Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran

...-<{ SELAMAT MEMBACA }>-...

"Selamat datang di kastil ku yang mewah ini, para tamu-tamu tak diundang." sambut Eze dengan senyuman lebar yang dia berikan untuk dua orang pria berbeda bangsa di depannya.

"Cih! Aku juga tidak sudi untuk datang bila kau undang sekalipun, sialan!" ucap sinis salah seorang pria bertelinga runcing yang agak panjang.

Kemudian pria yang satunya lagi hanya bisa menatap mereka yang sibuk berperang dingin satu sama lain.

"Hoho~ Kalau sudah seperti ini, aku jadi tidak sungkan lagi untuk melenyapkan pemimpin bangsa elf yang bijak ini." sindir Eze.

"Tolong berhentilah kalian berdua!" ucap pria berambut pirang dengan bekas luka di wajahnya, "Penyihir Ezekiel, kami datang kemari untuk membicarakan hal penting."

Eze bersidekap dada, "Baiklah, akan ku dengar omong kosong kalian di dalam kastil ku. Jadi, silahkan masuk, Tuan elf dan juga Pangeran Timur."

Mereka pun masuk ke dalam kastil yang suram milik Eze. Eze membawa mereka ke ruang tamu miliknya.

Seperti yang direncanakan Eze sebelumnya bersama Ash, dia benar-benar tidak memberikan suguhan apapun untuk para tamunya ini. Bagi Eze, menyuguhi mereka hanya akan membuang-buang makanan.

"Jadi, apa alasan kalian datang kemari? Jika tentang itu, jawabanku masih sama. Aku tidak akan ikut dalam kelompok kalian meskipun tujuan kita sama!" ucap Eze dengan tegas.

Pemimpin elf menyeringai lebar, "Apa kau yakin tidak akan bergabung dengan kami? Bukankah kita bisa menjadi kelompok yang kuat untuk menghancurkan Kekaisaran?"

"Kekaisaran ini sudah tidak seharusnya berdiri lagi diatas penderitaan rakyatnya." ucap Pangeran Timur yang membuat Eze tertawa terbahak-bahak.

"Yang kau maksud rakyat menderita itu kau atau para rakyat jelata? Mengingat rencana pemberontakanmu, bukannya itu sama saja menambah penderitaan rakyat?"

Pembicaraan saling sindir terus diucapkan oleh mereka bertiga, terutama Eze dengan pemimpin elf- Maxime Yvoris Elfdian.

Memang hubungan Eze dan Maxime tidak terlalu baik karena suatu alasan. Eze tidak menyukai Maxime karena pria itu tidak mau memberikan salah satu herbal yang dia butuhkan, sedangkan Maxime, dia sejak awal memang tidak menyukai para penyihir, terutama penyihir menyebalkan seperti Ezekiel.

"Sesama orang yang pernah menyengsarakan rakyat, kau tidak pantas berkata begitu, Ezekiel Lyxander." Maxime tidak mau kalah.

Pembicaraan mereka tidak ada ujungnya karena sifat mereka bertiga yang hampir sama.

Ash yang tidak tahan melihat itu pun turun tangan. Ash berdehem untuk menginterupsi keributan mereka bertiga.

"Ehm ... Kenapa kalian berdua begitu kekeuh ingin mengajak Tuan saya bergabung dengan kelompok kalian? Dan bukankah Pangeran Alexis ingin mengatakan alasan Tuan Maxime bergabung dengan Anda pada Tuan saya?"

Eze menjentikkan jarinya karena teringat akan hal itu. Eze ingin tahu alasan Maxime yang juga tidak menyukai manusia bisa bergabung dengan Pangeran Alexis Jyari De Helio yang merupakan Putra Mahkota Kerajaan Helio, musuh Kerajaan Naveer.

"Alasan aku bergabung dengannya karena bangsaku sedang terancam akibat ulah Putra Mahkota Kaisar." jelas Maxime pada Eze.

