Assalamualaikum Bu, Ibu tadi ada jemput Raden di sekolah ?" Tanya Dinda kepada Ibunya melalui telepon .
"Waalaikumsalam nggak Ibu nggak ada jemput Raden Din" jawab Ibunya Dinda .
Dinda panik mendengar Raden tidak bersama Ibunya "astaghfirullah terus Raden kemana Bu, disekolah udah tidak ada siapa-siapa" .
"Ya Allah Dinda, coba kamu tanya satpam yang ada di sekolah Raden kamu naik apa kesana Din?" Ibunya pun ikutan panik .
"Aku naik mobil bang Rian Bu bang Rian lagi dirumah aku, Yasudah Bu aku mau lihat kedalam, siapa tau ada orang" kata Dinda .
Dinda juga pandai mengendarai mobil dia meminjam mobil Abang nya yang sedang main kerumahnya.
Dinda berjalan memasuki area sekolah tempat Raden belajar,ia melihat di pos satpam tidak ada orang dan terus berjalan sampai Dinda bertemu dengan guru yang mengajar Raden, terlihat guru tersebut keluar dari dalam ruangan dan sedang menutup pintu .
"Assalamualaikum" Dinda memberikan salam kepada guru tersebut.
"Waalaikumsalam maaf anda Ibundanya Raden ya kalau saya tidak salah" jawab seorang guru wanita berhijab itu .
Dinda menganggukkan kepalanya "iya Bu saya mau tanya apakah Ibu ada ngelihat Raden, tadi saya ada urusan sehingga telat untuk menjemput Raden" .
Raden merupakan salah satu siswa yang pintar dan baik jadi sangat wajar sebagian guru mengenal nya .
"Sepertinya tadi Raden dijemput oleh ayahnya" kata guru tersebut .
"Ayahnya?" Tanya Dinda sambil mengerutkan dahinya.
"Iya pak Aldi" jawab guru itu .
"Kurang ajar mas Aldi, ulah apa lagi yang akan dia perbuat kali ini" kata Dinda dalam hati "kalau begitu terimakasih atas infonya dan saya pamit ya Bu" Dinda tersenyum .
Guru itu tersenyum juga kepada Dinda "Iya sama-sama" .
Dinda cepat-cepat keluar dari area sekolah dan segera menelpon Aldi "assalamualaikum kamu bawa kemana Raden mas?" Tanya Dinda marah .
"Waalaikumsalam kamu jangan marah-marah gitu dong sayang, aku cuma ajak dia jalan-jalan memangnya salah ya" jawab Aldi
"Jijik aku dengar kata sayang dari kamu sekarang cepat kamu pulang kan Raden" Dinda sangat kesal .
"Aldi tertawa lebar "Dinda Dinda, kamu tuh lucu banget ya aku ini kan ayahnya mau aku ajak dia jalan-jalan kemana pun wajar dong" .
"Pokoknya sekarang kamu kembalikan Raden aku sudah tau pasti kamu mempunyai niat busuk kan" kata Dinda .
"Hehe kamu jangan su'udzon gitu sayang aku nggak punya niat buruk apapun aku hanya ingin kamu batalkan perceraian kita dan kembalikan surat rumah itu kepada ku" Aldi tertawa .
"Dasar b@j!Ngan" kutuk Dinda dalam hati, Dinda mencoba tenang ia berpikir untuk mencari cara agar dapat melepaskan Raden dari ayahnya, ia tau betul sifat suami nya itu, Aldi tidak suka dengan wanita yang perkataan dan berperilaku kasar dia suka dengan wanita yang lembut Dinda menemukan sebuah ide "kamu tidak ingin kita berpisah kan mas baiklah aku turuti semua mau kamu tapi dengan syarat kamu kasih tau posisi kamu dan dan Raden dimana setelah itu kita pergi ke pengadilan bersama-sama ya" kata Dinda, ia sudah menyusun rencana .
"Nah gitu dong sayang jadi istri itu harus nurut dengan suami,kami sekarang berada di rumah teman ku yang berada di jalan.." Aldi menjelaskan keberadaan Raden dan dirinya kepada Dinda .
