Tolong-2

Jarwo menyingkap tirai jendela dan mengintai siapa tamu yang bertamu ditangah malam hari.

Jarwo menyipitkan matanya. "Jika dilihat dari perawakannya, maka itu mirip Darmadi," gumam Pria itu lirih dalam hatinya, "Tetapi apa yang dikerjakannya malam-malam begini?" Jarwo merasa penasaran. Saat ini Darmadi sedang memunggunginya, sehingga membuatnya sedikit ragu.

Tok... Tok.. Tok..

"Kang Jarwo, buka, Kang. Ini Darmadi," pemuda itu mengulanginya.

"Kamu beneran, Di?" tanya Jarwo memastikan.

"Iya... Kang.. Bukain pintunya, ada sesuatu yang penting," jawab pemuda itu.

Lalu Jarwo menyelipkan golok dipinggangnya, dan kemudian membuka pintu rumahnya.

"Masuk, Di," Jarwo mempersilahkan dan segera menutup pintu rumah dengan cepat.

"Ada keperluan apa kamu malam-malam datang ke rumah saya?" tanya Jarwo dengan penuh selidik.

"Aku menginginkan anakmu, Boy" jawabnya dengan menyeringai. Tiba-tiba saja wajah Darmadi berubah mejadi dingin serta mengerikan.

"Hah, siapa kamu? Apa yang kamu inginkan?" Jarwo meraih goloknya dan dengan cepat menebaskannya ke arah sosok mengerikan itu.

Craaas...

Suara tebasan mengenai lengan pemuda itu dan membuat lengannya terlepas, dan terlempar ke lantai, lalu aroma busuk menyeruak dari luka yang terkena tebasan.

Jarwo tercengang dan menatap potongan lengan Darmadi yang tergeletak dilantai.

"Hah, siapa Kamu?" tanya Jarwo dengan nada gemetar.

Sementara itu, Lasmi yang mengintai dari balik pintu kamar merasa gemetar dan ketakutan.

Ia sangat ketakutan dan merasa jika sesuatu yang buruk sedang mengintai mereka.

"Aku ingin membalas dendam pada anakmu," jawabnya dengan suara parau.

Jarwo membolakan kedua matanya, ia tak percaya dengan apa yang didengarnya."A-apa kesalahan anakku, sehingga Kau ingin membalas dendam padanya?" ucap Pria paruh baya itu dengan terbata dan rasa takut yang begitu dalam.

"Hutang nyawa dibayar dengan nyawa," jawab sosok tersebut sembari berjalan melayang menuju ke arah kamar Boy yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Tidak, jangan dekati anakku. Kesalahan apa yang diperbuatnya, sehingga kau menuntut balas?" Jarwo berusaha memberanikan dirinya dan kembali mengayunkan goloknya untuk menebas sosok tersebut.

Craaaas..

Kembali sebuah tebasan berhasil ia daratkan di bagian kepala sosok itu hingga membuatnya hampir putus dan tergantung dileher dengan seringai yang semakin mengerikan.

Saat bersamaan, suara teriakan Darmadi menggema didepqn pintu dan meminta Jarwo membukanya.

"Assalammualikum, Kang.. Kang Jarwo.. Ini aku, Darmadi. Buka pintunya, Kang!"

Jarwo semakin kebingungan saat mendengar suara Darmadi memanggilnya dari balik pintu. Saat ini ia tak dapat mempercayai siapapun.

"Kang, buka pintunya. Ini aku Darmadi!" pemuda itu kembali berteriak memanggil Jarwo.

Darmadi yang berada diluar semakin merasakan hawa panas yang begitu kuat. Ia tadi terkecoh oleh sosok itu yang membawanya kebelakang rumah, dan saat ia mengeceknya, ia tak menemukan seauatu apapun dibelakang, ternya sosok itu mengalihkannya dan berhasil mengelabui Jarwo dan juga dirinya.

"Tidak, kalian semua siapa?!" ucap Jarwo dengan rasa takut tingkat dewa.

Sementara itu, sosok mengerikan yang kini berada didalam ruangan rumah Jarwo memasuki kamar dengan cara menembus pintu kamar.

Darmadi mencoba mendobrak pintu rumah Jarwo, dan dengan dua kali dobrakan dan berhasil membukanya.

Sementara itu, Jarwo berusaha mendobrak pintu kamar Boy yang terkunci dari dalam.

"Aaaaaaaa..." suara jeritan dari dalam kamar Boy yang saat sedang bersama makhluk itu.

Darmadi membantu mendobraknya, dan dengan segala doa yang ia panjatkan, akhirnya pintu berhasil terbuka.

Sosok itu menyeringai dengan golok ditangannya, sedangkan Boy terluka dibagian punggungnya.

"Dasar, setaan laknaat!" maki Darmadi, lalu meraih golok yang dipegang oleh Jarwo dan berusaha menyerang sosok mengerikan tersebut.

Sosok itu menyeringai, lalu menghindari serangan Darmadi yang terlihat kalap.

Wuuuush...

Tebasan Darmadi hanya mengenai angin belaka.

