Chapter 15: Bertemu Isabelle

...-<{ SELAMAT MEMBACA }>-...

Puncak acara pesta dansa pernikahan Isabelle dan Gavriel diadakan jam empat sore hingga malam. Istana mawar nampak disibukkan oleh para pelayan pribadi para lady yang sibuk mondar-mandir untuk mempersiapkan hadiah yang mereka bawa.

Arianna sendiri merasa semangat untuk datang ke pesta karena ini adalah yang pertama kali untuknya. Arianna terbayang kalau-kalau ada pria tampan yang akan mengajaknya berdansa. Membayangkan itu membuatnya tertawa sendiri.

Melihat pantulan dirinya di cermin yang penampilannya sudah cantik paripurna, Arianna merasa cukup percaya diri bila hayalannya bisa saja menjadi nyata.

Beruntung dia sudah belajar dansa dari Catalina setelah dia mengajari Catalina bahasa arktik kuno. Arianna harus beradaptasi dengan lingkungan barunya agar tidak ada yang menyadari bahwa dia bukanlah Arianna yang asli.

"Nona!"

Arianna menoleh ke arah pintu kamarnya dimana Lunar berada, "Ya? Ada apa?"

Lunar menghampiri Arianna, "Nona Catalina dan keluarga Anda sudah menunggu di luar."

"Ah, baik. Aku akan segera keluar." Arianna lantas merapikan rambutnya sebentar kemudian berjalan cepat keluar kamar.

"Nona, tunggu!" cegah Lunar sebelum Arianna menutup pintu kamarnya.

"Apa lagi?"

Lunar berlari-lari kecil menuju Arianna, wanita yang lebih muda setahun darinya itu nampak mengeluarkan sesuatu dari saku gaunnya.

"Nona, kunyahlah buah ini."

Arianna menatap buah yang diberikan Lunar dengan aneh, "Buah apa ini?"

"Ini buah greyi, buah keberuntungan yang sulit di dapat. Cepat buka mulut Nona!" Lunar lantas menyuapkan buah greyi itu pada Arianna.

"Rasanya unik, seperti buah anggur dan semangka." ungkap Arianna setelah memakan buah itu, "Jika sulit di dapat, lantas darimana kau mendapatkan buah itu?"

Lunar justru bersidekap dada dan menatap jumawa, "Hohoo~ Nona tahu sendiri kan teman saya ini banyak. Nona itu beruntung punya pelayan seperti saya."

"Huh, sombong sekali pelayan pribadiku ini." dengus Arianna, "Tapi terima kasih atas buah langkanya."

Lunar tersenyum hingga matanya terpejam, "Sama-sama, Nona. Saya harap Nona mendapatkan keberuntungan selalu."

Arianna pun ikut tertular senyuman Lunar, dia lantas menepuk-nepuk kepala Lunar, "Bersenang-senanglah selagi aku pergi."

Tak ingin membuat keluarganya menunggu lama, Arianna terpaksa berlari-lari kecil menuju halaman istana mawar, tempat dimana keluarganya sudah menunggunya.

Sesampainya di halaman istana mawar, Arianna disambut tatapan bengis dari Catalina dan tatapan ramah dari Duke serta Duchess.

"Maaf aku terlambat, ayah, ibu." ucap Arianna pada Duke dan Duchess.

"Tidak apa-apa." jawab Duke seadanya.

Arianna menyadari ada yang kurang dari mereka, "Loh? Dimana Niel?"

"Adikmu tidak ikut karena tidak mau. Kami tidak ingin memaksa atau dia akan mogok makan nantinya." balas Duchess

Arianna manggut-manggut, "Kalau begitu kita pergi sekarang saja."

Mereka berempat pun berjalan menuju taman istana utama yang letaknya memang tidak jauh dari istana mawar.

Arianna berjalan bersisihan dengan Catalina yang ternyata memakai gaun dengan warna dan bentuk yang sama sepertinya. Tidak disangka seleranya mirip dengan Catalina.

"Aku tidak menyangka kita akan memakai gaun yang hampir sama." ucap Arianna membuka pembicaraan pada Catalina.

Catalina melirik Arianna kesal, "Iya. Berkatmu, kita seperti anak kecil yang dipakaikan baju sama karena kita kembar."