Setelah mengatakan bahwa Dinda akan kesana menemui mereka selanjutnya Dinda menelpon seseorang yang di takuti oleh Aldi kemudian Dinda menjemput orang tersebut dan mereka langsung menuju ke tempat Aldi berada .
Dinda mengangkat telpon dari Aldi "Hallo iya mas aku lagi mau kesana ni, kamu tunggu ya".
"Nanti kalau sudah sampai kasih tau aku ya" kata Aldi dan mengakhiri panggilan .
"Tunggu sampai aku datang dan baaamm akan ada surprise untuk lelaki b@j!Ngan seperti kamu Aldi Prasetyo " kata Dinda sambil tertawa .
Begitu juga dengan seseorang yang tadi dijemput oleh Dinda ia juga ikut tertawa "aku akan kasih dia pelajaran mbak karena dia sudah menyakiti hatinya mbak" .
"Begitu kita sampai disana langsung aja deh kamu gas kan kalau perlu sampai dia K.O" Dinda tersenyum .
"Mbak tenang aja, serahkan semuanya sama ku" mereka tertawa bersama .
Mereka sampai ditujuan dimana Raden dan suaminya yang tengil itu berada.
"Kamu tunggu disini tunggu aba-aba dari mbak ya" Dinda keluar dari mobil,ia mengetuk pintu sambil mengucapkan salam "assalamualaikum"
Dan seorang membukakan pintu, Dinda terkejut melihat seorang yang membukakan pintu tersebut "kamu?".
Ternyata yang membukakan pintu adalah Lena "memang aku akui aku tuh cantik jadi biasa aja deh kamu ngelihatin nya" .
"Idih..cantik dari mana, kalau ngaca tuh di cermin bukan di got, udahlah nggak usah kepedean banget jadi manusia sekarang dimana anak ku" Dinda menatap dengan sinis .
Lena berkacak pinggang "mana aku tau anak kamu dimana,makanya kalau jadi ibu itu yang becus ngurusin anak,jadi istri saja nggak becus ngurusin suami apalagi ngurusin anak" .
Dinda mendorong Lena sampai terjengkang "tidak ada waktu ku untuk manusia sampah seperti kamu" .
Dinda membiarkan Lena yang terjatuh dan ia mencari sang anak ke seluruh ruangan yang ada dirumah itu .
Lena berdiri "kuat banget sih tenaganya bisa-bisanya aku sampai jatuh,ihh ngeselin banget sih" Lena menggerutu .
Dinda menemukan Raden yang berada di sebuah kamar sedang bermain mobil-mobilan dengan sang ayah, Dinda masuk dan langsung menggendong Raden .
"Ternyata Kamu sudah datang sayang" kata Aldi sembari berdiri .
"Berani kamu bawa Raden ke rumah selingkuhan kamu ya mas" kata Dinda .
"Apa salahnya sekarang aku dan Lena cuma berteman" Aldi berjalan perlahan mendekati Dinda .
Dinda merasa muak dengan semua omongan Aldi, Dinda mencari alasan agar Aldi tak mendekati nya "Ehh stop jangan dekat-dekat aku lagi flu ntar menular loh ke kamu" karena Dinda tau Aldi tak suka berdekatan dengan orang flu .
Benar saja Aldi sedikit menjauh .
"Bun Tante Lena itu siapa sih, tadi aku lihat ayah dan Tante Lena ciuman loh Bun" kata Raden dengan polosnya .
Mendengar itu Dinda sangat marah .
Begitu juga dengan Aldi, ia tak menyangka kalau putranya itu tau tentang kejadian itu .
"Dimana letak otak kamu wahai Aldi Prasetyo, kamu melakukan hal yang tidak baik di depan anak kamu, tidak habis pikir aku dengan kelakuan mu itu" dengan wajah yang merah dan mata melotot Dinda menatap ke arah Aldi .
Aldi menepuk dahinya "gagal semua rencana ku gara-gara wanita t*lol itu, coba saja dia dapat menahan nafsunya pasti tidak akan seperti ini" .
Dinda berbisik ke telinga Raden kemudian menurunkan Raden dari gendongannya lalu Raden berlari keluar .
