Di kediaman Kejora, bu Hanifa sesekali menyingkap gorden. Khawatir karena putri beserta sang cucu belum juga pulang.
“Kayana, coba hubungi lagi Kejora, Nak. Mama khawatir terjadi sesuatu padanya juga anak-anak. Ini sudah malam bahkan sudah hampir jam delapan, mereka belum juga pulang.”
“Ponselnya nggak aktif, Mah,” sahut Kayana ikut merasa cemas. Seketika, ia teringat Mario.
‘Ke mana pria itu membawa kakak? Apa dia yang menjemput Satria, Angkasa dan Lintang? Nyebelin, pake ngaku-ngaku daddy-nya lagi. Awas saja jika dia berani macam-macam!’ gerutu Kayana dalam hati.
.
.
.
Sementara di apartemen, Mario menggerutu kesal karena bel pintunya tak berhenti berbunyi.
“Siapa sih, menyebalkan! Dia pikir aku tuli apa?” Mario membuka pintu. Ia terkejut karena orang itu adalah Ayumi.
Mario mendengus kesal sambil memutar bola mata malas. Tanpa dipersilahkan, Ayumi langsung menerobos masuk sekaligus mencari keberadaan Samudra di tempat itu.
“Percuma kamu mencarinya di sini. Sejak meninggalkan kantor Samudra malah nggak kembali lagi,” kata Mario dengan ketus.
“Jika Samudra nggak ada di sini, kamu pasti tahu dia di mana!” balas Ayumi sedikit kesal.
Mario menggedikkan bahu menanggapi dengan santai. Meski pun tahu, ia memilih bungkam. Baginya Samudra layak untuk bahagia. Apalagi saat ini pria itu sudah memiliki anak dari wanita lain.
Kesal dengan sikap Ayumi yang seenaknya mengacak-acak tempat itu, Mario tersenyum sinis kemudian menegurnya.
“Pantasan saja Samudra muak dengan sikapmu. Menyebalkan banget! Aku kan sudah bilang, dia nggak ada di sini!”
“Kamu!” geram Ayumi disertai tatapan menghunus. “Kamu pasti tahu dia di mana. Lantas, siapa wanita misterius yang pernah kalian bicarakan waktu itu. Apa saat ini Samudra sedang bersamanya?”
“Cari tahu saja sendiri. Lagian aku bukan mata-mata,” sindir Mario dengan senyum sinis. Tak menyangka jika Ayumi diam-diam menguping pembicaraan mereka kala itu.
Mendengar sindiran dari Mario, Ayumi mengetatkan rahang sambil mengepalkan kedua tangan. Dengan perasaan kesal, ia pun meninggalkan tempat itu.
Sepeninggal wanita itu, Mario langsung terbahak lalu menutup pintu. “Rasain, emang enak diabaikan.”
.
.
.
Setibanya di kompleks perumahan, Samudra melirik Kejora yang sedang memangku Lintang.
“Ada apa?” tanya Kejora. “Rumahku sudah nggak jauh dari sini. Lewati dua rumah lagi.”
“Daddy, apa Daddy akan menginap di rumah Momy?” tanya Satria.
“Nggak Sayang, tapi Daddy janji akan menemani kalian sampai tertidur.” Samudra kembali melirik Kejora.
“Di rumah bukan cuma kami saja melainkan ada Mama juga adikku,” jelas Kejora.
“Nggak masalah aku sekalian ingin berkenalan dengan camer dan adik iparku,” balas Samudra dengan percaya diri.
Kejora terkekeh sambil geleng-geleng kepala. Begitu mobil berhenti di depan rumah, Kejora mengajak Samudra juga Satria dan Angkasa turun.
Samudra meraih Lintang yang sejak tadi sudah tertidur dari gendongan Kejora. Hatinya seketika menghangat saat gadis cilik itu memeluknya.
Sementara Kejora memegang tangan Satria dan Angkasa. Mereka kemudian menghampiri pintu utama. Baru saja Kejora ingin memutar handle pintu, benda itu lebih dulu terbuka.
