POV Dinda

Allah itu memang maha baik, Karena Allah sudah menunjukkan kebusukan mas Aldi kepada ku" kata ku sembari membaca WhatsApp Aldi yang ku bajak.

"Ternyata kamu memang mau bermain-main dengan aku ya mas baik lah akan ku temani kamu bermain"  aku tersenyum sinis lalu ku balas pesan dari Lena  .

"Ting" bunyi satu pesan masuk.

Ternyata sebuah pesan masuk dari Feri lalu ku buka pesan tersebut yang isinya adalah "hai Din ini aku feri jangan lupa save nomor aku ya".

Kemudian aku membalasnya "ok".

"Ajak aku main kerumahnya ibu kamu dong Din aku kangen sama beliau aku jemput kamu ya karena sudah lama tidak kesana sampai aku lupa alamatnya" balas Feri.

"Yasudah aku search lokasi alamatku sekarang ya" ku kirim peta alamat rumah ku ke Feri.

Selang setengah jam terdengar suara klakson mobil berbunyi di depan rumah ku aku yang sedang asik bermain dengan Tasya bergegas keluar untuk mengeceknya.

Ku lihat dari balik gorden jendela seseorang turun dari mobil ternyata itu adalah Feri.

Ku buka pintu rumah ku "cepat banget Kamu nyampe nya" tanya ku.

"Iya aku naik jet, Wus langsung sampai deh" Feri tersenyum.

Aku celingukan melihat ke arah halaman rumah ku "jet apaan tuh yang ada mobil" .

Feri tertawa "kamu ini percaya aja ya mana lah mungkin aku naik jet".

"Kamu yang ngomong tadi, mau pergi sekarang atau gimana?" Tanya ku .

"Terserah kamu aja Din" jawab Feri.

"Yasudah kita pergi sekarang aja ya aku panggil anak aku dulu di dalam" aku masuk dan mengajak Tasya.

"Tasya kita kerumahnya oma yuk" ku lontarkan senyum kepada Tasya.

Tasya terlihat bahagia, dengan cepat dia membersihkan mainannya, setelah bersih dia menghampiri ku "yuk Bun.. Tasya sudah selesai beresin mainannya".

"Anak bunda memang pinter banget ya" ku elus rambutnya dan menggendong Tasya.

Kulihat Feri sedang duduk santai di kursi teras rumah ku kemudian aku mengunci rumah.

"Bun itu siapa ya?" Tanya Tasya.

"Itu teman sekolah nya bunda kenalan dulu dong sayang" kata ku kepada Tasya.

Feri berdiri dari tempat duduk nya "ini anak kamu Din?" .

"Ya iyalah jadi anak siapa lagi kalau bukan anak aku"  jawab ku.

"Hallo...sih imut ini namanya siapa sih om mau tau nih.." Feri sedikit membungkuk dan tersenyum manis kepada Tasya.

"Nama aku Tasya om om temannya bunda ya?" Tasya bertanya ke Feri.

"Iya kamu kok tau mama kamu ya yang kasih tau ke kamu? Kata Feri.

"Iya tadi bunda yang kasih tau" Tasya tersenyum.

"Pipi kamu seperti bakpao ya om jadi gemes banget nih " feri mencubit pipi Tasya dengan lembut " Yasudah kita pergi sekarang yuk".

"Ayok" tasya terlihat sangat senang sekali.

Dan Kami bertiga masuk ke dalam mobil.

"Aku duduk dibelakang aja ya aku nggak enak nanti dilihat sama tetangga sini" ku perhatikan sekitar ku memang tidak ada orang,namun aku Taku saja kalau nanti mereka salah sangka yang akan berujung fitnah.

" jadinya ini aku sama kamu seperti sopir dan majikan dong" kata Feri.

Aku tertawa kecil "sekali-kali memang harus begitu".

Feri nampak tak keberatan dengan perkataan ku. Aku duduk di kursi belakang bersama Tasya.

"Tapi kata Resha kemarin anak kamu ada dua satu lagi kemana kok nggak kelihatan?".

"Iya anak ku yang pertama masih sekolah dan bentar lagi jam pulang sekolah" Dinda melihat jam ditangan nya.

"Kalau gitu sekalian aja kita jemput ya" Kata Feri menawarkan.

Aku tersenyum "Yasudah kalau kamu memang nggak keberatan".

Akhirnya kami pergi ke sekolah Raden untuk menjemput nya.

Terlihat disekolah sebagian siswa nampak sudah pulang aku turun dari mobil dan masuk kedalam sekolah mencari Raden ku lihat Raden sedang duduk di depan post satpam karena memang disitu tempat para orang tua menunggu untuk menjemput anak-anak mereka.

