Malam menjelang, saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Rolling door toko itu sudah tertutup. Aktivitas jual beli sudah berakhir. Maya dan Siti sudah kembali ke kediaman mereka masing masing. Alula nampak memasukkan buku catatan keuangan miliknya ke dalam laci meja. Hari sudah malam. Jam kerjanya sudah berakhir. Kini sudah tiba saatnya ia mengistirahatkan badan dan mengumpulkan kembali tenaganya untuk melanjutkan kerja besuk.
Alula meregangkan otot otot tubuhnya di atas kursi kasir. Wanita itu kemudian bangkit dari duduknya, lalu berjalan mendekati saklar yang tertempel di dinding untuk mematikan lampu lampu di lantai dasar rumah itu.
Alula menguap. Ia sudah ngantuk. Wanita itu kemudian kembali mengayunkan kakinya menaiki anak tangga menuju lantai dua. Namun baru beberapa langkah ia menaiki anak tangga itu, Alula menghentikan langkahnya. Dilihatnya disana, Kalangga nampak yang sudah rapi dengan jaket hitam bertuliskan Turbo Titans kebanggaannya. Helm full face hitam juga sudah berada di tangannya. Sepertinya pria itu akan pergi lagi setelah seharian berada di rumah.
Alula menghela nafas panjang. Wanita yang sudah mendapatkan izin dari sang ayah mertua untuk membimbing sekaligus merubah sifat buruk Kalangga itu kini nampak melipat kedua lengannya di depan dada sembari menatap galak kearah Kala.
Kalangga yang menyadari pose aneh sang istri itu pun lantas mengernyitkan dahinya.
"Ngapain lo berdiri disitu ngalangin jalan? Minggir! Gue mau lewat!" Ucap Kala tanpa dosa.
"Mau kemana jam segini?" Tanya Lula.
"Gue mau keluar ama temen temen gue! Udah, minggir!" Ucap pria itu.
"Mau pulang malam lagi? Mau pulang hampir subuh lagi?" Tanya Ucap Lula.
"Apasih? Gue ada janji ama teman teman gue! Nggak usah berisik, deh! Cukup nggak usah di kunci pintunya! Nggak usah ribet!" Ucap Kalangga lagi.
Alula nampak menyipitkan bibirnya. Ia maju beberapa langkah menaiki anak tangga, mendekati Kalangga yang kini nampak mengangkat dagunya menatap ke arah sang istri.
"Kamu lupa sama apa yang saya bilang kemarin? Ini rumah saya! Bisa nggak, kalau disini nggak usah bikin ulah?!" Tanya Alula kesal.
Kalangga memutar bola matanya.
"Emang semua cewek itu se-ribet lu, ya? Mau gue pergi, kek, mau gue di rumah, kek. Mau gue tidur, jungkir balik, itu urusan gue. Kalau lu nggak suka, ya udah, cerai aja! Gue juga nggak pernah kok minta lo sabar. Lagian gue juga nggak pernah punya niat buat nikahin lo kalau bukan karena terpaksa! Jadi lu nggak usah sok ngatur gue! Gue suami lu, lu yang nurut ama gue! Jadi nggak usah kebanyakan nuntut!" Ucap Kala tegas dengan suara sedikit tinggi.
"Minggir!!" Gertak pria itu lagi yang kemudian sedikit mendorong Alula dan berjalan melewati wanita itu dengan beraninya.
Alula memejamkan matanya. Ia memang harus banyak banyak bersabar menghadapi suami kecilnya itu. Untungnya bentakan bentakan seperti itu sudah sangat sering ia terima dari ayahnya sejak dulu. Coba kalau tidak, mungkin Alula sudah akan menangis mendengar ucapan kasar Kalangga.
Alula mengusap usap dadanya sendiri. Mencoba menenangkan hatinya agar tak terbawa emosi oleh ulah Kalangga yang tiap hari seolah tak berhenti menguji kesabarannya.
Sementara itu, di luar rumah. Kalangga sudah tancap gas meninggalkan tempat itu. Dengan kecepatan tinggi, pria tampan berusia dua puluh satu tahun itu melesat kencang menuju jalanan sepi yang disulap menjadi sirkuit balap tiap malamnya itu.
Tak butuh waktu lama, Kalangga sang raja jalanan pun tiba di sirkuit pribadi para pemuda liar itu. Sekumpulan anak muda nampak sudah memadati tempat itu. Beberapa motor dan mobil juga sudah berjajar disana. Sebagian milik anggota dua geng motor yang akan bertanding, serta sebagian lagi milik para penonton yang datang untuk menyaksikan aksi balapan malam ini.
Kalangga memarkirkan kendaraan nya di bawah sebuah pohon rindang di tepi jalan. Satu tempat dengan para anggota Turbo Titans lainnnya. Suami sah Alula itu kemudian melepaskan helmnya. Ia kemudian turun dari motor itu dan mendekati beberapa rekannya yang sudah berkumpul disana.
"Kal!" Panggil seorang teman di sana, Jack.
Kala berjalan mendekati teman-temannya. Tak lupa, ia melakukan tos kepada semua anggota Turbo Titans yang nampak duduk duduk di atas rerumputan mengelilingi beberapa botol dan gelas sloki yang sebagian nampak sudah kosong di sana.
Kalangga mendudukkan tubuhnya di sebuah batu yang berada di sana.
"Kal, lu nggak minum?" Tanya Max, kawannya, sambil mengangkat gelas slokinya.
