Chapter 3: Target Selanjutnya

...-<{ SELAMAT MEMBACA }>-...

Di dalam komik, Arianna Serafine Wezen akan mati terbunuh oleh pembunuh bayaran yang disewa second male lead. Arianna meracuni Isabelle saat pesta pernikahannya dengan Gavriel. Alasannya karena kalung permata blue emerald langka yang diincar olehnya justru dimiliki oleh Isabelle.

Arianna yang mengincar kalung itu sudah lama merasa tidak terima, maka dari itu dia sengaja meracuni Isabelle. Meskipun racun yang diberikan Arianna tidak mematikan, tetapi hal itu menjadi boomerang untuknya.

Lalu dua hari setelah kejadian Isabelle diracuni, pemeran kedua pria yang mengetahui pelakunya adalah Arianna pun memutuskan untuk membunuhnya.

"Dan pemeran kedua itu adalah Pangeran Alucard." gumam Arianna seraya memandang bulan bercincin di langit malam.

Bulan di dunia ini memang agak berbeda dari bulan yang sering dia lihat. Mungkin karena ini dunia lain, jadi terdapat perbedaan yang begitu spesifik.

"Tapi, darimana Arianna asli mendapatkan racun itu? Em ... Kalau tidak salah nama racun itu bernama racun 'remonil'."

Racun yang terbuat dari jamur remonil itu meskipun tidak mematikan, tetapi mampu membuat saraf motorik terhenti dalam seminggu.

"Astaga, aku baru ingat! Orang yang menemukan penawar racun itu kan Alucard, sudah pasti dia tahu karena dia berteman dengan penyihir hitam. Dan bisa dipastikan Arianna juga mendapatkan racun itu dari penyihir hitam."

Itu adalah hipotesa yang memungkinkan menurut Arianna. Karena memang di dalam komik tidak diceritakan darimana Arianna mendapatkan racun itu.

"Sepertinya Arianna dan Catalina memang terhubung dengan penyihir hitam. Maka dari itu, aku dan Catalina sebisa mungkin menghindari tokoh sampingan antagonis itu."

Srak Srak

"Eh?"

Arianna menatap ke arah suara gemerisik dedaunan dari pohon oak yang ada di depan balkonnya. Kebetulan belakang kamar Arianna merupakan taman belakang mansion yang terdapat pohon oak.

"Siapa disana?"

Mata Arianna menyipit untuk melihat apakah ada sesuatu disana? Karena bisa saja ada mata-mata yang tengah bersembunyi seperti di novel-novel atau komik yang sering dia baca.

"Apakah kau tidak punya kerjaan? Jangan memata-matai kamar seorang wanita, tidak sopan tahu! Dasar mesum!" Arianna mencoba memancing sesuatu yang ada di pohon oak.

Arianna yang menunggu adanya reaksi dari sesuatu itu justru dikejutkan karena tepukan tangan di bahunya.

"HUWAHH!!" pekik Arianna kaget.

Ternyata yang menepuk bahunya adalah Ramona, pelayan pribadi Arianna.

"Ramona! Kau membuat jantungku hampir keluar dari tempatnya tahu!" omel Arianna pada Ramona.

"Mohon maaf, Nona, tapi saya sudah ketuk pintu dan Nona tidak dengar. Lalu saat saya masuk, saya malah melihat Nona tengah berbicara entah pada siapa." jelas Ramona dengan wajah polosnya.

Sebelumnya Arianna tidak tahu siapa Ramona sejak kemarin. Ramona yang mengira Arianna melupakannya pun kembali memperkenalkan diri dan menjelaskan alasannya menjadi pelayan pribadi Arianna yang terkenal sebagai wanita gila Wezen.

"Tadi di sana seperti ada sesuatu, aku hanya asal bicara saja tadi. Siapa tahu sesuatu itu benar-benar menunjukkan diri." Arianna kembali melirik pohon oak yang nampak tenang.

"Mungkin itu hanya ulah angin saja, Nona." Ramona pun ikut melirik pohon oak, "Sebentar lagi musim dingin tiba, sebaiknya Nona tidak terlalu lama berada di luar saat malam hari. Saya tidak mau melihat Nona terbaring sakit lagi," jujur Ramona.

"Ey, bukankah seharusnya kau senang karena aku sakit? Kau jadi bebas karena tidak ada di dekatku." Apa salahnya kalau Arianna mengetes kesetiaan Ramona?

Wajah Ramona nampak panik, "Nona salah paham! Saya tidak seperti itu!"

