Benih Tak Terduga (My Triplets)

Benih Tak Terduga (My Triplets)

1. BTT (My Triplets)

Sepasang mata sejak tadi enggan beralih dari sosok gadis lincah di lantai satu. Sudut bibirnya turut melukis senyum.

Di saat teman-temannya yang lain asik menemani ladies di club' malam itu, Samudra justru memilih duduk sendiri sambil menunggu minumannya diantar.

“Kejora, tolong antar minuman ini ke sana,” pinta Leon seraya mengarahkan telunjuk ke arah Samudra.

“Baiklah.” Kejora mengambil nampan kemudian membawa ke lantai dua.

Begitu tiba di atas, ia menyapa Samudra seraya meletakkan nampan di atas meja. Menuang minuman lalu mempersilahkan pria itu meneguknya.

“Silakan.” Kejora memberikan gelas sloki dengan senyum manis.

“Thanks ya,” ucap Samudra.

“Ok, apa masih ada yang kamu butuhkan?”

Samudra tersenyum seraya menarik pelan lengan Kejora. Mendudukkan gadis itu di pangkuan lalu meneguk minumannya.

Kejora hanya menurut tak menolak apalagi marah. Perlakuan yang sudah sering ia dapatkan dari para pria hidung belang. Baginya, itu sudah resiko bekerja sebagai pelayan club' malam.

“Ya, aku butuh sesuatu untuk menghangatkan tubuhku malam ini,” bisik Samudra seraya menyugar rambut panjang Kejora.

“Bukankah wine ini sudah bisa menghangatkan tubuh?”

“Wine saja nggak cukup. Aku butuh bed partner malam ini, just tonight,” bisik Samudra lagi sekaligus mengelus bibir tipis Kejora.

Kejora tersenyum tipis, mengelus rahang tegas Samudra lalu turun ke dada. Mendekatkan wajah ingin mencium bibir pria itu.

Saat Samudra mulai membuka mulut, Kejora malah tertawa. Sontak saja ulahnya membuat Samudra merasa gemas.

“Jika kamu mau, kamu bisa memilih salah satu ladies di club' malam ini. Mereka lebih cantik juga sangat berpengalaman jika menyangkut esek-esek,” jelas Kejora.

“No, i want you, Baby,” tegas Samudra. “Just tonight, jadilah bed partnerku. Aku akan membayar berapa pun yang kamu minta.”

“Berapa pun, serius? Bagaimana jika aku nggak mau hanya menjadi bed partner melainkan ingin menjadi sugar baby-mu,” kelakar Kejora.

“My pleasure,” sahut Samudra. Ia kembali meneguk minuman setelah Kejora menuang ke dalam gelas.

Sedetik kemudian Kejora beranjak dari pangkuan Samudra. Berpindah duduk lalu merogoh saku rok mengeluarkan rokok.

“Rokok?” tawarnya lalu membakar benda itu.

Kejora mengarahkan pandangan ke dance floor. Tepat di mana sebagain pengunjung asik bergoyang sambil memikirkan tawaran dari Samudra barusan.

Di satu sisi Kejora enggan. Akan tetapi, saat ini ia memang sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi sang adik. Sambil menyesap rokok, sesekali gadis itu memijat kening merasa dilema.

“Bagaimana? Apa kamu menerima tawaranku tadi?” Samudra beranjak dari tempat duduk disusul Kejora.

“Haruskah aku menjawabmu sekarang?” bisik Kejora dengan suara menggoda.

Sudut bibir Samudra mengukir senyum disertai tatapan penuh harap. Menyugar rambut Kejora kemudian mendaratkan kecupan di pipi.

“Up to you, Baby. Oh ya, namaku Samudra ... kamu?”

“Kejora.”

“Nama yang indah,” sebut Samudra. “Kejora, jika kamu menerima tawaranku, aku akan menunggumu di Hotel Kempinski. Asistenku akan menunggumu di sini setelah mengantarku.” Samudra mengarahkan telunjuk ke arah Mario.

Tak ada jawaban dari Kejora. Hanya memandangi Samudra juga asisten pria itu yang kini sedang menuruni anak tangga.

“Why me? Aku rasa dia sudah nggak waras,” gumam Kejora.

*******

Beberapa jam berlalu ...

