Chapter 17: Arianna Diculik

...-<{ SELAMAT MEMBACA }>-...

"Terima kasih sudah memberikan tepuk tangan yang meriah untuk pertunjukan musik yang kami hadiahkan untuk Yang Mulia Putri Mahkota dan Yang Mulia Putra Mahkota." ujar Arianna seraya berdiri menghadap pada semua tamu yang tatapannya tertuju padanya.

Tak sengaja, tatapan Arianna bertemu dengan Pangeran Nicholas yang memandangnya dengan pandangan yang mampu menguncinya.

'Waduh! Pake tatap-tatapan lagi.' Pekik Arianna dalam hati saat tak sengaja bertatapan mata dengan Pangeran Nicholas.

Saat mengalihkan pandangannya, Arianna juga tak sengaja bertemu pandang dengan seseorang yang amat sangat dia kenali.

"Berengs-" Arianna segera menghentikan mulutnya yang hampir saja keceplosan berbicara kasar di depan banyak orang.

Mata Arianna membulat saat seseorang itu mengedipkan sebelah matanya untuk menggodanya.

'Apa-apaan si berengsek itu! Oke, abaikan saja dia! Abaikan!'

Arianna memperhatikan penampilan pria itu yang memang sedikit berbeda. Mungkin saja pria itu tengah menyamar? Tapi anehnya, kenapa dirinya bisa langsung tahu bahwa pria itu adalah penyihir hitam yang sedang menyamar?

Sialnya Arianna justru terpana dengan penampilan penyihir hitam. Rambut hitamnya yang berganti silver dan dia yang memakai kacamata membuat pria itu terlihat lebih tampan berkali-kali lipat.

Arianna pun kembali fokus, "Sebetulnya masih ada satu lagu lagi yang ingin dinyanyikan oleh Catalina, saudaraku. Lagu ini adalah hadiah terakhir darinya untuk Pangeran Gavriel, Apakah Yang Mulia Putri Mahkota Isabelle yang anggun mengijinkan?"

Semua perhatian teralih pada Isabelle, mereka semua menunggu izin wanita itu. Karena semuanya sedang menatapnya, Isabelle tidak punya pilihan selain mengiyakan.

Arianna melirik Catalina sambil tersenyum puas, "Kau maju satu langkah, Catalina." Arianna kembali menatap ke arah Isabelle yang nampak menampilkan senyum keterpaksaan.

'Isabelle ... Sebenarnya apa yang buat dia jadi kayak gitu? Emang bener quotes yang bilang kalau kita jangan lihat sesuatu dari covernya doang.'

Arianna pun duduk di tempatnya kembali untuk mulai memainkan piano lagi. Karena kali ini, dialah yang memainkan piano sementara Catalina yang bernyanyi.

Lagu yang akan dibawakan oleh Catalina adalah rekomendasi dari Arianna untuk kisah cintanya Catalina yang menyedihkan.

Tuts-tuts piano kembali ditekan oleh Arianna dan suara yang terdengar pun mengalun sendu.

Catalina pun bersiap untuk bernyanyi. Dia memejamkan matanya untuk memulai bernyanyi.

A broken heart is all that's left

I'm still fixing all the cracks

Lost a couple of pieces when

I carried it, carried it, carried it home

I'm afraid of all I am

My mind feels like a foreign land

Silence ringing inside my head

Please, carry me, carry me, carry me home

Gavriel menegang mendengar awal lagu yang dinyanyikan oleh Catalina untuknya, terlebih saat melihat wanita itu yang memejamkan matanya sambil bernyanyi, tampak begitu menghayati sekali

I've spent all of the love I saved

We were always a losing game

Small-town boy in a big arcade

I got addicted to a losing game

Oh-oh-oh-oh, oh-oh-oh-oh

All I know, all I know

Loving you is a losing game

Do you love me, or love me not?

Peeling pieces from my heart

And my rose-colored lens is gone

Still I carry, I carry, I carry on

Agar lagu yang dinyanyikan Catalina lebih dramatis, Arianna pun ikut bernyanyi secara bersamaan dengan Catalina, tetapi tetap Catalina yang lebih mendominasi.

Oh-oh-oh-oh, oh-oh-oh-oh

All I know, all I know

Loving you is a losing game

Oh-oh-oh-oh, oh-oh-oh-oh

All I know, all I know

Loving you is a losing game

Catalina dan Arianna saling tatap dengan terus bernyanyi bersama. Arianna menganggukkan kepalanya yakin sebagai dukungan untuk Catalina bahwa dia bisa menyelesaikan lagu ini sampai selesai.

