NovelToon NovelToon

Cincin Pengganti

ada apa dengan Aldi

Pagi ini seperti biasa, Dinda sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya, karena ia bangun agak siang, dan Dinda hanya membuat menu nasi goreng spesial kesukaan suaminya yaitu Aldi Prasetyo, pria yang menikahi nya 7 tahun yang lalu.

mereka sudah dikaruniai 2 orang anak, anak pertama mereka berumur 6 tahun yaitu, Raden Prasetyo ia sudah memasuki sekolah dasar kelas 1, dan yang kedua Anastasya Prasetyo yang berumur 3 tahun.

Dinda menyajikan semangkuk besar nasi goreng di atas meja makan "akhirnya selesai juga nasi goreng kesukaan mas Aldi".

"Sayang" peluk Aldi dari belakang, Dinda berbalik badan ia melihat suaminya sudah berpakaian rapi "ayo mas kita sarapan ,aku sudah siapkan menu sarapan favorit kamu" kata Dinda sambil merapikan dasi yang dikenakan Aldi.

"Terimakasih ya sayang kamu memang istri yang sempurna Dimata ku selain cantik,pandai mengurus rumah,pandai mengurus anak-anak,dan juga tentunya pandai sekali melayani suami" Aldi mengecup kening Dinda.

Dinda sangat bahagia dengan sikap Aldi, "iya mas itu semua sudah kewajiban ku sebagai istri".

Aldi memeluk Dinda dengan hangat.

"aku mau bangunin Raden ya mas" kata Dinda.

sambil tersenyum "yasudah sayang" jawab Aldi.

Dinda bergegas ke kamar Raden, ia segera membangunkan buah hatinya itu dan bersiap-siap pergi ke sekolah.

setelah selesai Dinda dan Raden beranjak pergi ke meja makan.

"Ayah.." Raden memanggil ayah nya yang sedang duduk dimeja makan sambil memainkan gawai nya.

Aldi menoleh kesamping "wah..jagoan ayah udah rapi, sini sayang duduk disamping ayah kita sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat".

"Iya yah" Raden duduk disamping ayah nya.

Dinda menuangkan susu UHT ke dalam gelas Aldi dan Raden lalu duduk dan sarapan bersama.

Selesai sarapan Aldi mengambil sebuah amplop coklat dari dalam tas kerjanya "din ini gaji mas bulan ini. gaji bulan ini mas ngga bisa kasih lebih malah berkurang, maaf ya sayang kamu Tau Kalau saat ini perusahaan tempat mas bekerja sedang gonjang-ganjing, sebelum nya mas minta maaf sama kamu karena ngga bisa ngasih nafkah lebih" Aldi memberikan amplop tersebut kepada Dinda.

Mau tak mau Dinda menerima amplop itu, "tidak apa-apa mas aku ngerti keadaan kamu sekarang. ya mungkin aku juga harus bisa belajar menghemat pengeluaran," raut wajah Dinda sedikit bersedih namun dia tetap harus terima dengan keadaan nya saat ini.

"Kamu memang istri yang paling pengertian" Aldi mengelus lengan Dinda.

Dinda hanya tersenyum kecil.

"mas sama raden mau berangkat sekarang ya" Aldi beranjak dari tempat duduk nya.

begitu juga dengan Raden "Raden berangkat ke sekolah ya Bun" Raden menyalami tangan Dinda.

"hati-hati ya sayang" kata Dinda sambil merapikan rambut Raden.

"ok bunda" jawab Raden.

"Yuk sayang waktunya kita berangkat" Aldi menggandeng tangan Raden berjalan keluar rumah menuju mobil yang terparkir di halaman rumah.

begitu juga Dinda yang mengikuti mereka dari belakang.

"Bye-bye Bun" Raden melambaikan tangannya dari dalam mobil.

"Bye sayang" Dinda membalas dengan senyuman manis.

Mobil pun berjalan meninggalkan halaman rumah.

Dinda berjalan masuk ke dalam rumah dan ia duduk bersandar di atas sofa ia melihat dan membuka amplop coklat yang diberikan oleh Aldi, di dalam amplop itu terdapat 70 lembar uang pecahan 100 ribu, Dinda menghela nafas "cuma 7 juta, biasanya mas Aldi memberi uang bulanan 10 juta kepada ku apa aku bisa mengatur nya listrik, kebutuhan pokok yang sedang naik, astaghfirullah ya Allah maafkan aku yang kali ini kurang bersyukur" Dinda mengusap wajah nya.

Dinda melihat kalender yang terpajang di dinding ruang tamunya itu "seharusnya hari ini aku ada jadwal perawatan ke salon kalau uang ini kupakai untuk sebulan ke depan nanti mana mungkin cukup".

