Ternyata Pura-Pura

Semua teman-teman sosialita sang mertua sudah pergi Nadia masih duduk tertunduk sambil meremas tangannya, dia sebenarnya merasa dipermalukan dengan omongan mertuanya itu. Akan tetapi tidak berani bersuara sedikitpun.

“Kamu kenapa?” tanya Asih menghampiri menantunya kembali duduk dan kini hanya ada mereka berdua, Nadia menjawabnya dengan gelengan kepala.

“Bilang ajah kalau kamu marah dan gak terima dengan perkataan ku tadi,” cecar Asih.

Nadia mengangkat kepalanya dan menatap ibu mertuanya dengan tatapan sendu.

“Tidak bu, aku tidak marah ibu memang benar aku yang salah sampai terjadi seperti ini,” ucap Nadia lirih.

“Bagus kalau kamu sadar akan hal itu, Nadia!” sindir sang mertua.

“Jangan panggil saya ibu, mamah saja! Dan ingat walaupun kamu sudah menjadi istri dari Rasya, kamu tidak bisa menguasai rumah ini karena saya adalah nyonya besar di sini mengerti! Aku sebenarnya masih heran kenapa Rasya bisa menyukai wanita seperti mu? Padahal masih banyak perempuan yang sederajat dengan kami yang mengejar putraku termasuk Hana,” ujar Asih dengan tatapan sinis.

Deg

“Kalau ibu, maksudku ma mamah tidak suka padaku? Kenapa menyuruh Rasya menikah denganku,” ucap Nadia terbata-bata karena sedikit takut dengan mamah mertuanya yang berubah drastis.

Saat di rumah sakit Nadia memang sedikit terkejut dengan pernyataan Darman jika Asih sudah setuju Rasya menikah dengan Nadia, tetapi dia berusaha tidak berfikir negative dengan Asih karena dia yakin Asih sudah berubah dan menerimanya, namun jika dilihat sikapnya sekarang dia mulai berfikir apa mertuanya hanya berpura-pura menerimanya demi Rasya putranya?.

“Haha … kamu jangan terlalu percaya diri Nadia aku bilang begitu karena tidak ingin Rasya pergi meninggalkan orang tuanya, hanya demi perempuan gak bener seperti kamu yang menjebak anak ku dengan tidur dengannya sampai hamil, jika kamu pikir bisa memeras keluarga ku kau salah besar,” jelas Asih yang mulai emosi.

“Apa … memeras? Mamah salah paham walaupun aku miskin aku tidak pernah berpikir sampai kesitu ma! Aku mencintai Rasya dengan tulus,” ujar Nadia menahan isak tangisnya.

“Aku tidak percaya sebelum kamu membuktikannya padaku! Ucap Asih berlalu pergi.

“Ya tuhan baru saja menikah cobaannya sudah banyak sekali apa aku bisa bertahan, bisa kuat?” ujarnya sambil menaiki anak tangga satu persatu dia terus saja memikirkan perkataan mamah mertuanya.

Setelah sampai ke atas Nadia merasa kebingungan karena banyak sekali ruangan dia meraih ponselnya menghubungi suaminya namun tidak kunjung diangkat panggilan telepon tersebut.

Sambil memegangi ponselnya dia masih celingukan mencari kamarnya, sampai akhirnya dia menemukan pintu kamar yang sedikit terbuka dan langsung menghampiri kamar tersebut.

Nadia mengetuk pintu dengan sedikit kencang karena tidak ada jawaban dia langsung membuka pintu kamar itu perlahan dan mendapati suaminya sudah tertidur pulas tanpa menunggunya lagi.

“Huff … tega sekali dia meninggalkan ku dan sekarang sudah tertidur padahal hari sudah sore. Tapi yasudah lah mungkin dia lelah lebih baik aku beres-beres dulu lalu mandi dan memasak untuk makan malam,” Nadia bermonolog sambil membuka koper dan mengambil baju satu persatu menatanya ke dalam lemari.

***

“Mba Lina hari ini ingin masak apa untuk makan malam?” tanya Nadia yang saat ini sudah berada di dapur setelah merapikan semua barang-barangnya.

“Semua asisten di dapur tersebut melihat sekilas ke arah Nadia lalu kembali melakukan pekerjaan mereka masing-masing.

