...-{ SELAMAT MEMBACA }>-...
Kabar mengenai mansion Duke Wezen yang diserang oleh penyihir hitam dan menyebabkan Duchess dan Catalina dilarikan ke Lyrae tengah menjadi perbincangan hangat di wilayah ibukota Linchana, ibukota Kekaisaran Linchia.
Begitulah desas-desus yang Arianna dengar. Pasalnya, di istana Kekaisaran yang sebelumnya diserang lebih dulu tidak ada anggota inti Kekaisaran yang terkena sihir hitam milik penyihir hitam.
Dengan begitu, Duke Wezen pun membuka lowongan pekerjaan untuk pelayan mansion, pelayan pribadi untuk Arianna serta calon ksatria yang lebih unggul dibanding prajurit.
Yang Arianna tahu, di dunia komik ini sebutan prajurit dan ksatria sedikit berbeda. Perbedaan itu terlihat dari kemampuan mereka dalam menguasai teknik pedang, memanah dan status sosial mereka.
Yang lebih unggul dalam kategori tersebut, mereka akan masuk menjadi ksatria. Sedangkan prajurit rerata dari rakyat biasa, tidak ada yang berasal dari keturunan bangsawan.
"Kapan ibu dan Kak Cat pulang?" tanya Niel pada Arianna yang sedang mengusap kepalanya.
"Kata ayah besok mereka pulang. Niel merindukan ibu dan Kak Cat?"
"Iya." angguk Niel.
Arianna merasa bersyukur, adiknya yang imut ini tidak ikut menjadi korban dalam serangan penyihir hitam dua hari lalu. Beruntung Niel malam itu tengah berada di loteng karena sibuk belajar di loteng bersama ksatrianya. Lalu pengaruh sihir hitam yang disebarkan oleh penyihir hitam tidak sampai di loteng.
"Permisi, Nona Arianna, Tuan Duke menunggu Anda di ruangannya." Seorang pelayan wanita yang lebih muda dari Arianna datang untuk memberitahu.
"Baiklah, aku akan menemui ayah." balas Arianna untuk pelayan wanita itu.
Pelayan itu pun menundukkan kepalanya dan berjalan mundur kemudian berbalik pergi meninggalkan ruang bersantai dimana Arianna dan Niel tengah meminum teh bersama.
"Niel mau ikut bertemu ayah?" ajak Arianna pada Niel.
Entah kenapa Arianna masih belum terbiasa dengan Duke Wezen yang sekarang adalah ayahnya. Berbeda dengan Duchess yang mudah diterima oleh Arianna sebagai ibu barunya di dunia ini.
Arianna sedikit meringis karena kehidupan sebelumnya ketika menjadi Arianna Safi cukup menyedihkan karena tidak mendapatkan kasih sayang kedua orangtuanya. Ibunya bahkan pergi entah kemana ketika usianya menginjak sepuluh tahun.
"Mau." ucap Niel singkat. Anak itu lantas berdiri kemudian menggandeng tangan Arianna.
'Kok bisa sih ini anak gemesin banget!!!' batin Arianna yang terlalu gemas dengan tingkah Niel.
Arianna dan Niel berjalan bergandengan tangan menuju ruang kerja Duke Wezen. Selama perjalanan menuju ruang kerja, Arianna sedikit mendengar ada pelayan wanita yang membicarakannya.
"Aku tidak menyangka wanita gila itu tenang-tenang saja padahal biasanya tiap hari selalu merengek minta dibelikan perhiasan."
"Mungkin otaknya sedikit bergeser hingga dia mulai normal untuk sementara waktu."
Arianna yang mendengar itu melotot sebal hingga membuat langkahnya terhenti. Hal itu tentu membuat Niel bertanya-tanya kenapa kakaknya berhenti di tengah jalan.
"Kenapa, Kak?" tanya Niel dengan mendongak.
Melihat wajah imut Niel membuat kekesalan Arianna sedikit mereda. Tetapi bukankah lebih baik bila memberikan orang-orang itu sedikit pelajaran agar tidak membicarakan majikannya?
"Tidak apa-apa, Niel." Tatapan Arianna kembali tertuju pada dua wanita itu yang berani meliriknya tanpa sopan.
"Hei kalian berdua, kemari sebentar!" panggil Arianna.
Tampak dua pelayan itu berjalan malas-malasan menuju ke arahnya. Setelahnya mereka tidak memberikan salam yang sepantasnya mereka lakukan untuk majikannya.
