Seminggu berlalu tibalah pernikahan Nadia dan Rasya yang diadakan secara besar-besaran di sebuah gedung mewah.
Para sahabat, saudara, dan para karyawan pun berdatangan memberikan selamat. Khususnya para karyawan kantor yang tidak menyangka jika Nadia akan menikah dengan Rasya yang merupakan bosnya.
Karena nyaris tak terdengar dan tidak ada satu pun dari mereka yang mengetahui hubungan khusus antara mereka berdua.
“Wah Nadia sangat cantik ya, dia beruntung sekali bisa menikah dengan pak Rasya yang sangat tampan,” ucap seseorang yang diam-diam menaruh hati pada bosnya tersebut.
“Jangan kencang-kencang ngomongnya nanti kalau kamu kedengaran sama pak Rasya bisa-bisa dipecat," ujar salah seorang karyawan.
Seorang wanita berkulit putih, berambut panjang berwana hitam pekat, bertubuh tinggi bak seorang model datang lalu menghampiri ke dua mempelai, khususnya mempelai pria.
Para tamu yang hadir dibuat terpesona melihat wanita cantik tersebut.
“Apa kabar Rasya wijaya,” ucap seorang wanita mengulurkan tangan kehadapan Rasya.
Rasya yang saat itu sedang fokus menyambut para tamu yang lain menoleh dan terkejut melihat sosok wanita dihadapannya
“Hana? Kapan kamu datang? Kenapa tidak memberi kabar dulu kalau tahu aku akan menjemputmu,” ucapnya senang.
Tiba-tiba Hana memeluk Rasya di hadapan Nadia, sontak membuat Nadia membulatkan matanya dan kaget melihat Rasya yang kini sudah resmi menjadi suaminya dipeluk wanita lain, apalagi wanita itu lebih sempurna darinya.
“Oh iya, kenalkan ini Nadia istriku,” ucap Rasya melihat tatapan Nadia yang seperti akan menerkamnya.
“Hay kenalin aku Hana, kamu,-“
Belum sempat bicara lagi Nadia yang sudah terlanjur kesal memilih pergi menyambut para tamu yang lain, dengan sengaja dia mengabaikan Hana tidak peduli dia teman suaminya atau bukan.
“Tunggu! Kamu mau kemana, Nadia!” panggil Rasya.
Saat ingin mengejar istrinya Asih datang dan menyapa Hana. Mereka berdua melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu.
“Rasya mau keman? Di mana Nadia? Suruh istrimu makan dulu, habis itu langsung duduk saja di pelaminan jangan terlalu capek menyambut tamu,” pinta Asih pada Rasya.
“Tante perhatian sekali sama menantunya, kalau waktu itu aku jadi menikah dengan Rasya apa tante akan perhatian juga sama aku?” tanya Hana.
Deg
Nadia yang baru saja melewati mereka mendengar semuanya, hatinya terasa sakit saat acara bahagianya kenapa harus mendengar hal yang membuatnya kesal.
“Bisa-bisanya di pernikahan ku ngomong begitu, jangan bikin keributan di sini! Ingat Hana dari dulu sampai sekarang aku tidak pernah mencintaimu,” ucapnya penuh penekanan dan berlalu pergi mencari istrinya.
“Nadia sangat beruntung bisa dicintai Rasya, bertahun-tahun aku mengejarnya tetap tidak bisa menaklukan hatinya. Entah apa yang ada di dalam diri Nadia sampai dia begitu tergila-gila dengannya,” gerutu Hana.
“Sudah lah jangan diambil hati lebih baik kamu nikmati pestanya tante tinggal dulu ya,” ucap Asih.
Dari kejauhan terlihat Nadia dan Rasya di pelaminan sedang bertengkar kecil, karena tidak ingin terlihat oleh para tamu Nadia berusaha meredakan amarahnya yang sebenarnya sudah hampir meledak.
Rasya hanya diam karena tahu jika istrinya mungkin saat ini meminta penjelasan darinya tentang siapa Hana. Bodohnya dia tidak sadar saat Hana memeluknya tepat di hadapan istrinya membuat suasana semakin kacau.
***
Setelah acara pernikahan selesai Nadia dibawa langsung ke apartemennya untuk sementara, karena dia tahu sudah pasti Hana akan menginap di rumahnya.
Sesampainya di apartemen Nadia masih dengan wajahnya yang kusut lalu dia bergegas langsung menuju kamar mandi dan membersihkan diri.
Rasya yang menunggu segera melepas jas hitamnya lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
“Lelah sekali rasanya aku bahagia hari ini,” monolog Rasya sambil memandang langit-langit kamar.
Nadia pun keluar dari kamar mandi,”Tidak waras bicara sendiri,” celetuk Nadia.
Rasya langsung bangun menghampiri Nadia lalu memeluknya dari belakang.