Dinda memanyunkan bibirnya "ah..sudah lah perawatan ke salon aku tunda sampai perusahaan tempat mas Aldi bekerja pulih kembali toh mas Aldi seorang pria yang baik mau menerima aku apa adanya" kata Dinda.

namun hatinya sedikit khawatir perasaan takut kehilangan dan ditinggal kan oleh suami nya karena kurang perawatan menyelimuti hati dinda ia melamun.

Lamunan nya buyar ketika gawai nya berbunyi ia mengambil lalu melihat layar gawainya disitu tertulis nama seseorang "Resha" sahabat kuliah sekaligus teman kantornya Dinda saat ia masih bekerja.

"Hallo iya res ada apa" kata Dinda mengangkat telvon dari Resha.

"Nanti siang, temenin aku makan diluar yuk, aku pengen nongkrong  ya sekalian nih ada gosip-gosip terbaru dan udah lama juga loh kita ngga kongko-kongko bareng" Resha tertawa cekikikan.

"Ish..kamu ini ya Kalau urusan gosip memang nomor satu males ahk takut dosa aku" kata Dinda.

"Halah, sekali-kali gak apa-apa itu aku tuh kangen tau sama ponakan aku sih Tasya unyu-unyu itu uhh jadi gemas deh".

"Iya deh iya, tapi kamu yang bayarin ya" Dinda tertawa kecil.

"Itu sih persoalan yang sangat gampang memang niatnya aku juga mau bayarin kamu makan Din" kata Resha.

"Iyalah tuh yang baru terima gaji" Dinda memanyunkan bibirnya.

"Oh iya dong, plus dapat bonus banyak aku cyinn" Resha tertawa lebar.

"Iya ya,yaudah kirim aja nanti alamat tempat makan nya dimana, aku akan langsung otw nanti" Dinda tersenyum.

"Oke-oke nanti aku kirimkan ya yaudah bye Din" Resha mengakhiri percakapannya.

"Bye.." kata Dinda menutup telponnya.

Dinda menggelengkan kepalanya "dasar sih paling heboh gak hilang-hilang predikat tukang gosip nya" kata Dinda sambil tersenyum.

"Bunda" seseorang memanggil dari belakang.

Dinda sedikit terkejut lalu berbalik badan "ehh..anak bunda yang cantik udah bangun tidur " Dinda tersenyum berjalan menghampiri Tasya.

Tasya mengucek mata nya sambil mengangguk.

Dinda berjongkok lalu memeluk badan kecil Tasya "bunda sayang banget sama Tasya,".

"Tasya juga sayang bunda" Tasya memeluk leher Dinda.

Dinda melepaskan pelukannya "Kita mandi yuk, selesai mandi kita sarapan ya" sambil mengelus kepala Tasya.

Tasya mengangguk tanda setuju.

dinda tersenyum kemudian menggendong buah hatinya ke kamar mandi, selesai mandi Dinda menyuapi Tasya dan selanjutnya membersihkan rumah.

setelah semua pekerjaan rumah selesai Dinda duduk di kursi teras rumah ia melihat jam di gawai nya, pukul 11:30 Wib.

"Ting" bunyi chat masuk.

Dinda langsung melihat isi chat tersebut "Jam 12:00 di D'Zona cafe" terlihat chat dari Resha.

Dinda langsung membalas "oke aku mau  OTW nih".

Dinda melangkah masuk ke dalam cafe bersama putri kecilnya.

ia melihat ke seluruh area dalam cafe dan ia melihat Resha yang duduk sambil melambaikan tangan di sudut cafe.

sesegera mungkin Dinda berjalan kesana.

"Hai...Maaf ya telat" kata Dinda.

Resha mengangguk sambil tersenyum "ehh, sayangnya Tante sini duduk disamping Tante, Tante kangen banget sama kamu" Resha menggendong Tasya dan mendudukinya di atas sofa tepat disampingnya.

Dinda duduk dan meletakkan tasnya diatas meja.

"Kamu mau pesan apa Din?" Tanya Resha kemudian dia memanggil pelayan yang ada di cafe tersebut.

Pelayan pun datang dan meletakkan daftar list menu tak lupa buku dan pulpen "silahkan mbak ditulis pesanan nya" kata pelayan tersebut dengan ramahnya.

Dinda melihat list menu dan menuliskan beberapa menu yang ia pilih di selembar kertas kosong begitu juga dengan resha.

pelayan wanita itu segera mengambil kertas yang sudah selesai ditulis "Terimakasih, silahkan ditunggu" kata pelayan tersebut dan kembali ke dapur untuk menyerahkan kertas yang berisi pesanan itu.

