Seusai merias clien Dinda dijemput oleh Intan
Untuk pergi ke acara ulang tahun Tante Desi.
Sebelum dijemput, Dinda berganti pakaian terlebih dahulu.
Dinda datang ke pesta ulang tahun Tante Desi dengan menggunakan gamis berbahan satin berwarna Sage dipadukan dengan sebuah outer tile bermotif mutiara.
Sementara Tara Intan datang dengan mengenakan Gamis berwarna cream berbahan maxmara.
Intan dan Dinda berbaur dengan tamu undangan Tante Desi yang lainnya.
"Hari ini makbun bakalan kenyang nih" Dinda menggoda Intan.
Intan melihat semua makanan yang tersedia dia acara itu "nggak ada yang buat aku selera deh dari semua makanan ini".
Dinda memilih beberapa jenis cake lalu menaruh nya dia atas piring kecil yang ia pegang "seriusan...dari sekian banyaknya makanan ini nggak ada satu pun yang buat kakak ingin memakannya?".
"Iya loh Din aku serius, malah aku ngelihatnya eneg banget nih pengen mual karena cium aroma masakan" kata Intan.
"bawaan dedek bayi nya itu kak, memang begitu....kan kemarin dokter sudah bilang kalau itu hal yang biasa, jadinya kakak makan apa nih?" Tanya Dinda.
"Aku tuh sekarang kepingin makan yang asem-asem gitu nih" jawab Intan.
Tak lama dua orang pembantu datang membawakan dua mangkuk kaca besar makanan.
Satu mangkuk berisi buah potong dan satunya lagi berisi kuah rujak.
"Waaahhh........ rezeki anak Solehah nih kak" kata Dinda sambil tertawa "keinginan kakak ingin makan yang asem-asem terkabulkan tuh".
Dinda dan Intan tertawa pelan.
"Wahh...... rezekinya dedek bayi tuh Din" Intan mengelus perutnya begitu juga dengan Dinda pun ikut mengelus perut Intan.
"biar aku aja yang ambilkan untuk kakak ya" kata Dinda.
Pada saat Dinda ingin mengambil rujak untuk Intan, Dinda melihat di depan gerbang ada Aldi yang menggandeng Lena dengan mesra berjalan masuk ke area pesta.
Karena posisi meja hidangan berada di luar rumah.
Nafasnya menjadi tidak beraturan karena rasa sakit yang tiba-tiba muncul karena melihat kedatangan suaminya itu.
"kenapa dia juga ada disini, apakah mungkin dia tamu undangan juga, tahan Dinda kamu harus kuat karena kamu sudah janji pada dirimu untuk menjadi strong" kata Dinda dalam hati.
Ternyata Aldi juga melihat Dinda, mereka saling berpandangan namun dengan cepat Aldi mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Hatinya Dinda berkata "Memang tidak ada rasa bersalah mu padaku mas" cepat-cepat Dinda menuangkan rujak ke atas piring yang ia ambil tadi lalu segera ia melangkah kembali ke tempat Intan berada.
Dinda memberikan piring yang berisikan rujak itu kepada Intan "ini kak".
"Aku barusan lihat dia curut itu datang juga ke pesta nya Tante Desi" Dinda duduk di samping Intan.
Intan bingung dengan perkataan Dinda barusan "dua curut siapa maksud kamu Din?" Tanya Intan.
"Tuh kakak lihat aja sendiri" Dinda menunjuk dengan menggunakan matanya
Intan melihat ke arah pintu, dia pun sedikit terkejut dengan kehadiran adik iparnya itu.
Intan tertawa pelan "dasar kamu ya Din, aku pikir siapa yang kamu katain dua curut ternyata mereka berdua itu duo curut nya".
"Ya iyalah kak kalau bukan mereka siapa lagi" Dinda memanyunkan bibirnya.
Dinda dan Intan melihat Aldi bersama Lena berjabat tangan dengan Tante Desi, mereka juga melihat sesekali Aldi melihat ke arah mereka.
"Ternyata dia masih curi-curi pandang tuh sama kamu Din" kata Intan lalu memasukkan rujak ke mulutnya.
"Ya paling dia c ni omuma ingin tau aku kesini dengan siapa, terus kenapa bisa ada disini" kata Dinda.
Aldi dan Lena kemudian duduk disamping mereka.