“Nyonya ingin dimasakin apa untuk makan malam nanti?” tanya mbak Lina.

“Aku apa saja mbak. Maksudnya aku ingin memasak untuk makan malam nanti! Jelas Nadia.

“Jangan nyonya biar kami saja yang menyiapkannya di sini sudah banyak asisten dengan tugasnya masing-masing. Aku permisi nyonya.

“Tap tapi mbak!” pekik Nadia memanggil Mbak Lina namun dia sudah menjauh.

Nadia berbalik dan kembali ke kamarnya dengan rasa kecewa.

“Padahal aku hanya ingin masak lalu apa yang harus aku lakukan di sini?” gerutu Nadia yang masuk ke kamarnya lalu menutup pintunya.

“Sayang kamu dari mana? Kenapa menggerutu begitu sih?” Rasya yang sudah bangun dan habis mandi langsung memeluk Nadia dari belakang saat tahu istrinya itu masuk.

“Ish bikin aku kaget ajah sih, lepas Rasya geli tahu,” ucap Nadia karena Rasya mencium ceruk lehernya.

“Sayang aku lapar!” bisik Rasya.

“Lapar ya makan, Rasya! Maksudku mas kalau gitu aku siapkan makan dlu ya mas!” ucap Nadia hendak membuka pintu namun Rasya langsung menggendongnya.

“Aah … mas turunkan aku nanti jatuh bagaimana aku lagi hamil kamu lupa,” pinta Nadia ketakutan.

Terkadang Rasya dibuat gemas dengan kelakuan Nadia yang tidak pernah peka dengan kode yang selalu diberikan suaminya itu, apa mungkin saking polosnya dan mungkin juga ini menjadi hal yang pertama untuk Nadia. Rasya membaringkan Nadia di atas ranjang setelah beberapa kali dia memberontak karena kaget tiba-tiba suaminya menggendongnya tanpa aba-aba.

“Mas … kamu bikin aku jantungan tahu gak!” pekik Nadia kesal sambil memukul-mukul dada suaminya.

Cup

Dengan nafas yang memburu Rasya mencium bibir Nadia untuk menghentikan ocehannya sambil bermain-main dengan squisnya.

Dua sejoli ini melakukan hubungan intim sebelum makan malam tiba. Setelah Rasya mencapai pelepasannya dia pun ambruk dan berbaring di sebelah sang istri.

“Harus mandi lagi ini mas kamu buat aku mandi dua kali,”dengus Nadia kesal mengambil handuknya dengan tubuhnya yang hanya di tutupi pakaiannya.

“Sayang kamu ngapain di tutup-tutupin begitu aku kan sudah melihatnya!” ucap Rasya terkekeh.

“Berisik tetap saja aku malu,” timpal Nadia langsung masuk ke kamar mandi.

Rasya terdiam sejenak mendengar suara seseorang yang terdengar sampai ke atas kamarnya.

“Itu suara papah aku rindu sekali dengannya!” Rasya mengambil pakaiannya dan memakainya kembali dan langsung turun.

Maklum saja Rasya selama ini sangat dekat dengannya, saat Rasya baru masuk taman kanak-kanak papah nya lah yang selalu menemani Rasya jika ada acara di sekolahnya mengantar dan menjemputnya tepat waktu walaupun sang papa sangat sibuk, begitu seterusnya sampai dia masuk SMA.

Berbeda dengan Mamanya dia sangat sibuk dengan urusannya di luar kadang Rasya juga tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan mamanya sampai tidak pernah sempat datang jika di sekolah Rasya ada acara. Darman yang sangat paham dengan watak istrinya yang sangat keras kepala itu sudah malas berdebat dan memilih mengalah.

Begitupun Rasya tidak ingin berdebat dan durhaka dengan mama tercinta dia selalu menurut sampai saat dia dewasa. Tapi dia tidak ingin jika pasangannya nanti ditentukan oleh sang mama dan memilih Nadia.

“Papa …!” teriak Rasya berlari memeluk Darman.

“Rasya putraku papa sangat rindu sama kamu nak,” ucap Darman.

“Aku juga rindu sama papa,” sahut Rasya melepaskan pelukannya.

