03:00 dini hari.
"Hooooaaaammm..."
Kalangga menguap. Matanya sudah mulai mengantuk. Selepas pulang ke rumah sampai saat ini ia belum juga tidur. Laki laki itu malah asyik memakan aneka macam camilan milik Alula yang sudah tersimpan di kulkas sambil menyaksikan film action favoritnya. Hingga kini saat jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi, barulah ia merasa mengantuk.
Kala memang biasa tidur larut malam bahkan hampir pagi. Ia tak pernah tidur sore. Kalangga selalu tidur diatas jam satu pagi. Lalu bangun di atas jam delapan sebelum berangkat bekerja dan kuliah.
"Hooooaaaammm!!" Pria itu menguap lagi. Ia kemudian menggeliat dalam posisi duduk. Meregangkan otot otot tubuhnya yang kini terasa kaku. Ah, sudahlah. Lebih baik sekarang ia tidur.
Kalangga kemudian meraih remote tv di atas meja itu. Dimatikannya kotak bergambar tersebut. Pemuda dua puluh satu tahun itu kemudian bangkit dari posisi duduknya dan pergi meninggalkan tempat tersebut dalam kondisi berantakan. Sampah bekas bungkus makanan serta gelas kosong bekas kopi pun pun berserakan dimana-mana.
Kala berjalan menuju satu satunya kamar tidur yang berada di dalam bangunan itu. Itu adalah kamar Alula yang sekarang juga menjadi kamarnya. Dulu, ada dua kamar tidur di dalam bangunan itu. Namun sekarang salah satu kamar itu sudah dialih fungsikan menjadi gudang karena jarang digunakan.
Ceklek....
Pintu kamar terbuka. Kalangga masuk ke dalam kamar yang lampu utamanya nampak mati itu. Hanya ada lampu LED berwarna merah muda membentang melingkari sepanjang dinding kamar yang menjadi penerang sekaligus dekorasi ruangan itu.
Kala mengamati penampilan kamar itu.
"Keren juga!" Ucap Kala sedikit memuji dekorasi kamar hasil buatan tangan Alula.
Kala mendekati ranjang 180x200cm itu. Dilihatnya disana, Alula nampak meringkuk di bawah selimut dengan mata tertutup kacamata tidur. Seluruh tubuhnya tak terlihat. Wanita itu mirip seperti kepompong raksasa di atas ranjang empuk.
Kala tak peduli. Persetan dimana ia tidur dan siapa teman tidurnya. Yang penting merem, pules, bangun dalam keadaan rileks.
Kala melepas kaos hitam beserta kalung dan aksesoris yang melekat di tubuhnya. Ia kemudian naik ke atas ranjang. Pemuda itu masuk ke dalam selimut tebal itu dan bergegas tidur dalam posisi membelakangi istrinya.
04:30
Kriiiinggg....
Alarm di atas meja berbunyi. Suaranya cukup bising memekakkan telinga Alula yang masih asyik dalam buaian mimpi mimpi indahnya.
Tangan itu tergerak. Meraih jam weker miliknya lalu mematikan bunyi nyaring yang mengusik tidurnya itu.
"Eeemmmggghhhh.....!"
Wanita itu menggeliat di balik selimut tebalnya. Tubuhnya terasa kaku. Matanya masih berat untuk terbuka. Tidurnya sangat kurang akibat ia tidur terlalu malam.
Wanita itu mengubah posisi tidurnya menghadap ke samping, sedangkan kacamata tidur berwarna biru dengan motif awan itu masih melekat nyaman menutupi matanya.
Alula diam. Samar samar senyuman tipis terbentuk dari bibirnya menikmati kenyamanan kasur empuknya. Rasanya enggan sekali wanita itu itu meninggalkan tempat senyaman itu.
Alula makin memejamkan matanya. Hingga tiba tiba....
Deegghh....
Wanita itu terdiam. Hembusan angin lembut perlahan terasa menerpa wajahnya. Wanita itu nampak mengernyitkan dahinya di balik kacamata tidur yang menutupi matanya.
"Angin apa nih? Apa jendelaku lupa aku tutup semalam?" Batin Alula.
Wanita itu masih asyik dengan posisinya. Ia menggerakkan kepalanya, sedikit maju seolah mencari posisi yang nyaman untuk melanjutkan tidurnya. Ia tidak tahu, bahwa jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Ini sudah sangat siang. Padahal biasanya ia bangun selalu jam empat pagi.
