pesta ulang tahun Tante Desi 2

Gimana Abang mau tau, Abang aja kuliah di Medan jarang pulang ke Jakarta" ujar Dinda "kalau di suruh balik saat liburan kuliah pasti ada aja alasannya, padahal ya ngomong aja kalau nggak mau balik nggak usah pakai banyak alasan".

Rian menggaruk-garuk kepalanya "mau bagaimana lagi karena disana tuh rasanya nyaman banget, kamu aja yang nggak pernah mau kalau disuruh nginep dirumah nenek" sambil tertawa kecil.

"Ya jelas dong Dinda nggak mau kesana karena disini dia ada sahabat yang paling baik dan paling ganteng seperti aku, dia nggak mau meninggalkan sahabatnya sendirian disini." Feri tertawa.

Dinda mencubit perut Feri "nggak usah kepedean ya jadi orang".

Sesaat kemudian Handphone milik Feri berdering, Feri mengambil handphone dari dalam saku celananya, ia melihat pada layar gawainya itu, ternyata telpon dari salah satu koleganya "aku mau terima telepon nih.. biasa lah orang ganteng banyak banget fansnya jadi banyak yang nelpon" Feri berkata sambil tertawa lebar, kemudian dia beranjak keluar  rumah untuk menerima panggilan telepon.

Dinda mengerutkan dahinya "idih memang dasar.............".

"Sudah-sudah kita lanjut kerja lagi yok Din, nanti takutnya nggak kelar nih, karena besok kamu ada jadwal makeupin calon pengantin loh, Abang  sama karyawan Abang nanti sekitaran jam 3 sore mau pergi belanja beberapa keperluan yang kurang untuk cateringnya besok" Feri memasang backdrop berupa bunga dan lampu yang bertuliskan selamat ulang tahun dan yang sebelumnya sudah dipasang dengan rangka besi.

"Ok deh bos" Dinda membantu abangnya memasang bunga.

Beberapa jam kemudian semua pekerjaan mereka selesai, Rian dan Dinda juga dibantu dua orang karyawan untuk menyelesaikannya.

Dinda mengamati hasil pekerjaan mereka " Alhamdulillah akhirnya selesai juga ya, inii semua berkat kerja sama Tim yang bagus". Dinda tersenyum.

Rian pun bangga dengan hasilnya itu "iya jelas dong, Yang namanya Tim memang harus seperti ini". Rian merangkul kedua karyawannya "terimakasih ya untuk kalian memang karyawan yang baik".

Tiba-tiba terdengar suara tepukan tangan,

Rian, Dinda dan kedua karyawan itu kompak berbalik arah.

"Wow...saya suka sekali dengan hasilnya, terimakasih ya pak Rian" kata Bu Desi orang yang bertepuk tangan tadi.

Rian bangga karena clien nya suka dengan hasil kerja kerasnya itu "iya Bu....saya juga berterima kasih karena Ibu telah mempercayai jasa kami dimomen penting Bu Desi".

Tante Desi tersenyum "pak Rian silahkan ajak karyawannya untuk makan ya karena saya sudah siapkan banyak makanan dan minuman untuk pak Rian dan karyawan bapak di meja yang ada diluar, Ayo pak silahkan diajak makan karyawan nya kasian mereka capek kerja".

"Oh iya Bu, terimakasih banyak ya Bu" Rian mengajak karyawan-karyawannya untuk makan makanan yang sudah di sediakan oleh Bu Desi.

Setelah melihat menu yang disediakan oleh Bu Desi, Dinda berbisik ke telinga Rian "memang sultan beneran nih ahk, makanannya semua enak-enak".

"Kalau begini Abang mau nambah 5 piring nih" bisik Rian juga.

Dinda tertawa mendengar perkataan Rian "sekalian aja semuanya dibawa pulang"  Dinda kembali berbisik.

"Iya, nanti juga sekalian mejanya mau Abang bawa pulang, lumayan untuk mempercantik rumah" Rian tertawa pelan.

Sekali lagi Dinda tertawa mendengar candaan Rian "udah ahk bang sakit perut ku gara-gara ketawa aja nih, belum juga makan udah sakit perut".

Dinda dan Rian duduk bersampingan lalu keduanya makan begitu juga dengan karyawan Rian yang lain mereka menikmati makanan nya.

Beberapa saat kemudian mereka selesai makan, Dinda dan Rian meletakkan piring bekas makan mereka disebuah tempat yang sudah disediakan.

"Cuci piring sana kamu Din" kata Rian dengan pelan.

"Tamu mana mungkin cuci piring, percuma sultan mana mungkin tidak punya pembantu" bisik Dinda.

"Kalau kamu jadi pembantu dan digaji Lima belas juta sebulan kamu mau nggak?" Tanya Rian.

Dinda menggelengkan kepalanya "nggak lah dikit banget lima belas juta, aku minta aja sekalian tiga puluh juta" Dinda tertawa kecil.