Ku hampiri dia yang sedang duduk sambil berbincang-bincang dengan temannya "sayang".

Raden menoleh ke arahku "bunda".

"Yuk kita pulang" aku tersenyum.

"Ayuk.. Bun bye aku pulang duluan ya" Raden menggandeng tanganku.

"Bunda naik apa kesini?" Tanya Raden.

"Bunda jemput kamu naik mobilnya teman bunda karena kita mau ke rumah Oma" jawab ku.

"Yeay aku senang banget karena kita mau kerumah oma" seperti nya Raden sangat senang sekali.

Kami masuk ke dalam mobil.

"Eh ada dik Tasya" Raden mencium pipi adik nya.

Tasya hanya tersenyum.

"Hallo boy" sapa Feri .

"Om temennya bunda ya. Tanya Raden.

Feri tersenyum "Betul banget kenalin om dahulu temen sekolah sewaktu SMK bunda kamu, hari ini om mau ajak kalian kerumah nenek kalian..".

"Oma bukan nenek om" tiba-tiba saja raden memotong.

Feri tertawa"Oh iya Oma om mau ajak kalian kerumah oma kalian karena om sudah lama sekali tidak berjumpa dengan Oma kalian om jadi kangen deh".

"Kalau om kangen yaudah cepatan kita kesana" Raden tersenyum .

"Siap tuan muda kita akan segera meluncur" canda Feri .

Kedua anak ku tertawa melihat tingkah Feri.

Aku jadi teringat suasana saat aku, mas Aldi dan anak-anak sedang tertawa bercanda ria bersama.

Aku masih sangat menyesali atas perbuatan mas Aldi kepada kami.

" sudahlah tak ada yang perlu disesali ini semua sudah kehendak dari Allah jalannya seperti ini" gumam ku dalam hati.

Sesampainya di rumah ibu ku Raden cepat-cepat keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah..

"Assalamualaikum" aku masuk kedalam disusul Feri yang sedang menggendong Tasya.

"Waalaikumsalam eh cucu Oma datang" ibu ku memeluk Raden.

"Bu"  ku cium punggung tangan ibu ku.

"Kamu dengan siapa kesini Din?" Tanya ibu ku.

Ku perkenalkan Feri ke ibu ku "Bu ibu ingat teman SMK aku dulu yang tiap hari datang ngajarin aku dan yang tiap hari ibu selalu kasih dia bekal untuk sarapan".

"Sebentar ibu ingat-ingat dulu ya hmm.." ibu ku berpikir sejenak "Oh iya ibu sudah ingat kalau tidak salah namanya fer..fer.feri ya".

Aku tertawa kecil " 100 buat ibu iya ini Feri Bu".

Sepertinya ibu ku tidak menyangka kalau itu feri "serius ini Feri ah apa betul kamu bercanda kan?".

"Ya Allah Dinda serius Bu, ini dia Feri" aku memastikan ibu.

"Ya ampun Feri sekarang kamu sudah berubah ya ibu sampai pangling loh ini" ibu ku memeluk Feri.

Ibu ku dari dahulu sudah menganggap Feri seperti anaknya sendiri tiap pagi ibu tidak lupa untuk membawakan Feri bekal sarapan juga karena ibu merasa kasian melihat Feri ngekost sendirian dan aku juga kasih tau ke ibu kalau feri dahulu selalu di bully disekolah jadinya ibuku merasa kasihan.

Ibu melepaskan pelukan nya ibu tampak terharu.

"Terimakasih ya Bu karena sudah baik banget ke saya, saya  nggak akan bisa lupa sama semua kebaikannya ibu" feri tersenyum.

Ibu mengangguk "ayo silahkan duduk, ibu buatkan makanan sama minum ya".

Aku menemani ibu ke dapur.

"Kamu kok bisa sih ketemu sama Feri" tanya ibu.

"Ceritanya panjang Bu" aku pun menceritakan semua pertemuan ku kembali dengan Feri.

"Terus bagaimana perkara kamu dengan Aldi?" Tanya ibuku.

"Mas Aldi berpura-pura menyesali perbuatannya dan menyuruh ku untuk mencabut gugatan agar dia bisa mendapatkan sertifikat rumah Bu dan mungkin bisa saja setelah itu dia bisa seenaknya pada ku" jawab ku.

"Ah kamu nggak boleh berprasangka buruk gitu Din nggak baik" ibu menuangkan jus mangga ke dalam gelas..

"Ya ampun Bu aku punya buktinya ini kemarin aku bajak WhatsApp mas Aldi dan ini chattingan mereka coba deh ibu lihat sendiri" aku memberi handphone ku ke ibu.

Ibu membaca pelan-pelan isi chat tersebut.