"Putra Mahkota Kaisar melakukan apa pada bangsamu?" tanya Eze cukup penasaran.

"Ada cukup banyak wanita elf yang menghilang misterius. Lalu setelah ditelusuri jejak sihir wanita elf, ternyata jejak itu mengarah pada istana Kekaisaran milik Putra Mahkota. Aku yakin bajingan itu ingin memusnahkan bangsa elf secara perlahan."

Bagi bangsa elf, para wanita bisa dibilang berharga untuk kelangsungan bangsa mereka agar tetap ada. Bangsa elf tidak menikah dengan bangsa lain karena mereka adalah bangsa yang tertutup dan tidak menyukai pernikahan antar bangsa.

"Tapi bukankah wilayah kalian dilindungi oleh sihir yang kuat agar seseorang yang datang tanpa izin tidak bisa masuk? Kenapa bisa kalian tidak menyadari adanya penyusup?" Kali ini Eze menganggap pembicaraan mereka cukup menarik.

Maxime menghela nafas panjang, dia menyandarkan punggungnya ke sofa dan menaikkan kaki kanannya ke kaki kirinya, "Setiap malam bulan silver yang terjadi satu bulan sekali, sihir pertahanan wilayah kami cukup melemah. Dan para wanita elf menghilang misterius di mulai sejak tiga bulan yang lalu tepat saat malam bulan silver."

Eze menatap raut wajah Maxime yang frustasi dengan cukup senang. Kapan lagi bisa melihat pria jadi-jadian yang sombong itu tengah frustasi.

"Jawabanku atas kedatangan kalian tetap sama. Aku tidak mau bergabung dengan kelompok pecundang semacam kalian yang bahkan tidak pandai mengatasi satu wanita saja."

Ah~ Ezekiel jadi teringat dengan wanita unik yang satu itu. Tentang bagaimana wanita itu melawan para pria dengan mengangkat gaunnya tinggi-tinggi sangatlah menghibur dirinya saat itu.

"Siapa wanita yang kau maksud?" tanya Maxime karena dia tidak tahu menahu soal itu. Dia kan baru saja bergabung dengan Pangeran Alexis.

"Putri Duke Wezen, Arianna Serafine." jawab Eze, "Kenapa kau berencana menculik Putri-putri Duke Wezen, Pangeran?"

"Untuk membalaskan dendamku." Pangeran Alexis tampak mengepalkan tangannya kuat-kuat setelah mendengar nama Duke Wezen.

Eze merasa wajar jika Pangeran Alexis memiliki dendam pada Duke Wezen karena pria tua itu ikut andil dalam perang melawan Kerajaan Helio. Duke Wezen lah yang sudah membunuh tangan kanan Pangeran Alexis di medan perang. Eze tahu fakta itu dari Ash yang mencari tahu informasi itu.

"Jika kalian ingin melakukan pemberontakan maka lakukan saja. Aku akan bertepuk tangan jika kalian berhasil meratakan Kekaisaran." ucap Eze dengan senyuman lebarnya.

...🤍🖤🤍...

Sudah empat hari Arianna sakit, dan sekarang dia sudah sembuh total. Senyuman lebar tiada henti dia tunjukkan hingga membuat wanita yang datang ke kamarnya merasa aneh.

"Apa kau sesenang itu karena sudah sembuh?"

Arianna mengangguk antusias, "Tentu saja! Aku sudah amat sangat bosan berada di kamar ini dan tidak diperbolehkan keluar oleh ibu."

Jujur Arianna merasa senang atas perhatian yang diberikan oleh Duchess. Tetapi Arianna terkadang merasa terkekang karena Duchess benar-benar tidak memperbolehkannya keluar dari kamar sama sekali.

"Omong-omong, bagaimana dengan pestanya?"

Catalina mendecih seraya berbaring di tempat tidur Arianna, "Tidak ada yang seru sama sekali! Dan apa kau tahu? Ada yang aneh dengan Isabelle."