"Kan kita memang saudara kembar." balasan Arianna membuat Catalina semakin kesal.

"Aku tidak terlalu suka memakai warna yang sama denganmu." ujar Catalina blak-blakan.

Arianna yang mendengar jadi ikutan kesal, pasalnya dia kan juga tidak tahu kalau gaun yang dia kenakan akan sama dengan gaun yang dipakai Catalina.

"Aku juga tidak sengaja memakai gaun yang warnanya sama denganmu tahu! Kan yang terpenting warna rambut kita berbeda. Kau ini memang terlalu rumit!"

"Kau yang rumit!"

"Kau!"

Keduanya saling memberikan tatapan bak kucing yang sedang bertengkar. Mereka berdua sama-sama tidak mau mengalah sampai sebuah deheman mengalihkan perhatian mereka berdua.

"Kita sudah sampai di taman istana, jika kalian masih seperti itu, ku hukum kalian berdua." peringat Duchess dengan nada pelan namun terasa ancamannya.

Arianna dan Catalina yang merasakan aura kematian dari Duchess pun berhenti. Bila Duchess sudah turun tangan, maka tidak akan ada ampun.

Beralih ke taman istana yang saat ini terlihat ramai dan dihias sedemikian rupa agar semakin terlihat indah. Lalu di ujung taman terdapat tempat duduk dimana sang mempelai berada beserta keluarganya.

Duke pun mengajak keluarganya untuk memberi salam pada Gavriel dan Isabelle serta Raja dan Ratu yang hadir disitu.

Arianna terpana setelah melihat sosok Isabelle yang duduk di sebelah Gavriel. Wanita itu nampak sangat cantik dan muda seperti yang dikatakan Catalina.

"Salam untuk Yang Mulia Raja Whitney dan Yang Mulia Ratu Medeia. Semoga kedamaian dan kebahagiaan selalu menyertai Anda sekalian." ucap Duke dengan menundukkan sedikit tubuhnya.

Arianna refleks mengikuti gerakan Catalina yang memberikan salam untuk Raja dan Ratu Kerajaan Naveer.

Tidak hanya itu, Arianna juga merasakan atensi dari berbagai arah yang tertuju kepadanya, terutama pada Isabelle yang juga menatapnya.

"Selamat atas pernikahan Anda, Yang Mulia Putra Mahkota Gavriel. Semoga hubungan Anda dengan Yang Mulia Putri Mahkota Isabelle abadi sampai maut memisahkan." sambung Duke.

Arianna menegakkan tubuhnya selesai Duke memberi salam pada anggota keluarga Kerajaan. Benar saja, tatapannya bertemu pandang pada Isabelle yang cantiknya benar-benar membuatnya candu.

'Ngapain si Isabelle liatin gue ampe begitu?'

"Duke Wezen, ku dengar mansionmu baru saja mendapat serangan dari penyihir hitam. Apa sekarang sudah baik-baik saja?" tanya Raja Whitney.

"Terima kasih atas perhatian Anda, Yang Mulia. Kami semua baik-baik saja sekarang." balas Duke singkat.

Pandangan Raja Whitney lantas beralih pada Arianna dan Catalina yang berdiri bersisihan.

"Putri-putrimu masih saja cantik dan muda seperti biasanya." puji Raja Whitney pada Arianna dan Catalina.

"Terima kasih atas pujian Anda, Yang Mulia." ucap Catalina seraya tersenyum palsu. Senyumannya kentara sekali dia tidak menyukai pujian yang diberikan oleh Raja Whitney.

"Lady Catalina," Isabelle berdiri dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Catalina.

"Terima kasih karena sudah memberikan restu atas pernikahan kami. Saya benar-benar berterima kasih karena Anda selalu hadir di pesta pernikahan kami." ucap Isabelle sambil menggenggam tangan Catalina.

Sebagai sesama seorang wanita, Arianna mengerti maksud Isabelle mengatakan itu. Tentu saja maksudnya wanita itu adalah ingin mempermalukan Catalina yang gagal menjadi pasangan Gavriel.

Pantas saja Catalina selalu saja dalam kondisi buruk setelah pulang dari pesta, ternyata ini penyebabnya.

"Saya datang karena diundang." ucap Catalina judes.

Isabelle dengan senyuman tipisnya beralih pada Arianna, "Terima kasih untuk Lady Arianna juga yang sudah datang, padahal Anda baru saja sembuh kan?"

"Iya, saya baru saja sembuh." Arianna menanggapi basa-basi Isabelle dengan pikiran yang kemana-mana, "Selamat untuk pernikahan Anda, Yang Mulia Putri Mahkota Isabelle."

Arianna melirik ke arah Gavriel yang masih saja duduk diam dan enggan menyapa keluarga Duke Wezen sama sekali.

"Ah~ saya sungguh senang dengan kehadiran kalian berdua." ucap Isabelle sambil tersenyum senang dan bersikap sok akrab dengan menepuk pundak Arianna dan Catalina secara bersamaan, "Silakan nikmati pestanya ..." Isabelle kembali duduk di tempatnya.

"Kalau begitu, kami undur diri, Yang Mulia ..." pamit Duke.

Tidak ingin berlama-lama, Catalina menarik Arianna menjauh dari tempat keramat itu setelah selesai memberikan salam kesopanan untuk Raja dan keluarganya.

Perhatian semua orang tertuju pada dua saudara kembar cantik yang mendapat julukan wanita gila Wezen itu yang nampak akur. Mereka pun mulai membicarakan alasan saudara kembar itu bisa akur di tempat yang sama.

"Hei! Kau lihat itu kan? Tingkahnya membuatku jijik!" Catalina bergidik.

Arianna mengangguk, "Iya-iya, aku melihatnya." Sungguh! Arianna terkejut dengan sikap Isabelle yang baru saja dia lihat amat sangat berbeda dengan yang ada di cerita komiknya.

"Dia terang-terangan sekali mengejekmu."

"Benar kan dia mengejekku? Aku pikir aku saja yang berpikir begitu."

"Ya sudahlah, kita nikmati dulu pestanya. Biarkan saja ejekan tak bermutu itu, yang terpenting kau sudah bisa mengendalikan dirimu." Arianna menatap bangga pada Catalina.

Catalina tertawa tanpa etika, "Lihat saja! Aku pasti mendapatkan pria yang lebih keren dari dia!"

Keduanya lantas tertawa lantang tanpa peduli tatapan orang-orang yang terus terarah pada mereka berdua. Pasalnya seorang wanita bangsawan itu erat berkaitan dengan etika. Mulai dari cara tertawa di depan publik, cara berjalan, cara minum teh dan makan, semuanya ada etikanya.

"Wah, ada angin apa Lady Arianna berpakaian sederhana seperti ini?" Tiba-tiba saja muncul tiga orang wanita yang datang entah darimana.

Arianna menatap ketiga wajah wanita itu bergantian, lalu tatapannya jatuh pada wanita yang memiliki tahi lalat di bawah matanya. Wanita itu adalah orang yang baru saja mengajaknya bicara.

"Siapa ya?"

"ppftt.." Catalina hampir saja menyemburkan tawanya karena Arianna, "Kau tak mengingatnya?"

Arianna menggeleng, "Tidak."

"Yah, lagipula tidak penting juga sih mengingatnya." Catalina pada akhirnya tertawa lepas.

Wanita itu nampak kesal atas perlakuan Catalina dan Arianna, "Kalian berdua menyebalkan sekali! Kenapa Yang Mulia Putri Mahkota bisa-bisanya mengundang wanita gila seperti kalian?"

"Kok tanya kami? Tanya saja pada Yang Mulia Putri Mahkota yang terhormat." jawab Arianna sambil menahan tawanya.

"Dasar wanita tidak laku!" ucap salah satu teman wanita itu.

Catalina berhenti tertawa setelah mendengar ujaran menyebalkan seperti itu. Dia ingin sekali menjambak rambut wanita itu kalau saja tidak ditahan oleh Arianna.

Itu karena Arianna tahu alasan ketiga wanita ini mendekati mereka. Mereka bertiga ingin memancing Arianna dan Catalina untuk berbuat kekacauan lalu berakhir diusir oleh para ksatria yang berjaga.

"Atas dasar apa yang membuat Lady berani berbicara kalau kami wanita tidak laku?" tanya Arianna dengan wajah santai. Karena sikapnya ini, Arianna menjadi sorotan.

"Itu karena hanya kalian berdua yang belum bertunangan sama sekali dari sekian banyak wanita yang hadir disini." balas wanita itu.

"Mana mungkin ada pria yang mau memilih kalian berdua menjadi istri." wanita bertahi lalat itu berceletuk lagi.

"Jadi begitu tolak ukur kalian dalam memandang seseorang?" Arianna tertawa dibuatnya, "Berhati-hatilah saat berbicara. Karma itu ada, bagaimana kalau kalian bertunangan dengan pria yang salah? Syukur-syukur tidak diduakan, ups!"

Catalina dibuat tertawa lagi oleh Arianna. Berkat ucapan Arianna, ketiga wanita itu melenggang pergi karena sakit hati atas ucapan Arianna.

"Jangan buat tanganmu kotor hanya karena ucapan mereka yang seperti itu, Catalina."

"Haha~ baiklah! Aku akan mengikuti saranmu lagi kali ini."

Bersambung ....

Dimana-mana mulut julid itu pasti ada ya gesss, pokoknya jangan kebawa emosi sama orang yang kayak begitu.

Untuk yang sudah baca dan vote, KAMSAHAMNIDAAA 🥰🤍

TERIMAKASIH BUAAAANYAAAKKK🥰✨

Sampai bertemu lagi di chapter selanjutnya.

Episodes
1 Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2 Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3 Chapter 3: Target Selanjutnya
4 Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5 Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6 Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7 Chapter 7: Keinginan Arianna
8 Chapter 8: Terungkap
9 Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10 Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11 Chapter 11: Ajakan Menikah
12 Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13 Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14 Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15 Chapter 15: Bertemu Isabelle
16 Chapter 16: Pertunjukan Musik
17 Chapter 17: Arianna Diculik
18 Chapter 18: Dalam Bahaya
19 Chapter 19: Berharga
20 Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21 Chapter 21: Terungkap 2
22 Chapter 22: Pembuktian
23 Chapter 23: Syarat dari Duke
24 Chapter 24: Lebih Baik
25 Chapter 25: Pantas Bahagia
26 Chapter 26: Perasaan Arianna
27 Chapter 27: Pulang
28 Chapter 28: Untuk Arianna
29 Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30 Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31 Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32 Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33 Chapter 33: Benang Kusut
34 Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35 Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36 Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37 Chapter 37: Pesta Minum Teh
38 Chapter 38: Firasat Buruk
39 Chapter 39: Kemenangan Perang
40 Chapter 40: Bukan Ezekiel
41 Chapter 41 : Tetap Tenang
42 Chapter 42: Melelahkan
43 Chapter 43: Terus Bersandiwara
44 Chapter 44: Perlahan Terungkap
45 Chapter 45: Terungkap 3
46 Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2
Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3
Chapter 3: Target Selanjutnya
4
Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5
Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6
Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7
Chapter 7: Keinginan Arianna
8
Chapter 8: Terungkap
9
Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10
Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11
Chapter 11: Ajakan Menikah
12
Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13
Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14
Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15
Chapter 15: Bertemu Isabelle
16
Chapter 16: Pertunjukan Musik
17
Chapter 17: Arianna Diculik
18
Chapter 18: Dalam Bahaya
19
Chapter 19: Berharga
20
Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21
Chapter 21: Terungkap 2
22
Chapter 22: Pembuktian
23
Chapter 23: Syarat dari Duke
24
Chapter 24: Lebih Baik
25
Chapter 25: Pantas Bahagia
26
Chapter 26: Perasaan Arianna
27
Chapter 27: Pulang
28
Chapter 28: Untuk Arianna
29
Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30
Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31
Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32
Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33
Chapter 33: Benang Kusut
34
Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35
Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36
Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37
Chapter 37: Pesta Minum Teh
38
Chapter 38: Firasat Buruk
39
Chapter 39: Kemenangan Perang
40
Chapter 40: Bukan Ezekiel
41
Chapter 41 : Tetap Tenang
42
Chapter 42: Melelahkan
43
Chapter 43: Terus Bersandiwara
44
Chapter 44: Perlahan Terungkap
45
Chapter 45: Terungkap 3
46
Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!