I don't need your games, game over

Get me off this roller coaster

Kedua wanita itu bersiap untuk menyelesaikan lagu yang mereka bawakan dengan nada tinggi.

Oh-oh-oh-oh, oh-oh-oh-oh

All I know, all I know

Loving you is a losing game

Oh-oh-oh-oh, oh-oh-oh-oh

All I know, all I know

Loving you is a losing game

Air mata Catalina kembali menetes setelah selesai menyanyikan lagu itu. Tetapi dengan cepat Arianna menghapus air mata Catalina.

"Kau berhasil, Catalina. Terima kasih sudah berusaha untuk dirimu sendiri." bisik Arianna yang disambut senyuman tulus Catalina.

Catalina yang merasa terharu pun memeluk Arianna erat, "Terima kasih, Arianna. Berkatmu aku merasa lega sekarang."

Tepukan tangan dari para tamu yang hadir menghentikan pelukan mereka berdua. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Arianna dan Catalina memilih kembali lebih dulu meskipun pesta belum berakhir.

...🤍🖤🤍...

Arianna masuk ke dalam kamarnya lalu segera merebahkan tubuhnya yang terasa lega. Dirinya memandang lampu gantung mewah yang menggantung di langit kamarnya.

"Ahh~ senangnya ..."

Mengingat kejadian yang baru saja berlangsung, Ariannna tersenyum lebar karena puas.

"Kalau sudah seperti ini, aku tidak lagi menjadi figuran antagonis. Aku juga membantu Catalina agar bisa melupakan Gavriel yang sudah mematahkan hatinya."

Arianna bersyukur bisa memiliki keluarga baru seperti keluarga Duke Wezen. Sebagai rasa terima kasihnya, rasanya membuat Catalina bersinar seperti tadi masihlah belum cukup.

"Haruskah aku mencarikan jodoh untuknya?"

"Siapa yang ingin kau carikan jodoh?"

"Catalina." jawab Arianna cepat. Tidak lama otaknya nampak memproses tentang pertanyaan yang baru saja dia jawab.

Tubuh Arianna bergerak cepat untuk duduk. Tatapan Arianna memutari kamarnya yang luas dan temaram ini dengan serius.

"P-penyihir hitam?" Arianna yakin yang bertanya barusan adalah si penyihir hitam. Dari suara Arianna langsung mengenalinya.

Brugh

Tubuh Arianna telentang di atas ranjang dengan sosok penyihir hitam yang berada di atasnya.

"Panggil aku Ezekiel." ucap Eze seraya menatap mata ungu Arianna yang terlihat bercahaya di suasana yang temaram ini.

Arianna memandang Eze yang masih menyamar dengan rambut silvernya dengan was-was.

"Minggir!" Arianna mencoba menyingkirkan tubuh Eze dari atas tubuhnya, tapi tidak bisa, "Kau itu kenapa sih?"

"Panggil aku Ezekiel." kekeuh Eze.

"Bukankah sebelumnya kau tidak ingin memberitahukan namamu? Kenapa sekarang kau begitu kekeuh ingin kusebut namamu?" tanya Arianna yang sudah pasrah karena tidak bisa menyingkirkan tubuh Eze.

"Karena aku yang menginginkannya. Jika aku tidak menginginkannya maka aku tidak akan memberitahukan namaku." jawab Eze dengan sorot mata tajam.

"Jika aku menyebut namamu, apa kau akan menyingkir?"

Eze menyeringai, "Akan kupikirkan setelah kau menyebut namaku."

Arianna mendecih sinis atas ucapan Eze yang penuh kelicikan. Tapi karena dirinya yang sudah lelah dan ingin ini semua segera berakhir, Arianna pun menghela nafas panjang.

"Ezekiel." ucap Arianna setelah selesai menghela nafas.

Deg.

Ada yang aneh dengan Eze saat wanita dibawahnya menyebut namanya. Rasanya Eze ingin mendengar wanita ini menyebut namanya lagi.

"Panggil aku lagi." suruh Eze yang semakin mengikis jarak diantara keduanya.

"Ezekiel." Arianna tanpa sadar menyingkirkan kacamata yang tengah dipakai Eze.

"Tampan ..." gumam Arianna yang masih bisa didengar oleh Eze.

