14. BTT (My Triplets)

Hening sejenak ....

Samudra kembali menghampiri Kejora dengan senyum tipis. Mendaratkan kecupan di kening juga bibir kemudian membawa wanitanya itu masuk ke dalam pelukannya.

“Forgive me, Baby,” bisik Samudra sembari mengelus rambut panjang Kejora. “Aku tahu saat ini kamu sangat kecewa padaku. Tapi, aku melakukan semua ini karena ada alasannya.”

Tak ada jawaban dari Kejora. Meski saat ini ia merasa sangat kecewa, marah juga sedih, gadis itu selalu luluh akan perlakuan lembut penuh kasih dari Samudra.

Kejora membalas dekapan erat sang kekasih. Hatinya tak bisa berbohong jika kini ia benar-benar mencintai Samudra. Terlepas dari semuanya, pria itu adalah ayah dari Satria, Angkasa juga Lintang. Sayangnya, ia adalah suami orang.

“Sayang, kenapa kamu melakukan semua ini?” bisik Kejora. “Lalu, pernikahan kalian?”

“Baby, pernikahanku dengan Ayumi sudah mulai renggang sebelum kita bertemu di club' malam kala itu. Dua tahun sebelumnya tepatnya di tahun keempat pernikahan kami,” jelas Samudra.

Samudra kemudian menjelaskan alasannya pada Kejora serta apa sebenarnya yang terjadi dalam rumah tangganya dengan Ayumi. Semua Samudra ungkapkan tanpa ada yang ia sembunyikan agar Kejora tak menyalahkan dirinya lagi.

Dalam dekapan Samudra, Kejora tetap bergeming, memejamkan mata sekaligus mencerna ungkapan isi hati sang kekasih.

Di sisi lain ia merasa egois sekaligus bersalah pada Ayumi. Namun, tak bisa memungkiri jika Samudra adalah ayah dari putra putrinya.

Bahkan hubungan mereka bak sudah tak terpisahkan. Mungkin karena hubungan batin juga darah yang mengalir di tubuh sang buah hati sangat lekat dengan Samudra.

Perlahan Kejora melonggarkan dekapannya. Menatap lekat wajah serta sepasang mata Samudra. Mencari tahu apakah ada kebohongan di sana.

Namun, tatapan yang terlihat tenang serta tulus itu, mengisyaratkan jika Samudra tak menyembunyikan apapun karena ia sudah mengungkapkan semuanya.

“Maaf, karena sejak awal aku nggak berani jujur padamu. Aku takut kamu menjauhkanku dari anak-anak,” aku Samudra seraya mengelus pipi Kejora.

“Sayang, aku nggak mengharapkan apa-apa melainkan hanya ingin hidup tenang bersama anak-anak. Aku nggak mau mereka menjadi korban hingga berujung bullying. Mereka masih terlalu kecil, mental mereka bisa down,” tutur Kejora lalu memeluk erat Samudra sambil menangis.

“Trust me, Baby, aku yang akan bertanggung jawab atas semua kekacauan ini. Sebisa mungkin aku akan melindungi kalian. Walau bagaimana pun aku sudah siap menghadapi semua konsekuensinya.”

Tak ada jawaban dari Kejora melainkan semakin erat memeluk Samudra.

Sebelum akhirnya ia pamit ingin ke kamar anak-anaknya. Sepeninggal Kejora, Samudra menghela nafas. Geram sekaligus kesal atas perbuatan Ayumi pada Kejora.

Setelah beberapa jam berlalu ....

Kejora masih betah di kamar sang anak. Memandangi wajah Satria, Angkasa juga Lintang. Mengelus kepala buah hatinya itu seraya mendaratkan kecupan di kening.

“Sayang, pulas banget tidurnya. Pasti sejak kemarin kalian bersenang-senang dengan daddy.” Kejora mengulas senyum.

Samudra yang kini berada di ambang pintu turut tersenyum. Perlahan menghampiri Kejora lalu duduk disisinya.

“Baby.” Samudra melingkarkan kedua tangan di perut Kejora. Membenamkan dagu di pundak Mom SAL.

“Sayang, kenapa kamu belum tidur? Ini sudah larut. Lagian besok kamu pasti akan sangat sibuk.”

“Mataku nggak bisa terpejam. Bisakah kamu menemaniku hingga tertidur?” pinta Samudra.

Kejora mengangguk sebagai jawaban. Setelah beberapa menit berada di kamar sang anak, keduanya pun masuk ke kamar Samudra.

Sesaat setelah berada didalam kamar, ekor mata Kejora tak sengaja terarah ke sebuah camera milik Samudra.

“Sayang, apa kamu mengabadikan momen liburan?” tanya Kejora sambil memeriksa hasil jepretan juga rekaman di camera itu.

