Pov Dinda

POV Dinda.

Seminggu berlalu setelah kejadian di cafe, aku terus mengamati sikap dan sifat mas Aldi sudah tampak seperti biasanya, pulang tepat waktu tidak seperti akhir-akhir ini yang selalu telat, sehabis pulang dari kantor mas Aldi menyempatkan waktu untuk bermain bersama anak-anak nya, sebelum kejadian di cafe setelah pulang bekerja mas Aldi jarang meluangkan waktunya untuk menemani kedua buah hatinya bermain dengan dalih capek bekerja, jangankan untuk bergantian mengurus mereka, menemani mereka bermain saja tak sempat yang ia sempatkan hanyalah bermain handphone sampai berjam-jam, awal-awal aku memaklumi nya namun lama kelamaan emosi ku tak dapat terbendung lagi.

"Mas bisa gak sih gantian ngurusin anak-anak, jangan main handphone aja,aku tuh cape mas satu harian ngurus mereka,kasih me time lah buat aku untuk ngilangin rasa lelah ku 1 jam aja pun gak masalah!"  Ku keluar kan semua amarah ku sambil berdecak pinggang .

Namun mas Aldi hanya diam dengan santai nya ia memainkan handphone nya .

Melihat mas Aldi seperti itu emosi ku bertambah, ku tarik bantal sofa yang ia gunakan "Mas dengar aku ngomong nggak sih!"

Mas Aldi yang sedang rebahan sambil bermain handphone langsung berdiri memarahi ku balik

"Kamu itu gak tau ya, aku juga capek kerja satu harian cari uang untuk kalian, untuk memenuhi kebutuhan kalian, wajar dong aku main handphone untuk ngilangin penat ku!" .

Mas Aldi berjalan mendekati ku

"Kamu tuh capek apa sih,kerjaan kamu cuma ngurusin rumah dan anak-anak saja,kalau mereka tidur ya kamu kan juga bisa ikutan istirahat, gampang kan?" .

Mendengar perkataan nya tersebut emosi ku langsung memuncak ku campakkan bantal yang ku pegang tadi

"Kamu bilang apa, Gampang? Enteng sekali kamu berkata seperti itu,kamu cuma bisa ngomong,coba sekali-kali kamu praktek kan. kita bertukar posisi aku yang kerja,kamu yang ngurus semua.

mulai dari beresin rumah sampai ngurus anak-anak aku yakin 100 persen kamu ngerasain Apa yang aku rasakan sekarang. Ingat mas sebelum aku menikah dengan kamu aku juga pernah bekerja dan aku bisa tau perbandingan rasa capek bekerja dengan rasa cape jadi IRT" dengan nada angkuh aku mengucapkan perkataan tersebut .

ya Allah maafkanlah aku karena telah melakukan sikap yang buruk seperti ini, suami yang harusnya aku hormati karena rasa emosi yang besar aku berani melawan kepadanya.

Setiap hari kami selalu cekcok, Hanya karena masalah sepele saja pun mas Aldi mudah sekali marah, sampai aku merasa sudah muak melihat sikapnya yang seperti itu .

namun ntah mengapa semenjak kejadian di cafe seminggu yang lalu,sikap mas Aldi berubah 180 derajat kembali seperti mas Aldi yang dulu, yang selalu menyayangi kami dan yang selalu memprioritaskan keluarga kecil nya.

"Anak-anak sudah tidur kah mas?" Tanya ku sambil meletakkan handphone ku diatas meja yang ada disebelah tempat tidur kami

Sambil mengunci pintu kamar "sudah sayang,kamu tumben belum tidur?"

"Belum ngantuk mas,oh iya mas tadi siang si Raden ngomong sama ku,dia minta dibacain dongeng sama kamu mas, dia juga kangen dengan pelukan kamu saat tidur ,apakah sudah kamu turuti permintaan kecilnya itu?" Tanya ku sambil tersenyum ke suamiku itu .

Sambil menarik selimut "sudah sayang,mas sudah bacain cerita dongeng kesukaan dia dan peluk dia sebelum tidur" kemudian mas Aldi berbaring .