Kedua pelayan itu justru dengan berani menatap wajah Arianna dan Niel terang-terangan.
Plak
"Siapa yang memberimu keberanian menatapku seperti itu hm?"
Pelayan wanita itu nampak kesal setelah menerima tamparan keras dari Arianna, "Anda memang wanita gila ya,"
"Delton!" panggil Niel entah pada siapa yang membuat suasana tegang itu sedikit teralihkan.
"Saya disini, Tuan Muda Niel." Seorang ksatria tiba-tiba saja muncul entah darimana.
"Seret keluar dua orang ini dan cambuk mereka sampai mati." ucap Niel dengan nada dingin.
Arianna menutup mulutnya yang ternganga lebar. Dia pikir Niel masihlah anak kecil yang belum mengerti situasinya yang tengah berseteru dengan pelayan biasa.
"Baik, Tuan Muda." Ksatria bernama Delton itu lantas menyeret kedua wanita itu dengan mudahnya.
"TUAN MUDA! TOLONG AMPUNI NYAWA KAMI, TUAN MUDA!"
Teriakan kedua wanita itu masih menggema meskipun mereka sudah tidak terlihat oleh mata.
"Niel ..." Arianna merasa terharu karena bantuan yang diberikan Niel. Dan untuk pertama kalinya Arianna melihat senyum lebar Niel untuknya.
"Ayah sudah menunggu, Kak." Niel kembali menggandeng tangan Arianna dan menariknya agar kembali melanjutkan jalannya.
'AAAK!!! KARUNG MANA KARUNG!!' Sayang sekali Arianna hanya bisa menjerit dalam hati. Di dunia ini tidak ada yang lebih imut dari Niel, adiknya.
...🤍🖤🤍...
"Siapa namamu?" tanya Arianna pada wanita yang tengah menundukkan kepala di depannya.
"Nama saya Lunar Adelia, Nona."
Arianna mengamati pelayan barunya yang kata Duke Wezen sudah diuji kemampuannya dalam melayani wanita bangsawan.
"Apa alasanmu ingin menjadi pelayan pribadiku?"
Wanita di depannya masih setia untuk menunduk, "Alasan saya karena ingin melanjutkan tugas mendiang Ramona yang merupakan teman saya."
"Jadi kau temannya Ramona?" Entah kenapa Arianna merasa waspada pada wanita di depannya.
"Benar, Nona. Sebelumnya saya bekerja melayani Nona muda Count Roscent dan berhenti karena mendiang Ramona pernah berpesan pada saya untuk menjadi pelayan Anda bila terjadi sesuatu padanya." jelas Lunar panjang lebar.
"Apa kau bersedia melayaniku meskipun nyawamu taruhannya?"
"Saya bersedia, Nona." ucap Lunar dengan tegas.
Arianna yang masih merasa waspada pun memutuskan untuk menerima Lunar sebagai pelayan pribadinya.
"Baiklah, kalau begitu mulai sekarang kau sudah bisa melayaniku. Tolong bantu aku memakai gaun karena aku harus menyambut kepulangan ibuku dan saudaraku."
"Baik, Nona."
Setelah selesai memakai gaun dan bersiap, Arianna keluar dari kamar diikuti Lunar untuk menyambut kepulangan Duchess dan Catalina di halaman.
Baru menuruni anak tangga, Arianna sudah melihat Duchess dan Catalina. Sepertinya dia sedikit terlambat.
"Ibu!"
Arianna memeluk Duchess karena merindukannya, "Bagaimana kondisi ibu? Apa ibu baik-baik saja sekarang?"
Duchess mengangguk, "Ibu baik-baik saja, Arianna. Syukurlah kau sudah sembuh sekarang." Duchess mengusap pipi Arianna seraya tersenyum haru.
Dokter yang datang kemarin memang mengatakan bahwa kondisi Arianna sudah sehat dan tidak perlu lagi meminum obat herbal yang diresepkannya.
Arianna lantas melirik ke arah Catalina yang seperti mayat hidup. Tatapan wanita itu terlihat kosong dan hampa, Arianna yang melihat itu tidak bisa untuk diam saja. Bagaimanapun sekarang Arianna adalah saudara kembar Catalina.
"Ibu sudah tidak tahu bagaimana caranya menghibur saudaramu itu. Dia terus saja diam dan tidak bisa diajak bicara." adu Duchess pada Arianna.
"Serahkan saja padaku, ibu."
Arianna pun menghampiri Catalina dan menarik tangan wanita itu menuju taman belakang. Catalina hanya diam dan ikut saja kemana Arianna menariknya.
