, bersandar di tiang dinding toko itu lalu mulai memainkan sebuah game yang berada di ponselnya sambil menikmati rokoknya. Sejenak ia seolah tak peduli dengan nasibnya yang terkunci di luar.

Waktu terus berjalan. Batang demi batang rokok terbakar hingga habis. Game terus Kala mainkan hingga matanya terasa lelah.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Pemuda itu menguap. Ia sudah mulai lelah. Ia ingin istirahat. Ia butuh kasur untuk merebahkan tubuhnya dan beristirahat malam ini.

Kalangga menyudahi permainannya. Ia kemudian memasukkan ponsel miliknya ke dalam saku celananya kemudian mematikan puntung rokoknya dan membuangnya asal. Berbaur dengan puluhan puntung rokok lainnya yang sudah habis ia hisap selama hampir satu setengah jam ia berada di teras toko itu.

Pemuda itu kembali bangkit. Ia berjalan mendekati motornya lagi lalu mendongak menatap ke arah jendela kamar Alula. Kondisinya masih sama. Lampu remang remang masih menjadi sumber cahaya satu satunya di ruangan itu.

Kalangga mengangkat satu sudut bibirnya.

"Mau main main lo ama gue? Belum tahu siapa gue nih perempuan!" Ucap Kalangga dengan seringai liciknya.

Pria itu kemudian mengaktifkan standar ganda motor besarnya. Ia lantas menyalakan mesin motor itu. Lalu....

Brrreeeeeemmmm.....breeeeemmmmm..... breeeeemmmmm.....

Kalangga menggeber geber motornya di tengah keheningan malam dengan membabi buta. Suaranya menggema. Bahkan seperti dua kali lipat lebih bising dari suara yang biasanya motor itu perdengarkan. Membuat harusnya tenang kini menjadi begitu berisik.

Alula yang sudah tertidur lelap dengan kacamata tidur di atas ranjangnya itu pun sontak terjingkat mendengar suara yang mengagetkan tersebut. Ia reflek membuka matanya di balik kacamata tidurnya. Wanita itu tersentak. Suara berisik itu begitu mengganggu. Alula dengan cepat bangkit dari posisi tidurnya. Ia terduduk di atas ranjang itu sembari menarik kacamata tidurnya dengan cepat.

Alula mendongak. Menatap ke arah jam dinding. Masih jam tiga pagi! Siapa orang gila yang pagi pagi buta menggeber motor tak tahu aturan begini. Dasar orang sinting! Umpatnya kesal.

Alula menyingkap selimut tebalnya. Wanita cantik dua puluh tiga tahun itu kemudian turun dari ranjangnya dan mendekati jendela kamar itu.

Alula melotot. Ia nampak menipiskan bibirnya. Dilihatnya di sana, di halaman luas rukonya, sang suami yang tidak mendapatkan pintu malam ini nampak menggeber geber motornya tanpa dosa. Alih alih menghentikan kegilaannya kala melihat Alula yang memperhatikannya dari balik jendela. Kalangga justru menggerakkan telapak tangannya ke kanan dan kiri dengan ringan seolah berkata 'hai' pada wanita yang baru dua hari ia nikahi itu.

Alula yang masih sangat mengantuk itu makin kesal. Ia menghentak hentakkan kakinya ke lantai. Dasar bocah setres. Bayi kurang kerjaan. Batinnya mengumpat.

Alula dengan cepat berbalik badan. Dengan begitu kesal, ia keluar dari kamarnya sembari menyambar sebuah bantal dari atas ranjangnya. Ia nampak menuruni anak tangga, kemudian membuka pintu yang menghubungkan bangunan utama rumah dua lantai itu dengan garasi. Ia kemudian membuka rolling door garasinya lalu keluar dan mendekati Kalangga yang masih asyik dengan geberan motornya.

Buuugghh....

"Anj...!"

Klekk...

Seeettt....

Buuugghh....

Alula melempar bantal di tangannya ke arah Kala. Ia mendekati motor, memutar kontak yang tertancap disana, mencabutnya, dan melemparkannya ke tanah saking kesalnya. Suara bising itupun berhenti saat itu juga. Kalangga mengumpat. Wanita dengan wajah yang masih mengantuk itu nampak berdiri kesal di hadapan Kalangga yang seolah tanpa dosa.

"Kamu tuh apa apaan, sih? Kamu nggak lihat ini jam berapa?! Berisik tahu nggak?!" Ucap Lula kesal.

"Siapa suruh lo ngunciin gue di luar!" Ucap Kalangga santai dan menyebalkan.

"Kalau kamu nggak mau dikunciin di luar, jangan pulang malam malam! Kamu tuh udah ganggu tidur saya tahu nggak! Kamu pikir ini rumah Bapak kamu apa?!" Ucap Alula makin kesal.

"Kan gue juga udah bilang, nggak usah kunci pintu! Biar gue bisa masuk tanpa perlu lo tungguin!" Ucap Kalangga.

"Jawab mulu ya kamu tuh kalau di kasih tahu! Kalau sampai rumah ini kemalingan, emang kamu mau tanggung jawab?!" Tanya Alula dengan mata melotot.

"Nggak akan ada yang sudi maling rumah lo! Kalau ada yang berani maling disini, gue bunuh tuh maling!" Ucap Kalangga tak mau kalah.

"Oh iya, sih. Jelas kamu ngomong kayak gitu. Kamu kan emang komplotan mereka!" Ucap Alula berani. Membuat Kalangga kini melotot mendengarnya.

"Eh, lu jangan sembarangan, ya! Maksud lo apa ngomong kayak gitu?! Lo mau nuduh gue maling?!"

"Loh? Emang bukan? Terus ngapain kamu malam malam masuk rumah orang tanpa izin? Apa namanya kayak gitu kalau bukan maling?! Haa???" Tanya Alula berani sembari berkacak pinggang.

Kalangga menipiskan bibirnya. Ia pikir istrinya ini adalah sosok wanita yang pendiam dan mudah ditindas. Ternyata tidak. Alula adalah gadis yang berani dan galak. Ia bahkan selalu kalah debat dengan wanita yang usianya dua tahun lebih tua darinya itu.

"Nggak bisa jawab, kan? Makanya nggak usah banyak tingkah! Sekarang masukin motor kamu dan kunci pintu yang rapat! Dan satu lagi, jangan berisik! Saya mau tidur!" Ucap Alula tegas yang kemudian berbalik badan dan bergegas pergi dari tempat itu.

Kalangga hanya bisa menipiskan bibirnya melihat punggung ramping sang istri yang bergerak menjauh dari pandangan matanya. Dua hari ia menikah dengan Alula. Dua kali juga ia kena semprot wanita yang lebih dewasa itu. Aseemm!

Terpopuler

Comments

Raudatul zahra

Raudatul zahra

komplotan maling roti/Joyful//Joyful//Joyful/

2024-01-06

3

Raudatul zahra

Raudatul zahra

Kalagendeng !!!!!

2024-01-06

1

Raudatul zahra

Raudatul zahra

bocah tengil !!!!! malam-malam teriak-teriak gangguin orang.. berisiiiiikkk!!!!!

2024-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!