Chapter 10: Tidak Memiliki Teman

...-<{ SELAMAT MEMBACA }>-...

"KYAAA!!"

Lunar yang baru saja masuk ke dalam kamar untuk membangunkan sang Nona yang dikiranya masih tertidur pulas dikejutkan dengan lengkingan Arianna.

"No-nona?! Apa Nona bermimpi buruk?" tanya Lunar agak panik melihat wajah Arianna yang masih dipenuhi dengan keterkejutan.

"Ini gila!" gumam Arianna pelan. Lalu tangannya pun mengacak-acak rambutnya yang sudah kusut hingga semakin kusut.

Lunar sedikit memundurkan langkahnya karena takut tentang desas-desus Arianna yang kadang menggila.

'Apa Nona bermimpi permatanya dicuri?' Itulah yang dipikirkan Lunar soal keadaan Arianna sekarang.

"Aku berciuman dengan orang itu. Apa itu nyata?"

"HAH?!"

Kini giliran Arianna yang dikejutkan oleh Lunar, pelayannya. Dia baru menyadari kehadiran Lunar karena masih terngiang-ngiang dengan mimpi yang mengejutkannya.

"Nona! Nona berciuman dengan siapa?" tanya Lunar dengan mata yang membulat.

Arianna menepuk kepalanya tanpa sadar. Entah kenapa dia merasa malu karena gumamannya di dengar oleh orang lain.

"Aku hanya mimpi, Lunar. Tetapi mimpi itu terasa begitu nyata." Pada akhirnya hanya itu saja yang bisa dijelaskan untuk Lunar.

Lunar merasa lega mendengarnya, "Saya mengira Nona berkencan diam-diam saat malam hari lalu berciuman kekasih Nona."

Brak

Arianna menggebrak tempat tidurnya dengan tangannya, "Memangnya aku terlihat seperti punya kekasih untuk diajak kencan?"

Lunar nampak ragu untuk menjawab, terlihat dari bola matanya yang melihat ke arah lain dan tangannya yang reflek menggaruk kepalanya.

"Em ... Dengan segala hormat, Nona tidak terlihat punya kekasih." aku Lunar.

Benar saja dugaan Arianna, itu karena sosok Arianna asli memang lebih senang berkencan dengan benda mewah dibanding dengan pria.

Menurut cerita Catalina, sosok Arianna di kalangan sosialita bangsawan terkenal dengan citra buruknya karena Arianna amat sangat tidak suka ada seseorang yang memakai perhiasan yang jauh lebih mewah dibanding dirinya. Karena bagi Arianna asli, barang mewah ataupun permata yang langka sekalipun hanya cocok digunakan olehnya.

"Ya-ya itulah kenyataannya tentangku."

Arianna pun bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi diikuti oleh Lunar yang akan membantunya mandi.

"Saya dengar sebentar lagi Nona menginjak usia dua puluh satu tahun. Apakah Nona memiliki seseorang yang Nona sukai selain permata?"

"Tidak ada tuh!" jawab Arianna singkat. Dia tengah berdiri menunggu Lunar yang tengah menyiapkan air mandi untuknya.

Diam-diam Lunar ingin menangis atas jawaban Arianna. Andai saja dia bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Arianna, dia akan mendapatkan hadiah dari Duke.

"Oh iya, Lunar. Kapan kita akan berangkat ke istana Kerajaan Naveer?"

"Oh iya, Tuan Duke tadi mengabarkan pada saya bahwa kita akan berangkat setelah jam makan siang."

Arianna melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam bak berisi air hangat. Pelayanan yang diberikan oleh Lunar cukup memuaskan dan kewaspadaannya pada Lunar juga sudah hilang karena sifat Lunar yang mirip dengan Ramona.

"Untuk perjalanan, siapkan gaun yang sederhana saja, Lunar." ucap Arianna.

"Mohon maaf lagi, Nona, dengan segala hormat, tidak ada gaun sederhana di dalam lemari Nona."

Sontak hal itu membuat Arianna membuka mata. Dia menatap Lunar dengan mata berkaca-kaca, "Aku lupa kalau dulu aku segila itu dengan kemewahan."

Arianna sih suka-suka saja dengan permata yang dimiliki Arianna asli, tapi yang masih tidak habis pikir ya karena semua gaun milik Arianna Serafine Wezen berhiaskan permata! Dan saat dipakai pun terasa begitu berat untuknya yang tidak pernah terbiasa dengan gaun-gaun di dunia ini.

"Sayang sekali Nona baru menyadarinya sekarang." balas Lunar seraya memijit-mijit tangan Arianna.

...🤍🖤🤍...