Arianna tertawa karena wajah menghibur dari Ramona. Sepertinya karena inilah Arianna Serafine menjadikan Ramona sebagai pelayan pribadinya.

"Saya benar-benar berhutang budi atas kebaikan Nona, maka dari itu saya juga akan setia dan menjadi orang kepercayaan Nona dalam keadaan apapun!" ucap Ramona sambil memegang tangan Arianna penuh semangat.

"Iya-iya, aku percaya padamu! Jadi, jangan khianati aku ya!" Arianna memberikan senyum manis pada Ramona.

Ramona sungguh senang atas jawaban Arianna. Meskipun dia tahu julukan Arianna di mata masyarakat, mereka semua tidak tahu bahwa Nona yang dia layani ini sungguh murah hati.

"Karena sudah malam, kau juga harus beristirahat, Ramona. Kau boleh kembali ke kamarmu. Aku akan masuk sebentar lagi karena tubuhku masih terasa gerah."

"Benar ya, Nona? Jangan terlalu lama karena saya tidak mau Nona demam! Nona dengar kan kata saya?"

"Iya-iya! Kau cerewet sekali seperti ibuku."

Diam-diam Arianna merasa terharu karena lagi-lagi dia mendapat perhatian dan kekhawatiran dari seseorang yang tidak pernah dia dapatkan sebagai sosok Arianna Safi.

'Semoga hal baik ini bertahan lama.' Pinta Arianna dalam hati.

...🖤🤍🖤...

Seseorang berjubah hitam dengan motif ragam hias flora yang bersulam emas baru saja keluar dari mansion besar milik Duke Wezen.

Lalu angin malam yang bertiup kencang membuat tudung jubah itu terbuka dan memperlihatkan wajah tanpa cela yang membuat setiap orang akan jatuh cinta karena ketampanannya. Surai hitam panjangnya menari-nari karena tiupan angin malam yang menambah kesan tampan di wajahnya.

Tampak sudut bibir kanan pria itu tertarik ke atas, "Wanita yang peka sekali." Pria itu kembali teringat atas kejadian yang baru saja dia alami.

Untuk pertama kalinya ada seseorang yang menyadari saat dia tengah bersembunyi. Dan sialnya orang itu adalah wanita yang disebut sebagai wanita gila Wezen.

"Tuan Eze!"

Seorang pria berjubah hitam yang sama datang dengan terengah-engah, "Kenapa Tuan terang-terangan berkeliaran di sini? Bagaimana jika ada yang tahu siapa Tuan yang sebenarnya?"

Pria yang dipanggil Tuan Eze itu justru tertawa, "Kau terlalu mencemaskanku, Ash."

"Bagaimana saya tidak cemas?! Tuan benar-benar membuat jantung saya hampir lepas! Saya kira Tuan tertangkap setelah membuat keributan di istana Kekaisaran!" ucap Ash menggebu.

"Aku tidak akan tertangkap semudah itu." Pria itu berjalan dengan tangan yang bertumpu di belakang punggungnya, "Lagipula aku masih belum puas membuat keributan di istana Kekaisaran, jadi aku memutuskan untuk berkeliling untuk mencari target selanjutnya."

Ash mengikuti tuannya dari belakang, "Jadi, Tuan sudah mendapatkan target selanjutnya?"

Pria itu berhenti lalu menoleh ke arah Ash, "Wezen."

Ash nampak diam mematung sebentar untuk mencerna jawaban singkat tuannya. Lalu setelah mulai mencerna, Ash membuka mulutnya karena terkejut.

"Bukankah itu kediaman Lady Catalina yang baru saja Tuan berikan surat? Kenapa Tuan memilih kediaman Lady Catalina?" tanya Ash yang sangat penasaran.

"Duke Wezen sedang tidak ada di mansion. Lalu alasan keduanya karena wanita itu yang terlalu lama membuatku menunggu." jawab pria itu setelah membenarkan tudung kepalanya.

"Aku tidak sabar menantikan para anjing-anjingku membuat keributan di mansion mewah itu dan menjadikannya kotor." Pria itu menyeringai, "Dengan begitu Duke Wezen tidak akan lupa siapa aku yang merupakan seorang penyihir hitam."

Pria itu lantas melanjutkan jalannya yang sempat terhenti. Ash pun kembali mengikuti dari belakang.

"Lalu bagaimana dengan tawaran Pangeran timur? Apakah Tuan tertarik dan benar-benar ingin bergabung?"

"Aku tertarik, hanya saja aku tidak ingin bergabung."

