Chapter 18: Dalam Bahaya

...-<{ SELAMAT MEMBACA }>-...

Saat membuka mata, yang pertama kali dilihat Arianna adalah sebuah kamar yang luas dan bernuansa cukup gelap. Benar-benar menggambarkan sosok pemiliknya, Ezekiel selaku penyihir hitam.

( kurang lebih kek gini, tapi versi agak gelap lagi. Bayangin aja lampunya cuma satu yang nyala😁)

"Selamat datang di kamarku, calon istriku."

Karena terlalu fokus melihat-lihat kamar ini, Arianna sampai tidak sadar bahwa dia tidak sendirian sekarang.

Arianna juga baru sadar bahwa sedari tadi dia masih berada di dekapan Eze. Tangan pria itu saja masih setia melingkari pinggang kecilnya.

Karena sudah sadar, Arianna pun segera menjauh dari Eze. Dia benar-benar menjaga jarak dari pria yang sialnya sangat tampan di matanya saat ini.

"Ke-kenapa kau membawaku ke kamarmu?" refleks tangan Arianna menyilang di depan dada.

Melihat tingkah Arianna yang cukup lucu membuat Eze tertawa pelan, "Aku sedang menyelamatkanmu."

"Oh iya? Yang kau lakukan terhadapku sekarang ini namanya men-cu-lik! Apa yang seperti ini terlihat menyelamatkan bagimu?" marah Arianna.

"Haha~" Eze lagi-lagi tertawa.

Pria itu melangkahkan kakinya untuk mendekati Arianna yang tengah sibuk melarikan diri darinya.

"Jangan dekat-dekat! Menjauh sana!" Arianna yang berada di dekat tempat tidur pun meraih bantal dan dia lemparkan ke arah Eze yang berusaha mendekatinya.

Eze dengan mudahnya menghindari serangan bantal dari Arianna. Melihat Arianna yang sepertinya memang ketakutan, Eze pun menghentikan langkah kakinya.

"Yang kulakukan sekarang memang untuk menyelamatkanmu, Anna. Untuk sekarang, tempat ini yang paling aman untukmu." ujar Eze dengan mata yang meyakinkan.

"Menyelamatkanku dari apa? Jika memang aku dalam bahaya, memangnya apa pedulimu? Kita bukanlah siapa-siapa!" teriak Arianna yang sudah kesal.

Arianna sangat kesal karena pria ini seenaknya memperlakukan dirinya.

"Tentu saja aku harus peduli pada calon istriku, bukankah begitu?" Eze melipat tangannya di punggung. Tatapannya terus tertuju pada Arianna yang memberikan tatapan mematikan untuknya.

"Calon istri? KAPAN AKU MENYETUJUI UNTUK MENJADI CALON ISTRIMU, HAH?! KAPAN!!" Saking kesalnya, Arianna sampai mengacak-acak rambutnya sendiri hingga berantakan seperti orang gila.

"Baru saja." Sudut bibir Eze naik karena tersenyum lebar, "Anna, apa kau tidak tahu bahwa nyawamu akan dalam bahaya jika kau tetap berada di tempat itu?"

"BAHAYA APAAN?!" tanya Arianna ngegas. Nafasnya tampak naik turun karena kekesalannya.

Pria itu dalam sekejap mata sudah ada di depan Arianna. Tidak hanya itu, tangan Eze juga sudah melingkar indah di pinggang Arianna lagi dan mempersempit jarak diantara mereka berdua.

"Seseorang sudah mengincarmu, Anna." bisik Eze tepat di telinga Arianna. Eze menjauhkan wajahnya dari telinga Arianna untuk melihat raut wajah Arianna.

"Siapa? Kenapa dia mengincarku? Aku tidak melakukan apa-apa yang merugikan orang lain." ucap Arianna sedikit panik.

Padahal selama ini dia sudah anteng-anteng saja dan tidak melakukan tindak kejahatan. Dia juga tidak meracuni siapapun karena terobsesi dengan barang mewah, tapi kenapa dia diincar oleh seseorang yang membahayakan dirinya?

Sudah sejauh ini Arianna benar-benar tidak melakukan perannya sebagai antagonis figuran. Kapan dirinya akan tenang menjalani hidup sebagai Arianna Serafine yang merupakan anak orang konglomerat?

"Aku juga tidak tahu siapa, tetapi aku merasakan sihir kegelapan yang kuat berada di kamar yang kau tempati. Sepertinya kau dianggap ancaman untuknya."

Eze tidak berbohong, yang dikatakan olehnya adalah kenyataan. Sihir kegelapan yang dia rasakan itu jauh lebih berbahaya dibanding sihir hitam miliknya. Meskipun Arianna kebal terhadap sihir hitam miliknya, tetapi Eze memiliki firasat bahwa Arianna tidak akan mampu bertahan dengan sihir kegelapan.

