Aku Menjadi Figuran Antagonis
...-<{ SELAMAT MEMBACA }>-...
"Catalina Hermione Wezen, atas tindak kejahatanmu sesuai dengan penyelidikan Dewan Cajsa yaitu perencanaan pembunuhan terhadap putri mahkota Kerajaan Naveer. Maka ku nyatakan hukuman penggal!"
Catalina yang dijatuhi hukuman penggal terlihat menyeringai dan tidak takut sama sekali. Kepalanya masih setia mendongak angkuh kepada dua orang yang kini menjadi orang paling dibencinya.
"Meskipun aku mati, aku bersumpah kalian berdua tidak akan hidup bahagia! AKU BERSUMPAH!"
SRASS
Kepala Catalina terlepas dari tubuhnya seiring dengan isak tangis Duke Frederick Wezen dan Duchess Miranda Wezen atas kematian putrinya yang kedua kali.
Kematian Catalina yang merupakan putri dari Duke Frederick menjadi awal kehancuran keluarga Wezen. Duke Frederick diturunkan dari gelar bangsawannya menjadi rakyat biasa.
Selang beberapa bulan kemudian setelah peristiwa Catalina dihukum mati, Pangeran Gavriel mengumumkan kehamilan Putri Isabelle kepada seluruh rakyat Naveera.
Tamat.
"Haha! Akhirnya metong juga si Mak Lampir."
Arianna menutup buku komik usang yang dia peroleh dari pemberian seorang ibu-ibu pemulung. Sebenarnya ada beberapa keanehan dari buku komik berjudul Until I Found You ini.
Sebelum benar-benar membacanya, Arianna mencari-cari siapa nama komikus yang membuat buku komik ini lalu siapa penerbitnya, tetapi tidak ada sama sekali.
Saat pertama kali membuka buku komik ini, tidak ada kata sambutan apapun. Melainkan sebuah tulisan yang tidak dia mengerti artinya. Setelah buku komik itu tamat pun di bagian belakang terdapat tulisan yang sama.
"Difâsæ māgantyåra àlucardanä Arianna Serafine Wezen."
Beberapa kali Arianna menyebutkan tulisan aneh itu yang sama sekali tidak paham apa artinya. Yang Arianna paham hanyalah nama Arianna Serafine Wezen yang merupakan figuran antagonis dan saudara kembar Catalina yang mati lebih dulu.
Karena terlarut dalam cerita Until I Found You, Arianna sampai lupa waktu. Dia melirik ke arah jarum jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Udah malem aja, perasaan tadi masih jam tiga sore deh." Selama itulah Arianna berada di dalam kamarnya untuk membaca buku komik sampai tamat.
Arianna menutup buku komik itu lalu dia simpan di atas nakas. Dia lantas merebahkan tubuhnya yang terasa lelah, akan tetapi pikirannya masih tertuju pada buku komik Until I Found You.
"Sebenernya kejahatan Catalina bermula karena ulah Gavriel." gumam Arianna.
Cerita komik itu berpusat pada Gavriel dan Isabelle. Gavriel Aster Del Naveer merupakan Pangeran Putra Mahkota Kerajaan Naveer yang memiliki kelainan. Meskipun terluka separah apapun, Gavriel tidak akan merasakan rasa sakit. Karena alasan itulah Raja Naveer mengirim Gavriel ke medan perang untuk melawan Kerajaan Helio.
Gavriel yang berhasil membawa kemenangan pun kembali bersama Putri Isabelle sebagai jaminan yang diberikan oleh Kerajaan Helio. Seiring berjalannya waktu, Putri Isabelle dan Gavriel saling jatuh cinta. Gavriel semakin mencintai Isabelle saat tahu kalau wanita yang dia cintai itu hidup menderita di Kerajaannya sendiri.
Kemudian Catalina yang tadinya merupakan calon tunangan Gavriel, terpaksa harus dibatalkan atas perintah Raja Naveer yang mengabulkan permintaan Gavriel.
"Kalau dipikir-pikir kasian juga si Catalina."
Arianna menguap karena rasa kantuk mulai menyergapnya. Tidak terasa bahwa dia mulai terbawa ke alam mimpi.
"Arianna!" panggil seseorang dari luar kamar.
ceklek
"ARIANNA!!"
Arianna terperanjat bangun karena panggilan yang menggelegar itu. Dia mendapati sang ayah yang tengah menatapnya nyalang.
"Kenapa, Yah?" tanya Arianna.
Ayahnya justru menjambak rambut Arianna, "KAMU MASIH NANYA KENAPA? KAMU NGAPAIN AJA DARI TADI? KENAPA NGGAK ADA MAKANAN?"
"Akh~ sa-sakit, Yah!"
Karena terlalu antusias dengan komik pemberian ibu-ibu pemulung itu, Arianna jadi lupa untuk memasak untuk ayahnya.
BRUGH
Suara tubuh Arianna yang terjatuh ke lantai terdengar cukup keras, ditambah dengan tangan Arianna yang terantuk nakas membuat Arianna memekik kuat.
"KAMU SAMA IBUMU ITU MIRIP SEKALI! BISANYA CUMA NYUSAHIN!"
