Chapter 11: Ajakan Menikah

...-<{ SELAMAT MEMBACA }>-...

"Mereka adalah sekelompok pemberontak, Catalina." bisik Arianna.

Mata Catalina melotot lebar, ada tanda tanya besar di kepalanya. Bagaimana bisa Arianna tahu siapa mereka? Dirinya saja tidak tahu.

"Ku pikir kalian akan melakukan perlawanan yang tak berarti." ucap seorang pria menghampiri kedua wanita itu.

"Apa yang kalian inginkan? Permata? Uang? Kenapa kalian berbuat kejahatan pada kami?" tanya Catalina pada pria itu.

Pria itu memperlihatkan wajah tidak suka pada Catalina yang memberi pertanyaan seperti itu.

Arianna menyenggol Catalina karena menyadari raut wajah tidak suka dari pria itu.

"Hei!" Pria itu berseru pada sekelompoknya, "Harus kita apakan putri-putri Duke Wezen ini?"

"Kita bawa saja ke Dreca."

Mata Arianna membulat sempurna. Arianna tahu nama apa itu. Dreca merupakan tempat persembunyian para pemberontak yang terletak di perbatasan wilayah manusia dan elf.

'Goblok banget sih gue! Kenapa bisa lupa akan hal itu?'

Bila seorang sandera yang dibawa ke Dreca sudah dipastikan kehidupan sandera itu akan berubah total. Para pemberontak tidak memandang seorang sandera yang mereka bawa entah wanita atau pria, mereka akan memperlakukan sandera dengan semena-mena.

"Kita harus bergegas sebelum Duke Wezen menyadari bahwa putri-putri mereka hilang." ucap salah satu diantara mereka.

Arianna yang menyadari ada kesempatan kecil di depannya pun segera memberitahu ide yang sempat terlintas di kepalanya.

"Catalina." bisik Arianna seraya memberitahu rencananya dengan sekali tarikan nafas.

"Hah?! Kau bicara cepat sekali!" Catalina melotot marah karena tidak paham ucapan Arianna.

Namun waktu yang mereka berdua miliki terbatas. Arianna tidak sempat memberitahu ulang rencananya pada Catalina. Maka dari itu, dia harus membuat Catalina pergi menjauh dari sekelompok pemberontak ini dan mencari bantuan.

'Hanya sepuluh orang saja,' Arianna meyakinkan diri kala melihat para pria ini mendekati mereka berdua.

'Pokoknya Catalina harus selamat lebih dulu!'

Arianna melepas sebentar pegangannya pada sepatu lalu berganti menggenggam pasir di tangan kanan dan kirinya.

Sret

"AKHHH~ MATAKU!"

"DASAR WANITA SIALAN!"

Catalina ternyata cepat tanggap, dia pun melakukan hal yang sama hingga membuat pandangan mereka terganggu.

"BAGUS CATALINA! SEKARANG SERANG MEREKA DENGAN SEPATU!"

"BAIK!"

Arianna menargetkan setiap kepala para pemberontak yang masih sibuk mengucek mata yang kemasukan pasir akibat ulahnya. Meskipun Arianna kuwalahan karena mereka tetaplah pria yang memiliki kekuatan lebih, Arianna tidak patah semangat.

"CATALINA! CEPAT LARI CARI BANTUAN!" seru Arianna yang masih menyerang.

"HEI BODOH! BAGAIMANA BISA AKU MENINGGALKANMU? KAU MAU MATI YA?!"

"BANYAK OMONG! SUDAH SANA PERGI!"

Arianna mulai deg-degan karena para pemberontak sudah berangsur membaik. Tetapi Arianna kembali mengambil segenggam pasir dan melemparkannya lagi pada para pemberontak.

"CEPAT CATALINA BODOH! AKU SEDANG BERKORBAN UNTUK KESELAMATAN KITA BERDUA!!" Arianna benar-benar menjerit dan ingin menangis karena batas keberaniannya mulai menghilang.