Arianna yang semula panik kini menatap tajam Eze, "Bukankah kau orangnya? Kau merasakan adanya sihir kegelapan di kamar yang ku tempati, sihir kegelapan itu milikmu kan?" tuding Arianna.

Raut wajah Eze dalam sekejap menjadi dingin. "Begitukah caramu berterima kasih? Perlu kau ketahui bahwa sihir kegelapan berbeda dengan sihir hitam yang kumiliki."

Arianna tertawa culas, "Memang apa bedanya? Bukankah sama-sama membahayakan?"

"Jika kau tidak tahu-menahu, sebaiknya jaga bicaramu."

Arianna diam. Ucapannya barusan tampaknya melukai hati Eze. Pria itu lantas melepas rangkulan tangannya dari pinggang Arianna dan berbalik membelakanginya.

"A-aku minta maaf jika ucapanku menyakiti hatimu."

Tidak ada sahutan dari Eze. Pria itu masih setia membelakangi Arianna dan tangannya yang terlihat mengepal kuat.

"E-eze? Kau marah?" Dengan hati-hati Arianna menyentuh pundak Eze, "A-aku minta maaf karena sudah menuduhmu."

Setelah Arianna berucap demikian, barulah Eze menoleh padanya. Tatapannya masih sama saja seperti tadi.

"Baguslah kalau kau menyadari kesalahanmu." Eze mengusap pipi Arianna, "Anna, tidak selamanya yang hitam itu kotor. Bisa jadi yang hitam itu dapat membantu di situasi tersulitmu."

Tok tok tok

"Tuan Eze? Anda sudah pulang?" suara Ash dari luar kamar Eze mengalihkan perhatian keduanya yang saling tatap mata.

"Iya, aku sudah pulang. Ada apa?" sahut Eze.

"Bolehkah saya masuk sebentar? Ada hal yang harus saya bicarakan dengan Tuan Eze."

"Masuk saja, Ash." jawab Eze.

Tidak lama pintu kamar Eze terbuka. Arianna yang ingin tahu pun melirik ke arah pintu dengan antusias.

'Wow! Selama tinggal disini, gue belum pernah ketemu orang burik sama sekali. Kenapa orang-orang di dunia ini cakep-cakep?' batin Arianna saat melihat Ash masuk ke kamar.

Pria yang dia dengar bernama Ash itu nampak terkejut dengan kehadirannya.

"Loh?! Kenapa Lady Arianna bisa ada disini?" tanya Ash yang penuh kebingungan. Akan tetapi kebingungan Ash tak bertahan lama saat melihat wajah tuannya.

Ash menduga bahwa tuannya yang membawa Arianna kemari. Tidak mungkin Lady yang cantik itu bersedia datang kemari tanpa alasan. Pasalnya tuannya saja belum melakukan rencana penyerangan yang mereka rencanakan sebelumnya.

"Jadi, ada apa, Ash?" tanya Eze yang tidak sabar, "Jika bukan sesuatu yang mendesak, katakan nanti saja, karena ada hal yang harus aku lakukan dengan calon istriku." Eze menyeringai ke arah Arianna.

Arianna memelototi Eze yang sudah kembali ke mode menyebalkan, "Jangan macam-macam kau!" Dengan gerakan kilat Arianna melesak menjauh hingga berada di sudut kanan jendela kamar Eze.

Kelakuan Arianna berhasil membuat Eze tertawa lagi. Ash sampai tidak bisa berkata-kata karena melihat tawa tuannya yang tampak alami.

Puas tertawa, Eze memandang Ash, "Katakan saja sekarang, Ash."

Ash kembali ke mode serius, "Yang dikatakan Tuan Maxime benar, ada yang aneh dengan istana Kekaisaran saat ini, tepatnya di wilayah Putra Mahkota."

...🤍🖤🤍...

PRANG

GEDUBRAK

Pecahan vas bunga terlihat berserakan di mana-mana. Tidak hanya itu saja, ada begitu banyak benda yang turut membuat kamar yang tadinya nampak mewah menjadi kapal pecah dalam sekejap.

Tiga orang pelayan wanita nampak meringkuk ketakutan di sudut ruangan melihat majikannya mengamuk.

PRANG

Kaca cermin pun turut menjadi korban amukan hingga pecah berkeping-keping. Dari pantulan kaca yang pecah itu terlihat sosok pelaku dari kekacauan ini.

Orang itu melirik ke arah para pelayannya dengan tatapan bengis, "Kalian bertiga! Cepat bereskan kamar ini hingga bersih kembali."

"Baik, Yang Mulia!" ucap tiga pelayan itu serempak.

"Hei kau si rambut pendek!"

Pelayan yang memiliki rambut pendek mendekati majikannya, "A-anda butuh sesuatu, Yang Mulia?" dengan takut-takut pelayan itu bertanya.

