Cincin Pengganti
Pagi ini seperti biasa, Dinda sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya, karena ia bangun agak siang, dan Dinda hanya membuat menu nasi goreng spesial kesukaan suaminya yaitu Aldi Prasetyo, pria yang menikahi nya 7 tahun yang lalu.
mereka sudah dikaruniai 2 orang anak, anak pertama mereka berumur 6 tahun yaitu, Raden Prasetyo ia sudah memasuki sekolah dasar kelas 1, dan yang kedua Anastasya Prasetyo yang berumur 3 tahun.
Dinda menyajikan semangkuk besar nasi goreng di atas meja makan "akhirnya selesai juga nasi goreng kesukaan mas Aldi".
"Sayang" peluk Aldi dari belakang, Dinda berbalik badan ia melihat suaminya sudah berpakaian rapi "ayo mas kita sarapan ,aku sudah siapkan menu sarapan favorit kamu" kata Dinda sambil merapikan dasi yang dikenakan Aldi.
"Terimakasih ya sayang kamu memang istri yang sempurna Dimata ku selain cantik,pandai mengurus rumah,pandai mengurus anak-anak,dan juga tentunya pandai sekali melayani suami" Aldi mengecup kening Dinda.
Dinda sangat bahagia dengan sikap Aldi, "iya mas itu semua sudah kewajiban ku sebagai istri".
Aldi memeluk Dinda dengan hangat.
"aku mau bangunin Raden ya mas" kata Dinda.
sambil tersenyum "yasudah sayang" jawab Aldi.
Dinda bergegas ke kamar Raden, ia segera membangunkan buah hatinya itu dan bersiap-siap pergi ke sekolah.
setelah selesai Dinda dan Raden beranjak pergi ke meja makan.
"Ayah.." Raden memanggil ayah nya yang sedang duduk dimeja makan sambil memainkan gawai nya.
Aldi menoleh kesamping "wah..jagoan ayah udah rapi, sini sayang duduk disamping ayah kita sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat".
"Iya yah" Raden duduk disamping ayah nya.
Dinda menuangkan susu UHT ke dalam gelas Aldi dan Raden lalu duduk dan sarapan bersama.
Selesai sarapan Aldi mengambil sebuah amplop coklat dari dalam tas kerjanya "din ini gaji mas bulan ini. gaji bulan ini mas ngga bisa kasih lebih malah berkurang, maaf ya sayang kamu Tau Kalau saat ini perusahaan tempat mas bekerja sedang gonjang-ganjing, sebelum nya mas minta maaf sama kamu karena ngga bisa ngasih nafkah lebih" Aldi memberikan amplop tersebut kepada Dinda.
Mau tak mau Dinda menerima amplop itu, "tidak apa-apa mas aku ngerti keadaan kamu sekarang. ya mungkin aku juga harus bisa belajar menghemat pengeluaran," raut wajah Dinda sedikit bersedih namun dia tetap harus terima dengan keadaan nya saat ini.
"Kamu memang istri yang paling pengertian" Aldi mengelus lengan Dinda.
Dinda hanya tersenyum kecil.
"mas sama raden mau berangkat sekarang ya" Aldi beranjak dari tempat duduk nya.
begitu juga dengan Raden "Raden berangkat ke sekolah ya Bun" Raden menyalami tangan Dinda.
"hati-hati ya sayang" kata Dinda sambil merapikan rambut Raden.
"ok bunda" jawab Raden.
"Yuk sayang waktunya kita berangkat" Aldi menggandeng tangan Raden berjalan keluar rumah menuju mobil yang terparkir di halaman rumah.
begitu juga Dinda yang mengikuti mereka dari belakang.
"Bye-bye Bun" Raden melambaikan tangannya dari dalam mobil.
"Bye sayang" Dinda membalas dengan senyuman manis.
Mobil pun berjalan meninggalkan halaman rumah.
Dinda berjalan masuk ke dalam rumah dan ia duduk bersandar di atas sofa ia melihat dan membuka amplop coklat yang diberikan oleh Aldi, di dalam amplop itu terdapat 70 lembar uang pecahan 100 ribu, Dinda menghela nafas "cuma 7 juta, biasanya mas Aldi memberi uang bulanan 10 juta kepada ku apa aku bisa mengatur nya listrik, kebutuhan pokok yang sedang naik, astaghfirullah ya Allah maafkan aku yang kali ini kurang bersyukur" Dinda mengusap wajah nya.
Dinda melihat kalender yang terpajang di dinding ruang tamunya itu "seharusnya hari ini aku ada jadwal perawatan ke salon kalau uang ini kupakai untuk sebulan ke depan nanti mana mungkin cukup".