"Aneh? Aneh seperti apa maksudmu?" tanya Arianna.

Catalina menatap Arianna, "Aku merasa wajah Isabelle tampak lebih muda dan berseri-seri dibanding sebelumnya."

Melihat raut wajah Catalina yang serius, sepertinya memang ada sesuatu pada Isabelle. Dibanding dirinya, Catalina yang lebih sering bertemu Isabelle. Jadi, bila ada keanehan, Catalina pasti menyadarinya.

"Dia kan pengantin baru, sudah pasti melakukan perawatan wajah yang membuatnya terlihat lebih muda dan berseri-seri."

Catalina menggeleng yakin, "Aku yakin bukan karena itu. Dan lagi, berani-beraninya wanita itu menyeringai padaku setelah berciuman dengan Gavriel seolah-olah ingin menunjukkan padaku bahwa dialah pemenangnya." jelas Catalina menggebu-gebu.

Arianna nampak ragu dengan penjelasan Catalina, tapi satu sisi dia juga percaya atas penjelasan Catalina.

'Apa mungkin karena kehadiran gue, sosok Isabelle jadi berubah?'

Pasalnya, Isabelle diceritakan sebagai wanita yang tidak pernah berbuat jahat. Isabelle juga memaafkan dengan mudah orang-orang yang menyakitinya.

"Nona Arianna, saya juga mendengar dari teman saya yang bekerja di istana Yang Mulia Putri Mahkota Isabelle, bahwa teman saya habis dipukul menggunakan rotan setelah melakukan kesalahan kecil." Lunar ikut-ikutan nimbrung.

Plak

"Aduh~ Hestia! Kenapa kau memukulku?!" Lunar tidak terima dipukul oleh Hestia, pelayan Catalina.

"Mulutmu itu sungguh berbahaya!" desis Hestia.

Arianna justru tertarik dengan cerita Lunar, "Dipikir-pikir temanmu banyak juga ya, Lunar." Arianna tertawa kecil, "Masa Isabelle bisa berbuat seperti itu?"

"Bisa saja, Arianna! Kau jangan pernah tertipu dengan wajah baik seseorang! Mereka yang seperti itu justru diam-diam menghanyutkan!" ujar Catalina menggebu.

"Benar, Nona!" sahut Hestia dan Lunar bersamaan.

"Oh iya, Arianna. Di pesta dansa semalam aku bertemu dengan Pangeran Nicholas. Dia mengajakku bicara dan membahas soal dirimu. Katanya dia merasa bersalah karena selama ini tidak menjengukmu karena dia sedang berkunjung ke negara tetangga."

Kalau saja tidak dibahas, Arianna pasti lupa akan hal itu. Tentang Pangeran Nicholas yang tidak diketahuinya, kira-kira orang yang seperti apa Pangeran Nicholas itu?

"Jadi begitu." hanya itu yang bisa dikatakan Arianna.

Tok tok tok

Perhatian mereka semua teralihkan pada seseorang yang tengah mengetuk pintu. Lunar pun mengusulkan diri untuk membuka pintu.

Saat dibuka ternyata dia adalah butler istana Kerajaan. Butler istana itu masuk dan memberikan salam secara sopan.

"Saya datang kemari ingin menyampaikan pesan dari Yang Mulia Putri Mahkota Isabelle. Persoalan pesta yang sebelumnya diadakan selama satu minggu kini dipersingkat. Besok adalah puncak pesta dansa yang akan dilakukan di taman istana." ucap butler itu.

Arianna dan Catalina saling pandang. Ternyata mereka berdua memiliki pertanyaan yang sama.

"Terima kasih atas pemberitahuannya, kau boleh pergi." ucap Catalina pada butler itu.

Butler menunduk dan memberikan salam lagi dengan sopan sebelum benar-benar pergi keluar dari kamar Arianna.