"Tasya sekarang sudah pintar tidur sendiri ya, biasanya dia tuh selalu minta ditemenin sebelum tidur" Kata mas Aldi sambil tersenyum "tadi mas mau nemanin dia tidur tapi malah mas diusir sama dia dan dia ngomong seperti ini Tasya kan udah gede Tasya ngga mau ditemani karena Tasya bukan anak bayi" mas Aldi tertawa .

"Kamu baru tau ya, itulah akibat dari keasikan main handphone sampai tumbuh kembang anak sendiri ngga tau" ledek ku .

"Iya deh mas minta maaf,tapi beneran lucu banget Tasya sekarang gemas banget tadi dia mas gangguin sampai nangis" sekali lagi mas Aldi tertawa .

"Dasar ayah nakal"  aku tersenyum

"Mas.." ku miring badan ku ke arah mas Aldi "akhir pekan nanti, bagaimana kalau kita ajak anak-anak liburan"

Begitu juga dengan mas Aldi,ia memiringkan tubuhnya, sehingga kami dalam posisi saling berhadapan "mas lupa mau kasih tau ke kamu kalau mas Sabtu ini mau keluar kota,mas diajak bos besar untuk nemenin dia bertemu koleganya" sambil mengusap rambut ku .

"sebenarnya mas gak mau diajak kesana, karena dia bos besar jadi mas GK berani nolak, dia pun udah janji sama mas mau kasih bonus gaji bulan ini,kalau mas ikut"  .

Aku sedikit kesal "mas.. kasian anak-anak dalam sebulan belum tentu bisa liburan,bahkan ini sudah hampir 3 bulan kita belum ajak mereka rekreasi mas"

"Iya mas tau,tapi mas beneran gak enak untuk nolak sayang," mas Aldi berpindah posisi yang tadinya berbaring sekarang duduk sambil menggenggam tanganku "mas janji, setelah pulang dari luar kota,mas akan ajak kalian liburan, nanti mas akan ambil cuti selama 4 hari untuk kita liburan bersama anak-anak, gimana kamu mau kan?"

Aku hanya bisa menghela nafas "yaudah deh mas, terserah mas,percuma kalaupun aku marah mas gak akan ngebatalin berangkat ke luar kota nya kan!" Ku tarik tangan ku dari genggaman mas Aldi,dan berbalik membelakangi nya

"Sayang please dong, jangan marah gitu" mas Aldi memeluk tubuh ku "sebelum aku berangkat,nanti mas kasih uang 1,5 juta untuk kamu, terserah kamu mau beli apa,mas kan cuma 3 hari perginya"

"Serius kamu mau kasih aku uang,tapi semua uang kamu udah kamu kasih semua ke aku mas" aku sedikit memicingkan mata .

"Ah..anu.. hmmmm mas ada sedikit simpanan istilahnya uang jaga-jaga" mas Aldi tampak terbata-bata .

"Jujur kamu mas, jangan bohong" dengan sigap aku berbalik badan

Tiba-tiba mas Aldi menjadi salah tingkah "ya ampun beneran sayang,mas GK bohong, yasudah sekarang kita tidur yuk, mas ngantuk, tapi sebelum tidur mas mau minta jatah mas malam ini,ya sayang" mas Aldi mencubit hidung ku .

"Ihs apaan sih mas, jangan nakal deh" mau tak mau itu sudah kewajiban ku sebagai seorang istri untuk melayani suami ku.

Setelah melakukan ritual suami istri,aku duduk di pinggiran tempat tidur sambil memandang wajah mas Aldi  yang sudah terlelap "mengapa hati kecil ku merasa curiga pada mu mas" kata ku dalam hati  .

"Ya Allah hilang kan semua prasangka buruk ku terhadap suami ku, bantu aku menjaga keharmonisan rumah tangga ku ya Allah" .