Setelah memilih gaun yang permatanya hanya sedikit dan membutuhkan waktu lama, Arianna bisa bernapas lega karena penampilannya sekarang lumayan baik dibanding biasanya.

Selama ini, dia hanya membiasakan diri mengenakan gaun bergelimang permata yang membuatnya semakin lama semakin sesak dan tidak sanggup.

Dan sekarang Arianna dan keluarganya sedang dalam perjalanan menuju istana Kerajaan Naveer yang letaknya di bagian selatan Kekaisaran Linchia.

Catalina yang duduk berhadapan dengan saudara kembarnya agak heran melihat penampilan Arianna yang terkesan tidak terlalu mewah.

Padahal bila ada pesta, Arianna selalu ingin terlihat menonjol dengan permata yang menghiasi tubuhnya. Itulah alasan kenapa Arianna belum juga mendapatkan lamaran. Karena para pria takut tidak selamanya bisa memberikan permata untuk wanita penggila barang mewah itu.

"Apa kau lihat-lihat?!" sinis Arianna yang moodnya sedang buruk.

"Tumben sekali kau memakai gaun yang permatanya sedikit." ucap Catalina yang semakin membuat Arianna kesal.

"Ih~ Kenapa kau malah membahasnya sih! Aku jadi makin kesal tahu!" Arianna melemparkan kipasnya ke arah Catalina.

Catalina seketika tertawa, "Jadi kau benar-benar sudah bertobat ya?" Catalina tertawa lagi.

"Sialan kau!" umpat Arianna.

"Hahaha~" Catalina masih saja terus tertawa senang.

"Hei! Omong-omong, apa aku punya teman?" Arianna sih sudah menduga jawabannya, tapi dia hanya memastikan saja.

Catalina melotot, "Tentu saja kau tidak punya!"

Arianna manggut-manggut. Pantas saja selama dia sakit, dia tidak pernah mendapatkan surat ataupun orang yang menjenguknya.

"Kau itu sama sepertiku, kita tidak punya teman!" ucap Catalina menegaskan.

Bagi Arianna, kehidupan Arianna Serafine Wezen berbanding terbalik dengannya. Bila Arianna Serafine beruntung memiliki keluarga yang hangat, tapi dia tak memiliki teman. Sedangkan dirinya, beruntung memiliki teman yang baik dan selalu membantunya, tetapi memiliki keluarga yang tidak bisa memberikannya kenyamanan.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau ingin memiliki teman?"

Arianna mengangguk, "Bukankah lebih bagus kalau kita punya teman?"

Catalina nampak berpikir, dia mengetuk kepalanya dengan kipas miliknya, "Terkadang aku berpikir punya teman itu bagus sih, tapi aku juga takut dalam bersamaan."

Tiba-tiba Arianna terlintas ide cukup bagus, "Bagaimana kalau di pesta nanti kita cari teman?"

"Apa kau yakin mereka tidak akan kabur duluan setelah bertemu kita? Kalau aku sih lebih suka seperti ini, tidak apa-apa tidak memiliki teman asalkan aku masih bisa terus bertengkar denganmu."

Arianna sedikit terharu dengan ucapan Catalina. Itu tandanya Catalina sudah cukup dengan kehadiran saudara kembarnya. Tapi bagaimana jika Catalina tahu bahwa dirinya bukanlah saudara kembarnya yang asli? Apakah Catalina akan membencinya?

"Para wanita bangsawan yang sering aku lihat di pesta-pesta besar tidak pantas dijadikan teman. Jadi, ku harap kau mengerti yang ku maksud."

Arianna mengangguk, "Iya, aku mengerti. Meskipun tidak punya teman, tetapi memiliki saudara kembar sepertimu pun aku sudah senang."

"Meskipun aku geli mendengarnya, tapi aku senang." Catalina tertawa setelahnya.

Arianna pun tertular tawa Catalina karena dia juga merasa geli mengatakan itu tadi. Tapi Arianna juga tidak menyesal karena itulah yang dia rasakan.

Grudug

"Eh?"

Kereta kuda yang dinaiki Catalina dan Arianna terguncang cukup kuat hingga membuat keduanya terpontang-panting.

Tidak lama guncangan itu terhenti. Arianna dan Catalina saling menatap waspada. Pasalnya mereka tidak mendengar apapun dari luar, baik suara kusir, suara kuda, maupun suara dari kedua pelayan pribadi mereka.

"Lepas sepatumu!" perintah Arianna pada Catalina. Arianna pun melepas sepatunya untuk dijadikan senjata.

Catalina mengangguk dan segera melepas sepatunya yang berhak tinggi. Dia lantas melirik Arianna yang tampak menghela nafas.

"Kenapa kau menghela nafas?"

