18. BTT (My Triplets)

Sudah hampir satu jam lamanya Kejora berada kamar rawat, Nabila. Cakra dan sang istri sesekali tertawa memandangi sang fotografer.

Mom SAL masih betah memejamkan mata. Entah karena efek kelelahan ataukah sakit kepala yang membuatnya masih terlelap.

Tak lama berselang, bu Hanifa, Kayana beserta sang ponakan juga Rendra masuk ke kamar itu.

“Momy!” panggil Lintang, sesaat setelah menghampiri Kejora. Disusul Satria dan Angkasa.

“Apa sejak tadi dia di sini?” tanya bu Hanifa sambil geleng-geleng kepala.

Nabila hanya mengangguk seraya terkekeh. “Mungkin dia kecapean, Tante. Katanya kepalanya sedikit pusing.”

“Cakra, Nabila, selamat ya, Nak atas kelahiran putri kalian. Tante turut senang. Terima kasih, selama ini kalian sudah banyak membantu Kejora,” ucap bu Hanifa lalu menggendong bayi mungil itu. “Apa kalian sudah memberinya nama?”

“Belum Tante,” jawab Nabila.

“Oh ya, paman dan tante?” Rendra menanyakan keberadaan orang tua Nabila.

“Aku meminta mereka pulang dulu, Kak. Kasian soalnya dari tadi pagi mereka menemaniku,” jelas Nabila.

Beberapa menit berlalu ....

Mereka masih berkumpul di ruangan itu sambil mengobrol santai. Sesekali Kejora menggoda Rendra juga Kayana sehingga membuat keduanya salah tingkah.

“Kapan kalian menyusul? Jangan kelamaan pacarannya, nanti malah kebablasan. Cukup hanya aku yang membuat mama kecewa sekaligus malu,” kata Kejora.

“Ish, Kakak!” Kayana sedikit kesal. Sementara Rendra mengusap tengkuknya.

.

.

.

Menjelang waktu magrib barulah Kejora mengajak anak-anaknya pulang bersama ibu dan adiknya.

Sayangnya, bu Hanifa juga Kayana memilih pulang bersama Rendra, karena tak ingin merepotkan Kejora.

Di tengah perjalanan pulang, Angkasa meminta sang Momy singgah ke salah satu swalayan. Dengan patuh Kejora menurut permintaan putranya.

“Kebetulan Momy sekalian ingin berbelanja bahan makanan,” kata Kejora begitu selesai memarkir mobil.

Sementara itu, di salah satu restoran, Ayumi, Samudra Mario juga Raisa sedang menanti menu pesanan mereka.

Sesekali Samudra memijat kening karena sejak tadi kepalanya terus saja merasakan pusing disertai mual.

Merasa sudah tak tahan, pria itu meminta izin untuk ke toilet.

“Samudra kenapa sih? Sejak tadi dia seperti itu.” Ayumi menggedikkan bahu sekaligus merasa jijik saat mengingat Samudra muntah lalu mengenai gaunnya.

“Entah, asam lambung kali,” jawab Mario sembari menyesap rokok. “Oh ya, bagaimana rasanya bekerjasama dengan Kejora?”

Pertanyaan tanpa permisi itu seketika membuat Ayumi merasa geram. Seakan tak suka jika nama itu disebut.

“Membosankan juga menyebalkan!” sarkas Ayumi.

Mario dan Raisa tergelak mendengar ucapan Ayumi. Pria itu sudah bisa menebak. Pikirnya bukan Kejora yang membosankan melainkan Ayumi. Sudah beberapa kali ia memergoki sang aktris membuat madunya itu kesal.

Akan tetapi Kejora selalu menanggapi dengan santai bahkan terkesan cuek. Justru sikap masa bodoh Kejora itu yang semakin membuat Ayumi ingin menjatuhkan Momy SAL itu.

Tak lama berselang makanan serta minuman pesanan mereka diantar bertepatan dengan datangnya Samudra.

“Kalian lanjut saja makannya. Aku tunggu di mobil. Rasanya aku ingin muntah mencium aroma masakan ini,” kata Samudra lalu mempercepat langkahnya meninggalkan tempat itu.

Sontak saja penuturan Samudra membuat Mario, Ayumi juga Raisa bengong. Sedetik kemudian Mario tertawa seolah mendapat jawaban.