"Cie, yang udah dapat bonus dapat bonus berapa sih memangnya?" Tanya Dinda.

Resha tertawa "lumayan lah Din, bisa untuk beli SK-II Facial treatment essence yg 75ml".

"Serius,ih nak banget sih" gumam Dinda.

"Din.. kamu kerja lagi dong enak loh bisa ngumpul-ngumpul, cerita-cerita bareng aku lagi, aku kesepian loh gak punya BESTie lagi di kantor, semenjak kamu mengundurkan diri, ayolah Din kerja lagi.." Resha menggenggam tangan Dinda sambil merengek seperti anak kecil.

"Engga bisa res,aku gak dapat ijin untuk kembali kerja sama mas Aldi, siapa nanti yang akan menjaga Raden dan Tasya".

Dinda memalingkan wajahnya ke Tasya "ibu ku sibuk ngurusin catering nya dan ibu nya mas Aldi juga sangat sibuk kerja,  mana mungkin beliau sempat untuk menjaga cucunya ini" Dinda kembali menatap Resha.

"Kamu kan bisa sewa baby sitter Din," kata Resha.

"Perusahaan Mas Aldi sedang dalam kondisi tidak baik, banyak pengurangan karyawan dan karyawan yang masih bekerja gajinya malah dikurangi, mana bisa aku nyewa baby sitter," tutur Dinda.

Resha menepuk lengan Dinda pelan "ya maka dari itu lah kamu harus kerja agar kamu bisa bantu Aldi cari uang, kalau kondisi nya begini kita sebagai perempuan gak bisa hanya ngandelin gaji suami aja Din, ujung-ujungnya pusing bagiin pengeluaran, ya kan?".

Dinda terdiam sejenak, ia berpikir apa yang dikatakan sahabat nya itu ada benarnya juga "nanti aku coba bicara sama mas Aldi".

"Iya kamu harus bicara baik-baik dengan Aldi" Resha tersenyum dan melepaskan genggamannya.

"kenapa agak lama ya a makanannya datang" mata Resha melihat ke sekeliling cafe mencari pelayan untuk bertanya.

namun tiba-tiba ia melihat Aldi masuk ke dalam cafe bersama seorang wanita, matanya agak menyipit "itukan sih Aldi,Din" tangan nya menunjuk kearah pintu masuk cafe.

Dari sudut cafe dinda langsung melihat.

"Siapa wanita itu, kamu kenal Din?" Tanya Resha.

"Seperti nya Gak kenal deh" jawab Dinda.

Dinda dan Resha terus memperhatikan Aldi, nampak Aldi memperlakukan wanita tersebut dengan spesial, Aldi menarik kursi untuk wanita itu dan mempersilahkan dia untuk duduk,wanita itu tersenyum dan sedikit membelai lengan Aldi.

Aldi duduk di kursi yang ada depan wanita itu, posisi mereka saling berhadap-hadapan, Aldi langsung memanggil pelayan dan memesan menu makan siang, setelah menerima pesanan pelayanan itu pun bergegas masuk ke dapur.

"Bagaimana..kamu suka suasana di tempat ini?" Tanya Aldi kepada wanita itu.

"Lumayan lah, tempat nya nyaman, suasananya bagus untuk makan berdua" jawab wanita tersebut.

"Aku sangat senang melihat kamu bahagia," kata Aldi, Aldi menarik dan menggenggam penuh dengan mesra tangan wanita tersebut.

"Lena,,,," belum selesai ia berkata

tiba-tiba Tasya memanggil dan menghampiri Aldi "Ayah....".

Aldi Terkejut melihat kehadiran Tasya "Tasya..kamu sama siapa disini dan mau ngapain..?".

Tasya naik kepangkuan Aldi "Tasya kesini sama bunda, jalan-jalan dong Yah..".

"Mas.." Dinda menyentuh pundak Aldi.

"Dinda..!" mata Aldi sedikit melebar melihat kehadiran Dinda, "kaa ..kamu kok bisa ada disini?" Tanya Aldi sedikit gemetar.

Dinda tersenyum "sedang jalan-jalan dong mas, suntuk tau dirumah aja, mbak ini siapa ya mas...?".

Aldi melirik ke arah wanita itu,dia terlihat bingung harus menjawab apa "ouw di..di..dia partner kerja aku" jawab Aldi sambil tersenyum menutupi kebohongan nya.

"Lena,,aku kenalin ini Dinda istri aku" Aldi memberi isyarat mata kepada Lena.

Lena tampak sangat mengerti dengan keadaan saat ini "halo..saya Lena,saya leader nya Aldi" sapa Lena.

Dinda juga memperkenalkan dirinya "Saya istri nya mas Aldi, nama saya Dinda".