Seluruh kesadaran Arianna seolah terenggut saat melihat wajah yang begitu tampan yang berada di hadapannya. Arianna tidak bisa mengalihkan pandangannya, ditambah rasa was-was yang tadinya menghinggapinya kini hilang digantikan dengan dentuman keras dari jantungnya.

"Ezekiel ..." cicit Arianna saat jarak diantara keduanya benar-benar tipis, "Menj- hmpt,"

Mata Eze terpejam saat bibirnya menyapu bibir merah muda milik Arianna. Ini adalah yang kedua kalinya dia menikmati kesalahan manis yang membuatnya candu.

Arianna melotot melihat Eze yang memejamkan matanya. Perut Arianna seperti dipenuhi banyak kupu-kupu saat merasakan hisapan di bibirnya karena ulah Eze.

Eze lantas membuka matanya dan melepas pagutannya. Ibu jari Eze menyapu bibir pink Arianna yang basah akibat ulahnya. Eze merasakan energi penuh ketenangan menyebar ke seluruh tubuhnya.

"Aku menginginkanmu, sungguh!" tatapan mata Eze kembali tertuju pada bibir Arianna.

Refleks Arianna menutupi bibirnya dengan kedua tangannya, "Dasar mesum! Cepat menyingkir, berengsek!"

Eze tetap setia berada di atas tubuh Arianna. Ada perasaan aneh yang membuat jantungnya berdetak kencang setelah mencium Arianna. Maka dari itu dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Arianna.

"Cepat menyingkir!"

Anehnya Arianna tidak bisa melakukan kebrutalan untuk menyingkirkan Eze dari atas tubuhnya, padahal sebelumnya dia bisa menumbangkan sepuluh pria meskipun mengenakan gaun yang berat.

"Siapa nama aslimu?" tanya Eze serius.

Melihat keseriusan Eze, Arianna nampak ragu. Haruskah dia memberitahu nama aslinya pada pria yang dia ketahui merupakan antagonis komik?

Arianna memiringkan kepalanya berusaha mengindari tatapan Eze yang nampak begiu serius.

"KYAAA!!" Pekik Arianna karena ulah Eze yang mencium lehernya.

Eze menyeringai lagi, "Jangan alihkan pandanganmu saat sedang berbicara denganku. Jadi, katakan! Siapa nama aslimu?"

"Kau ini memaksa sekali ya!" dengus Arianna, "Namaku ... A-arianna Safi."

'Ternyata sama seperti pemilik tubuh ini.' ucap Eze dalam hati.

"Sudah kan? Bisakah kau minggir sekarang? Apa kau tahu yang kau lakukan sekarang adalah tindakan yang kurangajar?" cecar Arianna pada Eze.

"Terimalah permintaanku selagi aku masih mengatakannya dengan baik-baik."

Arianna menghela nafas lelah, "Aku tidak mau. Menikah belum ada didaftarku sekarang."

Eze menyingkir dari atas tubuh Arianna. Setelahnya Arianna merasa lega karena pria itu sudah menyingkir.

Arianna pun duduk, dia menatap Eze yang juga menatapnya, "Apa yang membuatmu bisa menjadi penyihir hitam?"

"Apa aku terlihat seperti seseorang yang menginginkan menjadi seperti ini?"

Pertanyaan dibalas pertanyaan. Pria di depannya ini sulit sekali untuk menjawab pertanyaan Arianna.

"Anna." panggil Eze sambil menarik tangan Arianna untuk dia kecup punggung tangannya.

"Kertas putih pun akan ternoda bila terkena tumpahan tinta meskipun kertas putih itu tidak menginginkannya." sambung Eze setelah memanggil Arianna dengan nama 'Anna'.

Sudah lama Arianna tidak mendengar nama panggilannya sewaktu kecil. Nama panggilan yang amat sangat dia rindukan. Tapi kenapa harus Ezekiel yang membuatnya kembali mendengar nama itu?

Karena pria ini, perasaan Arianna menjadi nano-nano.

BRAK

"Arianna, ayo kita minum-min-" Catalina berhenti diambang pintu kamar Arianna. Tangan Catalina yang memegang sebotol wine nampak mengendur dan ...

PRANG

Catalina menatap pria itu dan Arianna bergantian. Di pikirannya dia terus bertanya-tanya.

"SEJAK KAPAN KAU PUNYA KEKASIH GELAP, ARIANNA!!"

Arianna semakin panik kala menyadari Eze tidak lagi menyamar menjadi pria berambut silver melainkan menunjukkan jati dirinya yang asli di depan Catalina.

