Chapter 9: Kesalahan Yang Manis

...-<{ SELAMAT MEMBACA}>-...

"Bekerja samalah denganku. Bukankah kita saling menguntungkan?"

Arianna memasang wajah tidak suka karena pria di depannya sudah tahu bahwa dia bukan Arianna yang asli, "Apa kau pikir aku mau bekerja sama denganmu?"

Berkat ucapannya, Arianna mendapat kejutan yang tidak terduga dari Eze. Tiba-tiba saja mereka berdua berpindah tempat di tepi jurang, lalu Arianna yang berada tepat di tepi jurang.

"AKH~ APA YANG KAU LAKUKAN?!!"

Jantung Arianna serasa keluar dari tempatnya saat Eze mendorongnya hingga hampir saja terjatuh ke jurang.

Posisi Arianna sekarang berada di ujung tanduk. Kakinya hampir tidak menapaki tanah kalau saja tangannya tidak ditahan oleh Eze.

"Apa sekarang kau mulai takut?" tanya pria itu dengan seringaian yang membuat Arianna benci hanya dengan melihatnya.

Lagi-lagi Arianna bertindak ceroboh hingga membahayakan nyawanya sendiri. Arianna menyesal karena sudah bersikap sok berani di depan pria ini yang justru membuatnya tertantang untuk melihat Arianna takut.

"Katakanlah sesuatu jika ingin ku tarik kemari."

Arianna melirik ke bawah yang mana hanya terlihat kabut tebal. Bisa dibayangkan jika dirinya terjatuh ke bawah, sudah dipastikan dia akan mati.

"AKH! JANGAN DILEPAS!!!" Arianna kembali berteriak karena pria itu mengendurkan cekalannya.

"Kalau begitu, maukah kau bekerja sama denganku?" tawar Eze dengan senyuman lebar selayaknya psikopat.

'Gimana nih? Apa gue iya-in aja dulu?' Arianna yang sudah tahu apa yang akan terjadi ke depannya merasa ragu jika dia mengiyakan tawaran penyihir hitam.

Sekuat apapun penyihir hitam di depannya sekarang, dia juga bisa kalah ketika berhadapan dengan Isabelle si pemeran utama yang mendapat kekuatan suci kuno yang melindungi benua Atlanta.

"Aku-" Baru ingin menjawab, pria itu justru melepas tangan Arianna.

"Kau terlalu lama." Eze melihat wajah pucat pasi Arianna yang mulai terjatuh ke lembah kematian.

Eze yang ingin mendengar teriakan ketakutan dari wanita itu setelah dia jatuhkan justru tidak terkabul. Wanita itu malah menutup mata seolah-olah siap menyambut kematiannya.

Entah kenapa Eze merasa tidak suka dengan itu. Jadi, Eze pun memutuskan untuk terjun ke bawah dan menolong wanita itu.

Berbeda dengan Eze yang merasa kesal, Arianna yang terjatuh ke jurang hanya bisa memejamkan matanya. Jujur dia takut, kira-kira seberapa dalam dia akan terjatuh di jurang ini? Kemudian berapa lama mayatnya akan ditemukan.

Arianna tersenyum tipis dengan air mata yang berhasil keluar, bersamaan itu dia merasakan ada sesuatu yang melingkupi tubuhnya. Arianna yang mengira dirinya sedang halusinasi ada seseorang yang menyelamatkan lebih memilih untuk tetap menutup mata.

"Padahal sebelum mati, aku ingin menikah dan merasakan suka duka bersama suamiku." gumam Arianna ngawur.

"Jadi begitu."

"Eh?" Arianna lantas membuka matanya, dia lantas terkejut karena pria ini menyelamatkannya dan membawanya kembali ke atas.

Sesampainya di atas, Arianna pun mendorong pria itu lalu dia berlari menjauh dari Eze. Tidak lama, kakinya terasa begitu lemas hingga membuatnya terduduk di tanah kotor. Mantel bulu yang tadi dikenakannya pun sudah terjatuh ke jurang dan sekarang dia hanya memakai gaun tidur yang lumayan tipis.

"Aku hampir mati." Arianna menyentuh dadanya yang mana jantungnya masih setia berdegup kencang.

Arianna melirik pada pria yang masih setia berdiri dan memandanginya dengan tatapan dingin.

"Kau!" Arianna menunjuk Eze, "Kenapa kau suka sekali mempermainkan nyawa seseorang? Apa kau tidak tahu seberapa besar usaha seseorang untuk bertahan hidup?"

"Usaha untuk bertahan hidup?" Eze meletakkan tangannya di kedua pinggang Arianna kemudian membuat Arianna berdiri dengan tangannya yang menopang tubuh Arianna.

