Dihamili Rival SMA
Dengan perasaan resah gelisah berbalut rasa takut semua murid perlahan membuka amplop yang sebelumnya dibagikan oleh wali kelas. Mereka saat ini berkumpul di Musholla.
“Lulus!” Pekik semua murid secara bersamaan.
Semua murid kembali ke kelas, di dalam mereka saling membahas tentang rencana untuk mendaftar kuliah dan sibuk mencari universitas mana yang terbaik.
“Kamu ingin mendaftar universitas mana, Nadia? Aku yakin kalau kamu pasti masuk ke semua universitas, kamu kan juara kelas,” ujar Siska teman sebangku nya.
Nadia hanya tersenyum dengan perkataan Siska yang memujinya. Memang dia termasuk Murid pintar di kelasnya dan juga Rasya. Mereka berdua selalu berlomba lomba untuk menjadi juara di kelas. Namun tetap saja Nadia yang menjadi juara kelasnya dengan nilai yang terbaik.
Bukan tidak percaya diri dengan kepintarannya, mengingat Kondisi keluarganya yang termasuk golongan kelas menengah ditambah lagi Sang ayah hanya seorang buruh pabrik dan sang ibu yang hanya ibu rumah tangga biasa membuat gadis itu harus mengurungkan niatnya untuk kuliah.
Berbeda dengan teman - temanya, keluarga mereka termasuk keluarga mampu untuk bisa melanjutkan ke universitas yang diinginkan. Apalagi Rasya, dia adalah anak tunggal yang kaya raya, ayahnya pemilik perusahaan yang terbesar di Jakarta.
Kelas menjadi hening setelah wali kelas mereka masuk. “Selamat buat semua murid ibu, semoga semua bisa mendaftar di universitas favorit kalian, ya! Hari ini kita pulang cepat sampaikan berita bahagia ini ke orang tua kalian di rumah,” ucap ibu guru dan langsung meninggalkan kelas.
Semua murid pun bersorak dan berhamburan keluar dengan tidak beraturan, mereka tidak sabar untuk pulang. Sedangkan Nadia masih melamun enggan beranjak dari tempat duduknya. Dengan nafas berat bersandar di kursi dan menghadap ke langit - langit atap ruang kelas sambil memejamkan kedua matanya.
Dia terlelap sejenak, tetapi tidak pada isi hati dan kepalanya yang bertanya tanya. Jika dia tidak kuliah dia harus mulai bekerja, tetapi dengan bermodalkan ijazah SMA, apa bisa bekerja di sebuah perusahaan? Sebenarnya jika bisa kuliah dia ingin sekali mengambil jurusan bisnis dan management lalu bekerja di perusahaan besar.
Hampir dua jam lamanya Nadia tertidur di kelas. Jam menunjukkan pukul 12 siang. Saat membuka kedua matanya, kepalanya terasa pusing dan lehernya terasa sakit akibat bersandar terlalu lama. Ketika pandangan nya mengarah ke pintu kelas, dadanya berdebar kencang karena terkejut melihat sosok pria yang sedang berdiri dengan senyuman manisnya.
“Apa yang kamu pikirkan, Nadia? Sampai tertidur di kelas begini?” tanya Rasya terkekeh melihat wajah gadis itu yang terlihat kusut setelah bangun dari tidurnya.
Dengan raut wajah kesalnya Nadia langsung berdiri menggendong tas nya bergegas keluar meninggalkan temannya di dalam kelas. Rasya pun menyusulnya memanggil manggil berulang kali, tetapi tidak di gubris olehnya.
“Aku harus cerita apa? Kamu pasti sudah tau apa yang aku pikirkan sekarang, Sya? Sebenarnya tidak masalah kalau aku tidak kuliah dan langsung melamar pekerjaan saja. Tapi zaman sekarang mencari pekerjaan itu susahnya minta ampun, apalagi hanya bermodal ijazah SMA. Mana ada perusahaan yang menerima, kalaupun ada pasti harus melalui jalur orang dalam.
“Benarkah?” sahutnya. Nadia mengangguk pelan sambil terus berjalan tertunduk lemas seperti orang yang tidak bersemangat.
Sampailah mereka di halte bertepatan bus yang telah tiba mereka naik bersama dan duduk bersebelahan, obrolan pun berlanjut.
“Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, masih ada aku! Kamu tenang saja, Nadia. Aku akan membantu mu nanti. Sekarang jangan cemberut lagi! Rapikan rambutmu itu dan senyum! Jangan terlihat kusut kayak baju yang belum di setrika saja”
Nadia merapikan rambutnya sambil tersenyum terpaksa membuat Rasya tertawa tanpa henti melihat ekspresi Nadia yang terlihat sangat lucu. Karena penasaran dengan wajahnya yang sedari tadi di tertawakan oleh temannya itu, dia mengambil cermin berukuran kecil di dalam tas nya dan langsung melihat wajahnya di cermin.