Dinda memanyunkan bibirnya "ah..sudah lah perawatan ke salon aku tunda sampai perusahaan tempat mas Aldi bekerja pulih kembali toh mas Aldi seorang pria yang baik mau menerima aku apa adanya" kata Dinda.
namun hatinya sedikit khawatir perasaan takut kehilangan dan ditinggal kan oleh suami nya karena kurang perawatan menyelimuti hati dinda ia melamun.
Lamunan nya buyar ketika gawai nya berbunyi ia mengambil lalu melihat layar gawainya disitu tertulis nama seseorang "Resha" sahabat kuliah sekaligus teman kantornya Dinda saat ia masih bekerja.
"Hallo iya res ada apa" kata Dinda mengangkat telvon dari Resha.
"Nanti siang, temenin aku makan diluar yuk, aku pengen nongkrong ya sekalian nih ada gosip-gosip terbaru dan udah lama juga loh kita ngga kongko-kongko bareng" Resha tertawa cekikikan.
"Ish..kamu ini ya Kalau urusan gosip memang nomor satu males ahk takut dosa aku" kata Dinda.
"Halah, sekali-kali gak apa-apa itu aku tuh kangen tau sama ponakan aku sih Tasya unyu-unyu itu uhh jadi gemas deh".
"Iya deh iya, tapi kamu yang bayarin ya" Dinda tertawa kecil.
"Itu sih persoalan yang sangat gampang memang niatnya aku juga mau bayarin kamu makan Din" kata Resha.
"Iyalah tuh yang baru terima gaji" Dinda memanyunkan bibirnya.
"Oh iya dong, plus dapat bonus banyak aku cyinn" Resha tertawa lebar.
"Iya ya,yaudah kirim aja nanti alamat tempat makan nya dimana, aku akan langsung otw nanti" Dinda tersenyum.
"Oke-oke nanti aku kirimkan ya yaudah bye Din" Resha mengakhiri percakapannya.
"Bye.." kata Dinda menutup telponnya.
Dinda menggelengkan kepalanya "dasar sih paling heboh gak hilang-hilang predikat tukang gosip nya" kata Dinda sambil tersenyum.
"Bunda" seseorang memanggil dari belakang.
Dinda sedikit terkejut lalu berbalik badan "ehh..anak bunda yang cantik udah bangun tidur " Dinda tersenyum berjalan menghampiri Tasya.
Tasya mengucek mata nya sambil mengangguk.
Dinda berjongkok lalu memeluk badan kecil Tasya "bunda sayang banget sama Tasya,".
"Tasya juga sayang bunda" Tasya memeluk leher Dinda.
Dinda melepaskan pelukannya "Kita mandi yuk, selesai mandi kita sarapan ya" sambil mengelus kepala Tasya.
Tasya mengangguk tanda setuju.
dinda tersenyum kemudian menggendong buah hatinya ke kamar mandi, selesai mandi Dinda menyuapi Tasya dan selanjutnya membersihkan rumah.
setelah semua pekerjaan rumah selesai Dinda duduk di kursi teras rumah ia melihat jam di gawai nya, pukul 11:30 Wib.
"Ting" bunyi chat masuk.
Dinda langsung melihat isi chat tersebut "Jam 12:00 di D'Zona cafe" terlihat chat dari Resha.
Dinda langsung membalas "oke aku mau OTW nih".
Dinda melangkah masuk ke dalam cafe bersama putri kecilnya.
ia melihat ke seluruh area dalam cafe dan ia melihat Resha yang duduk sambil melambaikan tangan di sudut cafe.
sesegera mungkin Dinda berjalan kesana.
"Hai...Maaf ya telat" kata Dinda.
Resha mengangguk sambil tersenyum "ehh, sayangnya Tante sini duduk disamping Tante, Tante kangen banget sama kamu" Resha menggendong Tasya dan mendudukinya di atas sofa tepat disampingnya.
Dinda duduk dan meletakkan tasnya diatas meja.
"Kamu mau pesan apa Din?" Tanya Resha kemudian dia memanggil pelayan yang ada di cafe tersebut.
Pelayan pun datang dan meletakkan daftar list menu tak lupa buku dan pulpen "silahkan mbak ditulis pesanan nya" kata pelayan tersebut dengan ramahnya.
Dinda melihat list menu dan menuliskan beberapa menu yang ia pilih di selembar kertas kosong begitu juga dengan resha.
pelayan wanita itu segera mengambil kertas yang sudah selesai ditulis "Terimakasih, silahkan ditunggu" kata pelayan tersebut dan kembali ke dapur untuk menyerahkan kertas yang berisi pesanan itu.
"Cie, yang udah dapat bonus dapat bonus berapa sih memangnya?" Tanya Dinda.
Resha tertawa "lumayan lah Din, bisa untuk beli SK-II Facial treatment essence yg 75ml".