Di hotel, Mario memberikan kartu akses milik Samudra pada Kejora.

Setelah memikirkan dengan seksama, Kejora memutuskan menerima tawaran Samudra. Pikirnya hanya semalam demi menyelamatkan sang adik.

“Nona, ini kartu akses Pak Samudra. Kamarnya nomor 185 tak jauh dari sini,” jelas Mario sesaat setelah tiba di lantai 7.

“Baiklah, thanks ya. Oh ya, jangan memanggilku dengan sebutan Nona, Kejora saja.”

“Baiklah, silakan, Pak Samudra sudah menunggu sejak tadi.” Mario mempersilahkan Kejora menuju kamar sambil mengawasi.

Begitu Kejora berdiri tepat di depan pintu, ia kembali melirik Mario lalu tersenyum. Melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan juga terima kasih.

Menempelkan kartu akses seraya mendorong pintu disertai langkah pelan. Kejora memindai ruangan itu dengan jantung yang berdegup kencang.

Efek obat perangsang yang diteguknya tadi, membuat Kejora gelisah sekaligus merasakan panas. Ingin rasanya ia segera melepas pakaiannya detik itu juga.

‘Hanya semalam Kejora, demi Kayana. Nggak akan terjadi apa-apa padamu lagian hanya sekali ini,’ batin Kejora.

“Samudra.” Kejora memeluk pria itu dari belakang sesaat setelah mendapatinya sedang berdiri di depan kaca besar.

Sudut bibir Samudra melengkung sempurna. Meresapi sejenak hangatnya pelukan Kejora. Entah mengapa hatinya tiba-tiba berdesir merasa hangat. Berbalik badan lalu berbisik, “Aku yakin kamu pasti akan datang.”

Samudra ingin mendaratkan ciuman dibibir. Namun, Kejora menahan disertai gelengan kepala dengan senyum manis.

“Aku mandi dulu, tubuhku gerah dan terasa lengket. Tunggu aku di sana.” Kejora mengarahkan dagu ke ranjang yang seolah sudah menunggu mereka.

“Baiklah.”

Sepeninggal Kejora, Samudra menghabiskan sisa wine. Menghampiri ranjang sekaligus menghempas tubuhnya di tempat empuk itu.

“Entah mengapa kamu begitu menarik perhatianku sejak masuk ke club' itu tadi,” gumam Samudra. Mengelus dada sambil memejamkan mata.

Beberapa menit kemudian, ketika ia hampir masuk ke alam bawah sadar. Samudra merasa tubuhnya sedang dinaiki, sentuhan lembut yang terasa begitu sejuk di pipi memaksanya membuka mata.

“Kejora?” Samudra merubah posisi menjadi duduk. Sedikit mendongak menatap wajah polos Kejora dengan senyum penuh arti.

“Aku mengira kamu sudah tidur,” bisik Kejora lalu menyatukan kening.

“Almost Baby,” sahut Samudra sambil mengelus kedua paha mulus Kejora. Menautkan bibir kemudian melepas handuk yang membalut tubuh gadis itu.

Seperti namanya Samudra Biru, pria tampan itu seolah membawa Kejora menyelami serta menikmati indahnya lautan samudra.

Semakin dalam maka semakin terasa indah. Menikmati surga dunia yang terasa begitu nikmat. Keduanya terus bergumul, saling berbagi kenikmatan murni karena simbiosis mutualisme.

Suara khas kamasutra dua sejoli itu, saling bersahutan menghiasi kamar. Hingga keduanya mencapai puncak pelepasan berkali-kali.

Samudra tak yakin secara pasti, apakah ia terus membuang benihnya di luar atau malah tertumpah ke dalam rahim Kejora. Karena pergumulan panas itu terjadi berulang kali.

“Terima kasih, Kejora.” Samudra mendaratkan kecupan yang lama di kening gadis itu. Membawanya masuk ke dalam pelukan lalu membenamkan dagu di puncak kepala.

Tak ada jawaban dari Kejora. Gadis itu hanya mengangguk pelan. Mengelus dada Samudra sambil memikirkan ibu dan adiknya.

‘Mah, Kayana, maafkan aku. Jika kalian tahu aku seperti ini, kalian pasti akan sangat kecewa padaku,’ batin Kejora.