"Apa kau sudah mengirim surat sesuai perintahku untuk Putra Mahkota Kaisar?"

Pelayan itu mengangguk cepat, "S-saya sudah mengirimnya sesuai seperti perintah Yang Mulia."

"Haha~ bagus! Mendekatlah padaku, Revrile."

Wanita bernama Revrile pun mendekat. Tiba-tiba saja sebuah kabut hitam muncul dan mengerubungi Revrile.

"Aku akan memberikan hadiah berupa ketenangan untukmu, Revrile. Jadi setelah ini, beristirahatlah dengan tenang."

Kabut hitam itu semakin tebal hingga membuat Revrile tidak lagi terlihat wujudnya.

Dua pelayan yang merupakan teman Revrile nampak semakin pucat pasi dan berkeringat dingin saat melihat kabut hitam itu hilang lalu terdapat gumpalan abu di lantai.

"Bersihkan kotoran itu!"

"B-baik, Yang Mulia!"

Orang yang dipanggil Yang Mulia itu duduk di tepi kasur seraya menatap para pelayannya membersihkan kamarnya yang seperti kapal pecah.

Tangannya terkepal kuat karena amarahnya yang masih belum mereda.

"Seandainya saja si penyihir hitam tidak membawanya, sudah pasti orang asing itu menjadi abu seperti Revrile."

Bersambung ...

Hehehe, dengan segala hormat. Kalian nggak mau ngeramaikan kolom komentar? Aku nggak maksa ya gesss, cuma tanya aja. Aku udah seneng kalian mampir ke cerita suka-suka ini😊

Oke! See u next chapter guys🤍😊

Terpopuler

Comments

Anna

Anna

Itu Putri Mahkota yah yg mau mencelakai Arianna soalnya bawa-bawa Putra Mahkota Kaisar🤔🧐?
Kalo benar berarti penjahat sesungguhnya itu Putri Mahkota Isabelle, bukan Catalina atau Eza dan yg lainnya. Kan kasian mereka yg engga bersalah di hukum bersama keluarga mereka atau orang yg dekat dengan mereka 🥺😫😖🤧.

Next semangat thor 💪😆

2024-01-18

7

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2 Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3 Chapter 3: Target Selanjutnya
4 Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5 Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6 Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7 Chapter 7: Keinginan Arianna
8 Chapter 8: Terungkap
9 Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10 Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11 Chapter 11: Ajakan Menikah
12 Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13 Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14 Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15 Chapter 15: Bertemu Isabelle
16 Chapter 16: Pertunjukan Musik
17 Chapter 17: Arianna Diculik
18 Chapter 18: Dalam Bahaya
19 Chapter 19: Berharga
20 Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21 Chapter 21: Terungkap 2
22 Chapter 22: Pembuktian
23 Chapter 23: Syarat dari Duke
24 Chapter 24: Lebih Baik
25 Chapter 25: Pantas Bahagia
26 Chapter 26: Perasaan Arianna
27 Chapter 27: Pulang
28 Chapter 28: Untuk Arianna
29 Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30 Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31 Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32 Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33 Chapter 33: Benang Kusut
34 Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35 Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36 Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37 Chapter 37: Pesta Minum Teh
38 Chapter 38: Firasat Buruk
39 Chapter 39: Kemenangan Perang
40 Chapter 40: Bukan Ezekiel
41 Chapter 41 : Tetap Tenang
42 Chapter 42: Melelahkan
43 Chapter 43: Terus Bersandiwara
44 Chapter 44: Perlahan Terungkap
45 Chapter 45: Terungkap 3
46 Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2
Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3
Chapter 3: Target Selanjutnya
4
Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5
Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6
Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7
Chapter 7: Keinginan Arianna
8
Chapter 8: Terungkap
9
Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10
Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11
Chapter 11: Ajakan Menikah
12
Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13
Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14
Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15
Chapter 15: Bertemu Isabelle
16
Chapter 16: Pertunjukan Musik
17
Chapter 17: Arianna Diculik
18
Chapter 18: Dalam Bahaya
19
Chapter 19: Berharga
20
Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21
Chapter 21: Terungkap 2
22
Chapter 22: Pembuktian
23
Chapter 23: Syarat dari Duke
24
Chapter 24: Lebih Baik
25
Chapter 25: Pantas Bahagia
26
Chapter 26: Perasaan Arianna
27
Chapter 27: Pulang
28
Chapter 28: Untuk Arianna
29
Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30
Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31
Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32
Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33
Chapter 33: Benang Kusut
34
Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35
Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36
Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37
Chapter 37: Pesta Minum Teh
38
Chapter 38: Firasat Buruk
39
Chapter 39: Kemenangan Perang
40
Chapter 40: Bukan Ezekiel
41
Chapter 41 : Tetap Tenang
42
Chapter 42: Melelahkan
43
Chapter 43: Terus Bersandiwara
44
Chapter 44: Perlahan Terungkap
45
Chapter 45: Terungkap 3
46
Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!