“Sama mama gak sayang!” tanya Asih Yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

“Pasti lah mama aku kangen juga,” balas Rasya memeluk sekilas mama nya.

“Oh iya … di mana Nadia papa belum melihatnya saat pulang tadi”

“Ada pah di kamar sedang mandi nanti juga dia turun,” jawab Rasya berlalu ke ruang makan karena dia memeng sangat lapar.

Entah kenapa akhir-akhir ini nafsu makannya bertambah kadang dia heran tidak seperti biasanya sedangkan sang istri yang harusnya makan dengan porsi lebih hanya sedikit.

“Jam segini menantu baru mandi, bukannya menyiapkan makan malam malah enak-enakan di kamar,” ketus Asih sambil melirik ke arah atas.

“Mah … kecilkan suaramu kalau Nadia dengar bagaimana,” ujar Darman takut terjadi masalah di hari pertama putra dan menantunya tinggal.

“Kita sudah sepakat kan mah kamu harus jaga sikap mu terhadap Nadia biar bagaimana pun dia adalah istri anakmu ibu dari cucu kita nanti,” jelas Darman lagi.

“Bagaimana aku bisa baik padanya jika melihat dia saja sudah merasa kesal,” timpal Asih.

“Coba kamu mengenalnya lebih dekat walaupun kamu sudah mengenalnya lama. Tapi untuk dekat belum kan? Dulu kamu sangat kagum padanya kan kamu memuji dia, tahu dia sangat sopan baik dan pintar,” ujar Darman

“Sudah lah gak anak gak bapaknya sama ajah belain terus itu perempuan,” celetuk Asih.

“Mah kamu harus ingat anji kamu sama papa, yah walaupun harus berpura-pura baik di depan Nadia kamu harus tepati janjimu agar Rasya tetap tinggal di sini dan tidak pergi jauh lagi atau kabur entah kemana seperti waktu itu,” ucap Darman mengingatkan sang istri.

Deg

Rupanya saat Nadia ingin turun dia mendengar obrolan mertuanya, dia kaget menutup mulutnya dan tidak terasa bulir air matanya pun jatuh membasahi pipinya.

“Ternyata mereka hanya berpura-pura menerimaku,” ucap Nadia terisak.

*

*

Bersambung.