"Oiya kamu mau makan apa sayang?"tanya Aldi lalu ia menarik sebuah kursi untuk dinda.

Dinda kemudian duduk "gak usah mas,aku udah pesan makanan kok" Dinda menunjuk ke arah meja yang ia tempati bersama Resha.

"Kamu sama Resha ya kesini?" Tanya Aldi.

Dinda mengangguk "saya boleh bertanya sesuatu sama Bu Lena".

Lena tersenyum "ya ampun.. jangan panggil ibu, saya masih muda loh, panggil aja aku Lena, silahkan kamu ingin bertanya apa" sesekali Lena melirik ke arah Aldi yang terlihat pucat.

"Apakah benar perusahaan tempat mas Aldi bekerja sedang bermasalah?" Tanya Dinda.

Lena mencuri pandang ke arah Aldi, Aldi pun memberi isyarat agar Lena mengatakan iya kepada Dinda

"Hmmm... iya itu benar, aku dan Aldi kesini selain untuk makan siang kami juga mau membahas tender proyek yang akan datang, proyek ini termasuk proyek yang besar dan kalau berhasil maka hampir bisa untuk menormalkan kembali perusahaan" jawab Lena.

"Oh.. ya sudah kalau begitu" kata Dinda dengan hati kecilnya tidak percaya pada perkataan Lena.

"Kenapa..? Apakah kamu tidak percaya apa yang dikatakan oleh Aldi?" Lena balik bertanya,sambil sesekali melirik ke arah Aldi.

"Aku percaya apa yang dikatakan oleh mas Aldi tetapi aku hanya ingin lebih menyakinkan lagi bahwa itu memang benar!" Jawab dinda.

Mendengar itu Aldi sedikit lega rasa kekhawatiran seketika menghilang, "Tasya sayang, Tasya sudah makan, nak..?" Sambil mengelus kepala Tasya.

"Sudah ayah" jawab Tasya.

"Ya sudah mas aku mau balik ketempat Resha" Dinda berdiri dari tempat duduknya.

begitu juga dengan Aldi

"Kamu jangan lama-lama main nya ya, sehabis dari sini langsung pulang ya.." Aldi menggenggam tangan Dinda.

Seketika Dinda mengerut kan dahi nya "kenapa kalau aku keluar lama-lama mas, toh aku jarang sekali keluar rumah bahkan hampir setiap hari selalu dirumah, ya wajar dong mas kalau aku keluar lama aku juga perlu me time mas.." Dinda tampak tak senang dengan perkataan Aldi.

Aldi berkata "Bukan begitu sayang, maksud mas itu kasihan nanti Raden gak ada yang jemput dia pulang sekolah"

"Kamu tenang aja, aku juga tidak mungkin lupa menjemput Raden, tanpa kamu katakan aku juga sudah mengerti" Dinda melepaskan genggaman tangan Aldi dengan pelan, lalu menggendong Tasya kembali ke tempat Resha.

"Eh gimana Din,sih Aldi ngomong apaan?" Tanya Resha.

"Mas Aldi berkata kalau wanita itu atasan nya tapi kok hati ku seperti gak yakin dengan perkataannya mas Aldi, kamu lihat tadi perlakuan mas Aldi kepada wanita itu, mana ada bawahan memperlakukan atasan dengan sikap yang cukup romantis seperti pegangan tangan!" Dinda duduk dan menyandarkan kepalanya di sofa sambil memijat kepala nya.

Sambil mengaduk-aduk minuman nya Resha berkata "iya sih Din, tapi kamu jangan langsung curiga atau ngasih persepsi seperti itu, kalau memang kamu rasa curiga dengan sikap Aldi kamu harus ngumpulin bukti-bukti yang jelas biar nanti gak ada kesalahpahaman dan ujungnya kamu juga yang bermasalah".

Dinda menghela nafas "benar kata kamu sha, aku ngga boleh gegabah aku harus tetap sabar sambil ngumpulin bukti-bukti itu.."

"Nah gitu dong,itu baru BESTie aku" Resha tersenyum "ayo dong dimakan, udah laper nih dari tadi nungguin kamu yang lagi interogasi suami mu itu" Resha tertawa kecil.

Dinda tersenyum "kamu itu ya dari dulu rese kalau lagi laper..".

Mereka berdua tertawa namun sesekali pandangan mata Dinda tak lepas dari Aldi.

Aldi terlihat bahagia menikmati makan siang bersama Lena, Tampak sangat dekat sekali,tak seperti kedekatan antara atasan dan bawahan.

Hati dinda tampak resah,ada rasa kecurigaan yang menghampiri nya, adakah sesuatu yang disembunyikan oleh mas aldi.

Pov Dinda

POV Dinda.

