Sosok Pembawa Kepala
Sreeek.... Sreeek... Sreeekk...
Terdengar suara benda diseret oleh sesosok tak dikenal dimalam yang sepi dan sunyi. Benda itu melewati dedaunan kering dan tanah basah yang baru saja tertimpa hujan. Terkadang melewati bebatuan. Tak jarang dedaunan dan tanah menempel pada benda berbentuk bulat yang tampak basah dan mengeluarkan aroma amis menyengat.
Seorang pemuda bernama Darmadi sedang menghi-sap sebatang ro-kok didepan teras rumahnya dengan begitu dalam. Ia merasakan nikotin yang keluar dari zat adiktif tersebut begitu membuatnya tenang saat seharian lelah bekerja.
Pemuda itu bekerja sebagai seorang mekanik yang memperbaiki mesin diesel dan itu ia lakukan untuk membantu menopang ekonomi keluarganya yang mana kini ia tinggal berdua saja dengan sang ibu, sedangkan saudara yang lainnya sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri.
Buuuuugh....
Suara benda terjatuh dan menggelinding tepat didepan terasnya. Ia yang sedang asyik mero-kok seorang diri terlonjak dari duduknya, sehingga membuat ro-koknya terjatuh.
Sekilas ia melihat sekelebat bayangan yang menghilang dibalik kegelapan malam, dan perlahan tak lagi dapat ia temukan.
Darmadi merasa penasaran dengan apa yang bergelinding didepan teras rumahnya. Ia mencoba memeriksanya dengan berjalan perlahan.
Benda berbentuk bulat dengan dibalut dedaunan kering dan tanah yang menempel membuat benda itu semakin tidak terlihat, namun, aroma amis beserta anyir begitu sangat kuat diindera penciumannya.
Pemuda bertubuh tinggi dengan kulit putih dan manik mata berwarna coklat itu semakin penasaran.
Ia berjongkok dan mengamatinya, kecurigaannya semakin besar saat melihat ada helaian rambut yang menyembul dibalik dedaunan kering yang menempel dibenda berbentuk bulat tersebut.
Dengan berhati-hati, ia mengambil sebatang pipa air yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berjongkok, dan menggunakan pipa air tersebut, ia membalikkan benda tersebut, dan...
"Aaaaaarrrrgh..." pekiknya kaget saat melihat apa yang ada dihadapannya.
Pekikan Darmadi yang sangat kencang membuat ibunya yang baru saja akan tertidur tersentak kaget dengan teriakan puteranya, ia merasa curiga dan menghampirinya didepan teras, begitu juga beberapa tetangga yang ada didepan rumahnya dan sudah mengunci dan bersiap tidur terpaksa membuka pintu untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"Ada apa sih, Di?" tanya sang ibu yang terkejut dengan teriakannya.
Begitu juga dengan para tetangga yang ikut merasa penasaran dengan teriakan Darmadi yang mana pemuda itu kini sedang terjungkal ditanah dan tampak didepannya sebuah benda mencurigakan.
"A--ada kepala pun-tung" ucap Pemuda itu terbata sembari menunjuk ke arah benda yang tergeletak tak jau darinya.
Semua yang mendengarnya langsung tersentak kaget. Rasa takut bercampur penasaran membuat mereka ingin melihat secara dekat benda yang disebutkan oleh Darmadi.
Pemuda itu tampak bergetar hebat, tentu saja ia terkejut dan juga takut dengan apa yang dilihat dan ditemukannya.
"Gilaaa, sipa yang melakukan ini?" ucap salah seorang warga.
Lalu mereka berinisiatif menelefon polisi dan meminta agar tidak menyentuh benda tersebut agar tidak meninggalkan jejak sidik jari kecuali si pembu-nuh itu sendiri.
Darmadi dapat memastikan jika ia akan direpotkan oleh kepolisian dengan penemuan kepala tersebut, sebab benda itu berada tepat didepan halaman rumahnya dan ia orang pertama yang menemukannya.
Tak berselang lama, terdengar sirine meraung-raung menuju ke arah pemukiman mereka. Suasana yang semula sepi dan juga tenang mendadak ramai dan ini membuat kegemparan disebuah desa yang terkenal dengan tentram.
Pihak kepolisian lalu memasang garis police line dan meminta para warga untuk tidak memasuki kawasan yang telah dipasang tanda tersebut.
