job pertama

Hari ini adalah hari pertama kali Dinda menjadi asisten pribadi Intan.

Dia diajak Rian dan Intan ikut dengan mereka Dinda dapat belajar dan membantu Intan dikarenakan Intan tidak sanggup bekerja sendiri, dia butuh asisten makeup untuk membantu nya merias pengantin.

Job yang mereka kerjakan hari ini adalah job WO resepsi pernikahan dari seorang anak anggota dewan yang berada di sebuah hotel mewah berbintang.

Dinda dijemput dari rumahnya oleh Rian dan Intan.

"Anak-anak kamu, titipkan ke siapa Din?" Tanya Rian yang sedang menyetir mobil.

Dinda menjawab "tadi malam sih Ratih di suruh ibu nginap dirumah ku, dan dia juga di suruh ibu jagain mereka karena ibu sudah tau kalau hari ini aku akan ikut kerja dengan kak Intan, bang".

Intan yang duduk di samping Rian berkata "nanti bagaimana kalau sih Aldi datang kerumah dan bawa anak-anak kamu lagi Din?".

Dinda menjawab dengan santai "dia sudah nggak akan bisa berani lagi datang  menginjakkan kaki dirumah dan sampai bawa anak-anak pergi apalagi ada Ratih dirumah ku, bisa-bisa dia pulang dengan keadaan babak belur deh".

"Maksudnya" tanya Intan.

Dinda dan Rian tertawa kecil.

"Ini ya sayang aku kasih tau sama kamu, kemarin sih Aldi itu tuh..................." Rian menceritakan semua kejadian yang kemarin saat Raden dibawa oleh Aldi, Rian menceritakan semua dengan jelas kepada Intan.

"Ya ampun kasian banget sih Dia, hahaha" Intan tertawa mendengar cerita yang di katakan Aldi "tapi.... hati-hati loh karena dia bisa aja sampai melaporkan itu ke kantor polisi atas kasus pemukulan karena sekarang sudah tidak bisa sembarangan".

"Tenang aja kak, kami juga nggak akan sampai berlebihan berbuat seperti itu kepada dia" Dinda melihat ke arah luar jendela mobil.

Setengah jam lebih waktu yang mereka tempuh akhirnya mereka sampai di depan hotel mewah, tempat diadakannya resepsi pernikahan client mereka hari ini.

Mereka masuk menuju ballroom hotel, disana terlihat persiapan sudah hampir rampung Hanya tinggal memasang cover kursi dan cover meja untuk tamu undangan, Rian mengecek karyawan nya yang sedang menyiapkan pemasangan pelaminan pengantin.

sementara Dinda diajak oleh Intan menemui sang mempelai wanita yang sedang menunggu mereka dikamar untuk dirias.

Mereka berdua mengetuk pintu lalu masuk dengan membawa box spesial makeup dan box kontainer yang berisikan baju-baju dan juga aksesoris pengantin.

Mereka melihat dikamar, sang calon pengantin sedang ditemani oleh para sahabat-sahabatnya.

"Eh itu perias nya sudah datang" kata salah satu dari lima orang sahabatnya.

"Maaf ya sudah menunggu, tadi di jalan agak macet, Taulah gimana keadaan jakarta sekarang kan" kata Intan lalu meletakkan barang bawaannya di atas meja Rias.

"Iya aku juga maklum kok kak" sang calon pengantin tersenyum.

"Mereka ini Bridesmaids kamu nanti ya?" Tanya Intan yang sedang menyiapkan barang dan makeup yang akan digunakan.

"Iya kak, oh iya kak mereka mau aku suruh keluar atau disini saja, takutnya nanti mereka akan ganggu konsentrasi kakak kalau mereka disini" jawab client itu.

Intan berkata "Menurut saya sih mereka lebih baik keluar, agar saya lebih fokus merias kakak dan juga  agar makeup kakak menjadi sempurna nantinya".

"Guys aku minta kalian nunggu aku diluar ya" pinta calon pengantin itu kepada para sahabat nya.

Para sahabatnya pun mengerti dan keluar dari ruangan itu, hanya tinggal mereka bertiga di dalamnya.

Kali ini Intan langsung menyuruh Dinda untuk turun tangan merias Calon pengantinnya, tetapi Dinda berkata kepadanya untuk tetap menuntun Dinda agar tidak ada kesalahan nantinya, sebab Dinda juga masih agak canggung.

Setelah 2 jam lebih hasil makeup untuk calon pengantin akhirnya selesai.

Intan mengoreksi hasil makeup Dinda pada client nya itu.

Dan setelah dianggap sudah sempurna sang client kemudian memakai baju pengantin,lalu setelah itu Dinda dan Intan menata hijab client dan tak lupa memakaikan aksesoris sebagai pelengkapnya.

"Bagaimana hasil makeup nya?" Tanya Intan.