"Halo adik ipar!" sapa Eze seraya tersenyum miring pada Catalina.

Dengan cepat Eze menarik tangan Arianna hingga jatuh ke dalam pelukannya. Eze memeluk Arianna erat.

"LEPASKAN ARIANNA!" Catalina merangsak maju.

"Aku pinjam sebentar saudara kembarmu, Lady Catalina." ucap Eze sebelum menghilang bersama dengan Arianna.

Catalina melongo, dia kalah cepat dengan penyihir hitam yang berhasil menculik Arianna.

"Oh sial!" Catalina menepuk keningnya kuat, "Arianna diculik penyihir hitam!" Seketika Catalina panik bukan main.

Catalina lantas berlari keluar kamar Arianna sambil berteriak meminta tolong. Berkat keributan yang dibuat oleh Catalina, semua orang menjadi tahu bahwa Arianna diculik oleh penyihir hitam.

Bersambung ...

Kelakuan Ezekiel emang minta ditampol hahahaha😁

Gimana sama part ini? Lanjut terus nggak nih? Ayo-ayo kasih komen kalian! Notif dari kalian adalah semangat untuk aku😊

Terima kasih untuk yang sudah mampir dan meninggalkan jejak cantiknya🤍🖤 LOPE SEKEBON UNTUK KALIAN🤩

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

lagu apa nih?

2024-02-11

0

Dhevandra Alfariano_03

Dhevandra Alfariano_03

seruuu kalo Ariana vs eze pasti ada drama panjang eaeaea

2024-02-07

1

ndaaa

ndaaa

suka banget sama couple satu ini
smngt thor lnjt

2024-01-16

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2 Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3 Chapter 3: Target Selanjutnya
4 Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5 Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6 Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7 Chapter 7: Keinginan Arianna
8 Chapter 8: Terungkap
9 Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10 Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11 Chapter 11: Ajakan Menikah
12 Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13 Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14 Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15 Chapter 15: Bertemu Isabelle
16 Chapter 16: Pertunjukan Musik
17 Chapter 17: Arianna Diculik
18 Chapter 18: Dalam Bahaya
19 Chapter 19: Berharga
20 Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21 Chapter 21: Terungkap 2
22 Chapter 22: Pembuktian
23 Chapter 23: Syarat dari Duke
24 Chapter 24: Lebih Baik
25 Chapter 25: Pantas Bahagia
26 Chapter 26: Perasaan Arianna
27 Chapter 27: Pulang
28 Chapter 28: Untuk Arianna
29 Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30 Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31 Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32 Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33 Chapter 33: Benang Kusut
34 Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35 Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36 Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37 Chapter 37: Pesta Minum Teh
38 Chapter 38: Firasat Buruk
39 Chapter 39: Kemenangan Perang
40 Chapter 40: Bukan Ezekiel
41 Chapter 41 : Tetap Tenang
42 Chapter 42: Melelahkan
43 Chapter 43: Terus Bersandiwara
44 Chapter 44: Perlahan Terungkap
45 Chapter 45: Terungkap 3
46 Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2
Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3
Chapter 3: Target Selanjutnya
4
Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5
Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6
Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7
Chapter 7: Keinginan Arianna
8
Chapter 8: Terungkap
9
Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10
Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11
Chapter 11: Ajakan Menikah
12
Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13
Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14
Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15
Chapter 15: Bertemu Isabelle
16
Chapter 16: Pertunjukan Musik
17
Chapter 17: Arianna Diculik
18
Chapter 18: Dalam Bahaya
19
Chapter 19: Berharga
20
Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21
Chapter 21: Terungkap 2
22
Chapter 22: Pembuktian
23
Chapter 23: Syarat dari Duke
24
Chapter 24: Lebih Baik
25
Chapter 25: Pantas Bahagia
26
Chapter 26: Perasaan Arianna
27
Chapter 27: Pulang
28
Chapter 28: Untuk Arianna
29
Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30
Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31
Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32
Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33
Chapter 33: Benang Kusut
34
Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35
Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36
Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37
Chapter 37: Pesta Minum Teh
38
Chapter 38: Firasat Buruk
39
Chapter 39: Kemenangan Perang
40
Chapter 40: Bukan Ezekiel
41
Chapter 41 : Tetap Tenang
42
Chapter 42: Melelahkan
43
Chapter 43: Terus Bersandiwara
44
Chapter 44: Perlahan Terungkap
45
Chapter 45: Terungkap 3
46
Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!