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

intilin dong, din

2024-01-27

0

𝐀⃝🥀🐝⃞⃟𝕾𝕳☠Ꭿղ𐒐Ꮛᶥⁱᵒⁿ⚔️🔰π¹¹

𝐀⃝🥀🐝⃞⃟𝕾𝕳☠Ꭿղ𐒐Ꮛᶥⁱᵒⁿ⚔️🔰π¹¹

pergi sama bu lena ya wat ena ena

2024-01-23

0

Rini Musrini

Rini Musrini

mampir thor
sepertinya ceritanya bikin emosi jiwa

2024-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 ada apa dengan Aldi
2 Pov Dinda
3 rencana Dinda
4 POV Aldi
5 POV Aldi 2
6 sahabat SMK
7 ternyata CEO
8 canggung
9 helikopter pribadi
10 Mertua yang penyayang
11 sidang pertama
12 POV Dinda
13 penculikan Raden
14 kehamilan Intan
15 asisten Mbak Intan
16 job pertama
17 pesta ulang tahun Tante Desi 1
18 pesta ulang tahun Tante Desi 2
19 kekacauan
20 POV Lena
21 happy day
22 garis dua di sebuah testpack
23 pernikahan Lena
24 konten creator
25 Dinner
26 tinggal dirumah mertua
27 kepulangan si kembar
28 sidang kedua
29 kecelakaan
30 rencana membeli rumah baru
31 dipindahkan ke kantor cabang
32 kedatangan sepupu
33 ulang tahun Raden
34 pembukaan Hadiah
35 rumah baru
36 gagal Tebar pesona
37 luka di bibir Juan
38 pembalasan Juan
39 Lena keceplosan
40 kebebasan
41 berkenalan dengan Ratih
42 diam diam suka
43 Juan penasaran
44 disangka pembantu
45 Aldi bertemu dan bertanya kepada Dinda
46 Dinda menemui Billy
47 di ajak ke pertemuan kolega sang CEO
48 penampilan yang anggun
49 pertengkaran dan fitnah
50 Ultimatum
51 ayah jahat
52 kesedihan Aldi
53 disangka pacar
54 acara tujuh bulan kehamilan Intan
55 undangan makan malam dari Tante Desi
56 ada apa dengan mas Aldi dan Lena
57 bukti photo
58 kejutan yang gagal
59 mulai curiga dengan Resha
60 Bu Ovi masuk rumah sakit
61 kepergok Dinda
62 awal jadian
63 awal jadian 2
64 pasar malam
65 rencana double Date
66 pernyataan cinta
67 Bimbang
68 curhat
69 bagaimana menurut Ibu?
70 bekerja di Korea
Episodes

Updated 70 Episodes

1
ada apa dengan Aldi
2
Pov Dinda
3
rencana Dinda
4
POV Aldi
5
POV Aldi 2
6
sahabat SMK
7
ternyata CEO
8
canggung
9
helikopter pribadi
10
Mertua yang penyayang
11
sidang pertama
12
POV Dinda
13
penculikan Raden
14
kehamilan Intan
15
asisten Mbak Intan
16
job pertama
17
pesta ulang tahun Tante Desi 1
18
pesta ulang tahun Tante Desi 2
19
kekacauan
20
POV Lena
21
happy day
22
garis dua di sebuah testpack
23
pernikahan Lena
24
konten creator
25
Dinner
26
tinggal dirumah mertua
27
kepulangan si kembar
28
sidang kedua
29
kecelakaan
30
rencana membeli rumah baru
31
dipindahkan ke kantor cabang
32
kedatangan sepupu
33
ulang tahun Raden
34
pembukaan Hadiah
35
rumah baru
36
gagal Tebar pesona
37
luka di bibir Juan
38
pembalasan Juan
39
Lena keceplosan
40
kebebasan
41
berkenalan dengan Ratih
42
diam diam suka
43
Juan penasaran
44
disangka pembantu
45
Aldi bertemu dan bertanya kepada Dinda
46
Dinda menemui Billy
47
di ajak ke pertemuan kolega sang CEO
48
penampilan yang anggun
49
pertengkaran dan fitnah
50
Ultimatum
51
ayah jahat
52
kesedihan Aldi
53
disangka pacar
54
acara tujuh bulan kehamilan Intan
55
undangan makan malam dari Tante Desi
56
ada apa dengan mas Aldi dan Lena
57
bukti photo
58
kejutan yang gagal
59
mulai curiga dengan Resha
60
Bu Ovi masuk rumah sakit
61
kepergok Dinda
62
awal jadian
63
awal jadian 2
64
pasar malam
65
rencana double Date
66
pernyataan cinta
67
Bimbang
68
curhat
69
bagaimana menurut Ibu?
70
bekerja di Korea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!