“Jangan mengajakku berdebat hari ini, sekarang adalah malam pengantin kita, malam pertama kita sayang,” goda Rasya.
“Malam pertama? Hahaha ini malam kedua kita bukan?” ledek Nadia yang bicara masih sambil tertawa.
“kenapa malam kedua? Malam pertama lah, waktu itu kan aku melakukannya gak secara sadar. Sekarang aku akan melakukannya dengan lembut,” ucapnya sambil membelai pipi sang istri.
“Sudah mandi dulu sana jangan ngomong terus berisik!” celetuk Nadia.
“Baiklah,” jawab Rasya.
Setelah Rasya membersihkan diri dia menghampiri Nadia yang sedang bersandar di tepi ranjang dan sudah berganti pakaian memakai lingerie. Rasya terpesona untuk pertama kalinya melihat Nadia memakai pakaian seperti itu.
Cup
Rasya mencium puncak kepala istrinya dengan kasih sayang
“Cantik,” bisik Rasya
“Cantikan aku atau dia?” tanya Nadia tiba-tiba.
Rasya sudah mengetahui arah pembicaraan Nadia hanya bisa tersenyum sambil memilih baju di dalam lemari dan memakainya.
Nadia bangun dan menghampiri suaminya karena sudah tidak tahan ingin mendengar penjelasan dari suaminya, siapa wanita yang dengan sengaja memeluk suaminya di pesta penikahannya.
“Jawab dong jangan pura-pura gak denger,” sindir Nadia kesal.
Tetap tidak menjawab Rasya berpindah tempat menuju meja rias masih diikuti Nadia, dia mengeringkan rambutnya saat menyemprotkan minyak wangi ke seluruh pakaiannya tiba-tiba Nadia merasa mual dan langsung menuju kamar mandi.
Dengan paniknya Rasya mengetuk pintu bekali-kali dan bertanya keadaan Nadia, namun istrinya tidak menjawab.
Pintu kamar mandi pun terbuka,”Kamu baik-baik ajah kan? Perutmu sakit ga?” tanya Rasya khawatir.
Nadia hanya menggeleng, dan Rasya akhirnya lega dia menarik Nadia dalam pelukannya.
“Siapa perempuan itu Rasya?” tanya Nadia yang masih penasaran.
“Dia Hana anak teman mamah ku, aku mengenalnya sejak SMP kami satu kelas, dan saat SMA kami beda sekolah. Hana sering main ke rumah, saat aku ulang tahun dia pernah bilang menyukaiku. Tapi aku tidak pernah menyukainya, karena aku sudah jatuh cinta pertama kalinya denganmu sayang, saat pertama kali aku mendaftar sekolah SMA aku melihatmu,” jelas Rasya menenangkan sang istri yang sedang cemburu.
“Tapi kenapa kamu tidak menyukainya? Dia cantik sempurna seperti artis dan juga setara denganmu, tidak seperti,-“ ucap Nadia terpotong.
Setelah berpelukan beberapa saat Rasya melepas pelukannya dan langsung mengecup pundak polos sang istri, membuat Nadia berhenti bicara karena terkejut.
Ciuman itu naik ke leher jenjang Nadia, kedua insan melakukan hubungan intim bersama.
Suara Nadia terdengar mendayu memenuhi ruangan. Keduanya melakukan dengan lembut karena sedikit khawatir mengenai janin yang baru tiga bulan.
Tubuh keduanya bergetar hebat saat gelombang asmara memberontak keluar dari bawah sana. Nafas Rasya tersengal-sengal. Dia tersenyum lega setelah melepaskan hasrat.
Tanpa sadar cairan bening merembes keluar dari sudut mata Rasya. Saking bahagianya dia menangis karena akhirnya Nadia sudah menjadi miliknya seutuhnya. Tidak akan ada lagi kata perpisahan dari Nadia karena mereka sudah terikat pernikahan.
“Kamu kenapa menangis?” Nadia membelai pipi sang suami dengan lemah lembut sambil mengusap air matanya.
“Tidak apa-apa akau hanya sangat bahagia, terimakasih karena mau menjadi istriku dan ibu dari anak ku,” balas Rasya
“Aku juga bahagia bisa dicintai dengan tulus tanpa melihat status ku yang hanya dari keluarga sederhana, tidak setara denganmu,” ucap Nadia.
“Yasudah jangan dibahas lagi. Oh iya ... ini terakhir kalinya kita melakukannya,” ujar Rasya.
“Loh … kenapa?” tanya Nadia
“Karena usia kandunganmu masih muda kata dokter jangan sering-sering melakukannya,” ucap Rasya sambil tersenyum meledek sang istri.
Nadia merasa malu lalu menarik selimut dan membelakangi suaminya, Rasya pun tertawa melihat kelakuan istrinya itu.
*
*
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments