...-<{ SELAMAT MEMBACA }>-...
Mansion Duke Wezen kembali digegerkan oleh Ramona yang mengabarkan bahwa Arianna Serafine kembali tidak sadarkan diri.
Duchess serta Catalina dan adik bungsunya nampak terburu-buru menuju kamar Arianna.
Sesampainya di kamar Arianna, Duchess terpaku menatap putrinya yang terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur.
"Tadi pagi saya berniat membangunkan Nona, tetapi Nona tidak bangun-bangun, Nyonya! Lalu Nona juga mengalami demam tinggi." cerita Ramona dengan wajah memerah sehabis menangis.
"Padahal kemarin dia sudah membaik, kenapa bisa seperti ini?" Duchess menyentuh kening Arianna yang memang sangat panas.
"Tolong tenanglah, ibu, sebentar lagi dokter akan datang." Catalina mencoba menenangkan Duchess.
Duchess benar-benar khawatir dengan kondisi putri sulungnya ini, 'Apa karena itu penyebabnya?'
Tok tok tok
Dokter yang dipanggil pun sudah datang dan mulai melakukan pemeriksaan untuk Arianna.
"Nyonya Duchess tidak perlu terlalu khawatir. Kondisi yang dialami Lady Arianna bisa dikatakan hal yang wajar setelah mengalami koma selama dua bulan."
Dokter menjelaskan bahwa Arianna masih dalam tahap pemulihan dan tubuhnya yang mencoba menyesuaikan dengan masa pergantian cuaca sekarang.
Duchess dan Catalina bernapas lega mendengar penjelasan itu.
"Saya akan memberikan resep obat herbal dari wilayah barat yang akan membantu pemulihan tubuh Lady Arianna. Jadi, kedepannya Lady Arianna harus mengonsumsi obat herbal itu selama satu minggu."
Duchess mengangguk, "Baik, terima kasih sudah datang, dokter Eren. Aku sungguh panik karena takut putriku kembali tidak sadarkan diri dalam waktu lama."
"Saya mengerti atas kekhawatiran Anda, Satu minggu lagi saya akan datang untuk memeriksa kondisi Lady Arianna."
Setelah mengatakan itu, dokter pun pamit pulang karena dia masih harus ke istana Kekaisaran.
Tepat setelah kepergian dokter, Arianna membuka matanya. Dia bingung dengan adanya Duchess dan Catalina yang ada di kamarnya.
"Kalian kenapa?" tanya Arianna dengan suara serak. Arianna merasakan tubuhnya begitu lemas untuk digerakkan.
"Kau yang kenapa! Sebenarnya kau habis melakukan apa sampai demam tinggi dan membuat seisi rumah panik, huh?" marah Catalina.
'Oh, jadi gue demam? Pantes aja wajah Duchess keliatan khawatir banget.' batin Arianna dalam hati.
"Ya santai dong! Aku mana tahu kalau akan demam?" sungut Arianna.
Duchess memegang keningnya yang terasa pusing. Kedua putrinya ini memang tidak seharusnya berada di tempat yang sama, alasannya ya tentu saja seperti sekarang. Mereka akan seperti kucing dan tikus yang tidak akan pernah akur.
"Kalau kau datang kemari untuk mengomel, lebih baik keluar sana! Kepalaku semakin pusing mendengar suaramu tahu!"
"Justru karena aku peduli padamu makanya aku mengomel! Aku mengomel untuk kebaikanmu, bodoh!" Catalina tidak mau kalah adu mulut.
"Sudah-sudah!" potong Duchess yang sudah tidak tahan, "Kalian ini ya, benar-benar! Apa kalian tidak malu bertengkar begitu di depan Niel?"
Berkat ucapan Duchess, Arianna jadi sadar akan sosok Niel Mackenzie, putra termuda Duchess yang akan menjadi penerus keluarga ini.
"Oh, Niel? Apa kau tidak merindukan kakakmu yang cantik jelita ini?" Arianna mencoba mengajak bicara Niel yang memang sedari tadi hanya diam saja.
Niel diem tidak menyahut. Arianna menduga bahwa Niel merupakan anak yang pendiam, maka dari itu dia merasa aneh karena tidak mendapat balasan dari Niel.
Tidak disangka, Niel mendekati Arianna. Anak kecil itu meletakkan telapak tangannya yang kecil di kening Arianna.
"Jangan sakit, Kakak." ucap Niel singkat.
