06

"Hooaaaammmm....!"

Alula turun dari lantai dua rumahnya sambil menguap menahan kantuk. Meskipun penampilannya sudah terlihat lebih segar setelah mandi, namun rupanya hal itu tidak bisa membuatnya menyembunyikan rasa kantuk yang kini menderanya.

"Pagi Maya, Siti!" Sapa Alula pada kedua sahabat sekaligus karyawannya yang kini nampak membersihkan ruangan minimarket itu sebelum dibuka.

"Pagi, Mbak Lula!" Jawab dua wanita sepantaran itu.

"Hooooaaaaammmm!" Alula menguap lagi. Membuat Maya dan Siti pun menoleh ke arah sang atasan yang terlihat lebih lesu dari biasanya.

"Mbak Lula kenapa?" Tanya Maya.

"Ngantuk, May. Semalem aku tidur udah hampir pagi," ucap wanita itu sambil menarik kursi meja kasir. Ia mendudukkan tubuhnya di sana lalu menjatuhkan kepalanya di meja kasir tersebut.

Siti dan Maya diam sejenak. Keduanya nampak saling pandang. Lalu....

Siti dan Maya mengulum senyum jahil.

"Sayur katuk ikan tongkol....." Ucap Siti berpantun.

"Cakep!" Sahut Maya.

"Mbak Lula ngantuk abis mainin k......hmmmmmmmggg.......!!!"

Maya reflek membekap mulut rusak milik Siti. Membuat wanita dengan tubuh sedikit lebih berisi itu menghentikan ucapannya yang mungkin akan sedikit vulgar.

"Kamu pikir aku ngapain, Siti? Aku nggak ngapa-ngapain!" Ucap Alula sambil menggerakkan tangannya meraih kemoceng disana dan menggerakkannya ke kanan dan ke kiri guna menyapu debu yang berada di atas meja.

"Tahu nggak kalian, dia tuh semalam pulang jam satu malam. Aku harus nungguin dia sampai pulang baru aku bisa tidur! Bayangin! Gimana aku nggak ngantuk sekarang?" Ucap Alula.

"Oooohhh.... nungguin pulang, toh? Kiraaaiiinnn...." Ucap Siti yang kemudian ditoyor oleh Maya. Kedua pekerja Alula pun lantas cekikikan sendiri. Sedangkan Alula kini nampak menggelengkan kepalanya mendengar tawa kedua sahabat sekaligus karyawannya itu.

"Jangan mikir aneh aneh kalian! Jangankan buat begituan, ngobrol ama dia aja aku males. Tiap ketemu bawaannya pengen debat aja! Males banget!" Ucap Alula.

Maya terkekeh. "Sabar, Mbak. Namanya juga nikah ama brondong. Hahaha...."

Siti dan Maya pun tertawa. Sedangkan Alula hanya bisa menghela nafas panjang meratapi nasibnya yang harus menikah dengan berondong gila seperti Kalangga.

 

Sementara itu, beberapa jam kemudian di kamar utama bangunan dua lantai tersebut. Kala menggeliat di atas ranjang empuk itu. Perlahan ia membuka matanya yang masih lengket. Tangan itu tergerak, meraih ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja. Dilihatnya disana, jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Sudah cukup siang untuk memulai aktivitas nya hari ini.

Hari ini Kala ada kuliah di jam sebelas siang sebelum berangkat bekerja ke studio tato jam satu nanti. Ini masih cukup pagi. Masih ada waktu untuknya membersihkan diri, sarapan, dan ngopi.

Hooooaaaammm....!

Kalangga menguap lagi. Laki laki itu kemudian menggeliat sebelum bangun dari tidurnya.

Kala menyingkap selimut tebal itu. Dengan muka bantal dan hanya bertelanjang dada, pria itu turun dari ranjangnya dan bergegas pergi meninggalkan ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri

Sekitar lima belas menit berselang, Kalangga selesai dengan aktivitas membersihkan dirinya. Badannya masih basah. Bulir bulir air mandi masih terlihat menempel dibeberapa bagian tubuh atletis bertato itu. Dengan hanya mengenakan sebuah handuk putih yang melilit tubuhnya, pemuda berparas tampan kebarat-baratan itu keluar dari kamar mandinya dan berjalan menuju lemari besar disana. Kemarin, ia sudah menata baju bajunya sendiri di dalam lemari itu. Ia bahkan menyingkirkan beberapa baju milik Alula yang berada di dalamnya. Nggak muat. Pakaian Alula terlalu banyak menurutnya.