Episodes
1 Pengumuman Kelulusan
2 Putus komunikasi
3 Kembalinya Rasya
4 Perjalanan Bisnis
5 Mabuk berat
6 Penyesalan dan Maaf
7 Ayo Kita Menikah
8 Penolakan
9 Aku Hamil Anaknya
10 Kawin Lari
11 Lapor Polisi
12 Sebuah mimpi
13 Cemburu
14 Posesif Sekali
15 Malam Kedua
16 Gak Mau Pulang
17 Pulang Kemana?
18 Masa Lalu
19 Panggilan Mas
20 Ternyata Pura-Pura
21 Suami yang ngidam
22 Anak Angkat
23 Khawatir
24 Curiga
25 Minta Maaf
26 Belanja
27 Salah Paham
28 Penjelasan
29 Kecelakaan
30 Memilih Anak
31 Gugat Cerai
32 kesedihan Nadia
33 Terbongkar
34 Keluar Dari Rumah
35 jujur
36 Pemberian nama
37 Wanita Di Masa Lalu
38 Papa
39 Merenung
40 Cerita
41 Keinginan Vano
42 Memulai Hidup Baru
43 Berbeda pendapat
44 Pernikahan Sederhana
45 Membujuk Rasya
46 Firasat Buruk
47 sekretaris Baru
48 Melepas Rindu
49 solo
50 Skandal
51 Pergi Dari Rumah
52 Pingsan
53 Tolong aku
54 Mati Pilihan Untuk mu
55 Nadia berpura-pura
56 Bunuh Diri
57 Liburan ke jepang
58 Dibutakan cinta Nadia
59 Bangkrutnya Wijaya grup
60 Kehilangan secara tiba-tiba
61 Meminta Izin bekerja lagi.
62 Perubahan sikap Rasya
63 Pertama kali bekerja kembali
64 Meminta bantuan.
65 Uang Haram
66 Itu sangat menyakitkan
67 Menangislah
68 Tidak ada yang mau bermain dengan ku
69 Aku sayang kamu, iastriku!
70 Selamat pagi My Hubby
71 Pindah rumah
72 Sama-sama Mengerti
73 Takut Hal Yang Sama Terulang
74 Sama-Sama Tergoda
75 Mempunyai perasaan yang sama
76 Maaf, aku mencintaimu!
77 Lupakan perasaanmu padaku!
78 Menghindar
79 Wanita Murahan
80 Promosi karya baru
81 Itu hanya kekhilafan ku
82 Bergosip
83 Amarah Yang Sudah Sampai Batas
84 Pilihan Yang Sangat Sulit
85 Wanita ini, dia, seperti …”
86 Mas Rasya?
87 Kebetulan yang sempurna.
88 Terpesona
89 Membuka Hati
90 Mencari Rasya
91 Aku mohon pulanglah!
92 Keegoisan
93 Aku Masih Ragu
94 Diam-diam Mengikuti
95 Rumah Baru
96 First Kiss
97 Kotak Kecil
98 Sebuah Undangan
99 Perasaan bersalah
100 Mudah-mudahan ia laki-laki
101 Happy wedding
102 Promosi karya
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pengumuman Kelulusan
2
Putus komunikasi
3
Kembalinya Rasya
4
Perjalanan Bisnis
5
Mabuk berat
6
Penyesalan dan Maaf
7
Ayo Kita Menikah
8
Penolakan
9
Aku Hamil Anaknya
10
Kawin Lari
11
Lapor Polisi
12
Sebuah mimpi
13
Cemburu
14
Posesif Sekali
15
Malam Kedua
16
Gak Mau Pulang
17
Pulang Kemana?
18
Masa Lalu
19
Panggilan Mas
20
Ternyata Pura-Pura
21
Suami yang ngidam
22
Anak Angkat
23
Khawatir
24
Curiga
25
Minta Maaf
26
Belanja
27
Salah Paham
28
Penjelasan
29
Kecelakaan
30
Memilih Anak
31
Gugat Cerai
32
kesedihan Nadia
33
Terbongkar
34
Keluar Dari Rumah
35
jujur
36
Pemberian nama
37
Wanita Di Masa Lalu
38
Papa
39
Merenung
40
Cerita
41
Keinginan Vano
42
Memulai Hidup Baru
43
Berbeda pendapat
44
Pernikahan Sederhana
45
Membujuk Rasya
46
Firasat Buruk
47
sekretaris Baru
48
Melepas Rindu
49
solo
50
Skandal
51
Pergi Dari Rumah
52
Pingsan
53
Tolong aku
54
Mati Pilihan Untuk mu
55
Nadia berpura-pura
56
Bunuh Diri
57
Liburan ke jepang
58
Dibutakan cinta Nadia
59
Bangkrutnya Wijaya grup
60
Kehilangan secara tiba-tiba
61
Meminta Izin bekerja lagi.
62
Perubahan sikap Rasya
63
Pertama kali bekerja kembali
64
Meminta bantuan.
65
Uang Haram
66
Itu sangat menyakitkan
67
Menangislah
68
Tidak ada yang mau bermain dengan ku
69
Aku sayang kamu, iastriku!
70
Selamat pagi My Hubby
71
Pindah rumah
72
Sama-sama Mengerti
73
Takut Hal Yang Sama Terulang
74
Sama-Sama Tergoda
75
Mempunyai perasaan yang sama
76
Maaf, aku mencintaimu!
77
Lupakan perasaanmu padaku!
78
Menghindar
79
Wanita Murahan
80
Promosi karya baru
81
Itu hanya kekhilafan ku
82
Bergosip
83
Amarah Yang Sudah Sampai Batas
84
Pilihan Yang Sangat Sulit
85
Wanita ini, dia, seperti …”
86
Mas Rasya?
87
Kebetulan yang sempurna.
88
Terpesona
89
Membuka Hati
90
Mencari Rasya
91
Aku mohon pulanglah!
92
Keegoisan
93
Aku Masih Ragu
94
Diam-diam Mengikuti
95
Rumah Baru
96
First Kiss
97
Kotak Kecil
98
Sebuah Undangan
99
Perasaan bersalah
100
Mudah-mudahan ia laki-laki
101
Happy wedding
102
Promosi karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!