"Ya ampun!" Mata Catalina tidak percaya dengan pemandangan yang ada di depannya.
Ini pertama kalinya adik laki-lakinya yang pendiam bicara. Bahkan Catalina sendiri tidak pernah diajak bicara oleh Niel. Adiknya itu selalu menghindar bila berpapasan dengan Arianna maupun dengannya.
Arianna yang tidak tahu fakta tentang itu justru senang karena Niel peduli padanya, "Mungkin aku akan cepat sembuh kalau kau yang merawatku, Niel."
Niel sedikit menelengkan kepalanya, "Begitukah?"
Arianna mengangguk antusias, "Betul! Sering-seringlah datang kemari, karena kakakmu ini masih belum diperbolehkan keluar kamar."
Pada dasarnya Arianna yang memang menyukai anak kecil pun merasa senang saat melihat Niel. Menurut Arianna, Niel terlihat menggemaskan di matanya.
Niel berbalik dan menatap Duchess, "Apakah Niel boleh berkunjung ke kamar kakak?" tanya Niel polos.
Duchess dan Catalina sama-sama terkejut dengan mulut yang menganga. Ini adalah keajaiban!
"Te-tentu. Kakakmu pasti akan cepat sembuh karena Niel." ucap Duchess.
"Sungguh sulit dipercaya! Apakah adikku yang dingin itu terhipnotis?" gumam Catalina yang masih bisa di dengar oleh Duchess.
Arianna hanya bisa menahan tawanya melihat ekspresi Catalina. Pasalnya di dalam komik dijelaskan bahwa dia dan adiknya, Niel Mackenzie tidak akrab.
Tapi setelah Arianna sadar, sepertinya alur cerita dalam komik mengalami perubahan. Meskipun sosok Arianna Serafine hanya tokoh sampingan, tetapi tidak pernah ada kabar bahwa Arianna Serafine mengalami kecelakaan tertabrak kereta kuda.
'Kalau begitu justru bagus! Tapi ...'
Arianna sedikit takut bila alur cerita komik ini melenceng cukup parah karena dia yang merupakan seorang perasuk, akan ada efek yang lebih besar ke depannya entah itu baik atau buruk.
"Ramona, tolong bawakan makanan untuk Arianna." perintah Duchess.
Ramona dengan sigap melaksanakan perintah Duchess. Setelah kepergian Ramona, Duchess mengajak Catalina keluar dari kamar Arianna agar putrinya itu bisa istirahat.
"Niel, apa kau bisa membantuku minum?"
Niel mengangguk. Setelahnya pun Arianna disuapi makan oleh Niel. Arianna yang pada dasarnya lemah terhadap anak kecil tidak bisa untuk tidak memainkan pipi gembul Niel sebagai ganti ucapan bahwa dia senang dengan adanya Niel.
...🤍🖤🤍...
Sementara itu di ruang kerja Duchess, dia mendapatkan kabar bahwa istana Kekaisaran diserang oleh penyihir hitam semalam.
Kabarnya, penyihir hitam datang menyamar sebagai prajurit lalu tiba-tiba saja menebas kepala beberapa dayang dan prajurit yang dia lihat. Tidak hanya itu, penyihir hitam juga membawa monster 'Luke' yang membuat suasana istana menjadi semakin kacau.
Monster 'Luke' dijelaskan bentuknya mirip singa lalu memiliki tiga ekor dan sayap kelelawar, monster itu juga bisa menyemburkan racun dari mulutnya yang mana racun itu cukup berbahaya meskipun tidak mematikan.
"Akhir-akhir ini penyihir hitam seringkali membuat keributan. Aku sangat khawatir dengan keadaan mansion ini tanpa adanya suamiku." ucap Duchess pada Reon yang merupakan butler mansion ini.
"Nyonya tidak perlu khawatir. Bukankah Tuan Duke sudah memberikan perlindungan sihir untuk mansion ini?"
Itu benar. Tetapi Duchess tetap merasa khawatir. Meskipun suaminya sudah memberikan sihir perlindungan, tetap saja akan jauh lebih aman bila suaminya ada di sini.
"Omong-omong, apa suamiku mengirimkan surat balasan?"
"Iya Nyonya, hampir saja saya lupa tentang kabar penting ini. Tolong maafkan kelalaian saya ini." Reon merutuki dirinya sendiri yang bisa-bisanya lupa tentang surat balasan dari Duke.