"Aku sudah tau semua pikiran licik mu itu, kamu hanya menginginkan Surat rumah itu kan, jangan bermimpi kamu akan mendapatkan surat itu" Dinda menunjuk-nunjuk Aldi .
Aldi tersenyum licik dan berjalan mendekati Dinda "kalau begitu kamu juga jangan harap dapat keluar dari sini dengan baik" Aldi lalu mencengkram tangan Dinda
Dinda berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Aldi namun tangannya yang sebelah di pegang oleh Lena yang baru masuk .
Lena tertawa "sudahlah ngga ada yang bisa nolongin kamu disini".
"Kamu cari tali, biar aku yang ikat dia" kata Aldi kepada Lena, Aldi mencengkram kedua tangan Dinda dan memposisikan nya ke belakang .
Lena pun segera mencari tali .
"Kamu akan menyesal ngelakuin ini ke aku mas" Dinda terlihat santai dan tidak melakukan perlawanan .
Aldi pun bingung melihat sikap Dinda yang santai "maksud kamu?" .
Dinda tertawa "kamu akan tau sendiri nanti".
Dinda memutarkan badan dengan tangan yang masih di pegang oleh Aldi sehingga posisi Aldi membelakangi pintu .
Dan tiba-tiba sebuah salto tendangan mendarat di punggungnya Aldi seketika Aldi melepaskan cengkeramannya lalu tersungkur .
"Berani-beraninya kamu berbuat jahat kepada mbak Dinda ku" kata seseorang yang menendang Aldi .
Aldi yang tersungkur menoleh ke arah pintu dan ia melihat Ratih adik kandung Dinda "Ra..Ratih" .
"Iya kenapa mau lawan balik ayo sini lawan kalau bisa" Ratih menantang kakak ipar nya itu .
"Ng..ngga Abang minta maaf sama kamu ya" Aldi tampak ketakutan melihat Ratih .
Ratih merupakan adik dari Dinda,ia anak paling kecil di keluarga Dinda, ia pemegang sabuk tertinggi dan merupakan pelatih pencak silat di salah satu perguruan pencak silat .
Wajar saja Aldi tak ingin berurusan dengan Ratih, ia takut dirinya babak belur kalau sampai berbuat salah kepada Ratih .
Kemudian Ratih menarik badan Aldi memposisikan nya berdiri dan mengunci gerakan tubuh Aldi "sekarang mas minta maaf sama mbak Dinda atas kelakuan buruk yang mas lakukan ke mbak ku,cepat" .
Aldi meringis kesakitan "aw..iya.iya aku minta maaf sama kamu ya Dinda" .
"Dan mas Aldi juga harus berjanji untuk mempermudah semua urusan perceraian kalian" Ratih memperkuat kuncian nya .
"Iya mas juga janji akan memudahkan kamu mengurus semua proses perceraian kita di pengadilan " kata Aldi .
"Awas saja kalau sampai berbohong, akan ku buat kaki mas tidak berfungsi kembali " ancam Ratih kepada Aldi lalu ratih melepaskan Aldi .
Dinda tersenyum puas dengan aksi adik nya .
"Sayang ini aku sudah bawa tali yang kamu minta" Lena masuk sambil membawa tali dan dia terkejut melihat keadaan di kamar "loh ada apa ini, ehh kamu siapa dan kamu kenapa mas" Lena berlari menghampiri Aldi yang terduduk di lantai .
"Oh jadi kamu pelakor nya ya?" Ratih melipat kedua tangannya "ya ampun luarnya doang cantik tapi dalam nya bau tai" Ratih tertawa .
"Berani-beraninya kamu berbicara seperti itu ya,heh anak ingusan awas kamu ya" Lena berdiri dan seperti nya hendak mendatangi Ratih namun di cegah oleh Aldi .
"Jangan sok jagoan, dia itu bukan lawan mu, aku yang lelaki saja dibuat seperti ini, apalagi kamu" Aldi menghadang .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Hajar, tiiihhhhh
2024-01-29
0
Rini Musrini
hajar mereka berdua ratih biar sadar diri
2024-01-13
0
Nabila hasir
hajar ratih sampek jadi bonyok2.
ikut gemes ma kelakuan mereka berdua bacanya
2024-01-07
0