Arianna yang sudah tidak tahan lagi pun mendongak, "NGGAK USAH BAWA-BAWA NAMA BUNDA!"
Plak
"BERANI NGELAWAN YA KAMU!" Ayah Arianna kembali menampar pipinya hingga membuat bibirnya sobek dan berdarah.
Kondisi seperti sekarang sudah sering dialami Arianna semenjak usia sepuluh tahun dimana ibunya pergi meninggalkan rumah, Arianna menjadi sasaran pelampiasan amarah sang ayah.
Meskipun Arianna sudah bekerja keras agar tidak menyusahkan sang ayah, dia tetap mendapat kekerasan yang benar-benar membuat mentalnya terluka.
"Aku ... selalu nurutin perintah yang ayah mau, tapi kenapa ayah selalu jahat?" ucap Arianna seraya terisak-isak.
Di mata ayahnya, Arianna tidak lebih hanya seonggok beban yang ingin sekali dia singkirkan.
"BANYAK OMONG KAMU!"
Plak
Dugh
Lagi-lagi Arianna mendapat tamparan yang keras hingga kepalanya yang tertoleh akhirnya terantuk nakas dan terluka parah.
Pandangan Arianna mulai berkunang-kunang, kepalanya terasa amat sangat pusing dan kesadarannya perlahan hilang.
"Bunda ... Aku ingin ketemu bunda ..." batin Arianna sebelum kesadarannya hilang.
...🖤✨🖤...
Di sebuah kamar yang bernuansa mewah dan sedikit temaram karena lilin-lilin yang menyala hanya beberapa saja. Di kamar itu terdapat seorang gadis bersurai purple - black tengah berkaca.
"Siapa gadis itu?" Arianna terkejut karena bayangan gadis itu mengikuti cara bicaranya.
Lalu tiba-tiba saja jendela kamar yang semula tertutup rapat terbuka lebar. Jantung Arianna berdegup kencang seiring dengan tubuhnya yang berdiri dengan ketakutan.
Dari jendela itu munculah seorang pria berpakaian serba hitam dan tidak lupa wajahnya yang tertutup topeng berjalan mendekati Arianna yang ada di sebelah cermin rias seraya menenteng pedang.
"Arianna Serafine Wezen, adakah kata-kata terakhir sebelum kau menemui ajalmu?"
"Si-siapa kau? Kenapa kau ingin membunuhku?"
"Tentu saja untuk membalas perbuatanmu. Bukankah kau yang meracuni Isabelle?"
Arianna ingin bicara lagi untuk memberitahu bahwa dia bukanlah Arianna si figuran antagonis itu, tetapi dia Arianna Safi. Akan tetapi kemampuan bicaranya tiba-tiba saja tidak bisa digunakan, seolah-olah ada yang membungkamnya.
"Kalau begitu, aku tidak perlu mengulur waktu lagi. Matilah!!!"
Pria itu menusukkan pedangnya tepat ke perut Arianna.
"ARGHHH!!"
"Arianna!"
Arianna terbangun dengan nafas yang memburu. Tubuhnya terlihat berkeringat banyak akibat mimpi buruk yang baru saja dia alami.
"Kau bermimpi buruk?"
Telinga Arianna sedikit berdengung saat mendengar bahasa aneh yang digunakan oleh seorang wanita seusia mendiang ibunya.
'Kenapa bahasa ibu-ibu ini aneh banget? Tapi gue justru paham dia ngomong apa. Terus ini dimana coba? Kayaknya nggak mungkin di rumah sakit.' Arianna melirik sekelilingnya dimana dia berada sekarang.
Yang dilihatnya sekarang adalah kamar yang begitu luas dengan nuansa klasik dan estetik seperti kamar film Barbie bertema kerajaan yang pernah dia tonton. Kamar ini mirip sekali dengan yang ada di dalam mimpinya baru saja.
"Arianna?"
Wanita itu terlihat cemas saat melihat Arianna yang belum menyahutnya sama sekali, "Katakanlah sesuatu! Jangan diam saja seperti ini! Kau membuat ibu takut, Arianna!" Wanita itu mengguncang tubuh Agnetha pelan.
"I-ibu?" Arianna menutup mulutnya saat dia juga bisa mengucapkan bahasa aneh seperti wanita itu.
Wanita itu justru menangis lalu memeluknya begitu erat, "Astaga! Apa yang terjadi padamu, Arianna?!"
'INI SEBENARNYA ADA APAAN SIH? GUE NGGAK NGEH!'
"Em ... A-apa kau ibuku?" Arianna yakin betul bahwa ibunya sudah tiada. Lantas siapa wanita yang memeluknya ini yang menyebutkan bahwa dia adalah ibunya?
Arianna sedikit terhuyung ke belakang saat wanita itu mengurai pelukannya.
Wanita itu nampak terkejut karena pertanyaan Arianna, "Tentu saja aku ibumu! Kau pikir aku siapa, huh?"
Arianna baru sadar saat pakaian yang dikenakan wanita ini bermodel bangsawan era abad pertengahan yang sering dilihatnya dalam komik.
