01:30
Seperti biasa, motor besar itu nampak memasuki area halaman luas bangunan dua lantai milik Alula. Setelah puas nongkrong dan balapan bersama teman temannya, Kalangga kini kembali ke rumahnya untuk beristirahat.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua pagi. Seperti biasa, rumah dua lantai itu nampak sudah gelap. Semua pintu sudah tertutup. Sepertinya ia akan terkunci lagi di luar rumah seperti yang sebelum sebelumnya.
Kalangga mematikan mesin motornya saat sudah sampai di depan pintu garasi. Ia melepaskan helmnya, lalu turun dari kendaraan roda dua itu. Kala mendekati rolling door. Dilihatnya disana, pintu sudah tertutup rapat. Tidak bisa dibuka. Lagi lagi Alula mengabaikan perintahnya. Wanita itu benar benar keras kepala. Terhitung hampir satu minggu mereka menikah, masalah utama yang ia hadapi tidak pernah berubah. Hanya sekedar terkunci di luar rumah tiap malam. Dasar wanita bebal! Batinnya.
Kalangga mundur. Ia mendongak menatap jendela kamar Alula yang berada di lantai dua. Lampu utama mati. Hanya ada cahaya dari lampu LED remang remang yang menjadi sumber penerangan kamar itu.
"Nggak kapok kapok lu cari masalah ama gue! " ucap Kalangga. "Lihat aja! Gue bikin jantungan lagi lu!"
Kalangga kemudian kembali mendekati motornya. Ia yang sudah lelah dan mengantuk ingin cepat istirahat itu kemudian menyalakan mesin kendaraan roda dua itu dan mulai menggeber geber mesinnya dengan ugal ugalan. Hal yang sama seperti yang ia lakukan kemarin malam.
Kalangga mendongak ke arah kamar Alula. Seolah tengah menunggu wanita cantik itu muncul dan menampakkan dirinya di balik jendela kamar. Kalangga terus menggeber geber mesin motor itu namun Alula tak kunjung muncul juga.
Kalangga menghentikan aksinya.
"Ck! Kemana sih nih orang?! Mati apa pingsan dia?!" Umpatnya.
"LULA!!!"
Breeemmmm.... breeemmmm.... breeemmmm....
"LULAAA...!!!!"
Breeemmmm.... breeemmmm.... breeemmmm....
"LULA, BUKA PINTUNYA!!!"
Breeemmmm.... breeemmmm....
"LULA...!!!"
Kalangga terus berteriak teriak sembari menggeber-geber motor besarnya. Namun Alula tak kunjung muncul dari balik jendelanya.
Kalangga kesal sendiri. Budek apa gimana sih ini orang? Kok nggak keluar kamar udah di geber geber begini.
Kalangga capek sendiri. Ia kemudian mematikan mesin motornya. Laki laki itu nampak mondar-mandir di sana sambil berkacak pinggang.
Masa iya ia akan tidur di luar rumah malam ini. Udah kek gembel aja! Batinnya.
Kalangga nampak celingukan. Seolah mencari cari sesuatu yang mungkin bisa membantunya masuk ke dalam rumah itu.
Hingga tiba tiba fokus matanya tertuju pada sebuah tangga yang tergeletak di pagar samping rumah. Kalangga pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan cepat ia pun mendekati tangga itu. Diangkatnya tangga itu dan diposisikan tepat di bawah balkon kamar Alula yang berada di lantai dua. Kalangga memanjat tangga tersebut. Ia menaiki satu demi satu anak tangga agar bisa sampai di lantai dua.
Tak lama, ia pun berhasil sampai di balkon kamar Lula. Ia membuang nafas kasar dari mulutnya. Dengan cepat Kala pun membuka pintu menuju kamar yang untungnya tidak dikunci tersebut.
Ceklek...
Pintu terbuka. Kala kemudian menutup pintunya dengan gerakan yang kurang ramah. Pria itu kemudian mendekati Alula yang nampak tertidur lelap dengan kacamata tidur menutupi matanya.
Kalangga membuang nafas kasar. Pantas saja Alula tak menggubris saat ia berteriak-teriak memanggilnya. Rupanya lubang telinga wanita itu tertutup headset. Membuat wanita itupun seolah mendadak tuli malam ini.