Kalangga nampak menggelengkan kepalanya sambil mengeluarkan ponselnya. "Nggak! Kalian aja!" Ucap pria itu.
Ya, kehidupan jalanan yang menjadi rumah kedua Kalangga itu memang tak pernah jauh dari pergaulan bebas yang liar. Balapan, mabuk mabukan, perempuan, narkoba, hingga free s*x adalah hal yang lumrah terjadi di lingkup pergaulan Kalangga.
Sebagai anak jalanan, meskipun urakan, Kalangga masih bisa dibilang sebagai anak yang "tahu batasan". Miras tak begitu ia sukai. Ia hanya minum se-tenggak dua tenggak jika ia berminat. Dia bukan peminum hebat yang bisa menghabiskan berbotol botol miras hingga tepar dalam sekali konsumsi. Ia juga bukan tipe lelaki yang suka gonta ganti pasangan. Bahkan di usianya yang sudah menginjak usia dua puluh satu tahun, Kalangga hanya dua kali pacaran, itupun tidak pernah lama. Kalangga adalah pria yang sangat menyukai kebebasan. Ia suka hidup bebas dan bertindak sesuai kemauannya. Ia tidak suka dikekang. Ia tidak suka dilarang larang. Ia tidak suka dibatasi. Ia juga tidak suka wanita manja. Ia tidak suka wanita yang menye menye. Itulah sebabnya ia jarang pacaran dan berhubungan dengan wanita. Lantaran ia merasa semua wanita sama saja. Cengeng, manja, suka ngatur, nggak asik!
Kala malas punya hubungan dengan wanita. Ia lebih suka berkumpul dengan teman teman pria sebayanya. Balapan, nongkrong, tanpa perlu dibuat ribet dengan wanita yang selalu sibuk menanyakan kabar, minta diperhatikan, minta disayang. Cih. Malas sekali!
Kalangga menyalakan rokoknya. Ia nampak memainkan ponselnya sembari menunggu balapan di mulai. Sesekali ia nampak menghisap batang bernikotin miliknya sembari mengedarkan pandangannya ke segala arah. Hingga...
Fokus matanya tertuju pada sebuah mobil hitam mewah yang terparkir tak jauh dari tempatnya berada. Tepat di bawah pohon rindang yang nampak minim penerangan.
Kalangga menyipitkan matanya. Mobil itu terlihat bergoyang-goyang meskipun mesin dalam keadaan mati dan di dalam terlihat gelap. Sepertinya ada aktivitas yang tak perlu di jelaskan di dalam sana.
Max mendekati Kalangga.
"Whoee!" Ucapnya sambil menepuk pundak sang sahabat. Kala menoleh. Ia kembali menghisap rokoknya.
"Lihatin apa lo?" Tanya Max.
Kala menoleh ke arah mobil yang sejak tadi menjadi fokus pandangnya. Ia lantas mengangkat dagunya seolah menunjuk mobil itu.
Max berdecih.
"Dari tadi tuh kek begitu! Paling juga lagi ng*w*!" Ujar Max tanpa filter.
"Siapa?" Tanya Kala.
Max mengangkat dagunya. Ia kembali menenggak alkohol di tangannya.
"Lihat aja ntar. Paling juga bentar lagi keluar!" Ucap Max santai.
Kedua sahabat itu kembali melanjutkan aktifitas mereka. Kala kembali menikmati rokoknya, sedangkan Max kembali menenggak alkohol di tangannya.
Tak berselang lama, mobil yang sejak tadi bergoyang itu nampak terbuka pintunya. Seorang wanita berkulit putih dengan rambut sebahu serta pakaian mini dan tato di sekujur tubuhnya nampak keluar dari dalam kendaraan itu sembari merapikan pakaiannya. Sepertinya itu wanita bayaran. Kalau tidak salah, salah satu temannya juga pernah memakai jasa wanita itu.
Tak lama berselang, seorang pria juga nampak turun dari kendaraan itu sembari menaikkan kancing celananya yang melorot. Kala terdiam. Ia menyipitkan matanya menatap pria tampan berusia kurang lebih dua puluh lima tahunan yang baru saja keluar dari mobil itu.
Itukan kakak tiri Alula? Kala pernah melihat pria itu di acara pernikahannya beberapa waktu lalu. Dia adalah kakak tiri yang bahkan tersenyum puas saat Lula ditampar oleh ayah kandungnya sendiri. Laki laki itu juga begitu di sanjung sanjung saat akad nikah kemarin oleh ayah kandung Lula serta para warga. Katanya pria itu adalah pria yang cerdas, baik dan berbakti pada kedua orang tuanya. Ayah Lula juga kerap membanding bandingkan Lula dengan pria itu. Seolah Lula begitu buruk, tidak seperti laki laki yang kalau tidak salah bernama Damar itu yang dianggap begitu sempurna paripurna.
Kala mengangkat dagunya. Anak baik hati keluar malam malam dan menyewa wanita di pinggir jalan? Yakin, dia sebaik itu? Kok Kala sangsi dengan sifat baik Damar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raudatul zahra
dan tiba² muncul hasrat dalam diri Kalangga buat ngebongkar aib kk ipar tiri nya dan membela istri nya😙😙
2024-01-06
3
Raudatul zahra
Kalangga jangan kasar-kasar... nggak boleh gituuu
2024-01-06
1
Mr.VANO
hhhmmm, damar si bunglon.pintar beruba warna,papa lula aja yg bodoh.cari tahu kal,sangsi aku dia anak baik yg bisa menyewa jalang
2024-01-04
1