"Dunia yang kejam ini tidak sebanding dengan manusia yang lemah. Kau pun pasti tahu bukan? Menjadi kejam adalah usaha untuk bertahan hidup."

Arianna tidak bisa mengalihkan tatapannya. Ada hal yang membuat tatapan Arianna terkunci hanya pada si penyihir hitam tampan di depannya.

"Apa kau pernah berpikir alasan seseorang menjadi begitu kejam selain karena alasan dunia yang fana ini?" tanya Eze dengan sorot mata yang nampak sedikit sayu.

"Pernah." balas Arianna.

Pertanyaan Eze membuat Arianna sadar bahwa pria di depannya pasti memiliki alasan atas hal yang dilakukannya. Sama seperti yang diceritakan di komik ketika dia membantu penyerangan yang dipimpin oleh Kakak Isabelle.

Entah keberanian darimana Arianna berani menyentuh wajah penyihir hitam yang merupakan musuh Kekaisaran ini.

"Kau bahagia dengan menjadi kejam?" Lagi-lagi Arianna melihat sedikit keterkejutan di mata Eze.

Arianna menunggu jawaban Eze yang tak kunjung keluar. Karena itu dia jadi teralihkan dengan melihat rupa pria di depannya yang sungguh rupawan. Tidak ada bekas jerawat sama sekali ataupun pori-pori besar yang terlihat. Lalu bibir merah alami itu menjadi perhatian Arianna.

Keduanya sama-sama tidak menyadari bahwa wajah mereka saling mendekat. Baik Eze maupun Arianna dalam sekejap seolah lupa dengan hubungan mereka.

Dug

Arianna jatuh pingsan di pelukan Eze. Sebenarnya bukan pingsan, itu karena Eze yang membuat Arianna jatuh pingsan karena dia tidak ingin Arianna melihat wajahnya yang memerah.

Dalam sekejap, mereka berdua kembali ke ke taman belakang tepatnya di bawah pohon oak. Eze pun merubah penampilannya semirip mungkin dengan ksatria di mansion ini, lalu menggendong Arianna menuju kamarnya. Eze juga menyampaikan jubah miliknya untuk menutupi tubuh Arianna yang hanya memakai gaun tidur tipis.

Di perjalanan menuju kamar Arianna, Eze diberhentikan oleh salah satu ksatria yang tengah berpatroli.

"Nona tertidur?"

Sejujurnya Eze sangat malas membalas pertanyaan yang tidak perlu dibalas. Tapi karena dia sedang menyamar menjadi salah satu ksatria disini, mau tidak mau dia membalas pertanyaan itu.

"Iya. Nona tertidur di bawah pohon. Lalu kenapa kalian membiarkan Nona sendirian tanpa penjagaan? Bagaimana jika penyihir hitam menyelinap masuk dan membahayakan Nona?"

Ksatria itu memperlihatkan wajah tidak enak hati, "Bu-bukannya membiarkan, hanya saja Nona yang meminta untuk membiarkannya sendiri tanpa gangguan."

"Lantas kau mengiyakan saja begitu?" Sudah Eze duga bahwa kemampuan ksatria milik Duke memang lemah.

"Ya sudahlah, aku akan mengantar Nona dulu."

"Tunggu!" cegah ksatria itu, "Sepertinya aku baru pertama kali melihatmu. Apa kau ksatria baru?" tanyanya dengan pandangan menelisik.

"Apa itu penting sekarang? Malam semakin larut dan hal itu tidak baik untuk Nona." ucap Eze yang sedang menahan diri untuk tidak merobek mulut ksatria di depannya.

"Ah~ Maafkan sikapku ini. Tolong segera antar Nona ke kamarnya."

Eze pun melenggang pergi tanpa membalas sepatah kata untuk pria itu. Beruntung kamar Arianna tidak sejauh yang dia kira.

Ceklek

Pintu kamar Arianna dibukakan oleh salah satu ksatria yang juga berpatroli di depan kamar Arianna.

Ini pertama kalinya bagi Eze memasuki kamar seorang wanita. Terlebih lagi kamar ini adalah kamar milik wanita gila Wezen yang tidak lain adalah Arianna Serafine Wezen.

Eze merebahkan tubuh Arianna di atas tempat tidur dan menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh wanita itu.

"Yang tadi itu kesalahan." gumamnya pelan.

Benar, bagi Eze tentang ciuman tadi adalah kesalahan. Kemudian tatapannya kembali terpusat pada bibir pink milik Arianna yang sempat dia cium.

"Tetapi kenapa aku merasa bahwa itu adalah kesalahan yang manis? Apa kau juga berpikir begitu?"