"Ih ngapain sih mereka duduk di samping kita kak, padahal masih banyak bangku kosong loh itu,pasti ada niat terselubung ini, aku yakin" Dinda berbisik di telinga Intan.
"Sudah kamu tenang aja, tetap tampil kalem dan elegan anggap saja tidak saling mengenal dan kita ikuti alurnya" Intan berkata dengan suara yang sangat pelan agar Aldi dan Lena tidak mendengarkan.
"Eh ternyata istri kamu juga ada disini ya mas, mau daftar jadi pembantu ya?" Lena meledek Dinda yang sedang makan.
Dinda tidak menggubris perkataan Lena dia tetap santai memakan cupcake yang ia ambil tadi.
"Heh pura-pura tidak mendengar nih yeee" sekali lagi Lena meledek Dinda "mana mungkin seorang sosialita terkenal seperti Tante Desi bisa mengundang kamu yang hanya seorang ibu rumah tangga biasa tanpa karir yang hebat."
Dinda dan Intan terlihat ilfill dengan ucapan Lena .
"Ya nggak apa-apa dong ibu rumah tangga tapi sekarang berpenghasilan 10 juta perminggu , berarti perbulan 40 jutaan, masih kalah sama gaji kamu" Intan melemparkan kata-kata itu kepada Lena.
Lena membulatkan matanya "ih kamu itu siapa sih,, ngikut nyambung aja".
"Kamu juga bakal tau sendiri aku tuh siapa, kalau nggak tanya aja tuh sama pria yang disamping kamu" Intan tersenyum pahit.
Lena mengibaskan tangannya "Halah paling cuma wanita kantoran biasa,nggak perlu belagu deh mau menyombongkan diri".
Dinda dan Intan tertawa bersama mendengarnya.
"Nggak sadar diri Nih orang, heh yang belagu tuh kamu, seharusnya kamu itu ngaca datang-datang langsung bersikap seperti itu dimana sopan santun kamu yang katanya wanita berkelas" Dinda menajamkan tatapannya.
Aldi menarik baju Lena "sudah duduk saja, kamu jangan ganggu mereka".
"Apaan sih mas, kok kamu jadi bela mereka bukannya belain aku" Lena kesal mendengar perkataan Aldi.
"Heiii..... Aldi, Kamu kenapa sih bisa pilih wanita seperti itu, paras dan attitudenya jauh banget dari Dinda, masih ok an Dinda lagi deh" Intan melipat kedua tangannya di dada.
Aldi hanya diam saja, ia menyuruh Lena untuk segera duduk.
"Apa yang kamu katakan Tadi, dari sudut pandang mana dia lebih baik daripada aku, buktinya saja dia nggak bisa menjaga suaminya, dan lebih memilih aku" Lena menyombongkan dirinya.
"Kita pindah tempat duduk saja yok kak, merusak pemandangan kita saja mereka ini" kata Dinda kepada Intan.
Intan menganggukkan kepalanya, lalu mereka berdiri namun Lena memegang tangan Intan, Intan langsung melepasnya dengan kuat sehingga membuat Lena oleng, lena berusaha menyeimbangkan posisinya namun yang ada ia malah menarik meja yang diatasnya terdapat gelas-gelas yang sudah tersusun.
Seketika semua gelas-gelas yang diatas meja tersebut terjatuh dan pecah berserakan dilantai.
Suasana menjadi kacau, semua tamu undangan melihat kejadian itu, Dinda dan Intan juga ikut tercengang.
Aldi menepuk dahinya, ia sangat malu dengan adanya kejadian itu "astaghfirullah Lena".
Bu Desi bersama Feri mendatangi mereka.
Melihat kejadian itu ia menjadi sangat marah "jelaskan sama saya kenapa bisa seperti ini, kalian tau, kalian sudah membuat pesta saya hancur".
Aldi langsung dengan sigap meminta maaf kepada Bu Desi "saya minta maaf kepada Bu Desi atas perbuatan partner saya ini yang sudah membuat kekacauan di pesta Bu Desi" Aldi menunduk.
"Eh tunggu-tunggu kalau nggak salah kamu kan yang kemarin itu, saya masih ingat loh kejadian saat di Bali kemarin" Feri berkacak pinggang.