Kliennya menjawab "bagus kak hasilnya aku puas banget, aku saja sampai pangling dengan wajah ku sendiri loh ".

"Wah sudah bisa dong ngerjain sendiri nih kamu Din untuk job selanjutnya" Intan tersenyum kepada Dinda.

Dinda sedikit tersipu dengan ucapan intan "ya belum bisa dilepas gitu aja kak, aku masih butuh bimbingan kakak lagi" .

"Iya deh" Intan tertawa kecil.

Kemudian Intan menyuruh calon pengantin wanita itu memanggil calon mempelai pria untuk di makeup tipis khusus laki-laki.

Selain make up pengantin Intan juga handal makeup artist.

Sang mempelai pria pun datang, Intan langsung menyuruh nya duduk, karena dinda belum pandai merias laki-laki kali ini Intan yang turun tangan sendiri.

Setelah itu Intan menyuruh mempelai pria tersebut untuk memakai kemeja dan jas pengantin.

Persiapan merias pengantin sesi ijab kabul sudah  selesai, masih ada 3 sesi ganti baju lagi nantinya.

Kedua Calon pengantin itu keluar dari ruangan ditemani oleh para sahabatnya dan segera bergegas menuju ballroom hotel untuk melaksanakan ijab kabul.

Dinda dan Intan menyusul mereka setelah selesai merapikan barang-barang.

Di ballroom sudah terlihat banyak tamu undangan yang sudah hadir, dan acara ijab kabul pun dilaksanakan, semua berlangsung dengan baik dan lancar, melihat itu Dinda kembali teringat saat Aldi mengucapkan janji suci yang membuat mereka sah menjadi pasangan suami istri.

Hati Dinda kembali bersedih.

"Walaupun aku sudah menjalankan kegiatan tetapi aku masih saja terus teringat dengan pria itu, apakah karena terlalu menyakitkan sehingga sulit untuk melupakan" Dinda merenung dalam hati.

Sang Abang menepuk pelan pundak Dinda sang adik "kamu kenapa? Dari tadi Abang lihatin kamu melamun terus?" Tanya Rian.

"Mana ada aku melamun bang" kata Dinda menyangkal.

"Halah...pasti kamu teringat kan dengan si kampret itu, hayo... ngaku aja deh" kata Rian sambil tersenyum.

"Iya tapi cuma sedikit" Dinda tertawa untuk menutupi kesedihannya.

"Kamu jangan berusaha untuk melupakan tapi berusaha lah untuk membiarkan semua maka semua rasa sakit itu akan menghilang dengan sendirinya, semakin kamu melupakan maka akan semakin teringat" Intan membantu memberikan support kepada Dinda.

"Aku bersyukur banget loh, masih punya orang-orang  yang baik di sekitar aku, yang sudah banyak ngasih support dan semangat buat aku, terimakasih ya bang Rian dan kak Intan" Dinda tersenyum bahagia.

Rian dan Intan memeluk Dinda "kita ini keluarga memang sudah harus seperti itu" kata Rian.

Setelah selesai sesi ijab kabul kedua mempelai kembali ke Kamar untuk berganti baju, Dinda dan Intan mengoreksi make-up sang pengantin, memoles kembali makeup yang luntur, membantu menggantikan baju dan merubah style hijab sesuai dengan baju yang dikenakan.

Sampai berakhirnya acara Dinda dan Rian pun pulang.

"Din nanti malam aku transfer ya gaji kamu hari ini" kata Intan yang terlihat lelah "karena yang punya acara ngomong sama ku besok mereka akan kasih sisa pembayarannya, jadi aku belum ada uang cash untuk kasih kamu sekarang, mau ke ATM rasanya badanku capek banget".

"Iya kak nggak apa-apa aku ngerti kok, lagian aku kan juga masih belajar ngapain digaji" kata Dinda yang juga terlihat lelah.

"Kan kamu yang turun tangan makeup in semuanya,aku kan cuma kasih tau aja apa yang kurang, jadi aku harus tetap kasih kamu gaji tidak boleh kalau sampai kamu nggak aku kasih" Intan berbalik badan melihat ke arah Dinda yang duduk di belakangnya.

"Ya terserah kakak deh" Dinda tersenyum "Oh iya tadi aku nggak ada lihat Abang, memangnya tadi sewaktu acara Abang lagi dimana?" Tanya Dinda.

Rian pun menjawab "tadi Abang gabung sama tim karyawan abang bagian photography sekalian bantuin mereka".

"Abang mu ini kalau sudah acara dimulai pasti dia yang paling sibuk kesana kesini berkoordinasi dengan pihak yang bersangkutan, bang Rian harus siap siaga untuk memastikan acara berjalan dengan baik". Kata Intan menyambung.

"Pantas saja nggak kelihatan tadi, ternyata Abang ku ini yang bertanggung jawab untuk semua nya" Dinda tertawa.