Seminggu berlalu setelah kejadian di cafe, aku terus mengamati sikap dan sifat mas Aldi sudah tampak seperti biasanya, pulang tepat waktu tidak seperti akhir-akhir ini yang selalu telat, sehabis pulang dari kantor mas Aldi menyempatkan waktu untuk bermain bersama anak-anak nya, sebelum kejadian di cafe setelah pulang bekerja mas Aldi jarang meluangkan waktunya untuk menemani kedua buah hatinya bermain dengan dalih capek bekerja, jangankan untuk bergantian mengurus mereka, menemani mereka bermain saja tak sempat yang ia sempatkan hanyalah bermain handphone sampai berjam-jam, awal-awal aku memaklumi nya namun lama kelamaan emosi ku tak dapat terbendung lagi.

"Mas bisa gak sih gantian ngurusin anak-anak, jangan main handphone aja,aku tuh cape mas satu harian ngurus mereka,kasih me time lah buat aku untuk ngilangin rasa lelah ku 1 jam aja pun gak masalah!"  Ku keluar kan semua amarah ku sambil berdecak pinggang .

Namun mas Aldi hanya diam dengan santai nya ia memainkan handphone nya .

Melihat mas Aldi seperti itu emosi ku bertambah, ku tarik bantal sofa yang ia gunakan "Mas dengar aku ngomong nggak sih!"

Mas Aldi yang sedang rebahan sambil bermain handphone langsung berdiri memarahi ku balik

"Kamu itu gak tau ya, aku juga capek kerja satu harian cari uang untuk kalian, untuk memenuhi kebutuhan kalian, wajar dong aku main handphone untuk ngilangin penat ku!" .

Mas Aldi berjalan mendekati ku

"Kamu tuh capek apa sih,kerjaan kamu cuma ngurusin rumah dan anak-anak saja,kalau mereka tidur ya kamu kan juga bisa ikutan istirahat, gampang kan?" .

Mendengar perkataan nya tersebut emosi ku langsung memuncak ku campakkan bantal yang ku pegang tadi

"Kamu bilang apa, Gampang? Enteng sekali kamu berkata seperti itu,kamu cuma bisa ngomong,coba sekali-kali kamu praktek kan. kita bertukar posisi aku yang kerja,kamu yang ngurus semua.

mulai dari beresin rumah sampai ngurus anak-anak aku yakin 100 persen kamu ngerasain Apa yang aku rasakan sekarang. Ingat mas sebelum aku menikah dengan kamu aku juga pernah bekerja dan aku bisa tau perbandingan rasa capek bekerja dengan rasa cape jadi IRT" dengan nada angkuh aku mengucapkan perkataan tersebut .

ya Allah maafkanlah aku karena telah melakukan sikap yang buruk seperti ini, suami yang harusnya aku hormati karena rasa emosi yang besar aku berani melawan kepadanya.

Setiap hari kami selalu cekcok, Hanya karena masalah sepele saja pun mas Aldi mudah sekali marah, sampai aku merasa sudah muak melihat sikapnya yang seperti itu .

namun ntah mengapa semenjak kejadian di cafe seminggu yang lalu,sikap mas Aldi berubah 180 derajat kembali seperti mas Aldi yang dulu, yang selalu menyayangi kami dan yang selalu memprioritaskan keluarga kecil nya.

"Anak-anak sudah tidur kah mas?" Tanya ku sambil meletakkan handphone ku diatas meja yang ada disebelah tempat tidur kami

Sambil mengunci pintu kamar "sudah sayang,kamu tumben belum tidur?"

"Belum ngantuk mas,oh iya mas tadi siang si Raden ngomong sama ku,dia minta dibacain dongeng sama kamu mas, dia juga kangen dengan pelukan kamu saat tidur ,apakah sudah kamu turuti permintaan kecilnya itu?" Tanya ku sambil tersenyum ke suamiku itu .

Sambil menarik selimut "sudah sayang,mas sudah bacain cerita dongeng kesukaan dia dan peluk dia sebelum tidur" kemudian mas Aldi berbaring .

"Tasya sekarang sudah pintar tidur sendiri ya, biasanya dia tuh selalu minta ditemenin sebelum tidur" Kata mas Aldi sambil tersenyum "tadi mas mau nemanin dia tidur tapi malah mas diusir sama dia dan dia ngomong seperti ini Tasya kan udah gede Tasya ngga mau ditemani karena Tasya bukan anak bayi" mas Aldi tertawa .

"Kamu baru tau ya, itulah akibat dari keasikan main handphone sampai tumbuh kembang anak sendiri ngga tau" ledek ku .

"Iya deh mas minta maaf,tapi beneran lucu banget Tasya sekarang gemas banget tadi dia mas gangguin sampai nangis" sekali lagi mas Aldi tertawa .