"Maksud kamu apa Fer?" Tanya Tante Desi.
Feri menoleh melihat Dinda yang berada di belakangnya.
Dinda memberikan kode agar Feri tidak memberi tau Tante Desi.
"Mereka ini sudah dua kali membuat kesalahan mom" jawab Feri "yang pertama saat di hotel kita yang ada di Bali dan yang kedua yaitu disini" ujar Feri.
Aldi tidak menyangka bisa bertemu kembali dengan Feri dan ia juga sangat terkejut ketika mengetahui kalau feri adalah anak dari Tante Desi.
"Sial.... Ini semua gara-gara Lena yang selalu membuat onar" kata Aldi dalam hati, ia sangat marah kepada Lena karena selalu membuat masalah dan mempermalukan Aldi.
"Apa yang kamu Feri?" Tanya Bu Desi sekali lagi.
Feri menganggukkan kepalanya tanda iya.
"Kalau seperti ini silahkan kalian pergi dari sini, sekarang juga, saya juga akan batalkan tender kerja sama kita!" Sergah Bu Desi.
Hal itu membuat Aldi dan Lena sangat tak menyangka kalau kerja sama antara perusahaan Bu Desi dengan perusahaan tempat mereka bekerja batal.
"Mampus aku kalau sampai dibatalkan, bisa-bisa aku nggak akan dapat bonus besar itu" pekik Aldi dalam hati, ia mencoba mengambil hati Bu Desi agar kerja sama mereka tidak batal.
"Bu saya minta maaf, saya mohon jangan batalkan kerja sama itu Bu saya mohon" Aldi mengiba.
Tetapi Bu Desi tetap bersikukuh untuk membatalkannya "kalau saya katakan batal ya berarti harus batal, kamu sudah membuat saya marah karena sudah menghancur momen bagus milik saya, Feri Kamu usir mereka" titah Bu Desi kepada Feri.
"Baiklah mom" Feri menarik mereka keluar.
Aldi kemudian menatap Dinda, Dinda langsung memalingkan wajahnya.
"Rasain kamu mas, itu yang akan kamu dapatkan karena sudah menyia-nyiakan aku dan anak-anak" umpat Dinda dalam hatinya.
"Dikasih istri baik malah pilih wanita bego seperti dia yang hanya bisa membuat masalah" Feri menyunggingkan senyum pahit, dan langsung menutup pintu gerbang.
Aldi menendang gerbang itu dengan kuat "bedebah" umpatnya.
Lena mencoba meraih tangan Aldi namun di tepis oleh Aldi.
"Kamu itu ya selalu aja buat masalah, sudah aku katakan jangan cukup duduk dengan baik, tapi kamu masih saja terus mengganggu Dinda, kamu Taukan yang disamping Dinda itu,, dia itu pengusaha WO terkenal di Jakarta yang penghasilan bisa sampai ratusan juta perbulan, dia bukan tandingan kamu, wajar kalau mereka diundang di pesta Bu Desi. dan yang lebih parah aku kehilangan kerja sama besar itu yang membuat ku harus kehilangan bonus besar yang sudah ada di depan mata!".
"Maaf mas" Lena sangat sedih mendengarnya.
"Halah....tidak ada maaf-maaf lagi, aku pusing ngelihat kamu, untuk sementara mulai sekarang jangan temui aku lagi" Aldi berjalan menuju parkiran mobil, ia berhenti sejenak untuk memberikan Lena ongkos taxi "ini ongkos untuk kamu pulang sendiri aja" Aldi memberikan uang tersebut kepada Lena dan masuk ke dalam mobil, ia langsung tancap gas meninggalkan Lena sendiri.
Aldi sangat marah kepada Lena.
"Kenapa seperti ini sih jadinya, ini semua gara-gara perempuan sialan itu, kamu lihat saja pembalasan ku nanti Dinda" Lena mengepal tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
hihihiiiii
senjata makan Tuan.....
eh bukan Tuan deng
tp Nyonya....
Nyonya Lena.....
wkwkwk
2024-02-02
1
YuWie
biass playing victim..yg salah siapa eh nuduh siapa
2024-01-21
0
Nabila hasir
lena lena.
sdah dia yg salah masih nyalahin Dinda.
emang enak kok nyalahin orang lain atas kesalahan kita itu.heheheh
2024-01-07
2