Lapor Polisi

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam lamanya, Tiba lah Rasya yang membawa Nadia ke sebuah apartemen mewah miliknya dia membelinya tanpa sepengetahuan orang tuanya

Saat masih kuliah di Amerika orang tuanya selalu mengirimkin uang dengan nominal yang cukup besar setiap bulannya, untuk biaya kuliah dan hidupnya di sana. Tapi Rasya termasuk anak yang tidak boros dan tidak mengikuti gaya hidup mewah.

Selalu hidup sesuai kebutuhan, dan suka sekali menabung itulah yang selalu diterapkan dalam hidupnya. Hingga pada saat dia sudah berada di Indonesia dan mulai bekerja di perusaan orang tuanya, memutuskan untuk membeli sebuah apartemen untuk masa depannya nanti bersama pasangan hidupnya.

“Kenapa kamu membawaku ke sini, Rasya? Dan ini apartemen milik siapa” tanya Nadia.

“Milikku” jawabnya singkat.

Tidak ada pertanyaan lagi dari Nadia saat Rasya menjawabnya dengan singkat. Dia hanya duduk di sofa dan menatap Rasya yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

“Apa kamu mau makan sesuatu?” tanya Rasya masih dengan ponsel di tangannya.

“Kamu belum jawab pertanyaanku!” ketus Nadia.

Ponsel Rasya berdering dia langsung menerima telepon lalu menghindari Nadia, kemudian keluar dari apartemen tersebut.

Tidak ada yang bisa Nadia lakukan selain menunggu Rasya datang kembali dan menjelaskan padanya. Entah pergi ke mana dia dan apa yang sebenarnya dia lakukan, Nadia termenung mengingat kejadian tadi di kantor setelah dia memberikan surat pengunduran dirinya.

Lalu Rasya dengan tiba-tiba mengajak Nadia untuk kawin lari sampai membuatnya terkejut. Belum sempat bicara lagi, Rasya langsung menariknya keluar dari ruangan sehingga mengundang perhatian semua karyawan yang berada di situ.

Saat di lift Nadia masih memohon padanya untuk melepaskan genggaman tangannya, dan berusaha memberitahu jika semua orang di kantor melihat dan memperhatikan mereka berdua.

“Lepaskan tanganku, Rasya! Semua orang melihat kita. Bagaimana jika nanti beredar gosip yang tidak baik tentangmu,” ujar Nadia sangat khawatir orang-orang akan menilai buruk tentangnya dan Rasya.

“Aku tidak peduli! Biar semua orang di sini tahu kalau kamu …!”

Sebelum melanjutkan bicaranya buru-buru Nadia membungkam Rasya dengan tangan yang satunya, lalu menggelengkan kepalanya sebagai signal isyarat kalau Nadia tidak ingin Rasya mengatakannya.

Untung saja tidak ada orang lain selain mereka di lift, jadi masih aman pikir Nadia.

Setelah mereka sampai di koridor dan keluar dari lift, Rasya melepaskan genggaman tangan Nadia, dan menggantinya dengan merangkul bahunya.

Tidak bisa berkata apa-apa lagi , Nadia hanya pasrah dengan apa yang di lakukan kekasihnya tersebut. Sambil berjalan menuju mobil dia tetap memperhatikan sekitar, dan mendapati orang-orang yang sedang menatapnya sambil berbisik membicarakan mereka berdua.

“Kenapa melamun?” Tanya Rasya yang tiba-tiba datang memeluk Nadia dari belakang.

“Oh … kamu bikin kaget aja,” sahut Nadia dengan suara pelan yang masih membelakangi Rasya.

“Maafkan aku dengan kejadian di kantor tadi sudah sangat kasar padamu. Aku hanya tidak terima saat kamu bilang …!” tidak dapat meneruskan perkataannya Rasya menangis, masih dalam posisi memeluk Nadia dari belakang dan menenggelamkan kepalanya di bahu sang kekasih.

Masih dengan tatapan kosong melihat ke arah jendela apartemen itu yang berada di lantai tiga, Nadia terdiam merasakan isak tangis Kekasihnya sambil mengelus perutnya yang masih rata.

Nadia berbalik dan mengusap air mata yang terus membasahi wajah kekasihnya tersebut.