Dengan wajah penuh kekhawatiran, Catalina harus pergi untuk mencari bantuan, "AKU AKAN KEMBALI! JADI KAU JANGAN MATI DULUAN!"

"AKU TIDAK AKAN MATI DULUAN!" balas Arianna.

"DASAR WANITA GILA!" umpat salah satu diantara mereka.

Brugh

Arianna terjatuh karena pria yang mengatainya gila menarik tangannya dan membuatnya terpelanting ke tanah.

"KALIAN YANG GILA!" Dengan brutal Arianna menendang mereka semua dengan kakinya agar sama tumbangnya dengan dirinya.

Satu perempuan melawan sepuluh pria yang kuat hanya dengan tanah dan tenaga yang tidak seberapa sangatlah tidak sepadan. Tapi hanya dengan ini Aria bisa mengulur waktu sebisa mungkin agar Catalina bisa berlari sejauh mungkin.

"MELAWAN SATU WANITA SAJA KALIAN KUWALAHAN!" Arianna tanpa ragu mengangkat gaunnya setinggi mungkin agar memudahkannya memberikan perlawanan bagi mereka.

Arianna lantas berdiri dan berlari mundur dari mereka. Arianna sudah tidak sanggup lagi melawan mereka. Kakinya sudah mati rasa hanya untuk sekedar melangkah.

"Apa ... k-kau sudah ... menyerah, N-nona?" tanya mereka dengan nafas yang memburu. Itu karena ulah Arianna yang benar-benar brutal tadi.

"Y-ya ... Aku su-sud-" Arianna seketika melihat seorang pria yang amat sangat dia kenal tengah berada di atas pohon seraya memakan buah apel hijau.

Pria itu nampak menyeringai melihat Arianna yang tersudut oleh para pemberontak itu.

"HEI BERENGSEK!" Tunjuk Arianna pada pria di atas pohon yang membuat para pemberontak itu ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Arianna.

"JADI SEDARI TADI KAU HANYA MENONTON SAJA, HUH?!!! DASAR BERENGSEK! BEDEBAH!" umpat Arianna kesal.

"Penyihir Ezekiel!!" seru salah satu pria pemberontak.

Benar. Pria yang dimaksud adalah Penyihir hitam, Ezekiel. Dia di atas pohon itu sudah lama melihat pertunjukan bagus sambil memakan apel hijau yang dia petik dari pohonnya langsung.

Eze lantas turun dan melempar sisa apel ke salah satu diantara para pemberontak itu hingga menembus kepalanya. Tidak hanya itu, Eze juga membuat kesembilan pemberontak itu tiba-tiba terduduk seraya meraung kesakitan.

Arianna menutup matanya dengan kedua telapak tangannya karena tidak mau melihat adegan mengerikan lagi. Sudah cukup dia melihat secara langsung bagaimana sisa apel itu menembus kepala orang dan terjatuh tepat di sebelahnya.

"Sudah ku bereskan. Kau bisa membuka matamu." ucap Eze pada Arianna yang masih setia menutup matanya.

Arianna tidak mendengar ucapan Eze. Keberaniannya yang dia paksakan tadi sudah hilang. Punggung kecilnya terlihat naik turun karena menangis dalam diam.

"Hidup memang sekeras itu, Nona gila. Mau setakut apapun dirimu, dunia akan terus memaksamu untuk menjadi pemberani."

Berkat ucapan Eze, Arianna mendongak untuk melihat wajah pria itu. Arianna terpaku pada rambut panjang Eze yang berayun-ayun karena angin.

"Siapa namamu?" tanya Arianna.

Arianna sungguhan tidak tahu siapa nama penyihir hitam di depannya. Karena di komik yang dia baca hanya ada sebutan penyihir hitam dan tidak pernah diungkapkan siapa namanya.

"Kau harus bayar untuk tahu namaku, Nona gila."

...🤍🖤🤍...