"Serius,ih nak banget sih" gumam Dinda.
"Din.. kamu kerja lagi dong enak loh bisa ngumpul-ngumpul, cerita-cerita bareng aku lagi, aku kesepian loh gak punya BESTie lagi di kantor, semenjak kamu mengundurkan diri, ayolah Din kerja lagi.." Resha menggenggam tangan Dinda sambil merengek seperti anak kecil.
"Engga bisa res,aku gak dapat ijin untuk kembali kerja sama mas Aldi, siapa nanti yang akan menjaga Raden dan Tasya".
Dinda memalingkan wajahnya ke Tasya "ibu ku sibuk ngurusin catering nya dan ibu nya mas Aldi juga sangat sibuk kerja, mana mungkin beliau sempat untuk menjaga cucunya ini" Dinda kembali menatap Resha.
"Kamu kan bisa sewa baby sitter Din," kata Resha.
"Perusahaan Mas Aldi sedang dalam kondisi tidak baik, banyak pengurangan karyawan dan karyawan yang masih bekerja gajinya malah dikurangi, mana bisa aku nyewa baby sitter," tutur Dinda.
Resha menepuk lengan Dinda pelan "ya maka dari itu lah kamu harus kerja agar kamu bisa bantu Aldi cari uang, kalau kondisi nya begini kita sebagai perempuan gak bisa hanya ngandelin gaji suami aja Din, ujung-ujungnya pusing bagiin pengeluaran, ya kan?".
Dinda terdiam sejenak, ia berpikir apa yang dikatakan sahabat nya itu ada benarnya juga "nanti aku coba bicara sama mas Aldi".
"Iya kamu harus bicara baik-baik dengan Aldi" Resha tersenyum dan melepaskan genggamannya.
"kenapa agak lama ya a makanannya datang" mata Resha melihat ke sekeliling cafe mencari pelayan untuk bertanya.
namun tiba-tiba ia melihat Aldi masuk ke dalam cafe bersama seorang wanita, matanya agak menyipit "itukan sih Aldi,Din" tangan nya menunjuk kearah pintu masuk cafe.
Dari sudut cafe dinda langsung melihat.
"Siapa wanita itu, kamu kenal Din?" Tanya Resha.
"Seperti nya Gak kenal deh" jawab Dinda.
Dinda dan Resha terus memperhatikan Aldi, nampak Aldi memperlakukan wanita tersebut dengan spesial, Aldi menarik kursi untuk wanita itu dan mempersilahkan dia untuk duduk,wanita itu tersenyum dan sedikit membelai lengan Aldi.
Aldi duduk di kursi yang ada depan wanita itu, posisi mereka saling berhadap-hadapan, Aldi langsung memanggil pelayan dan memesan menu makan siang, setelah menerima pesanan pelayanan itu pun bergegas masuk ke dapur.
"Bagaimana..kamu suka suasana di tempat ini?" Tanya Aldi kepada wanita itu.
"Lumayan lah, tempat nya nyaman, suasananya bagus untuk makan berdua" jawab wanita tersebut.
"Aku sangat senang melihat kamu bahagia," kata Aldi, Aldi menarik dan menggenggam penuh dengan mesra tangan wanita tersebut.
"Lena,,,," belum selesai ia berkata
tiba-tiba Tasya memanggil dan menghampiri Aldi "Ayah....".
Aldi Terkejut melihat kehadiran Tasya "Tasya..kamu sama siapa disini dan mau ngapain..?".
Tasya naik kepangkuan Aldi "Tasya kesini sama bunda, jalan-jalan dong Yah..".
"Mas.." Dinda menyentuh pundak Aldi.
"Dinda..!" mata Aldi sedikit melebar melihat kehadiran Dinda, "kaa ..kamu kok bisa ada disini?" Tanya Aldi sedikit gemetar.
Dinda tersenyum "sedang jalan-jalan dong mas, suntuk tau dirumah aja, mbak ini siapa ya mas...?".
Aldi melirik ke arah wanita itu,dia terlihat bingung harus menjawab apa "ouw di..di..dia partner kerja aku" jawab Aldi sambil tersenyum menutupi kebohongan nya.
"Lena,,aku kenalin ini Dinda istri aku" Aldi memberi isyarat mata kepada Lena.
Lena tampak sangat mengerti dengan keadaan saat ini "halo..saya Lena,saya leader nya Aldi" sapa Lena.
Dinda juga memperkenalkan dirinya "Saya istri nya mas Aldi, nama saya Dinda".
"Oiya kamu mau makan apa sayang?"tanya Aldi lalu ia menarik sebuah kursi untuk dinda.
Dinda kemudian duduk "gak usah mas,aku udah pesan makanan kok" Dinda menunjuk ke arah meja yang ia tempati bersama Resha.