"Biasanya sih kak Intan juga ikut bantu,tapi karena dia hamil nggak mungkin bantuin abang nanti dia kecapean kan kasihan" Rian menoleh ke arah Intan.

"Cieeeee ciee so sweet ya" Dinda mengejek abangnya.

Intan memukul dengan pelan pundak Rian "ada-ada saja kamu ya bang".

Mereka bertiga tertawa bersama.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Lanjut dan semungutttttt thorquuu

2024-02-01

0

Uthie

Uthie

sweet banget 🥰

2024-01-01

0

mei puspitasari

mei puspitasari

sweet banget bang

2023-12-29

1

lihat semua
Episodes
1 ada apa dengan Aldi
2 Pov Dinda
3 rencana Dinda
4 POV Aldi
5 POV Aldi 2
6 sahabat SMK
7 ternyata CEO
8 canggung
9 helikopter pribadi
10 Mertua yang penyayang
11 sidang pertama
12 POV Dinda
13 penculikan Raden
14 kehamilan Intan
15 asisten Mbak Intan
16 job pertama
17 pesta ulang tahun Tante Desi 1
18 pesta ulang tahun Tante Desi 2
19 kekacauan
20 POV Lena
21 happy day
22 garis dua di sebuah testpack
23 pernikahan Lena
24 konten creator
25 Dinner
26 tinggal dirumah mertua
27 kepulangan si kembar
28 sidang kedua
29 kecelakaan
30 rencana membeli rumah baru
31 dipindahkan ke kantor cabang
32 kedatangan sepupu
33 ulang tahun Raden
34 pembukaan Hadiah
35 rumah baru
36 gagal Tebar pesona
37 luka di bibir Juan
38 pembalasan Juan
39 Lena keceplosan
40 kebebasan
41 berkenalan dengan Ratih
42 diam diam suka
43 Juan penasaran
44 disangka pembantu
45 Aldi bertemu dan bertanya kepada Dinda
46 Dinda menemui Billy
47 di ajak ke pertemuan kolega sang CEO
48 penampilan yang anggun
49 pertengkaran dan fitnah
50 Ultimatum
51 ayah jahat
52 kesedihan Aldi
53 disangka pacar
54 acara tujuh bulan kehamilan Intan
55 undangan makan malam dari Tante Desi
56 ada apa dengan mas Aldi dan Lena
57 bukti photo
58 kejutan yang gagal
59 mulai curiga dengan Resha
60 Bu Ovi masuk rumah sakit
61 kepergok Dinda
62 awal jadian
63 awal jadian 2
64 pasar malam
65 rencana double Date
66 pernyataan cinta
67 Bimbang
68 curhat
69 bagaimana menurut Ibu?
70 bekerja di Korea
Episodes

Updated 70 Episodes

1
ada apa dengan Aldi
2
Pov Dinda
3
rencana Dinda
4
POV Aldi
5
POV Aldi 2
6
sahabat SMK
7
ternyata CEO
8
canggung
9
helikopter pribadi
10
Mertua yang penyayang
11
sidang pertama
12
POV Dinda
13
penculikan Raden
14
kehamilan Intan
15
asisten Mbak Intan
16
job pertama
17
pesta ulang tahun Tante Desi 1
18
pesta ulang tahun Tante Desi 2
19
kekacauan
20
POV Lena
21
happy day
22
garis dua di sebuah testpack
23
pernikahan Lena
24
konten creator
25
Dinner
26
tinggal dirumah mertua
27
kepulangan si kembar
28
sidang kedua
29
kecelakaan
30
rencana membeli rumah baru
31
dipindahkan ke kantor cabang
32
kedatangan sepupu
33
ulang tahun Raden
34
pembukaan Hadiah
35
rumah baru
36
gagal Tebar pesona
37
luka di bibir Juan
38
pembalasan Juan
39
Lena keceplosan
40
kebebasan
41
berkenalan dengan Ratih
42
diam diam suka
43
Juan penasaran
44
disangka pembantu
45
Aldi bertemu dan bertanya kepada Dinda
46
Dinda menemui Billy
47
di ajak ke pertemuan kolega sang CEO
48
penampilan yang anggun
49
pertengkaran dan fitnah
50
Ultimatum
51
ayah jahat
52
kesedihan Aldi
53
disangka pacar
54
acara tujuh bulan kehamilan Intan
55
undangan makan malam dari Tante Desi
56
ada apa dengan mas Aldi dan Lena
57
bukti photo
58
kejutan yang gagal
59
mulai curiga dengan Resha
60
Bu Ovi masuk rumah sakit
61
kepergok Dinda
62
awal jadian
63
awal jadian 2
64
pasar malam
65
rencana double Date
66
pernyataan cinta
67
Bimbang
68
curhat
69
bagaimana menurut Ibu?
70
bekerja di Korea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!