Setelah kepergian butler Kerajaan, ke empat wanita itu langsung berkumpul menjadi satu.

"Apa aku bilang! Ada yang aneh dengan Isabelle!"

"Perubahannya mendadak sekali, Nona!"

Ke empat wanita itu asyik berbincang membicarakan sosok Isabelle hingga melupakan status Lunar dan Hestia yang hanya seorang pelayan.

Diam-diam Arianna merasa penasaran. Dia jadi tidak sabar untuk hadir di puncak pesta dansa besok untuk melihat sang pemeran utama di komik yang dia baca.

Bersambung ...

Haloooo my lovely readers😊 maaf udah buat kalian menunggu, aku lagi ga enak badan lagi dua hari ini. Jadi mau update pun ngaret. Tapi terima kasih yang udah setia menemani lapak cerita ini.

Kalian jaga kesehatan selalu yaa ... Makan yang teratur dan minum air putih yang banyak!!

Sekali lagi terima kasih. Akan aku usahakan untuk up secepatnya.😊

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

kayaknya gw tau apa yang terjadi

2024-02-11

2

ndaaa

ndaaa

next..

2024-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2 Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3 Chapter 3: Target Selanjutnya
4 Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5 Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6 Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7 Chapter 7: Keinginan Arianna
8 Chapter 8: Terungkap
9 Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10 Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11 Chapter 11: Ajakan Menikah
12 Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13 Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14 Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15 Chapter 15: Bertemu Isabelle
16 Chapter 16: Pertunjukan Musik
17 Chapter 17: Arianna Diculik
18 Chapter 18: Dalam Bahaya
19 Chapter 19: Berharga
20 Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21 Chapter 21: Terungkap 2
22 Chapter 22: Pembuktian
23 Chapter 23: Syarat dari Duke
24 Chapter 24: Lebih Baik
25 Chapter 25: Pantas Bahagia
26 Chapter 26: Perasaan Arianna
27 Chapter 27: Pulang
28 Chapter 28: Untuk Arianna
29 Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30 Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31 Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32 Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33 Chapter 33: Benang Kusut
34 Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35 Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36 Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37 Chapter 37: Pesta Minum Teh
38 Chapter 38: Firasat Buruk
39 Chapter 39: Kemenangan Perang
40 Chapter 40: Bukan Ezekiel
41 Chapter 41 : Tetap Tenang
42 Chapter 42: Melelahkan
43 Chapter 43: Terus Bersandiwara
44 Chapter 44: Perlahan Terungkap
45 Chapter 45: Terungkap 3
46 Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2
Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3
Chapter 3: Target Selanjutnya
4
Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5
Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6
Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7
Chapter 7: Keinginan Arianna
8
Chapter 8: Terungkap
9
Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10
Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11
Chapter 11: Ajakan Menikah
12
Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13
Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14
Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15
Chapter 15: Bertemu Isabelle
16
Chapter 16: Pertunjukan Musik
17
Chapter 17: Arianna Diculik
18
Chapter 18: Dalam Bahaya
19
Chapter 19: Berharga
20
Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21
Chapter 21: Terungkap 2
22
Chapter 22: Pembuktian
23
Chapter 23: Syarat dari Duke
24
Chapter 24: Lebih Baik
25
Chapter 25: Pantas Bahagia
26
Chapter 26: Perasaan Arianna
27
Chapter 27: Pulang
28
Chapter 28: Untuk Arianna
29
Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30
Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31
Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32
Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33
Chapter 33: Benang Kusut
34
Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35
Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36
Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37
Chapter 37: Pesta Minum Teh
38
Chapter 38: Firasat Buruk
39
Chapter 39: Kemenangan Perang
40
Chapter 40: Bukan Ezekiel
41
Chapter 41 : Tetap Tenang
42
Chapter 42: Melelahkan
43
Chapter 43: Terus Bersandiwara
44
Chapter 44: Perlahan Terungkap
45
Chapter 45: Terungkap 3
46
Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!