"Dasar ayah nakal"  aku tersenyum

"Mas.." ku miring badan ku ke arah mas Aldi "akhir pekan nanti, bagaimana kalau kita ajak anak-anak liburan"

Begitu juga dengan mas Aldi,ia memiringkan tubuhnya, sehingga kami dalam posisi saling berhadapan "mas lupa mau kasih tau ke kamu kalau mas Sabtu ini mau keluar kota,mas diajak bos besar untuk nemenin dia bertemu koleganya" sambil mengusap rambut ku .

"sebenarnya mas gak mau diajak kesana, karena dia bos besar jadi mas GK berani nolak, dia pun udah janji sama mas mau kasih bonus gaji bulan ini,kalau mas ikut"  .

Aku sedikit kesal "mas.. kasian anak-anak dalam sebulan belum tentu bisa liburan,bahkan ini sudah hampir 3 bulan kita belum ajak mereka rekreasi mas"

"Iya mas tau,tapi mas beneran gak enak untuk nolak sayang," mas Aldi berpindah posisi yang tadinya berbaring sekarang duduk sambil menggenggam tanganku "mas janji, setelah pulang dari luar kota,mas akan ajak kalian liburan, nanti mas akan ambil cuti selama 4 hari untuk kita liburan bersama anak-anak, gimana kamu mau kan?"

Aku hanya bisa menghela nafas "yaudah deh mas, terserah mas,percuma kalaupun aku marah mas gak akan ngebatalin berangkat ke luar kota nya kan!" Ku tarik tangan ku dari genggaman mas Aldi,dan berbalik membelakangi nya

"Sayang please dong, jangan marah gitu" mas Aldi memeluk tubuh ku "sebelum aku berangkat,nanti mas kasih uang 1,5 juta untuk kamu, terserah kamu mau beli apa,mas kan cuma 3 hari perginya"

"Serius kamu mau kasih aku uang,tapi semua uang kamu udah kamu kasih semua ke aku mas" aku sedikit memicingkan mata .

"Ah..anu.. hmmmm mas ada sedikit simpanan istilahnya uang jaga-jaga" mas Aldi tampak terbata-bata .

"Jujur kamu mas, jangan bohong" dengan sigap aku berbalik badan

Tiba-tiba mas Aldi menjadi salah tingkah "ya ampun beneran sayang,mas GK bohong, yasudah sekarang kita tidur yuk, mas ngantuk, tapi sebelum tidur mas mau minta jatah mas malam ini,ya sayang" mas Aldi mencubit hidung ku .

"Ihs apaan sih mas, jangan nakal deh" mau tak mau itu sudah kewajiban ku sebagai seorang istri untuk melayani suami ku.

Setelah melakukan ritual suami istri,aku duduk di pinggiran tempat tidur sambil memandang wajah mas Aldi  yang sudah terlelap "mengapa hati kecil ku merasa curiga pada mu mas" kata ku dalam hati  .

"Ya Allah hilang kan semua prasangka buruk ku terhadap suami ku, bantu aku menjaga keharmonisan rumah tangga ku ya Allah" .

rencana Dinda

"sayang,kamu sudah siapin semua barang yang akan aku bawa ke luar kota kan" tanya Aldi sambil mengikat tali sepatu nya

Dengan membawa koper milik Aldi "sudah mas,ini koper kamu, semua baju dan perlengkapan yang kamu letak kan di atas tempat tidur sudah aku masukkan semua ke dalam koper kamu"

Aldi tersenyum "terimakasih ya sayang,kamu memang istri yang baik"

"Mana janji kamu,sini kasih ke aku uang 1,5 jutanya" Dinda mengulurkan tangannya

"Ouw ya ampun,mas hampir lupa" Aldi mengambil dompet dari dalam saku celananya "nah,ini uang nya"

Tanpa basa basi Dinda langsung menyambar uang tersebut, " eh mas,itu tadi aku lihat masih ada uang kamu,tambahin dong, aku mau ke salon mau perawatan diri, segini mah kurang"

"Kalau ini mas kasih semua ke kamu, pegangan mas disana nanti apa?" Aldi membuka dompetnya lebar-lebar

"Pegangan dinding kan bisa" jawab ku sedikit kesal

"Kamu ini ada-ada saja" Aldi tertawa kecil, Aldi melihat jam di tangan nya "yasudah mas mau berangkat ya sayang, jaga diri dan anak-anak dengan baik, kalau ada apa-apa kamu telpon mas ya" Aldi berdiri dan berjalan menuju teras rumah disusul dengan Dinda