'Perasaan gue kok tiba-tiba nggak enak, ya?'
"Siapa nama lengkapku, Bu?" Sepertinya Arianna harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Tentu saja namamu Arianna Serafine Wezen!" Wanita itu nampak memegangi kepalanya, "Apakah benturan di kepalamu begitu parah sampai kau melupakan namamu dan ibumu sendiri?"
"HAH?"
Wanita itu terlonjak karena teriakan dari Agnetha begitu keras, "Ada yang salah ya?"
"A-aku Arianna Serafine Wezen?" Arianna menunjuk dirinya sendiri yang diangguki oleh wanita itu, "Anak d-dari Duke Frederick Wezen?"
"Iya, kau juga anak Duchess Miranda yang cantik jelita ini. Tapi itu tidak penting, apa kau benar-benar lupa siapa orangtuamu, huh?"
Karena tidak ingin menimbulkan kecurigaan, Arianna lantas berseru kesakitan dengan tangannya yang memegangi kepalanya.
"I-ibu ... S-sebenarnya apa yang terjadi padaku?"
Wanita itu kembali menangis lagi dan memeluk Arianna, "Kau terluka karena tertabrak kereta kuda milik Pangeran Nicholas, huhu ... Sungguh! Ibu sangat terkejut saat kau dibawa kemari dalam kondisi berdarah-darah dari kepalamu."
'Wajar aja sih ya, namanya ibu-ibu yang khawatir banget sama anaknya.' gumam Arianna dalam hati.
"Kenapa aku bisa tertabrak, Bu?" Arianna mengurai pelukannya agar lebih bisa mengamati ibu barunya sekarang.
"Menurut kronologi saksi mata saat itu kau tengah bertengkar dengan Catalina di pinggir jalan. Tepat saat itu kereta kuda milik Kekaisaran milik Pangeran Nicholas lewat dan kau yang terdorong oleh Catarina ke tengah jalan akhirnya tertabrak."
"Jadi seperti itu ya,"
"Iya!" Duchess menghela nafas lega, "Aku sempat hampir gila saat tahu kau melupakan ibumu ini. Tapi syukurlah kau mengingat ibu," Duchess tersenyum sembari mengusap pipi Agnetha.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Arianna Serafine yang merupakan kembaran Catalina tidak pernah akur. Tidak peduli di mansion maupun luar mansion, pasti saja ada hal yang membuat mereka adu mulut.
"Em ... Ibu, aku lapar,"
"Kau lapar?" Arianna mengangguk, "Tunggu sebentar, ibu akan mengambilkan makanan untukmu." Duchess bergegas pergi keluar dari kamar.
Setelah kepergian Duchess buru-buru Arianna berlari ke arah cermin rias untuk melihat wajahnya sekarang.
"ASTAGANAGA!" Arianna membungkam mulutnya dengan mata berbinar. Wajah Arianna Serafine amatlah sangat cantik.
Sebenarnya Arianna adalah orang yang realistis. Dia lebih percaya seseorang salah mentransfer duit ke rekening orang lain daripada mempercayai dirinya yang masuk ke dalam tubuh orang lain.
Dan sekarang, dia memasuki tubuh seorang figuran menyedihkan seperti Arianna Serafine Wezen di dalam komik Until I Found You yang dia baca sampai lupa waktu. Seperti yang dialaminya dalam mimpi baru saja, Arianna Serafine Wezen mati karena serangan pembunuh bayaran atas suruhan pemeran kedua pria.
"Terus bagaimana kondisiku yang sebenarnya? Apa iya aku sudah mati?"
Arianna menelisik pemilik wajah figuran ini yang dinilainya cantik dengan mata berwarna ungu yang selaras dengan rambutnya yang berwarna black - purple.
Arianna menghela nafas sembari menatap wajah yang dimilikinya sekarang. Bagaimanapun dia adalah Arianna Serafine sekarang. Mengingat akhir tragis figuran ini dan keluarganya, Arianna tidak ingin hal itu terjadi.
Tok tok
Secepat kilat Arianna berlari dan melompat ke atas kasurnya. Dia lantas menyelimuti separuh tubuhnya dan bersiap menyambut ibu barunya.
Ceklek
"Ibu membawakanmu sup daging favoritmu," Arianna menanggapinya dengan senyuman menahan sakit.
Dia masih belum terbiasa dengan kasur yang tidak seempuk kasur miliknya di rumah. Akibat loncatan atletik yang dia lakukan, lututnya terantuk dan membuatnya kesakitan.
Duchess meletakkan nampan berisi semangkuk sup daging di nakas lalu mengambil mangkuknya.
"Mau ibu suapi?" tawar Duchess yang tentu diterima Arianna.
Duchess Miranda menyuapi Arianna dengan penuh hati-hati dan membuat Arianna terharu serta teringat akan ibunya yang sudah lama tidak pernah dia temui.
Bersambung ...
Terima kasih sudah mampir ya🖤✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
ice cream lover
💗💗💗💗
2024-07-22
0
Nazwa Fika
lnjutt
2024-06-16
0
Dede Mila
baca
2024-04-25
0