‘Apa jangan-jangan Kejora hamil, ya. Perasaan dulu dia pernah seperti ini juga.’

Sambil menunggu, Samudra bersandar sambil memejamkan mata. Sesekali memijat kening sembari mengusap perutnya.

“Aku kangen banget sama anak-anak. Apa aku langsung pulang ke rumah Kejora saja ya,” gumam Samudra.

Setelah lama berpikir akhirnya ia memutuskan pulang ke rumah Kejora. Sebelum meninggalkan halaman parkir, Samudra mengirim pesan untuk Ayumi.

.

.

.

Selesai berbelanja, Kejora kembali melanjutkan perjalanan. Akan tetapi di persimpangan jalan ia menepikan kendaraannya sejenak.

“Momy, kenapa berhenti di sini?” protes Lintang.

“Momy pengen makan bakso.” Kejora menunjuk pedagang yang dimaksud. “Kalian mau ikut nggak?”

Lintang, Satria juga Angkasa mengangguk. Kejora kemudian mengajak ketiga anaknya turun lalu menghampiri pedagang bakso.

Setelah memesan makanan itu, Kejora kembali mengajak sang anak duduk di tempat yang kosong.

Sesekali ia terkekeh menatap ketiga anaknya. Mengajak mereka mengobrol disertai canda tawa.

Seseorang yang sejak tadi mengikuti mereka, ikut tersenyum melihat kedekatan Kejora dengan anak-anaknya.

“The best Momy,” gumam pria itu yang tak lain adalah Dandi. “Padahal saat pertama kali bekerja di kantor itu, aku naksir padanya. Sayangnya dia ternyata milik Pak Samudra.”

.

.

.

Sementara itu, di restoran Ayumi terlihat begitu geram setelah membaca pesan dari Samudra. Selera makannya langsung hilang begitu saja.

Sedangkan Mario dan Raisa tampak sangat menikmati makanannya bahkan tak menghiraukan wajah kesal Ayumi.

“Mario, setelah ini antar aku ke rumah kejora.”

“Uhuk ... uhuk ... uhuk!” Cepat-cepat Mario meneguk air sembari mengusap dada. “What!! Apa kamu sudah nggak waras.”

“Memangnya kenapa? Apa kamu ingin bertamu? Kenapa nggak besok saja. Lagian ini sudah malam, Kejora juga butuh istirahat bersama anak-anaknya?” timpal Raisa.

Ayumi bergeming akan tetapi emosinya seakan ingin meledak mendengar ucapan Mario juga Raisa yang terkesan berpihak pada Kejora.

“Udahlah, besok saja kamu ke sana bareng Samudra. Ngapain juga memintaku mengantarmu ke rumah Kejora, kurang kerjaan banget!” gerutu Mario lalu lanjut menyantap makanannya.

“Masalahnya dia sudah meninggalkan tempat ini. Barusan dia kirim pesan jika dia ingin ke rumah Kejora!” kesal Ayumi menatap jengah asisten suaminya itu.

Mario menghela nafas lalu terkekeh. Pikirnya lebih baik abaikan saja permintaan Ayumi. Wajar saja Samudra ingin pulang ke rumah Kejora.

Karena sudah dua Minggu lamanya pria itu tak bertemu dengan anak-anaknya juga Kejora.

‘Memangnya kamu saja yang butuh perhatian. Egois banget, padahal Kejora lebih banyak mengalah demi menyenangkan hatimu. Dasar Mak Lampir,’ umpat Mario dalam hati.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Wawa sakura Lavender

Wawa sakura Lavender

kerana kebodohan dan keegoisan Ayumi tentang tak ingin memiliki anak dari samudera biru, akhirnya samudra biru berpaling cinta ke kejora aurora kerana adanya triplet dan kejora yang boleh membahagiakan hidupnya samudra dengan menghadirkan triplet diantara mereka berdua.

2024-04-01

0

Dlaaa FM

Dlaaa FM

Lanjutannnnnnn

2024-01-07

0

Bunda HB

Bunda HB

Knpa kejora mau di MADU ,klo jdi aku gk sudi.mending membesarkan ank sndri gk mngkn gk bisa.dri di MADU skt hati.😐😐

2024-01-07

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!