"Nih perempuan pasti sengaja nih begini. Biar dia nggak denger pas gue pulang!" Gerutu Kalangga. "Emang kampret nih tante tante!" Tambahnya.
Kalangga nampak berkacak pinggang di samping ranjang sembari menatap sang istri yang terlelap. Sebuah keinginan balas dendam seolah meronta ronta dalam dirinya. Ia tak terima dikerjai begini. Ia harus membalas perbuatan Lula.
Sebuah senyuman nakal pun terbentuk dari bibir Kalangga. Seolah menandakan ada satu ide usil yang kini bersarang di otaknya.
"Gue kerjain lu!" Ucapnya dengan sebuah senyuman licik di bibirnya.
Kalangga kemudian menggerakkan tangannya. Ia melepaskan jaketnya sembari memainkan lidahnya menyapu area dalam mulutnya. Ia kemudian melempar jaket itu asal. Ia juga melepaskan kaos serta celananya. Membuatnya kini nampak setengah telanjaang dengan hanya menyisakan bokser hitam yang menutupi tubuh bagian bawahnya.
Kalangga naik ke atas ranjang. Ia duduk di samping Alula yang terlelap dalam posisi terlentang. Tangan kekar bertato itu kemudian meraih satu demi sati kancing piyama daster Alula. Kebetulan sekali kali ini Lula menggunakan piyama daster full kancing dari atas sampai bawah. Kala membuka seluruh kancing piyama itu dengan hati hati. Membuat kain itu kini terbuka lebar hingga menampakkan tubuh molek berhias pakaian dalam berwarna hitam itu. Sesekali Kala nampak berdesis saat Alula menggeliat pertanda merasa terusik. Seolah ingin mengantar Alula untuk kembali menyelami dunia mimpinya yang dalam.
Kala tersenyum smirk. Ia menggerakkan lidahnya menyapu area bibirnya. Alula sudah setengah telanjaang. Sesekali ia mengangkat dagunya melihat tubuh molek yang juga ia saksikan tanpa sengaja kemarin. Kini bahkan terlihat lebih jelas tepat di depan matanya.
Kala terdiam. Diam diam ia memperhatikan lekuk tubuh indah itu. Ingatannya kemudian melayang layang, teringat siluet indah tubuh ramping yang sempat ia lihat kemarin. Tak bisa dipungkiri, Alula memiliki postur badan yang sangat ideal. Tinggi, putih, ramping, perut rata, pinggang kecil, ukuran dada yang pas, tak terlalu besar juga tak terlalu kecil. Kulitnya juga putih mulus tanpa noda ataupun luka Membuat sesuatu milik Kalangga sebagai pria normal pun nampak sedikit menegang dibuatnya.
Kalangga menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia kan mau mengerjai Lula. Kenapa malah jadi mikir aneh aneh begini.
Aakkhh...tidak boleh! Ia harus segera tidur di samping wanita itu sambil memeluknya. Agar nanti saat Lula bangun ia akan histeris dan syok. Kemudian ia akan berakting seolah terjadi sesuatu diantara mereka malam ini. Ah.. pasti lucu! Batin Kalangga.
Kala pun dengan cepat memposisikan tubuhnya di samping Alula. Dengan kondisi tubuh yang sama sama setengah telanjaang, pria itu nampak memeluk pinggang ramping sang istri di bawah selimut tebalnya. Ia menggerakkan kepalanya sedikit mendekat ke arah pundak Alula yang masih begitu nyaman dalam buaian mimpi mimpi indahnya.
Deegghh...
Kala terdiam. Ia diam diam menghirup aroma tubuh itu dalam dalam. Wangi sekali wanita ini. Bahkan dalam kondisi tidur pun ia masih wangi.
Tanpa sadar seutas senyum terbentuk dari bibirnya. Ia mengeratkan pelukan itu. Sedikit mendusel disana seolah tengah mencari tempat yang nyaman dan hangat. Ia pun lantas memejamkan matanya dan mulai tidur tepat saat jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Raudatul zahra
hati-hati,, senjata makan tuan nanti Kal..
2024-01-06
3
Nuryanti 94
gak sbar nunggu pagi, gimna reaksi nya alula, kala nakal bgt yach,
2024-01-04
1
Mr.VANO
tukan,mengirup aroma tubuh tante,mulai deh,ada reaksi si otong.
awal bucin nih.🙊🙈
2024-01-04
1