“Hmm, tampaknya Satria dan Lintang sangat berbakat menjadi model cilik. Keduanya paling antusias bahkan setiap moment harus diabadikan. Sangat berbeda jauh dengan Angkasa,” jelas Samudra dengan senyum tipis.

Kejora meletakkan kembali camera itu di atas meja nakas. Memandangi wajah Samudra yang kini sudah berbaring.

“Terima kasih karena masih menyempatkan waktu berlibur dengan anak-anak.” Kejora mengelus wajah Samudra. Brewok yang menambah kesan macho pada pria itu, menjadi ciri khasnya sejak dulu.

Samudra merubah posisi menjadi duduk. Menyugar rambut panjang Kejora kemudian mengelus lengan gadis itu tanpa mengalihkan tatapannya.

“Ada a ....” Belum sempat Kejora menyelesaikan ucapannya, Samudra sudah membungkamnya dengan ciuman. Turun ke ceruk leher hingga ke dada Kejora.

Tangan besar pria itu juga tak tinggal diam. Menyentuh setiap inci lekuk tubuh wanitanya tanpa terlewatkan.

Sontak saja ulah nakal Samudra membuat Kejora men*desah manja. Seakan tak ingin kehilangan moment berharga itu, Samudra semakin membuat Kejora terbuai.

Gadis itu kini pasrah di bawah kungkungan Samudra dalam keadaan keduanya sama-sama polos.

“Baby,” ucap Samudra dengan suara serak disertai nafas memburu. Kembali menautkan bibir sebelum akhirnya melakukan penyatuan diri.

Pergumulan panas penuh gairah dua sejoli itu, kembali terulang setelah lima tahun berlalu. Bak pasangan yang baru bertemu setelah sekian lama.

Kebutuhan biologis yang benar-benar dinikmati oleh Samudra tanpa keterpaksaan. Apalagi saat ini yang ditidurinya adalah calon istrinya.

Tak peduli dengan statusnya yang masih berstatus suami sah Ayumi.

“Baby,” bisik Samudra setelah menuntaskan permainannya. Mendaratkan kecupan di kening juga bibir Kejora. “Terima kasih.”

Begitu Samudra berbaring, Kejora membenamkan wajah ke ceruk leher Samudra. Memejamkan mata sejenak karena merasa tubuhnya seolah kehabisan tenaga.

“Sayang, perbuatan kita ini nggak benar. Aku merasa bersalah pada Ayumi,” ucap Kejora dengan lirih.

“Jauh sebelumnya, kita sudah melakukan dosa ini tanpa sepengetahuan Ayumi. Bahkan sudah menghasilkan Satria, Angkasa juga Lintang,” balas Samudra sembari mengelus punggung Kejora. “Aku pun nggak menyangka jika benihku malah menghasilkan tiga anak sekaligus.”

Kejora tersenyum merasa lucu. Mengelus dada liat Samudra dengan lembut. Terus seperti itu sehingga jemarinya berhenti dengan sendirinya.

Sementara itu di lain tempat, Ayumi yang seolah merasa frustasi, memilih ke club' malam bersama teman-temannya untuk menghibur diri.

Ia merasa kini Samudra benar-benar mengabaikannya. Dulunya ia begitu percaya diri jika Samudra tak akan mengabaikan apalagi meninggalkan dirinya.

Namun, seiring berjalannya waktu, kali ini Ayumi baru merasakan bagaimana rasanya diabaikan.

Bukan salah Samudra melainkan dirinya yang terlalu percaya diri. Mengabaikan permintaan sederhana sang suami kala itu.

Belum lagi berita yang kini berseliweran tentang suaminya yang memiliki wanita idaman lain. Akan tetapi sampai detik ini belum terbukti kebenarannya.

“Honey, jika bukan Kejora wanita itu, lalu siapa? Apa aku sudah nggak berarti lagi di matamu? Aku nggak mau kita berpisah,” gumam Ayumi sambil menatap gelas sloki di depannya.

Tiba-tiba saja benaknya dipenuhi tentang kejadian siang tadi. Ucapan Kejora yang terkesan ambigu seketika membuat Ayumi menerka-nerka.

‘Foto ini diambil lima tahun yang lalu saat aku bekerja sebagai pelayan di club' itu. Aku rasa nggak ada yang salah dan itu wajar saja karena tuntutan pekerjaan. Kamu tahu sendiri seperti apa tugas pelayan. Kami bahkan nggak segan menjajakan tubuh pada pria hidung belang.’

“Apa Samudra dan Kejora pernah tidur bersama? Sejak saat itu pula, sikapnya mulai berubah dingin padaku.”

...----------------...

Terpopuler

Comments

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

terus jadi kurang minat baca😅semnagat Thor semoga success berkarya.

2025-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!