“Sudahlah jangan menangis terus, aku juga minta maaf jika perkataan ku tadi membuat kamu terluka. Sebenarnya bukan keinginanku bicara begitu. Ayah menyuruhku untuk lupain kamu dia takut jika kita menikah pun gak akan bahagia, karena keluargamu tidak setuju dengan hubungan kita,” ujarnya sedih.

“Kalau begitu kita pergi saja dari sini aku sudah memesan tiket ke Jepang, lalu kita akan menikah di sana!” ujar Rasya.

“Aku tidak mau,” sahut Nadia

“Tapi kenapa? Bukankah dulu kamu bilang ingin sekali ke jepang?” ucap Rasya.

“Iya aku ingat. Tapi bukan untuk menikah aku kesana ingin kuliah, Rasya! Ucapnya kesal.

“Sama saja nanti jika kita sudah menikah, aku gak akan larang kamu kalau mau kuliah di sana,” ujar Rasya memeluk sang pujaan hati.

***

Di kantor terlihat Yuli yang sedang sibuk merubah jadwal pertemuan dengan klien yang seharusnya berlangsung pagi tadi, bahkan pada pukul satu siang harusnya ada pertemuan klien juga di sebuah restoran, namun lagi-lagi harus dibatalkan.

Segala komplain yang beragam harus dihadapi Yuli seorang diri, sampai ada satu klien yang ingin menghubungi Darman karena merasa kecewa.

Bukan hanya itu perusahaan juga kehilangan banyak proyek karena Rasya tidak kunjung ada kabar dan ponselnya juga tidak aktif, saat Yuli mencoba menghubunginya berkali-kali.

Sudah hampir malam, Nadia tidak kunjung sampai rumah setelah berpamitan tadi pagi untuk pergi ke kantor. Di rumah ibunya sudah sangat khawatir karena ponsel Nadia tertinggal di kamarnya, sudah menjadi kebiasaannya saat pergi selalu tidak membawa ponsel. Nadia beralasan jika hanya sebentar dia keluar.

Danu yang baru pulang bekerja merasa bingung melihat istrinya yang terlihat panik dan cemas. Dia langsung menghampiri Nia yang berada di meja makan.

Danu menaruh jaket dan duduk di sebelah istrinya,”Ada apa, bu? Di mana Nadia, dia pulang jam berapa? Aku penasaran apa dia sudah bicara pada Rasya dan memberikan surat pengunduran dirinya!” Danu terus saja bertanya, sambil menuang air dalam gelas lalu segera meminumnya.

“Putri kita belum pulang! Aku sedang mencoba menghubungi teman-temannya karena ponselnya tertinggal di kamarnya,” ucap Nia panik sambil terus mencari nomor temannya Nadia yang bisa dia hubungi.

Mendengar ucapan istrinya Danu tersedak saat minum air. Dia ikut panik pikirannya tertuju pada Rasya. Apa yang dikhawatirkan benar-benar terjadi.

“Aku tahu dia ada di mana, bu,” ujar Danu.

“Di mana, ayah? Kamu tahu dari mana!” tanya Nia bingung.

“Ikut lah dengan ku, bu!” ajak Danu

Danu dan istrinya pun bergegas mencari putri semata wayangnya dia dengan cepat melajukan sepeda motornya, tetapi tetap dengan berhati-berhati.

Sesampainya di sebuah rumah yang sangat besar dan mewah membuat sang istri sangat takjub melihatnya. Saat ingin bertanya pada suaminya dia mengurungkan niatnya karena melihat raut wajah Danu yang terlihat sangat marah.

Bel rumah pun berbunyi seseorang di dalam membukakan pintu dan terlihat seorang asisten rumah tangga yang berhadapan dengan Danu dan Nia.

“Permisi! Apa benar ini rumah, Rasya?” tanya Danu.

“Benar. Tapi tuan muda belum pulang,” jelas sang asisten.

“Bisa saya bertemu dengan orang tuanya?” ujar Danu.

Asisten rumah tangga tersebut segera memanggil Darman dan istrinya yang saat ini sedang makan malam.

Setelah itu dengan rasa penasaran mereka pun keluar , dan melihat dua orang yang sedang menunggunya di depan.