Karena kejadian yang menimpa Arianna dan Catalina terjadi di wilayah Kerajaan Naveer. Sekelompok ksatria kepercayaan Gavriel pun dikerahkan untuk mencari mereka yang hilang.

Catalina yang ditemukan lebih dulu oleh ksatria dan Gavriel yang memimpin langsung pencarian ini memberitahu dimana Arianna saat ini.

"ARIANNA!" Seru Catalina senang saat melihat Arianna tidak mati.

"HUWA~ KENAPA KAU LAMA SEKALI!" Arianna tidak tahan lagi untuk tidak menangis. Kedatangan Catalina benar-benar angin segar untuknya setelah kepergian penyihir hitam.

Gavriel dan para ksatria terkejut melihat mayat-mayat para pemberontak yang wajahnya sudah membusuk.

"Hei, tenanglah! Kau aman sekarang." Arianna mengangguk saja sembari menangis sesenggukan.

"Lady Arianna, apakah ada orang yang membantu Anda membunuh mereka?" tanya Gavriel pada Arianna yang masih ditenangkan oleh Catalina.

Catalina menatap sinis Gavriel, "Apa pertanyaan itu penting sekarang? Saudaraku masih syok begitupula denganku."

Sejujurnya Catalina pun penasaran saat melihat mayat para pemberontak ini yang membusuk. Tapi melihat kondisi Arianna, dia memilih urung untuk bertanya.

Gavriel agak terkejut dengan sikap yang diberikan Catalina padanya, dengan cepat dia merubah wajahnya menjadi datar seperti biasanya.

"Kereta kuda istana akan tiba sebentar lagi, jadi tunggulah sebentar. Setelah itu kita kembali ke istana secepatnya." ucap Gavriel.

Tidak perlu menunggu waktu lama, kereta kuda istana Kerajaan Naveer datang. Arianna dan Catalina pun masuk dan duduk dengan saling bergandengan tangan.

Para ksatria dan pelayan pribadi yang masih tidak sadarkan diri pun ikut dievakuasi oleh Gavriel.

Kondisi Arianna sudah lebih baik sekarang. Dan ada hal yang mengganjal pikirannya saat ini. Sebenarnya bagaimana bisa Duke Wezen tidak menyadari bahwa kedua putrinya sedang dalam bahaya?

"Kereta kuda ayah terkena obat ilusi dari para pemberontak itu. Begitulah yang dijelaskan sedikit oleh Gavriel padaku." jelas Catalina tiba-tiba.

"Jadi, ayah mengira kereta kita masih mengikuti kereta ayah dan ibu?"

Catalina mengangguk, "Benar."

"Siapa yang membuat obat ilusi itu? Apakah penyihir hitam?"

Lagi-lagi Catalina mengangguk, "Hanya penyihir hitam yang mampu membuat obat-obatan terlarang seperti itu."

Arianna terdiam di tempatnya. Seketika percakapan antara dirinya dan penyihir hitam sebelum pergi terlintas begitu saja.

"Karena aku sudah membantumu, apa kau mau bekerja sama denganku?"

"Bekerja sama seperti apa?"

"Menikahlah denganku, Nona perasuk."

Arianna sontak menggelengkan kepalanya karena ucapan pria itu yang baginya tidak masuk akal. Dia yang merupakan pemeran figuran antagonis di komik ini yang alurnya sudah tidak terbentuk lagi merasa ada hal yang disembunyikan oleh pria itu. Kenapa pria itu mengajaknya bekerja sama dengan menikah?

"Kau kenapa?" tanya Catalina yang melihat keanehan Arianna, "Apa terjadi sesuatu saat aku pergi mencari bantuan?"

Arianna menghela nafas berat, "Catalina ..."

"Ya?"

"Penyihir hitam membantuku tadi. Dialah yang membuat wajah para pemberontak itu busuk." jujur Arianna.

"Oh begitu." Catalina manggut-manggut, tapi sedetik kemudian mata Catalina melotot lebar, "HAH?! APA?! PENYIHIR HI- hmpt"

"Jangan keras-keras, bodoh!" Arianna menutup mulut Catalina.