Ash mengangguk paham. Tidak mungkin Tuannya yang hebat itu mau-mau saja bergabung lalu rela dimanfaatkan oleh Pangeran timur.

"Saya lega mendengarnya. Saya pikir Tuan akan mau bergabung karena kalian memiliki tujuan yang sama."

"Cih! Aku tidak semurah hati itu untuk mau dimanfaatkan oleh mereka meskipun aku memiliki tujuan yang sama dengan mereka."

Senyuman Ash semakin lebar karena mendengar ucapan Tuannya. Keputusan yang tepat dia memutuskan untuk menjadi tangan kanan penyihir hitam.

"Tuan Eze, saya berhasil menjual racun remonil dengan harga yang memuaskan di pelelangan. Saya tidak habis pikir dengan para bangsawan yang ternyata kelakuannya seperti iblis sungguhan."

Pria itu lagi-lagi menyeringai. Entah kenapa hatinya terasa berbunga-bunga sekarang. Mungkin saja karena hari ini dia cukup bersenang-senang dan suasana hatinya menjadi bagus.

Mungkin juga sebentar lagi keinginannya untuk melihat Kekaisaran ini runtuh pun akan terjadi. Eze, si penyihir hitam tidak sabar menantikan hari itu terjadi. Akan selebar apa dia tersenyum di hari itu.

Bersambung ....

Apa yang akan kalian lakukan bila masuk ke dalam sebuah novel? Kalau aku sih udah pasti akan usaha biar ketemu ayang gepeng xixixi ....

Terima kasih sudah mampir😊🖤

Bantu ramaikan lapak ini dan jangan ragu untuk memberi kritik dan saran. Tentu saja dengan bahasa sopan.

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

jangan katakan itu

2024-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2 Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3 Chapter 3: Target Selanjutnya
4 Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5 Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6 Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7 Chapter 7: Keinginan Arianna
8 Chapter 8: Terungkap
9 Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10 Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11 Chapter 11: Ajakan Menikah
12 Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13 Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14 Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15 Chapter 15: Bertemu Isabelle
16 Chapter 16: Pertunjukan Musik
17 Chapter 17: Arianna Diculik
18 Chapter 18: Dalam Bahaya
19 Chapter 19: Berharga
20 Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21 Chapter 21: Terungkap 2
22 Chapter 22: Pembuktian
23 Chapter 23: Syarat dari Duke
24 Chapter 24: Lebih Baik
25 Chapter 25: Pantas Bahagia
26 Chapter 26: Perasaan Arianna
27 Chapter 27: Pulang
28 Chapter 28: Untuk Arianna
29 Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30 Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31 Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32 Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33 Chapter 33: Benang Kusut
34 Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35 Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36 Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37 Chapter 37: Pesta Minum Teh
38 Chapter 38: Firasat Buruk
39 Chapter 39: Kemenangan Perang
40 Chapter 40: Bukan Ezekiel
41 Chapter 41 : Tetap Tenang
42 Chapter 42: Melelahkan
43 Chapter 43: Terus Bersandiwara
44 Chapter 44: Perlahan Terungkap
45 Chapter 45: Terungkap 3
46 Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2
Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3
Chapter 3: Target Selanjutnya
4
Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5
Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6
Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7
Chapter 7: Keinginan Arianna
8
Chapter 8: Terungkap
9
Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10
Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11
Chapter 11: Ajakan Menikah
12
Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13
Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14
Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15
Chapter 15: Bertemu Isabelle
16
Chapter 16: Pertunjukan Musik
17
Chapter 17: Arianna Diculik
18
Chapter 18: Dalam Bahaya
19
Chapter 19: Berharga
20
Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21
Chapter 21: Terungkap 2
22
Chapter 22: Pembuktian
23
Chapter 23: Syarat dari Duke
24
Chapter 24: Lebih Baik
25
Chapter 25: Pantas Bahagia
26
Chapter 26: Perasaan Arianna
27
Chapter 27: Pulang
28
Chapter 28: Untuk Arianna
29
Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30
Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31
Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32
Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33
Chapter 33: Benang Kusut
34
Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35
Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36
Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37
Chapter 37: Pesta Minum Teh
38
Chapter 38: Firasat Buruk
39
Chapter 39: Kemenangan Perang
40
Chapter 40: Bukan Ezekiel
41
Chapter 41 : Tetap Tenang
42
Chapter 42: Melelahkan
43
Chapter 43: Terus Bersandiwara
44
Chapter 44: Perlahan Terungkap
45
Chapter 45: Terungkap 3
46
Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!