Eze yang sadar akan perilaku anehnya pun berdiri tegak dan memilih untuk keluar dari kamar wanita ini. Eze merasa kewarasannya akan terganggu jika terlalu lama ada disini.

Bersambung ...

Yaelah bang! Pake bilang kesalahan lagi wkwk, bilang suka aja apa susahnya sih?

Untuk yang sudah mampir ceritaku, BIG LOVE UNTUK KALIAN😊🤍 Aku nggak akan berhenti ngetik makasih karena sudah menyempatkan mampir dicerita yang biasa ini😊🤍🖤 Thank you guys

Terpopuler

Comments

Dede Mila

Dede Mila

/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm/

2024-04-26

0

Nur Anisah Anto

Nur Anisah Anto

semangat

2024-03-10

0

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

ajay~ si penyihir hitam sudah mulai tumbuh benih benih cinta

2024-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2 Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3 Chapter 3: Target Selanjutnya
4 Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5 Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6 Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7 Chapter 7: Keinginan Arianna
8 Chapter 8: Terungkap
9 Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10 Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11 Chapter 11: Ajakan Menikah
12 Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13 Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14 Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15 Chapter 15: Bertemu Isabelle
16 Chapter 16: Pertunjukan Musik
17 Chapter 17: Arianna Diculik
18 Chapter 18: Dalam Bahaya
19 Chapter 19: Berharga
20 Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21 Chapter 21: Terungkap 2
22 Chapter 22: Pembuktian
23 Chapter 23: Syarat dari Duke
24 Chapter 24: Lebih Baik
25 Chapter 25: Pantas Bahagia
26 Chapter 26: Perasaan Arianna
27 Chapter 27: Pulang
28 Chapter 28: Untuk Arianna
29 Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30 Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31 Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32 Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33 Chapter 33: Benang Kusut
34 Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35 Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36 Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37 Chapter 37: Pesta Minum Teh
38 Chapter 38: Firasat Buruk
39 Chapter 39: Kemenangan Perang
40 Chapter 40: Bukan Ezekiel
41 Chapter 41 : Tetap Tenang
42 Chapter 42: Melelahkan
43 Chapter 43: Terus Bersandiwara
44 Chapter 44: Perlahan Terungkap
45 Chapter 45: Terungkap 3
46 Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1: Menjadi Arianna Serafine Wezen
2
Chapter 2: Dibalik Cerita Mimpi
3
Chapter 3: Target Selanjutnya
4
Chapter 4: Kabar Menyakitkan
5
Chapter 5: Serangan Penyihir Hitam
6
Chapter 6: Mengganjal Pikiran
7
Chapter 7: Keinginan Arianna
8
Chapter 8: Terungkap
9
Chapter 9: Kesalahan Yang Manis
10
Chapter 10: Tidak Memiliki Teman
11
Chapter 11: Ajakan Menikah
12
Chapter 12: Yang Sudah Ditunggu-Tunggu
13
Chapter 13: Keanehan yang Membuat Penasaran
14
Chapter 14: Bertemu Pangeran Nicholas
15
Chapter 15: Bertemu Isabelle
16
Chapter 16: Pertunjukan Musik
17
Chapter 17: Arianna Diculik
18
Chapter 18: Dalam Bahaya
19
Chapter 19: Berharga
20
Chapter 20: Kabar Mengejutkan
21
Chapter 21: Terungkap 2
22
Chapter 22: Pembuktian
23
Chapter 23: Syarat dari Duke
24
Chapter 24: Lebih Baik
25
Chapter 25: Pantas Bahagia
26
Chapter 26: Perasaan Arianna
27
Chapter 27: Pulang
28
Chapter 28: Untuk Arianna
29
Chapter 29: Janji Pernikahan Eze - Arianna
30
Chapter 30: Kelemahan Ezekiel
31
Chapter 31: Kembalinya Pangeran Kekaisaran
32
Chapter 32: Melihat Masa Lalu?
33
Chapter 33: Benang Kusut
34
Chapter 34: Sedikit Tentang Ezekiel
35
Chapter 35: Adelaide, Wanita Misterius
36
Chapter 36: Dalam Bahaya 2
37
Chapter 37: Pesta Minum Teh
38
Chapter 38: Firasat Buruk
39
Chapter 39: Kemenangan Perang
40
Chapter 40: Bukan Ezekiel
41
Chapter 41 : Tetap Tenang
42
Chapter 42: Melelahkan
43
Chapter 43: Terus Bersandiwara
44
Chapter 44: Perlahan Terungkap
45
Chapter 45: Terungkap 3
46
Chapter 46: Jiwa Ezekiel Berada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!