Klek....

Pintu lemari terbuka. Kala nampak mengernyitkan dahinya. Dilihatnya di dalam lemari itu, baju baju Alula sudah kembali ke tempatnya semula. Sedangkan pakaian pakaian miliknya sudah tidak berada di sana.

"Mana baju baju gue?!" Ucap Kalangga seorang diri. Tangannya bergerak mengobrak abrik isi lemari, namun tetap saja tidak ditemukan pakaian pakaian miliknya yang ia letakkan di dalam lemari itu kemarin.

Kala celingukan. Laki laki itu kemudian mengedarkan pandangannya menyapu seluruh penjuru ruangan itu, mencari keberadaan pakaiannya namun tidak ketemu.

Kala berdecak kesal.

"Kemana sih? Nih pasti kerjaan tuh perempuan! Ngeselin banget!" Ucap Kalangga sembari berkacak pinggang.

Kalangga kemudian menutup pintu lemari iti dengan cukup kasar. Dengan hanya mengenakan handuk yang terlilit di bawah pusar dan menampilkan dada bidang berhias tato di lengan dan dadanya, pemuda dua puluh satu tahun itu lantas keluar dari kamar tersebut dan berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah untuk mencari keberadaan istrinya.

"Lula!!" Ucap laki laki itu dengan lantang tanpa peduli sekitarnya. Sedangkan di toko itu sendiri kini nampak ramai pengunjung. Sontak saja, kedatangan pria tampan bertelanjang dada itu menyita perhatian banyak orang di sana. Tak terkecuali, Siti dan Maya.

"Astaghfirullah haladzim!" Ucap Maya si religius yang reflek memalingkan wajahnya.

"Wow! Laba laba!" Sahut Siti si mulut rusak kala melihat tato laba laba di tengah tengah dada bidang Kalangga. Matanya nampak melotot. Menikmati pemandangan indah tubuh kekar atletis berkulit putih berhias tato di dada hingga salah satu lengannya.

"Sitiiiii....!!!" ucap Maya seraya menarik sang sahabat dan menutup matanya menggunakan telapak tangan. Seolah melarang sahabatnya itu untuk terlalu lama melihat pesona suami bos nya itu.

Para pengunjung toko yang kebanyakan ibu ibu dan remaja putri itu pun seolah ikut terpana. Semua mata tertuju pada suami kecil Alula.

"Lula, baju baju gue lo taruh mana?!" Tanya Kalangga tanpa dosa.

Ia seolah tak peduli meskipun kini tengah menjadi objek pandang beberapa pengunjung disana. Ya, Kala menang se-cuek itu.

Alula menipiskan bibirnya. Ia yang menyadari kedatangan sang suami dan respon orang orang disana pun bergegas bangkit dari kursi kasir. Ia kemudian berjalan mendekati sang suami dan meraih lengan Kalangga.

"Ngapain sih kamu?!" Tanya Lula pelan dengan gigi mengetat. Ia kemudian menarik lengan kekar itu dan membawanya naik ke lantai dua. Kala pun hanya bisa menurut sambil menggerutu. Alula membawa suaminya naik ke lantai menuju ruang tamu mereka.

Kala menghempaskan tangan Alula.

"Apaan sih lu, tarik tarik orang seenaknya aja!!" Ucap Kalangga protes.

Alula nampak menipiskan bibirnya. Ia menatap jengkel ke arah suami kecilnya itu.

"Bisa nggak, kalau mau keluar tuh pakai baju dulu? Kamu nggak lihat, apa, dari tadi kamu tuh dilihatin sama orang-orang gara gara nggak pakai baju! Nggak tahu malu!" ucap Alula.

"Ya gimana gue mau pake baju. Baju gue aja nggak tahu dimana! Lu taruh mana baju baju gue?! Kenapa ilang semua dari lemari?" Tanya Kalangga.

"Makanya jangan di taruh di lemari, baju baju saya nggak kebagian tempat!" Ucap Lula.

"Baju lo kebanyakan! Udah kek bagus bagus aja! Murahan semua juga!" Ucap Kala tak mau kalah. "Udah, mana baju gue?!"

"Tuh, baju baju kamu!" Ucap Alula sembari menunjuk ke arah tumpukan baju yang berada di dalam sebuah keranjang pakaian di pojokan lemari.

"Lu ngapain taruh baju baju gue disitu? Itu baju baju gue mahal, c*k!" Ucap Kalangga kesal.

"Bukannya kemarin kamu yang ngacak acak lemari saya duluan? Baju baju saya kamu keluarin dari lemari! Udah saya setrika rapi rapi kamu acak acak lagi. Lain kali kalau mau mindahin barang orang ngomong dulu!" Ucap Lula.

"Bac*t lu!" Ucap Kalangga kesal. Ia nampak mengobrak abrik pakaian itu tanpa menoleh ke arah Alula.

Alula diam sejenak. Ia kemudian menghela nafas panjang.

"Di gudang ada lemari nggak kepakai. Kalau kamu butuh lemari, keluarin tuh dari gudang. Masukin ke kamar. Biar bisa kamu pakai buat nyimpen baju baju kamu. Saya nggak kuat kalau ngangkat lemari itu sendiri!" Ucap Alula.

Kala tak menjawab. Ia mulai mengenakan kaosnya tanpa memperdulikan Alula. Laki laki itu bahkan kini nampak melepaskan lilitan handuknya. Membuat Alula melotot kemudian reflek berbalik badan.

"Bisa nggak, kalau ganti baju itu di dalam jangan di ruang tamu?!!" Tanya Alula kesal. Kalangga yang baru saja selesai mengenakan celana dal*mnya itupun menoleh ke arah Alula yang nampak berdiri membelakanginya.

"Ya lu aja yang pergi, ngapain masih disini?!" Ucap Kalangga cuek.

Lula menipiskan bibirnya. Sepertinya mulai hari ini ia harus lebih bersabar lagi. Ia sudah menjadi istri Kalangga. Sesosok pria kecil yang songong dan tengilnya bukan main. Susah di kasih tahu. Cueknya kebangetan. Dan sepertinya sangat jauh dari sikap dewasa.

Astaga....

Sabar, Lula. Ini ujian. Biar bagaimanapun, Kalangga tetaplah suamimu.

Alula menghela nafas panjang.

"Kalau mau makan, makanan udah saya siapkan di atas meja. Setelah makan langsung cuci piringnya. Saya nggak suka ada cucian piring yang numpuk di wastafel!" Ucap wanita itu yang kemudian menggerakkan kakinya berniat untuk kembali ke lantai dasar.

Namun baru selangkah ia mengayunkan kakinya, tiba-tiba ia berhenti.

"Dan satu lagi. Saya nggak suka kalau kamu pulang larut malam. Itu akan mengganggu istirahat saya. Kalau kamu masih mau tidur di dalam rumah ini, maksimal kamu harus sudah ada di rumah ini jam sebelas malam. Kalau kamu pulang lewat dari jam itu, maaf, saya akan kunci semua pintu masuk ke dalam rumah saya. Dan kamu, silahkan tidur di luar!" Ucap Alula tegas yang kemudian bergegas pergi dari tempat itu.

Kalangga berdecih menatap punggung ramping itu.

"Bac*t lu, anj*nk!" Umpatnya.

Terpopuler

Comments

Raudatul zahra

Raudatul zahra

Kala nggak boleh kasaar... cuek boleh, nyebelin boleh,,tapi nggak boleh kasar...

2024-01-06

3

Raudatul zahra

Raudatul zahra

wkwkwkwkwk kayak baju bayi.. biasanya ditempatin dalam keranjang kan..

2024-01-06

1

Raudatul zahra

Raudatul zahra

🤣🤣🤣🤣🤣

2024-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!