“Samudra.” Kejora memanggil pria itu beberapa kali, namun tak ada jawaban karena ia sudah tertidur.

Kejora melonggarkan dekapannya. Menatap lekat wajah Samudra, mengelus bulu-bulu di rahang hingga ke dagu. Heran sekaligus bingung, karena pria itu memperlakukannya dengan begitu lembut penuh kasih sayang.

“Aku takut jika perbuatan terlarang ini akan ada seseorang di dalam hidupmu yang tersakiti. Siapa pun kamu, pemilik hati pria ini, maafkan aku,” ucap Kejora dengan lirih.

.

.

.

Suara getaran ponsel di meja nakas seketika mengusik tidur Samudra. Memaksanya membuka mata sekaligus meraih benda pipih itu.

“Ayumi!” ucapnya nyaris tak terdengar. Ia sedikit menunduk menatap Kejora yang masih tertidur sambil memeluknya. Memperbaiki posisi gadis itu kemudian beranjak dari tempat tidur.

“Sudah Jam sembilan,” gumam Samudra sambil menatap layar ponsel sekaligus mengabaikan panggilan dari sang istri.

Ia malah memilih ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit berlalu ...

Kejora meringis merasakan tubuhnya seperti habis dihantam bertubi-tubi. Merubah posisi menjadi duduk sambil menutup tubuh polosnya dengan selimut.

“Sudah bangun?” tegur Samudra yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Ia menghampiri Kejora, duduk di sisi dengan tatapan penuh arti. Membelai rambut panjang gadis itu sambil tersenyum.

“Maaf, sudah membuat tubuhmu meninggalkan bekas seperti ini. Kenapa kamu nggak berterus terang jika kamu masih Virgin.”

“Because of money,” aku Kejora dengan santai. “Makanya aku meminum obat perangsang agar nggak kaku saat melayanimu. Sudahlah, semua sudah terlanjur lagian aku juga menikmatinya.”

Samudra tercengang mendengar jawaban santai dari Kejora. Merasa tak habis pikir dengan gadis itu.

‘Pantasan saja,’ batin Samudra.

“Jika suatu saat aku ditolak hanya karena sudah nggak virgin, bagiku nggak masalah. Life must go on and ignore it,” sambung Kejora lalu terkekeh. “Yang aku takutkan adalah pemilik hatimu. Aku takut jika dia memergoki kita. Nggak kebayang jika dia menjambakku dengan brutal.”

Samudra langsung tergelak mendengar ungkapan polos Kejora. Pikirnya, bisa-bisanya Kejora berpikiran seperti itu.

“Sebaiknya kamu mandi dulu, nanti kita lanjut mengobrol,” perintah Samudra lalu melilitkan handuk ke tubuh Kejora.

*******

Setelah sarapan bersama, Samudra dan Kejora lanjut mengobrol santai. Sikap Kejora yang terkesan supel serta sedikit absurb, membuat Samudra sangat nyaman bersama gadis itu.

“Samudra, sepertinya kita harus berpisah. Soalnya satu jam lagi aku harus ke kampus. Oh ya, ini nomor rekeningku. Terserah kamu ingin transfer berapa yang penting jangan seratus ribu,” kelakar Kejora.

“Baiklah,” sahut Samudra sembari beranjak dari sofa mengikuti Kejora. Memeluk gadis itu karena merasa berat ingin berpisah.

Pertemuannya dengan Kejora begitu sangat berkesan baginya. Perlahan Samudra melepas dekapan sembari mengelus wajah gadis itu. Mendaratkan kecupan singkat di kening juga bibir.

“Ayo, aku antar sampai di lobby. Nanti biar Mario yang mengantarmu pulang ke rumah,” tawar Samudra.

“Terima kasih, tapi nggak usah repot-repot. Lain kali saja jika kita bertemu lagi,” balas Kejora dengan seulas senyum. Setelah itu ia pun berlalu meninggalkan Samudra.

...----------------...

Terpopuler

Comments

ALBEDO

ALBEDO

.

2024-06-18

1

Bulqis Malika

Bulqis Malika

baru baca cerita nya sudah menarik

2024-03-14

2

LISA

LISA

Aq mampir Kak

2024-03-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!