"Mas berangkat ya sayang" Aldi mencium kening Dinda

"Iya mas, hati-hati di jalan ya" Dinda mencium punggung tangan suaminya itu

Aldi membuka pintu mobilnya, sebelum masuk ia melambaikan tangannya ke Dinda sembari tersenyum lalu ia masuk ke dalam mobil dan bergegas melajukan mobilnya,

"Aku bukan perempuan bodoh yang bisa dengan mudahnya kamu bohongi mas,kamu lihat saja kejutan apa yang akan aku berikan untuk kamu mas" kata dinda di dalam hati

Dengan cepat dinda menelpon taksi online yang sudah ia dan Resha  pesan sebelumnya, Dinda langsung berjalan masuk ke dalam rumah menuju ke arah kamar tidur Raden, Dinda segera mengambil koper yang diam-diam sudah di persiapkan

"Sayang kamu tinggal sama Oma ya,bentar lagi Oma sama aunty ratih datang,bunda ada urusan bentar, nanti bunda belikan mainan baru untuk kamu" Dinda mengelus rambut raden

"Iya Bun,Raden senang kalau Oma sama aunty datang,Raden sayang banget sama Oma dan aunty Ratih, karena mereka baik Bun" kata Raden dengan polosnya

Tak lama terdengar suara bel berbunyi, Dinda langsung keluar untuk melihat, ternyata yang datang adalah mama dan adiknya

"Mama" ku cium tangan mama ku

"Dimana Raden dan Tasya,mama kangen sama cucu kesayangan mama" kata ibunda Dinda beliau tampak senang sekali

"Mereka berdua ada dikamar Raden,ma aku titip mereka ya, karena ada hal yang sangat penting yang harus Dinda urus, menyangkut tentang mas Aldi " dengan raut wajah yang sedikit sedih

Ibunda Dinda menggenggam kedua tangannya "iya sayang mama ngerti kok,mama pun senang bisa ngurusin mereka berdua"

"Iya kak tenang aja,kan ada Ratih juga yang bisa bantuin mama" Ratih memeluk Dinda

"Tin...tin..." Terdengar suara klakson mobil

"Ma,taxi online nya udah datang,Dinda pergi dulu ya ma" Dinda  memeluk ibunya

Ibu dan adik nya mengangguk bersamaan

"Hati-hati kak" kata Ratih

Dinda tersenyum dan berjalan menuju taxi yang sudah menunggunya

Di dalam taxi sudah ada Resha sahabat Dinda

"Jalan pak" kata Resha kepada supir taxi

tersebut "gimana Din, apakah kita langsung ke airport?" Tanya Resha

"Kita ke kantor mas Aldi terlebih dahulu ya" jawab Dinda

"Kenapa harus ke kantor?" Resha kembali bertanya

"Tadi subuh sewaktu mas Aldi mandi,kontak yang bernama Alex itu nyeting,dia bilang suruh jemput dikantor aja,terus mobil nya mas Aldi disuruh titip ke adik nya, sekalian untuk transport adik nya kuliah" Dinda menjelaskan semuanya kepada Resha

"Memang benar-benar gila wanita itu, lancang sekali memakai mobil suami kamu,dan terlebih lagi untuk transport adik nyaa" Resha sangat marah mendengar penjelasan Dinda.

Taxi yang mereka naikin telah sampai di dekat kantor tempat Aldi bekerja, mereka sengaja tidak berhenti di depan kantor agar mereka dapat memantau gerak gerik Aldi, mereka melihat mobil yang dikendarai Aldi terparkir di depan kantor,tak lama terlihat sebuah mobil berhenti dibelakang mobil Aldi.

"Din,coba kamu lihat itu ada mobil yang berhenti, dibelakang mobil suami kamu" tunjuk Resha

Dinda meletakkan handphone ke dalam tas nya dan melihat ke arah yang ditunjuk oleh Resha "mana sih sha?"

"Itu loh Din" tunjuk Resha kembali

Tak lama keluarlah seorang wanita dan seorang pria dari dalam mobil tersebut

"Eh..itu sepertinya perempuan yang makan di cafe barengan sama kita dan suami kamu itu loh Din," kata Resha

Dinda memperhatikan dengan seksama "eh.. sepertinya iya sha"

"Jangan-jangan dia,kontak yang namanya disamarkan oleh Aldi" Resha mengkerutkan kening nya

"Huhss..kamu nih jangan asal sembarangan menuduh tanpa ada bukti,kita pantau aja terus dari sini" kata Dinda

Dinda dan Resha melihat Aldi keluar dari mobilnya, Aldi terlihat menghampiri wanita dan pria tersebut,tampak juga pria yang bersama wanita itu mengeluarkan koper dari dalam mobil dan memindahkannya ke dalam mobil Aldi.