“Oma!” pekik Satria dan Angkasa.
“Cucu oma, dari mana saja kalian, Nak?” tanya bu Hanifa. Wanita paruh baya itu kemudian menatap Samudra.
“Mah, nanti saja aku jelaskan,” jawab kejora
Kehadiran Samudra di rumah itu, menimbulkan berbagai pertanyaan di benak bu Hanifa juga Kayana.
Ditambah lagi wajah pria itu sangat mirip dengan cucu-cucunya.
“Sayang, tidurlah soalnya besok kalian sekolah,” perintah Kejora. Satria dan Angkasa menjawab dengan anggukan.
“Baby, izinkan aku menemani Satria dan Angkasa hingga mereka tertidur.”
“Yakin? Nanti malah kamu ikutan molor pula.”
Samudra menggaruk kepala sambil menyengir. Jauh dalam sudut hati, ia ingin sekali menginap di rumah itu. Tidur bersama putra putrinya dengan nyaman.
Sepeninggal Kejora, ia ikut berbaring di ranjang. Mengelus kepala sang putra sambil terus memandangi wajah keduanya.
Obrolan kecil antara anak dan ayah itu terus berlanjut. Sesekali Samudra tertawa mendengar omelan sang putra.
“Mah, Kayana,” tegur Kejora sesaat setelah berada di ruang tamu. Duduk di sofa tepat di sebelah bu Hanifa. “Maaf jika sudah membuat Mama cemas.”
“Sayang, siapa pria itu? Jangan bilang jika dia ...?”
Kejora mengangguk membenarkan apa yang sedang dipikirkan oleh bu Hanifa. Kejora menceritakan apa sebenarnya yang terjadi sejak siang tadi.
Setelah mendengar penuturan sang putri, Bu Hanifa mengangguk mengerti. Kejora lalu meminta mama juga adiknya kembali ke kamar masing-masing.
Satu jam berlalu ...
Kejora kembali ke kamar Satria dan Angkasa. Menghela nafas memandangi Samudra juga kedua putranya yang sudah tertidur.
Duduk di sisi ranjang lalu perlahan mengelus wajah Samudra turun ke dada. Ia tersentak ketika Samudra menahan jemarinya.
“Samudra,” ucap Kejora dengan lirih.
Samudra perlahan merubah posisi menjadi duduk. Membawa Kejora masuk kedalam pelukannya.
“Aku mencintaimu Kejora. Aku ingin kita segera menikah lalu tinggal bersama. Bawa serta mama juga adikmu,” bisik Samudra.
Kejora mengangguk pelan. “Tapi, beri aku waktu soalnya aku belum terlalu siap.”
“No matter, Baby, aku akan menunggu sampai kamu siap. Tapi jangan lama-lama.”
Kejora mengulas senyum melonggarkan dekapan Samudra kemudian berkata, “Untuk sementara kita harus menjaga jarak di kantor. Aku nggak mau ada gosip tentang hubungan ini, demi menjaga privasi anak-anak kita.”
“Baiklah, oh ya, besok sore aku dan Alvaro beserta team akan ke Pulau Bali. Aku pasti akan sangat merindukan kalian.”
“Kita bisa berkomunikasi lewat VC. Semoga sukses untuk proyek film baru kalian,” bisik Kejora. “Pulanglah, kita bertemu lagi besok.”
Samudra mengangguk patuh lalu memperbaiki posisi tidur sang putra. mengelus kepala kemudian mengecup keduanya.
Meski berat meninggalkan tempat itu, akan tetapi Samudra tetap menghormati keputusan Kejora.
“I'm home, Baby,” bisik Samudra. Mendaratkan kecupan singkat dikening juga bibir Kejora.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
wah Kejora naik pangkat jadi pelakor🤭🤭🤭
apa pun alasannya pelakor tetap pelakor, seharusnya Samudra selesaikan dulu urusannya sama istrinya baru bina kehidupan baru dgn Kejora😏🤭
2025-03-04
0
Mazree Gati
kejora goblok,,samudera punya istri
2024-11-26
0
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
2023-12-26
0