"Aku hanya merasa kedamaian tidak akan pernah singgah lama untuk kita." ucap Arianna.

Kepala Arianna sedikit terangkat untuk mengintip ke jendela karena ingin tahu apa yang sedang terjadi. Saat tahu, kepala Arianna lantas tertunduk.

Ada begitu banyak orang berjubah hitam yang berkeliaran di luar kereta kuda. Lalu Arianna juga melihat Lunar dan Hestia yang diikat dalam keadaan tidak sadarkan diri. Terlebih lagi, dia juga tidak melihat kereta kuda milik Duke dan Duchess.

"Catalina, kita terkepung!" bisik Arianna dengan panik.

Tiba-tiba saja pintu kereta kuda dibuka dengan paksa oleh seseorang berjubah hitam.

Seseorang itu dengan mudahnya menyeret Catalina dan Arianna secara bersamaan keluar dari kereta kuda.

Catalina dan Arianna duduk berdempetan untuk menyembunyikan sepatu yang mereka jadikan sebagai senjata.

Arianna baru bisa mengamati dengan jelas jubah hitam yang dikenakan sekelompok ini. Ada lambang mawar hitam dengan pedang putih yang menyilang di jubah mereka.

"Mereka adalah sekelompok pemberontak, Catalina." bisik Arianna.

Bersambung ....

SELAMAT TAHUN BARU YA READERS✨😊 Semoga di tahun ini, rezeki kita dilancarkan, urusan kita dimudahkan dan tahun ini lebih baik daripada tahun sebelumnya.

Oh iya, aku minta maaf karena telat update dikarenakan aku yang lagi sakit ☹️ tensiku turun banyak, jadi harus istirahat.

Buat yang udah mampir, aku ucapkan terima kasih banyak untuk kalian😊🤍 Tetep dukung karya ini yaaaaa

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

jd inget kelompok Akatsuki

2024-02-16

0

Ayu Dani

Ayu Dani

Lanjut

2024-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2 Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3 Chapter 3: Target Selanjutnya
4 Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5 Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6 Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7 Chapter 7: Keinginan Arianna
8 Chapter 8: Terungkap
9 Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10 Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11 Chapter 11: Ajakan Menikah
12 Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13 Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14 Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15 Chapter 15: Bertemu Isabelle
16 Chapter 16: Pertunjukan Musik
17 Chapter 17: Arianna Diculik
18 Chapter 18: Dalam Bahaya
19 Chapter 19: Berharga
20 Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21 Chapter 21: Terungkap 2
22 Chapter 22: Pembuktian
23 Chapter 23: Syarat dari Duke
24 Chapter 24: Lebih Baik
25 Chapter 25: Pantas Bahagia
26 Chapter 26: Perasaan Arianna
27 Chapter 27: Pulang
28 Chapter 28: Untuk Arianna
29 Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30 Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31 Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32 Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33 Chapter 33: Benang Kusut
34 Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35 Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36 Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37 Chapter 37: Pesta Minum Teh
38 Chapter 38: Firasat Buruk
39 Chapter 39: Kemenangan Perang
40 Chapter 40: Bukan Ezekiel
41 Chapter 41 : Tetap Tenang
42 Chapter 42: Melelahkan
43 Chapter 43: Terus Bersandiwara
44 Chapter 44: Perlahan Terungkap
45 Chapter 45: Terungkap 3
46 Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2
Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3
Chapter 3: Target Selanjutnya
4
Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5
Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6
Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7
Chapter 7: Keinginan Arianna
8
Chapter 8: Terungkap
9
Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10
Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11
Chapter 11: Ajakan Menikah
12
Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13
Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14
Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15
Chapter 15: Bertemu Isabelle
16
Chapter 16: Pertunjukan Musik
17
Chapter 17: Arianna Diculik
18
Chapter 18: Dalam Bahaya
19
Chapter 19: Berharga
20
Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21
Chapter 21: Terungkap 2
22
Chapter 22: Pembuktian
23
Chapter 23: Syarat dari Duke
24
Chapter 24: Lebih Baik
25
Chapter 25: Pantas Bahagia
26
Chapter 26: Perasaan Arianna
27
Chapter 27: Pulang
28
Chapter 28: Untuk Arianna
29
Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30
Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31
Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32
Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33
Chapter 33: Benang Kusut
34
Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35
Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36
Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37
Chapter 37: Pesta Minum Teh
38
Chapter 38: Firasat Buruk
39
Chapter 39: Kemenangan Perang
40
Chapter 40: Bukan Ezekiel
41
Chapter 41 : Tetap Tenang
42
Chapter 42: Melelahkan
43
Chapter 43: Terus Bersandiwara
44
Chapter 44: Perlahan Terungkap
45
Chapter 45: Terungkap 3
46
Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!