8. BTT (My Triplets)

Pesta ulang tahun Cassie semakin bertambah meriah ketika anak-anak dihibur dengan badut. Kejora yang didapuk menjadi fotografer terus mengabadikan moment berharga itu.

Sesekali ia tersenyum lebar memperhatikan gelagat menggemaskan mereka. Sedangkan Samudra tampak mengobrol santai dengan Kayana ditemani anak-anak. Seolah tak peduli, Kejora hanya fokus bekerja.

“Mom SAL, yuk makan dulu,” tawar Tiara Momy dari Cassie. “By the way, bukankah itu Samudra?”

Tiara menunjuk Samudra yang sedang asik bercengkrama dengan suaminya, Kayana juga anak-anak mereka.

Kejora menggedikkan bahu pura-pura tak tahu. “Oh ya, Mom Cassie, acaranya ini sampai jam berapa?”

“Sebentar lagi selesai kok, sebaiknya kamu makan dulu. Aku ingin menyapa Samudra, soalnya sudah lama banget nggak bertemu anak itu.”

“Memangnya selama ini dia tinggal di mana?” Kejora sedikit penasaran.

“Nagoya Jepang. Anak itu lebih betah tinggal di sana ketimbang Jakarta,” jelas Tiara.

‘Apa malam itu ... ah, ngapain juga aku kepo,’ batin Kejora. Ia kemudian menghampiri prasmanan untuk mengisi perut.

Beberapa jam setelah perayaan ulang tahun itu selesai. Kejora menghampiri Kayana, Samudra juga triplets.

“Sudah mau pulang?” tanya Samudra.

“Ya, makasih karena sejak tadi kamu sudah menemani adikku dan triplets,” ucap Kejora sedikit melunak.

Samudra tersenyum sedikit mendekat lalu berbisik, “No matter, Baby, bahkan aku nggak keberatan jika Lintang, Satria juga Angkasa menganggap ku daddy mereka.”

Tak ada jawaban dari Kejora, sepasang mata gadis itu menatap lekat wajah Samudra.

“Momy ... Uncle,” tegur Satria.

Samudra berjongkok, mengelus rambut Satria, Lintang dan Angkasa. Memeluk ketiganya seolah tak ingin berpisah.

“Maukah kalian memanggilku Daddy?” bisik Samudra dengan suara bergetar. “Tapi, berjanjilah jangan bilang-bilang pada Momy Kejora, ini rahasia kita.”

Samudra menaikkan jari kelingking mengisyaratkan supaya bocah itu mau menepati janji.

Melihat gelagat mereka, Kejora mengernyit bahkan penasaran apa yang sedang Samudra bicarakan dengan sang anak.

Setelah itu, Samudra mengajak Satria, Angkasa dan Lintang menuju mobil kemudian disusul Kejora.

“Kalian bahas apa sih, tadi?” tanya Kejora sesaat setelah ketiga anaknya sudah masuk ke dalam mobil.

“Rahasia,” balas Samudra. “Sepertinya kita akan sering bertemu setelah ini. Hope you happy, Baby.”

“Up to you.” Kejora masuk ke dalam mobil dengan perasaan gusar.

Setelah memastikan kendaraan itu menjauh, senyum langsung terukir manis diwajah Samudra. Menatap helaian rambut triplets yang sengaja ia ambil untuk keperluan tes DNA.

“Aku yakin banget jika kalian itu adalah anakku.”

.

.

.

Di rumah sakit, Samudra langsung menemui dokter forensik lalu memberikan helaian rambut triplets untuk keperluan tes DNA.

“Dok, kira-kira berapa lama hasil tes DNA ini akan keluar.”

“Biasanya satu hingga empat Minggu, Pak. Tapi, paling cepat seminggu,” jelas dokter Rendra. “Jangan khawatir saya akan menghubungi Anda jika hasil tes-nya sudah keluar.

“Baiklah, kalau begitu saya pamit,” izin Samudra kemudian berjabat tangan.

Sementara di salah satu restoran, wajah Ayumi seketika memerah menahan amarah.

“Bagaimana kamu bisa ketahuan semalam?! Aku kan sudah bilang, jaga jarak,” kesal Ayumi.

Pria itu hanya bisa tertunduk lesu. Ancaman Samudra tadi siang jelas membuatnya takut bahkan tak ingin karirnya hancur.

“Maaf, Mbak Ayumi, aku nggak mau dapat masalah dari suami Anda. Sebaiknya Mbak cari orang lain saja,” tegas pria itu.

Ayumi mendengus kesal sambil mengepalkan kedua tangan. Hatinya semakin terasa panas membayangkan suaminya bersama wanita lain.

“Aku akan tetap mengancam bu*nuh diri jika dia nekad berpisah dariku. Yang jelas aku nggak mau bercerai darimu, Honey,” ucap Ayumi nyaris tak terdengar.

.

.

.

Arah jarum jam kini sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Kejora masih betah menatap layar laptop.

Memandangi foto-foto yang ia abadikan di pesta ulang tahun Cassie. Jemari yang sejak tadi terus menggerakkan mouse berhenti sejenak.

“Ya Tuhan, mereka memang mirip banget.” Kejora menyandarkan punggung di kursi kerja. Menatap foto di layar laptop.

“Apa bukan aku saja yang merasa mereka mirip, Kak?” Suara yang tiba-tiba menyapa gendang telinga Kejora, membuat gadis itu terkejut. “Apa pria tadi ... ah, aku lupa siapa namanya.”

Kayana menarik kursi lalu duduk di samping Kejora. Memandangi foto yang sama kemudian melirik sang kakak.

“Kak, aku curiga jika dia ....”

“Daddy-nya anak-anak? Begitu kan maksudmu,” sela Kejora. “Sebaiknya kamu periksa tugas mahasiswa mu. Nggak usah berpikiran yang aneh-aneh.”

Kayana langsung tertawa mendengar ucapan Kejora yang terkesan menghindar. “By the way, Kak, dia tampan juga.”

Kejora memutar bola mata malas. Memilih meninggalkan ruangan kerja lalu ke kamar sang anak. Berbaring di antara putra putrinya sambil menatap langit-langit kamar.

“Aku nggak masalah jika kamu dekat dengan Angkasa, Lintang dan Satria. Karena sejatinya mereka memang anak kita. Aku hanya takut jika kamu mendekatinya karena ada maksud lain.”

Dalam keheningan air mata Kejora mulai mengalir. Terkenang kembali perjuangannya saat mengandung sang buah hati.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Wawa sakura Lavender

Wawa sakura Lavender

ya lord tu maksudnya ya tuan atau lord itu erti dari kata orang bangsawan sepatutnya oh my god atau oh tuhanku betulkan balik penulisannya ada taipo.

2024-03-31

1

Wawa sakura Lavender

Wawa sakura Lavender

ya lord tu maksudnya ya tuan atau lord itu erti dari kata orang bangsawan sepatutnya oh my god atau oh tuhanku betulkan balik penulisannya ada taipo.

2024-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!