"Hei, bodoh! Lihat aku!"
Catalina memang menatap Arianna, tetapi dia masih saja diam membisu. Catalina nampak berbeda dari yang dikenalnya.
"Kau mau menangis lagi?" tanya Arianna.
Tak disangka Catalina mengangguk. Arianna pun memeluk saudara kembarnya yang mana tangisannya langsung tumpah begitu saja.
Arianna yang pada dasarnya sedikit baperan pun jadi ikut menangis kencang karena Catalina.
"D-dasar bodoh! Huwaa~" Arianna memukul punggung Catalina karena kesal karena telah membuatnya ikut menangis.
"K-kau y-yang bodoh! Huwa~" Catalina membalas pukulan Arianna sambil menangis.
Keduanya menangis dalam waktu yang lumayan lama. Setelah berhenti menangis, keduanya pun memutuskan untuk rebahan di bawah pohon oak.
"Kau sudah lebih baik sekarang?" tanya Arianna pada Catalina.
"Yah, lumayan karena berkatmu juga." balas Catalina.
Arianna pun merubah posisinya dengan duduk, dia melirik Catalina yang juga menatapnya, "Kau sudah memikirkan saranku?"
Catalina mengangguk, "Kalau dipikir-pikir aku terlalu bodoh karena mencintai pria yang tidak menerima cintaku juga."
"Benar-benar, aku pun berpikir kalau kau memang bodoh." Arianna sengaja memancing kekesalan Catalina.
"Cih! Itu karena kau belum merasakan yang namanya mencintai seseorang. Ketika orang jatuh cinta, kotoran kuda pun semanis coklat tahu!"
Arianna bergidig jijik, "Jangan bawa-bawa kotoran dong! Aku baru saja makan tahu!"
Catalina tertawa karena raut wajah Arianna yang nampak lucu. Ini pertama kalinya mereka duduk berdua seperti ini dan nampak santai.
"Menurutmu haruskah aku datang ke pernikahan mereka? Lalu hadiah apa yang harus ku bawa?"
"Bagaimana kalau kau racuni saja mereka berdua. Bukankah itu keinginan terdalammu?"
plak
"Yang benar saja! Begini-begini aku tahu kalau itu adalah pilihan yang tidak bagus. Cepat beritahu aku, haruskah aku datang?"
Arianna menghela nafas, "Apa kau sudah rela melepaskannya?"
Catalina nampak diam sebentar, kemudian dia mengucap, "Aku sedang berusaha sekarang. Aku juga masih kepikiran tentang mimpimu tahu!"
"Hahaha~" Arianna tertawa pelan, "Aku senang kau membalas pertanyaan ku begitu. Menurutku, sebaiknya kau datang saja untuk membuktikan bahwa kau benar-benar sudah tidak apa-apa melihat mereka menikah."
Setelahnya Arianna memberitahu tentang hadiah apa yang akan diberikan untuk pernikahan Gavriel dan Isabelle.
"Bagaimana, kau setuju?"
Keinginan Arianna sekarang adalah kebahagiaan untuk keluarga ini. Arianna ingin membalas budi karena mereka sudah memperlakukan Arianna sebagai keluarga mereka.
Bersambung ...
Melupakan cinta pertama memang nggak mudah kan? Catalina adalah aku yang dulu sebelum bertemu paksu xixixi😁
Untuk kalian yang sedang patah hati, nggak apa-apa loh kalau masih mau bersedih. Tapi jangan terlalu lama ya😊 Air matamu terlalu berharga untuk orang yang udah menyakitimu.
Terima kasih yang sudah mampir dan baca ceritaku. Awalnya aku udah sempet hopeless duluan karena pasti nggak ada yang tertarik dengan ceritaku ini. Tapi pas liat ada notifikasi yang meminta untuk update, aku jadi semangat lagi😁.
Sekali lagi terima kasih😊🤍🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ririn Santi
mmg sedih melepaskan seseorang yg terlanjur kita berharap padanya.
tp berpisah sebelum akad lebih baik Krn berarti Tuhan memberi sinyal bahwa dia bukan yg terbaik untuk kita. yakinlah jodoh terbaik kita sedang menunggu waktu yg tepat utk menjemput kita. pantaskan diri utk mendapat yg terbaik, fokus pd hal itu saja
2024-05-14
1
Linda M
lanjut bagus
2024-04-02
0
Ayu Dani
Hwaaaa like Like Like n like
2024-02-03
0