'Bisa gawat kalau mereka dengar siapa yang nolong gue tadi.' batin Arianna lega karena berhasil menghentikan teriakan Catalina.

Bagi Arianna, sosok penyihir hitam yang membantunya tadi cukup berkesan untuknya yang sedang terpojok. Meskipun ajakan menikah pria itu sekarang memenuhi kepalanya.

Bersambung ...

Tipe tipe cowok kayak Ezekieel nih nyebelin banget sih asli wkwkw.. Tiba-tiba ngajak nikah kayak ngajak makan bakso, apa ya nggak kepikiran anak orang?🤣

Jujurly aku sedikit nggak nyangka bisa bikin scene Arianna yang ngelawan sepuluh pria meskipun cuma pake pasir. Agak aneh ya? Tapi semoga kalian maklum ☹️

Terima kasih untuk yang udah mampir dan baca ceritaku ini😊🤍

SARANGHAEYO🖤🤍✨

Terpopuler

Comments

Dede Mila

Dede Mila

/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/

2024-04-26

0

Linda M

Linda M

sangat bagus,lanjut thor semangat

2024-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2 Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3 Chapter 3: Target Selanjutnya
4 Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5 Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6 Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7 Chapter 7: Keinginan Arianna
8 Chapter 8: Terungkap
9 Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10 Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11 Chapter 11: Ajakan Menikah
12 Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13 Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14 Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15 Chapter 15: Bertemu Isabelle
16 Chapter 16: Pertunjukan Musik
17 Chapter 17: Arianna Diculik
18 Chapter 18: Dalam Bahaya
19 Chapter 19: Berharga
20 Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21 Chapter 21: Terungkap 2
22 Chapter 22: Pembuktian
23 Chapter 23: Syarat dari Duke
24 Chapter 24: Lebih Baik
25 Chapter 25: Pantas Bahagia
26 Chapter 26: Perasaan Arianna
27 Chapter 27: Pulang
28 Chapter 28: Untuk Arianna
29 Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30 Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31 Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32 Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33 Chapter 33: Benang Kusut
34 Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35 Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36 Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37 Chapter 37: Pesta Minum Teh
38 Chapter 38: Firasat Buruk
39 Chapter 39: Kemenangan Perang
40 Chapter 40: Bukan Ezekiel
41 Chapter 41 : Tetap Tenang
42 Chapter 42: Melelahkan
43 Chapter 43: Terus Bersandiwara
44 Chapter 44: Perlahan Terungkap
45 Chapter 45: Terungkap 3
46 Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2
Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3
Chapter 3: Target Selanjutnya
4
Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5
Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6
Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7
Chapter 7: Keinginan Arianna
8
Chapter 8: Terungkap
9
Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10
Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11
Chapter 11: Ajakan Menikah
12
Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13
Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14
Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15
Chapter 15: Bertemu Isabelle
16
Chapter 16: Pertunjukan Musik
17
Chapter 17: Arianna Diculik
18
Chapter 18: Dalam Bahaya
19
Chapter 19: Berharga
20
Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21
Chapter 21: Terungkap 2
22
Chapter 22: Pembuktian
23
Chapter 23: Syarat dari Duke
24
Chapter 24: Lebih Baik
25
Chapter 25: Pantas Bahagia
26
Chapter 26: Perasaan Arianna
27
Chapter 27: Pulang
28
Chapter 28: Untuk Arianna
29
Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30
Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31
Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32
Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33
Chapter 33: Benang Kusut
34
Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35
Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36
Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37
Chapter 37: Pesta Minum Teh
38
Chapter 38: Firasat Buruk
39
Chapter 39: Kemenangan Perang
40
Chapter 40: Bukan Ezekiel
41
Chapter 41 : Tetap Tenang
42
Chapter 42: Melelahkan
43
Chapter 43: Terus Bersandiwara
44
Chapter 44: Perlahan Terungkap
45
Chapter 45: Terungkap 3
46
Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!