"Astaghfirullah.. Ibu heran kenapa Aldi bisa

berubah seperti ini sih" .

"Mungkin dia kena pelet sama perempuan itu Bu, bayangkan saja masih cantikan aku daripada perempuan itu Bu" . Tu tuangkan jus mangga yang sudah ku blender tadi .

"Dasar cah gendeng dia itu" kata ibu.

Terpopuler

Comments

Lilis Ilham

Lilis Ilham

lanjutkan

2023-12-30

0

mei puspitasari

mei puspitasari

cah apa bu....

2023-12-29

1

lihat semua
Episodes
1 ada apa dengan Aldi
2 Pov Dinda
3 rencana Dinda
4 POV Aldi
5 POV Aldi 2
6 sahabat SMK
7 ternyata CEO
8 canggung
9 helikopter pribadi
10 Mertua yang penyayang
11 sidang pertama
12 POV Dinda
13 penculikan Raden
14 kehamilan Intan
15 asisten Mbak Intan
16 job pertama
17 pesta ulang tahun Tante Desi 1
18 pesta ulang tahun Tante Desi 2
19 kekacauan
20 POV Lena
21 happy day
22 garis dua di sebuah testpack
23 pernikahan Lena
24 konten creator
25 Dinner
26 tinggal dirumah mertua
27 kepulangan si kembar
28 sidang kedua
29 kecelakaan
30 rencana membeli rumah baru
31 dipindahkan ke kantor cabang
32 kedatangan sepupu
33 ulang tahun Raden
34 pembukaan Hadiah
35 rumah baru
36 gagal Tebar pesona
37 luka di bibir Juan
38 pembalasan Juan
39 Lena keceplosan
40 kebebasan
41 berkenalan dengan Ratih
42 diam diam suka
43 Juan penasaran
44 disangka pembantu
45 Aldi bertemu dan bertanya kepada Dinda
46 Dinda menemui Billy
47 di ajak ke pertemuan kolega sang CEO
48 penampilan yang anggun
49 pertengkaran dan fitnah
50 Ultimatum
51 ayah jahat
52 kesedihan Aldi
53 disangka pacar
54 acara tujuh bulan kehamilan Intan
55 undangan makan malam dari Tante Desi
56 ada apa dengan mas Aldi dan Lena
57 bukti photo
58 kejutan yang gagal
59 mulai curiga dengan Resha
60 Bu Ovi masuk rumah sakit
61 kepergok Dinda
62 awal jadian
63 awal jadian 2
64 pasar malam
65 rencana double Date
66 pernyataan cinta
67 Bimbang
68 curhat
69 bagaimana menurut Ibu?
70 bekerja di Korea
Episodes

Updated 70 Episodes

1
ada apa dengan Aldi
2
Pov Dinda
3
rencana Dinda
4
POV Aldi
5
POV Aldi 2
6
sahabat SMK
7
ternyata CEO
8
canggung
9
helikopter pribadi
10
Mertua yang penyayang
11
sidang pertama
12
POV Dinda
13
penculikan Raden
14
kehamilan Intan
15
asisten Mbak Intan
16
job pertama
17
pesta ulang tahun Tante Desi 1
18
pesta ulang tahun Tante Desi 2
19
kekacauan
20
POV Lena
21
happy day
22
garis dua di sebuah testpack
23
pernikahan Lena
24
konten creator
25
Dinner
26
tinggal dirumah mertua
27
kepulangan si kembar
28
sidang kedua
29
kecelakaan
30
rencana membeli rumah baru
31
dipindahkan ke kantor cabang
32
kedatangan sepupu
33
ulang tahun Raden
34
pembukaan Hadiah
35
rumah baru
36
gagal Tebar pesona
37
luka di bibir Juan
38
pembalasan Juan
39
Lena keceplosan
40
kebebasan
41
berkenalan dengan Ratih
42
diam diam suka
43
Juan penasaran
44
disangka pembantu
45
Aldi bertemu dan bertanya kepada Dinda
46
Dinda menemui Billy
47
di ajak ke pertemuan kolega sang CEO
48
penampilan yang anggun
49
pertengkaran dan fitnah
50
Ultimatum
51
ayah jahat
52
kesedihan Aldi
53
disangka pacar
54
acara tujuh bulan kehamilan Intan
55
undangan makan malam dari Tante Desi
56
ada apa dengan mas Aldi dan Lena
57
bukti photo
58
kejutan yang gagal
59
mulai curiga dengan Resha
60
Bu Ovi masuk rumah sakit
61
kepergok Dinda
62
awal jadian
63
awal jadian 2
64
pasar malam
65
rencana double Date
66
pernyataan cinta
67
Bimbang
68
curhat
69
bagaimana menurut Ibu?
70
bekerja di Korea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!