"Kamu sama Resha ya kesini?" Tanya Aldi.
Dinda mengangguk "saya boleh bertanya sesuatu sama Bu Lena".
Lena tersenyum "ya ampun.. jangan panggil ibu, saya masih muda loh, panggil aja aku Lena, silahkan kamu ingin bertanya apa" sesekali Lena melirik ke arah Aldi yang terlihat pucat.
"Apakah benar perusahaan tempat mas Aldi bekerja sedang bermasalah?" Tanya Dinda.
Lena mencuri pandang ke arah Aldi, Aldi pun memberi isyarat agar Lena mengatakan iya kepada Dinda
"Hmmm... iya itu benar, aku dan Aldi kesini selain untuk makan siang kami juga mau membahas tender proyek yang akan datang, proyek ini termasuk proyek yang besar dan kalau berhasil maka hampir bisa untuk menormalkan kembali perusahaan" jawab Lena.
"Oh.. ya sudah kalau begitu" kata Dinda dengan hati kecilnya tidak percaya pada perkataan Lena.
"Kenapa..? Apakah kamu tidak percaya apa yang dikatakan oleh Aldi?" Lena balik bertanya,sambil sesekali melirik ke arah Aldi.
"Aku percaya apa yang dikatakan oleh mas Aldi tetapi aku hanya ingin lebih menyakinkan lagi bahwa itu memang benar!" Jawab dinda.
Mendengar itu Aldi sedikit lega rasa kekhawatiran seketika menghilang, "Tasya sayang, Tasya sudah makan, nak..?" Sambil mengelus kepala Tasya.
"Sudah ayah" jawab Tasya.
"Ya sudah mas aku mau balik ketempat Resha" Dinda berdiri dari tempat duduknya.
begitu juga dengan Aldi
"Kamu jangan lama-lama main nya ya, sehabis dari sini langsung pulang ya.." Aldi menggenggam tangan Dinda.
Seketika Dinda mengerut kan dahi nya "kenapa kalau aku keluar lama-lama mas, toh aku jarang sekali keluar rumah bahkan hampir setiap hari selalu dirumah, ya wajar dong mas kalau aku keluar lama aku juga perlu me time mas.." Dinda tampak tak senang dengan perkataan Aldi.
Aldi berkata "Bukan begitu sayang, maksud mas itu kasihan nanti Raden gak ada yang jemput dia pulang sekolah"
"Kamu tenang aja, aku juga tidak mungkin lupa menjemput Raden, tanpa kamu katakan aku juga sudah mengerti" Dinda melepaskan genggaman tangan Aldi dengan pelan, lalu menggendong Tasya kembali ke tempat Resha.
"Eh gimana Din,sih Aldi ngomong apaan?" Tanya Resha.
"Mas Aldi berkata kalau wanita itu atasan nya tapi kok hati ku seperti gak yakin dengan perkataannya mas Aldi, kamu lihat tadi perlakuan mas Aldi kepada wanita itu, mana ada bawahan memperlakukan atasan dengan sikap yang cukup romantis seperti pegangan tangan!" Dinda duduk dan menyandarkan kepalanya di sofa sambil memijat kepala nya.
Sambil mengaduk-aduk minuman nya Resha berkata "iya sih Din, tapi kamu jangan langsung curiga atau ngasih persepsi seperti itu, kalau memang kamu rasa curiga dengan sikap Aldi kamu harus ngumpulin bukti-bukti yang jelas biar nanti gak ada kesalahpahaman dan ujungnya kamu juga yang bermasalah".
Dinda menghela nafas "benar kata kamu sha, aku ngga boleh gegabah aku harus tetap sabar sambil ngumpulin bukti-bukti itu.."
"Nah gitu dong,itu baru BESTie aku" Resha tersenyum "ayo dong dimakan, udah laper nih dari tadi nungguin kamu yang lagi interogasi suami mu itu" Resha tertawa kecil.
Dinda tersenyum "kamu itu ya dari dulu rese kalau lagi laper..".
Mereka berdua tertawa namun sesekali pandangan mata Dinda tak lepas dari Aldi.
Aldi terlihat bahagia menikmati makan siang bersama Lena, Tampak sangat dekat sekali,tak seperti kedekatan antara atasan dan bawahan.
Hati dinda tampak resah,ada rasa kecurigaan yang menghampiri nya, adakah sesuatu yang disembunyikan oleh mas aldi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Yusria Mumba
pasti selingkuhannya
2024-04-20
0
Mukmini Salasiyanti
hadehhhhhh
2024-01-27
0
𝐀⃝🥀☠🦆͜͡ᴀɴɴᴇ🔰π¹¹
hmmm kangg selingkuh
2024-01-22
0