"Gak kena, gak kena," ucap sosok itu sembari melayang mentertawakan Darmadi.

Pemuda mencoba menghentikan serangannya, kemudian ia menenangkan dirinya, dan mero--goh saku celananya, lalu menegeluarkan pemantik api dan membakar ujung golok, dan melemparkan pemantik apai yang menyala ke arah sosok tersebut.

Lalu dengan cepat sosok itu menyeringai dan melayang pergi.

Sementara itu, Darmadi menghampiri Boy yang terluka dibagian punggungnya, dan membawanya keluar dari kamar.

"Tolong ambilkan kain untuk mengikat luka Boy, Kang," titah Darmadi kepada Jarwo.

Pria itu masih gugup, namun Lasmi tampaknya mengerti, ia dengan cepat keluar dari kamar dan membawa selendang panjang miliknya dan memberikannya kepada Darmadi.

Pemuda berkulit hitam legam itu meringus kesakitan saat Darmadi membalut lukanya.

"Aaaa... Sakit, Bang," ucap Boy, lirih, menahan rasa sakit.

"Mana lebih sakit saat kalian melecehkan seseorang," jawab Darmadi dengan lirih dan hampir tak terdengar.

Boy tersentak kaget mendengar ucapan Darmadi. Rasa sakit yang ia rasakan dipunggung kirinya mengalahkan rasa takut dengan apa yang diucapkan oleh Pemuda dihadapannya.

"Apa maksud, Abang? Aku tidak mengerti," ucap Boy sembari membuang pandangannya. Ia meraskan debaran dijantungnya berpacu sepuluh kali lebih cepat, dan ketakutan terlihat jelas dimatanya dan keringat yang semakin mengucur deras.

"Kang Jarwo, mbak Lasmi. Bisa tinggalkan saya sebentar dengan Boy saja?" pinta Darmadi kepada kedua orangtua remaja berkulit hitam legam tersebut.

Keduanya saling pandang dengan tatapan keraguan.

"Tenang saja, aku ini Darmadi, manusia, anaknya mbak Larasz bukan setaan," ucapnya menegaskan.

Jarwo menganggukkan kepalanya, lalu menjauh dari keduanya.

Kini Pemuda itu menatap Boy yang tampak memucat ketakutan, seolah ia menyimpan sebuah rahasia besar. Rasa takut akan makhluk mengerikan yang baru saja menyerangnya bersatu bersama tatapan Darmadi yang serasa ingin mengulitinya.

"Jawab dengan jujur pertanyaan abang. Jika kamu ingin selamat dari pembantaian sosok yang tadi menghampirimu," ucap Darmadi penuh penekanan.

Boy hanya merundukkan kepalanya, tidak ada keberanian menatap Darmadi yang saat ini sedang menginterogasinya.

"Apakah benar kamu salah satu pelaku yang melecehkan Naeswari?" tanya Darmadi dengan nada selemah mungkin, agar tidak terdengar oleh Jarwo dan Lasmi.

Remaja itu menegadahkan kepalanya dan menatap lekat pada Darmadi. Ia tercengang karena tidak pernah menduga jika pemuda itu mengetahui rahasia mereka.

"Siapa yang mengatakannya kepada Abang?" tanya Boy penasaran ia meyakini jika salah satu ke enam rekannya yang ikut melecehkan Naeswari telah membocorkan rahasia tersebut.

"Tidak perlu mencari tau darimana abang mendapatkan berita ini, kamu tinggal jawab ia atau tidak," ucap Darmadi penuh penekanan.

Boy terlihat gugup dan semakin merasa terpojok.

"Jawab, iya tau tidak?" Darmadi mengulangi ucapnnya.

Pemuda itu menganggukkan kepalanya dengan lemah. "Tapi jangan beritahu ayah dan ibu, ya bang," ucapnya dengan nada lemah dan memelas.

Darmadi mengehela nafas berat. Jika kondisinya tidak seperti.ini, maka ingin rasanya ia meninju wajh pemuda yang sudah berbuat bejad terhadap Naeswari. "Baiklah, sebaiknya kamu sebutkan siapa lagi ke enam sahabatmu yang terlibat?" tanya Darmadi dengan berusaha mengontrol emosinya yang hampir saja meledak. Sebenarnya ia merasakan sakit hati saat mendengar pengakuan remaja itu.

Lalu Boy menyebutkan satu persatu nama rekannya yang terlibat.

"Baiklah, dimana kalian menguburkan jasad Naeswari?" tanya Darmadi penuh selidik.

"Dibalik rumpun bambu, Bang," jawab Boy jujur.

Darmadi mengerutkan keningnya, sebab jasad tempat Naes dikubur telah dibongkar seseorang.

Terpopuler

Comments

Sri Suryani

Sri Suryani

hantunya nglucu/Facepalm/

2024-04-04

0

Matthias Von Herhardt

Matthias Von Herhardt

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ngakak aku... gak kena... gak kena... hahahahaaaa

2024-02-04

0

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

setan nya ga boleh bunuh Darmadi akhirnya cuma ngeledekin

2024-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!