Polisi melakukan evakuasi kepala tanpa tubuh tersebut dan membersihkan kotoran yang menempel pada kepala yang masih mengalirkan darah segar. Ini menandakan jika hal ini baru saja terjadi, itu terlihat dari darah yang masih terus mengalir.
Setelah kotoran berhasil disingkirkan, seketika warga berteriak histeris.
"Aaaaaaarrgh...." teriak warga saat mengenali siapa pemilik kepala tersebut. Dia adalah Yudi, remaja berusia 16 tahun dan merupakan anak dari kepala desa yang tak jauh dari kediaman Darmadi.
"Astaghfirullah, siapa yang tega melakukan ini?" ucap seorang warga dengan rasa tak percaya. Para ibu-ibu menangis melihat kejadian tersebut.
Suasana semakin mencekam saat mata Yudi yang tadi terpejam tiba-tiba terbuka lebar, dan kepalanya terlepas dari tangan polisi yang memegangnya.
"Aaaaaaaaa...." teriak warga yang didominasi oleh kaum emak-emak.
Seketika bulu kuduk mereka meremang. Aroma anyir mulai menyeruak bersama tiupan angin yang tiba-tiba datang berdesir.
Dari kejauhan, tampak sebuah lampu sorot motor dengan deru mesin yang semakin mendekat. Lalu seorang pria bergegas turun dari motor tersebut setelah memarkirkannya tak jauh dari kerumunan, pria itu adalah pak Kades.
Pak Kades yang baru tiba dilokasi kejadian berteriak histeris mendapati kenyataan jika yang menjadi korban pembu-nuhan itu adalah anaknya sendiri, bahkan ia tidak tahu apa motif dibalik semuanya, sebab ia merasa tidak memiliki musuh selama ini.
"Yu--Yudi," teriaknya hampir tak terdengar karena menahan rasa sakit yang kini bersarang didalam dadanya.
Nafasnya tersengal, ia tak mampu mengeluarkan suaranya untuk mengucapkan kata yang tersangkut ditenggorokannya.
"Astaghfirullah halladzim... Inna lillahi wa inna illahi roji'un," ucapnya kembali lirih. Ia mencoba menguatkan hatinya yang kini sangat sakit.
Polisi kembali memungut kepala Yudi yang tadi sempat terlepas dari genggamannya. Ia memasukkan potongan kepala itu ke dalam kantong jenazah berwarna orange.
Sementara itu, pihak kepolisian dibantu oleh warga berinisiatif untuk menemukan potongan tubuh lainnya dan dipastikan tak jauh dari lokasi tersebut.
Malam ini juga, para warga membawa lampu senter dan beramai-ramai menyusuri jalanan desa untuk menemukan tubuh Yudi.
Dengan mengikuti arah ceceran darah yang tampak masih mengen-tal dan menuju ke arah sebuah rimbunan rumpun bambu yang berada didekat tepi sungai.
"Aaaaaa...." teriak seorang warga yang melihat potongan tubuh Yudi tergantung diatas batang bambu hingga meliuk merendah karena beban tubuh yang tak beraga tersebut.
Seluruh warga tersentak kaget, lalu menuju ke arah yang tempat ditemukan potongan tubuh Yudi.
Jasad tanpa kepala itu tergantung dengan darah yang mengalir membasahi tububnya dan hal itu membuat rasa ngilu bagi siapa saja yang melihatnya.
Saat bersamaan, Darmadi yang saat ini ikut membantu penurunan jasad Yudi, sekilas melihat sekelebat bayangan hitam yang mengintai dari balik rumpun bambu.
Seketika bulu kuduknya meremang. Saat ia ingin mengarahkan lampu senter ke arah sosok yang mencurigakan tersebut, dengan cepat sosok itu menghilang dan terlihat kibaran rambutnya yang tertiup angin.
Bersamaan dengan hal itu, Pihak kepolisian berhasil menurunkan jasad Yudi, lalu memasukkannya ke dalam kantong jenaza bersama dengan potongan kepalanya yang tadi ditemukan lebih awal.
Isak tangis warga terdengar memilukan. Mereka tidak menduga jika remaja itu ma-ti dengan cara yang mengenaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Fhany Fhania
ini si Darmadi yg ada di kisah jerat tumbal pesugihan bukan sih?
2024-06-10
0
@BudiJufisal
aduuh ngeri
2024-02-13
1
Shidqia Rahma
bukan beraga x ka thor bernyawa, kn raga nya tergantung ada 😄
2024-02-07
1