“Pantas saja kamu ketawa in aku terus dari tadi. Tapi kalau diliat liat aku cantik juga ya!” dia berlenggak lenggok depan cermin kecil yang masih di pegang nya dan sesekali mengedipkan matanya. Membuat Rasya yang melihatnya hanya bisa mengusap dada dan mencubit hidungnya yang tidak gatal menggelengan kepalanya heran.
***
Rasya melamun di dalam kamar sambil berfikir bagaimana caranya dia membantu Nadia mencari pekerjaan?. Dia memang selalu perhatian dengan Nadia terlebih lagi di sekolah. Karna kedekatannya itu semua teman kelasnya mengira kalau mereka adalah sepasang kekasih. Bagaimana tidak, hampir setiap hari Rasya selalu menghampiri Nadia dengan alasan tugas sekolah, padahal dia juga termasuk anak yang pintar.
Saat jam istirahat Nadia jarang sekali pergi ke kantin, karna hampir setiap hari dia membawa bekal makanan yang selalu disiapkan ibunya di dalam tas berwarna ungu yang merupakan hadiah ulang tahun dari sang ayah.
Rasya selalu datang menganggu makan siang nya bahkan dia meminta paksa bekal makanan Nadia. Sampai teman nya selalu menggoda mereka yang sangat cocok jika menjadi sepasang kekasih.
Pintu kamar diketuk membuyarkan, lamunan Rasya. Suara asisten rumah tangganya terdengar nyaring menyuruh sang tuan muda menemui orang tuanya yang sudah menunggu di ruang tamu.
Rasya bergegas menuju ruang tamu dan langsung duduk berhadapan dengan orang tuanya.
“Besok kamu brangkat ke Amerika. Papah sudah mendaftarkan mu untuk kuliah di sana!” titahnya tegas.
Mamahnya memberikan paspor dan semua berkas yang harus dibawa rasya ke amerika. Dengan perasaan syok dia membaca satu persatu berkas itu.
Dengan berat hati Rasya menerima semua keputusan orang tuanya. Karna memang Rasya termasuk anak yang penurut. Seketika dia mengingat janjinya kepada Nadia yang ingin membantunya mencari pekerjaan.
“Bagaimana ini jika aku pergi gimana dengan nya?” Gerutunya membuat papahnya bingung karna melihat putranya bicara pelan dan tidak jelas.
Berkali kali dia memanggil sang putra yang masih terdiam seperti memikirkan sesuatu. Karna tidak ada respon dia menepuk punggung nya sekilas.
Untuk kesekian kalinya Rasya terkejut membuat ayah dan anak itu saling berpandangan. Mamahnya yang melihat sang putra pun heran kenapa dia melamun seperti itu. Apa dia tidak ingin kuliah di amerika.
“Pah … sebelum pergi ke Amerika. Aku ingin papah menerima teman ku bekerja di perusahaan papah! Tapi dia hanya punya ijazah SMA tidak kuliah, “ pintanya lembut berusaha meyakinkan orang tuanya kalau temannya itu sangat pintar, selalu juara kelas di sekolahnya.
Papahnya langsung setuju karna kebetulan di kantornya sedang membutuhkan karyawan. Dan menyuruh temannya itu langsung datang menemuinya di kantor.
Dengan perasaan senang Rasya langsung mengambil ponselnya mengirim pesan pada Nadia untuk segera menemuinya. Dia pun bergegas menuju kamarnya kembali untuk bersiap – siap.
***
Satu jam lalu Rasya mengirim pesan dan tepat pukul 8 malam nadia sudah menunggu hampir setengah jam di sebuah restoran.
Yang di tunggu akhirnya datang. Rasya meminta maaf karna terlambat datang dikarenakan jalanan macet parah.
“Besok kamu siapkan berkas lamaran kerja dan datang langsung ke kantor papah ku ya!” ujarnya sambil memberikan alamat perusahaannya.
Nadia merasa senang sekaligus bingung. Sebenarnya, dia tidak enak karna selalu merepotkan Rasya, bukan hanya baik Rasya selalu menepati janjinya jika sudah berucap.
“Trimakasih kamu selalu ada setiap aku ada masalah dan selalu membantuku, Rasya,” ucapnya senang.
Rasya hanya mengangguk pelan. Melihat wajah temannya yang sangat senang membuatnya ragu untuk bicara soal keberangkatannya ke Amerika.
Dia takut temannya akan kembali sedih. Dengan nafas berat dia berusaha bicara serius dengan temannya itu.
“Besok aku akan berangkat ke amerika, Nadia! dalam waktu yang lama”
Deg
*
*
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Putri Cikal
mampir thor
2024-01-31
0
Shōyō
kasih aku satu kayak Rasya biar tidak pengangguran lg
2023-12-07
0
Uisie
Pernah banget merasakan keriwehan dan kegalauan ini/Frown/
2023-12-07
1