"Tuh kan Din, benarkan apa kataku pasti dia wanita yang akan pergi liburan ke Bali bersama Aldi, alasan dia saja diajak bos kerja ke luar kota, padahal mau happy-happyan disana!" Ketus resha

Dinda Hanya diam tanpa kata, dalam benak nya kenapa Aldi tega mengkhianati nya, padahal Dinda sudah tulus dan ikhlas melayani suami nya tersebut.

Aldi menggenggam tangan wanita itu lalu mereka bertiga masuk ke dalam mobil Aldi, pria yang bersama wanita bernama Lena itu tampak duduk di bangku supir, sedangkan Aldi dan Lena duduk di kursi belakang, mobil pun melaju menuju bandara.

Dinda menghela nafas "pak ikuti mobil itu ya" katanya

Taxi Dinda dan Resha mulai mengikuti mobil Aldi.

Dalam perjalanan mengikuti mobil Aldi,Dinda hanya diam termenung sesekali ia melihat layar gawai nya yang menampilkan gambar photo keluarga kecilnya " ya Allah hamba pasrahkan semuanya padamu,hamba ikhlas menerima semua kenyataan yang akan datang nanti" kata Dinda dalam hati, tanpa sengaja airmata nya menetes dan perlahan ia pun menangis,Dinda sudah berusaha untuk membendung rasa sakit hatinya,namun semakin ia tahan rasanya semakin sakit

melihat sahabat nya menangis Resha pun memeluk tubuh Dinda

"Keluarin aja semua rasa sedih kamu Din, jangan kamu tahan-tahan, semakin kamu tahan rasa sakit hati kamu,maka akan semakin sakit, lelaki seperti itu sudah tak bisa dipertahankan lagi," melihat Dinda menangis Resha pun ikut menangis, "aku ngerti apa yang kamu rasakan saat ini Din,kamu gak usah lagi mikirin lelaki b@jingan itu,kamu harus fokus ke anak-anak Din, kamu itu wanita cerdas,wanita tangguh, aku tau betul sifat kamu,kamu itu hebat," Resha menepuk-nepuk pundak Dinda, memberikan support kepadanya

Dinda menganggukan kepala "thank's ya sha udah support aku,aku memang sudah merasa jijik dengan pria yang berselingkuh apalagi sampai tidur satu ranjang"

Resha melepaskan pelukannya "tapi sebelum itu kita harus kasih Aldi sedikit pelajaran" Resha mengambil tisu dari dalam tasnya dan memberikan kepada Dinda

Dinda mengambil tisu pemberian resha dan mengelap air matanya, setelah itu Dinda hanya diam memandang ke arah luar jendela mobil.

Akhirnya mereka sampai di airport,Dinda dan Resha turun dari mobil membawa koper mereka masing-masing,dan masuk ke dalam bandara, kemudian mereka segera check-in,dan menunggu diruang tunggu.

"Din itu mereka" bisik Resha

"Kita harus bersikap biasa,agar tak ketahuan oleh mereka"kata dinda

Aldi dan Lena mencari tempat duduk dan duduk tepat dibelakang kursi Dinda dan Resha

"Mas, kamu kenapa bisa cinta dan sayang sama aku" tanya Lena menyandarkan kepalanya dipundak Aldi

"Karena kamu itu cantik dan sexy, ntah mengapa kamu itu selalu ada dalam pikiran mas" Aldi memeluk Lena dari samping

"Terus mas masih sayang apa tidak dengan istrinya mas" tanya Lena

"Hmm sebenarnya mas sayang sama dia,tapi dia tuh sekarang kurang menarik Dimata mas, karena dia kurang sexy,dan kurang melayani mas dalam urusan ranjang" jawab Aldi sambil mengelus pipi Lena,

Aldi dan Lena tidak tahu kalau yang duduk dibelakang mereka adalah Dinda, mendengar pernyataan Aldi barusan membuat hati Dinda hancur sehancur-hancurnya, seperti gunung api amarahnya pun meledak, ingin rasanya saat itu juga ia menghajar keduanya namun ditahan oleh Resha.

"Jangan gegabah, ingat rencana kita" kata Resha menahan Dinda.

Dinda menghela nafas panjang berusaha meredam emosi nya

Pengumuman keberangkatan telah tiba,Dinda dan Resha bersiap memasuki pesawat.

Sebelum pesawat berangkat Resha memperlihatkan beberapa photo dan video Aldi dan selingkuhan itu saat dibandara tadi "Ini tadi aku ada mengabadikan beberapa photo mesra mereka waktu di dalam bandara"

Dinda melihat photo dan video itu "simpan sebagai bukti kita nanti,sha"

Beberapa saat kemudian pesawat pun take off.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!