"Nanggung amat tiga puluh juta" kata Rian.

Dinda mengerutkan dahinya "terus mau berapa Dong?".

"Sekalian aja kamu nikahi tuh majikannya, kamu itu ya mana ada pembantu gajinya besar seperti itu" Rian berbisik kepada Dinda.

Dinda tertawa sambil memukul-mukul pundak sang Abang "udah lah nggak usah bercanda aja, nanti yang ada aku jadi awet muda gara-gara ulah mu bang".

Rian juga ikut tertawa "bagus dong kalau bercanda bisa awet muda, hemat skincare deh".

"Udah deh mending sekarang kita pamit pulang aja, semuanya kan sudah selesai" kata Dinda sambil menarik tangan Rian.

Rian mengambil sebuah cup air mineral "Iya deh iya....".

Rian dan Dinda menghampiri Bu Desi dan Feri yang sedang duduk diteras rumah.

"Maaf Bu Desi sebelumnya mengganggu, saya dan karyawan saya mau permisi pulang karena semua pekerjaan sudah selesai"  Rian tersenyum.

Bu Desi berdiri "oh iya pak Rian silahkan, sebelumnya saya juga mau berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada pak Rian dan karyawannya"

Rian berkata "Iya Bu sama-sama".

"Oh iya pak saya hampir lupa, ini saya mau kasih undangan untuk pak Rian dan adiknya pak Rian, saya harap pak Rian bisa hadir besok"  Bu Desi memberikan 2 lembar undangan kepada Rian dan Dinda.

Rian menerima undangan tersebut.

"Nggak usah bawa apa-apa ya pak, karena saya nggak terima kado atau apapun saya hanya ingin kumpul-kumpul sambil makan-makan bareng dengan keluarga, sahabat dan tamu undangan yang lainnya" Bu Desi tersenyum.

"Jelas dong Nggak terima kado apapun namanya juga sultan" Dinda berkata dalam hati.

Rian melihat undangan yang diberikan oleh Bu Desi "Terimakasih ya Bu Desi, Insya Allah saya datang, karena besok kebetulan saya ada jadwal WO dan Saya minta maaf kalau seandainya besok saya tidak bisa datang".

Bu Desi pun berkata "Kalau pak Rian tidak bisa hadir Ndak apa-apa saya maklumi karena memang seperti itu kalau nama usaha kita sudah terkenal luas pasti waktu kita juga sangat sibuk untuk mengejar deadline yang ada".

"Kalau abangnya nggak bisa datang, adiknya pasti bisa datang Dong" Feri langsung menyambung.

Dinda kemudian melirik ke arah Feri dan kemudian Dinda tersenyum kepada Bu Desi "hhmmm Insyaallah saya datang ya Tante tapi ya saya nggak janji, karena saya juga ikut kerja sama bang Rian, karena saya bagian makeup pengantin nya".

"Oh ternyata kamu pandai makeup pengantin juga?" Tanya Bu Desi.

Dinda berkata dan mengangguk "Insyaallah saya pandai Tante".

"Ya..............nggak asik deh kalau adiknya sampai nggak datang besok" Feri melipat kedua tangannya di dada.

"Kamu ini kenapa sih Fer, memangnya kamu kenal sama Dinda adiknya pak Rian ini?" Tanya Tante Desi kepada Feri.

"Ken...." Belum sempat menyelesaikan perkataannya tiba-tiba saja Dinda memotong.

"Nggak kenal Tante, saya dan dia nggak saling kenal" Dinda tersenyum kepada Bu Desi lalu beralih melotot ke arah Feri.

"Ini Feri anak saya dia anak satu-satunya pewaris tunggal di keluarga saya, tapi terkadang dia suka buat saya pusing karena dia belum mau menikah, padahal saya sudah ingin banget punya cucu" Bu Desi merangkul Feri "saya bingung keriteria wanita seperti apa yang dia inginkan, sampai-sampai semua wanita ditolak nya....haduhhh pusing saya".

Dinda dan Rian saling melemparkan pandangan.

Rian tersenyum "saya mohon pamit ya Bu, takut tidak terkejar nanti".

"Iya pak silahkan" kata Bu Desi.

Rian dan Dinda langsung pergi dari hadapan Bu Desi dan Feri.

"Hati-hati ya cantik" Feri berteriak dan melambaikan tangannya kepada Dinda.

Dinda menoleh kebelakang dan menatap tajam Feri.

"Kamu kenapa nggak ngomong sama Tante Desi kalau kamu kenal dengan feri?" Tanya Rian yang sedang fokus menyetir mobil.

"Males aja aku kak, aku takut Tante Desi nggak setuju kalau aku bersahabat dengan Feri anaknya itu, kasta kita kan berbeda" jawab Dinda yang sedang menatap spion dari dalam mobil.