"Tidak apa-apa, Reon. Aku mengerti ada begitu banyak hal yang kau urus untuk membantuku hingga membuatmu lupa."
Reon pun mengambilkan surat itu dan menyerahkannya pada Duchess, "Ini suratnya, Nyonya."
Duchess menerima surat itu lalu segera membukanya. Matanya nampak fokus membaca surat balasan dari suaminya.
Permasalahan yang ada disini sudah hampir selesai ku tangani. Dan juga aku sudah menemukan orangnya, ternyata dia memang tinggal di sini.
Aku juga mendengar kabar bahwa Arianna sudah sadar, secepatnya aku akan pulang, sayang. Jaga kesehatanmu selalu.
Tertanda, suamimu.
Beban yang dirasakan Duchess semenjak suaminya pergi pun perlahan hilang setelah membaca surat dari suaminya.
"Oh iya, Nyonya, saya hampir lupa lagi." Reon kembali menyerahkan surat undangan yang terlihat elegan dan terdapat lambang serigala hitam di bagian suratnya.
"Pernikahan Yang Mulia Pangeran dan Putri terlaksana dua minggu lagi?"
Kabar ini cukup mengejutkan untuk Duchess. Tidak disangka pernikahannya akan secepat ini. Dan juga karena surat ini, Duchess jadi teringat akan putri keduanya, yaitu Catalina.
"Reon," panggil Duchess.
"Ya, Nyonya?"
"Soal surat undangan ini biar aku yang memberitahukannya pada putri-putriku. Dan soal obat herbal yang disarankan dokter, apakah dia sudah mengirimnya?"
"Saya mendengar kabar mengenai obatnya yang akan tiba nanti malam." jawab Reon.
Duchess mengangguk, "Kau boleh kembali, Reon."
Reon pun beranjak dari ruang kerja Duchess, akan tetapi dia dikejutkan dengan kehadiran Catalina yang berdiri di depan pintu dengan wajah yang tidak bisa dijelaskan.
Catalina segera masuk untuk menemui ibunya. Saat Catalina berada di dalam, Duchess pikir itu adalah Reon, tetapi ternyata putrinya.
"Pasti kau sudah mendengarnya kan?" tebak Duchess.
Catalina mengangguk, "Aku sudah mendengarnya, ibu."
Duchess tersenyum tipis, "Relakan dia, Cat. Kau berhak dapat yang lebih baik."
Ucapan Duchess hampir mirip dengan ucapan Arianna sebelumnya. Haruskah dia menyerah? Tetapi entah kenapa dia masih belum rela melepaskan Gavriel untuk wanita itu.
"Apa ibu tahu apa yang sedang aku pikirkan sekarang?" ujar Catalina lirih, tidak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya.
"Kau ingin meracuni Putri Isabelle?" tebak Duchess yang sudah mengerti perangai putrinya ini.
Catalina tertawa sumbar, "Ternyata ibu sudah tahu. Lalu apa boleh aku meracuninya?"
Duchess tidak menjawab, dia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju Catalina. Duchess memberikan pelukan hangat untuk putri cantiknya ini.
"Jika sudah meracuninya, apa kau akan puas?" Catalina menggeleng.
Duchess mengurai pelukannya, dia menangkup wajah kecil Catalina, "Mungkin kau bisa membunuhnya sekarang. Tapi jawaban yang kau inginkan tidak akan pernah kau dapatkan."
Dalam hati Catalina membenarkan. Meskipun dia membunuh Isabelle; orang yang dicintai Gavriel, tetap saja hati Gavriel tidak akan pernah jadi miliknya.
Tetapi kabar pernikahan Gavriel dan wanita yang dicintainya menjadi kabar yang paling menyakitkan untuk Catalina saat ini.
Pagi itu, Catalina menangis sejadi-jadinya di pelukan sang ibu.
Bersambung ....
Buat yang udah mampir, aku ucapin terima kasih banyak yaaa ....😊
Aku bakal usaha untuk terus update meskipun agak telat. Tahu sendiri aku ini budak korporat xixixi ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Nazwa Fika
mantul..lnjut...
2024-06-16
0
deria
relakan orang yang tidak mencintaiku cat😊 percayalah akan ada orang yang mau nrima kamu apa adanya🤗.. jangan gegabah dan bertindak bodoh.. karna itu akan menghancurkan keluarga mu..
2023-12-30
3