Alula meringsutkan tubuhnya makin maju dengan mata yang masih tertutup. Wanita itu kemudian diam lagi. Hembusan angin lembut itu terasa semakin dekat. Samar samar ia bahkan dapat mendengarkan suara lirih seperti....dengkuran?
Deegghh...
Siapa yang mendengkur? Batinnya. Wanita itu buru buru membuka matanya. Dengan cepat ia menggerakkan tangannya membuka kacamata tidur bermotif awan yang sejak tadi menutupi wajahnya itu. Dan.....
"Aaaaakkkkkkhhhhh......!!!!!!"
Buuggghhh!
"Aaaaawwww!!"
"Haaaaaaahhhh....!!"
Alula memekik histeris. Dilihatnya disana wajah tampan Kalangga terpampang nyata tepat di hadapannya dalam kondisi mata tertutup. Hal itupun sontak membuat Alula terkejut dan reflek menjerit hingga mendorong tubuh pria yang usianya dua tahun lebih muda darinya itu kuat kuat. Kalangga yang masih asyik dalam buaian mimpi mimpi indahnya itupun dibuat terkejut oleh ulah Alula. Pria itu jatuh terguling ke lantai. Membuatnya pun kini terbangun dan mengumpat hebat karena ulah istri dadakannya itu.
"Anjir lu ya! Lu ngapain pagi pagi teriak teriak! Kesurupan jin keliling lu?!" Tanya Kalangga dengan kesalnya.
"Kamu ngapain disini?!" Tanya Alula keras sambil meremas kaos di bagian dadanya.
"Menurut lo?!" Tanya Kala tak kalah ngegas.
"Kamu nggak boleh tidur disini! Ini kamar saya!" Teriak Lula.
"Eh, kodok betina! Gue suami lo! Emang lo punya kamar lain selain disini? Gue juga butuh tidur!" Ucap Kalangga.
"Ya tapi nggak disini!"
"Terus dimana?!"
"Ya dimana, kek! Di sofa!"
"Nggak sudi banget gue! Lu pikir gue pengungsi? Gue suami lo! Kamar lu kamar gue juga! Jangan durhaka lo!" Ucap Kala dengan suara lantang.
Alula menipiskan bibirnya. Ia menatap kesal kearah pemuda itu kemudian menggerakkan tangannya, menarik kerah piyamanya dan melongok ke arah dadanya. Seolah memastikan kain pembungkus dadanya itu masih aman.
"Nggak usah kepedean lu! Gue ogah nyentuh tante tante kek lo!" Ucap Kalangga sambil kembali naik ke atas ranjang tanpa memperdulikan istrinya.
Alula menipiskan bibirnya. Ia nampak kesal melihat ulah sang suami pagi ini. Perasaan dari semalam ada saja ulahnya yang membuat Lula naik darah.
"Dasar bocah!" Umpat Alula sembari menyibak selimutnya dan turun dari ranjangnya dengan kesal.
"Elu tante tante!" Jawab Kala yang kini kembali bersembunyi di balik selimut tebalnya.
Alula meraih jedai di atas meja rias. Ia nampak menjepit rambut panjangnya seraya keluar dari kamarnya. Namun tiba-tiba...
"Astaghfirullah haladzim....rumah gue...!!!!" Ucapnya kala melihat ruang televisinya porak poranda bak kapal pecah. Bungkus makanan dimana mana. Gelas kotor, bahkan jaket, helm, serta sepatu berserakan dimana. Alula yang sangat mencintai kerapihan dan kebersihan itu dibuat naik darah pagi ini. Ia benci rumahnya berantakan seperti ini. Wanita itu kemudian mulai 'mengeluarkan tanduknya'. Ia bersungut. Dadanya naik turun. Lalu......
"KALAAAAAAAAAAAAA.....!!!!!!!!!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raudatul zahra
seneng dehh kalau Lula bisa mengekspresikan diri nya dengan bebas kayak kalimat paling bawah itu🤣🤣🤣
2024-01-06
2
Mr.VANO
enak benar moncong kala bilang lula tante2,,dasar moncong lele.dari pada lu,pengunngsi Rohingya .🤭🤣
2024-01-03
1
Nuryanti 94
harus bnyk bersabar.
2023-12-28
1