"Eh ....... Din Tante Desi tuh nggak seperti yang di film-film itu, Tante Desi tuh beda dia orangnya baik, Abang sudah lama kenal sama beliau, dia juga yang sering kok mempromosikan usaha WO kami ke kolega-kolega nya " sesekali Rian melihat ke arah Dinda.

Dinda diam sejenak "walaupun begitu bang, aku cuma ingin menjaga persahabatan kami saja, jangan sampai ada keretakan".

Rian kemudian berkata "Kamu besok usahakan datang ya ke acaranya Tante Desi nanti Abang akan suruh kak Intan datang gantiin Abang dan sekalian nemanin kamu" .

"Iya bang" Dinda memandang keluar jendela mobil.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

kak Illa...
aqu suka bgt dgn covernya....
☺😍

2024-02-02

1

Uthie

Uthie

Semoga dimudahkan jodoh nya yaa Feri 👍😁

2024-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 ada apa dengan Aldi
2 Pov Dinda
3 rencana Dinda
4 POV Aldi
5 POV Aldi 2
6 sahabat SMK
7 ternyata CEO
8 canggung
9 helikopter pribadi
10 Mertua yang penyayang
11 sidang pertama
12 POV Dinda
13 penculikan Raden
14 kehamilan Intan
15 asisten Mbak Intan
16 job pertama
17 pesta ulang tahun Tante Desi 1
18 pesta ulang tahun Tante Desi 2
19 kekacauan
20 POV Lena
21 happy day
22 garis dua di sebuah testpack
23 pernikahan Lena
24 konten creator
25 Dinner
26 tinggal dirumah mertua
27 kepulangan si kembar
28 sidang kedua
29 kecelakaan
30 rencana membeli rumah baru
31 dipindahkan ke kantor cabang
32 kedatangan sepupu
33 ulang tahun Raden
34 pembukaan Hadiah
35 rumah baru
36 gagal Tebar pesona
37 luka di bibir Juan
38 pembalasan Juan
39 Lena keceplosan
40 kebebasan
41 berkenalan dengan Ratih
42 diam diam suka
43 Juan penasaran
44 disangka pembantu
45 Aldi bertemu dan bertanya kepada Dinda
46 Dinda menemui Billy
47 di ajak ke pertemuan kolega sang CEO
48 penampilan yang anggun
49 pertengkaran dan fitnah
50 Ultimatum
51 ayah jahat
52 kesedihan Aldi
53 disangka pacar
54 acara tujuh bulan kehamilan Intan
55 undangan makan malam dari Tante Desi
56 ada apa dengan mas Aldi dan Lena
57 bukti photo
58 kejutan yang gagal
59 mulai curiga dengan Resha
60 Bu Ovi masuk rumah sakit
61 kepergok Dinda
62 awal jadian
63 awal jadian 2
64 pasar malam
65 rencana double Date
66 pernyataan cinta
67 Bimbang
68 curhat
69 bagaimana menurut Ibu?
70 bekerja di Korea
Episodes

Updated 70 Episodes

1
ada apa dengan Aldi
2
Pov Dinda
3
rencana Dinda
4
POV Aldi
5
POV Aldi 2
6
sahabat SMK
7
ternyata CEO
8
canggung
9
helikopter pribadi
10
Mertua yang penyayang
11
sidang pertama
12
POV Dinda
13
penculikan Raden
14
kehamilan Intan
15
asisten Mbak Intan
16
job pertama
17
pesta ulang tahun Tante Desi 1
18
pesta ulang tahun Tante Desi 2
19
kekacauan
20
POV Lena
21
happy day
22
garis dua di sebuah testpack
23
pernikahan Lena
24
konten creator
25
Dinner
26
tinggal dirumah mertua
27
kepulangan si kembar
28
sidang kedua
29
kecelakaan
30
rencana membeli rumah baru
31
dipindahkan ke kantor cabang
32
kedatangan sepupu
33
ulang tahun Raden
34
pembukaan Hadiah
35
rumah baru
36
gagal Tebar pesona
37
luka di bibir Juan
38
pembalasan Juan
39
Lena keceplosan
40
kebebasan
41
berkenalan dengan Ratih
42
diam diam suka
43
Juan penasaran
44
disangka pembantu
45
Aldi bertemu dan bertanya kepada Dinda
46
Dinda menemui Billy
47
di ajak ke pertemuan kolega sang CEO
48
penampilan yang anggun
49
pertengkaran dan fitnah
50
Ultimatum
51
ayah jahat
52
kesedihan Aldi
53
disangka pacar
54
acara tujuh bulan kehamilan Intan
55
undangan makan malam dari Tante Desi
56
ada apa dengan mas Aldi dan Lena
57
bukti photo
58
kejutan yang gagal
59
mulai curiga dengan Resha
60
Bu Ovi masuk rumah sakit
61
kepergok Dinda
62
awal jadian
63
awal jadian 2
64
pasar malam
65
rencana double Date
66
pernyataan cinta
67
Bimbang
68
curhat
69
bagaimana menurut Ibu?
70
bekerja di Korea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!