“Maaf mau bertemu siapa, ya?” tanya Asih yang masih heran melihat penampilan keduanya yang terlihat kampungan di matanya.

“Langsung saja, saya ingin bertemu Rasya karena putri kami Nadia belum juga pulang,” ujar Danu.

“Apa hubungannya dengan putraku! Kenapa juga mencari putrimu di sini!” protes Asih sedikit emosi.

Melihat reaksi istrinya Darman langsung menyela Asih yang masih ingin bicara. Karena takut urusannya menjadi rumit.

Darman berusaha menjelaskan pada Danu bahwa Nadia tidak ada di rumahnya apalagi dengan Rasya. Karena sejak pagi hingga sekarang dia juga tidak bertemu putranya.

Namun Danu masih belum percaya karena dia yakin jika Nadia saat ini pasti sedang bersama Rasya. Ketegangan di antara mereka pun terjadi sampai akhirnya Danu yang emosi, karena Asih menjelekkan putrinya.

Asih menuduh bahwa putrinya dengan sengaja menjebak Rasya, hingga menyebabkan Nadia bisa sampai hamil.

“Baiklah saya akan pergi dari sini. Tapi jika terbukti Nadia bersama Rasya, saya akan lapor polisi dengan tuduhan penculikan,” ucap Danu penuh penekanan.

*

*

Bersambung

Episodes
1 Pengumuman Kelulusan
2 Putus komunikasi
3 Kembalinya Rasya
4 Perjalanan Bisnis
5 Mabuk berat
6 Penyesalan dan Maaf
7 Ayo Kita Menikah
8 Penolakan
9 Aku Hamil Anaknya
10 Kawin Lari
11 Lapor Polisi
12 Sebuah mimpi
13 Cemburu
14 Posesif Sekali
15 Malam Kedua
16 Gak Mau Pulang
17 Pulang Kemana?
18 Masa Lalu
19 Panggilan Mas
20 Ternyata Pura-Pura
21 Suami yang ngidam
22 Anak Angkat
23 Khawatir
24 Curiga
25 Minta Maaf
26 Belanja
27 Salah Paham
28 Penjelasan
29 Kecelakaan
30 Memilih Anak
31 Gugat Cerai
32 kesedihan Nadia
33 Terbongkar
34 Keluar Dari Rumah
35 jujur
36 Pemberian nama
37 Wanita Di Masa Lalu
38 Papa
39 Merenung
40 Cerita
41 Keinginan Vano
42 Memulai Hidup Baru
43 Berbeda pendapat
44 Pernikahan Sederhana
45 Membujuk Rasya
46 Firasat Buruk
47 sekretaris Baru
48 Melepas Rindu
49 solo
50 Skandal
51 Pergi Dari Rumah
52 Pingsan
53 Tolong aku
54 Mati Pilihan Untuk mu
55 Nadia berpura-pura
56 Bunuh Diri
57 Liburan ke jepang
58 Dibutakan cinta Nadia
59 Bangkrutnya Wijaya grup
60 Kehilangan secara tiba-tiba
61 Meminta Izin bekerja lagi.
62 Perubahan sikap Rasya
63 Pertama kali bekerja kembali
64 Meminta bantuan.
65 Uang Haram
66 Itu sangat menyakitkan
67 Menangislah
68 Tidak ada yang mau bermain dengan ku
69 Aku sayang kamu, iastriku!
70 Selamat pagi My Hubby
71 Pindah rumah
72 Sama-sama Mengerti
73 Takut Hal Yang Sama Terulang
74 Sama-Sama Tergoda
75 Mempunyai perasaan yang sama
76 Maaf, aku mencintaimu!
77 Lupakan perasaanmu padaku!
78 Menghindar
79 Wanita Murahan
80 Promosi karya baru
81 Itu hanya kekhilafan ku
82 Bergosip
83 Amarah Yang Sudah Sampai Batas
84 Pilihan Yang Sangat Sulit
85 Wanita ini, dia, seperti …”
86 Mas Rasya?
87 Kebetulan yang sempurna.
88 Terpesona
89 Membuka Hati
90 Mencari Rasya
91 Aku mohon pulanglah!
92 Keegoisan
93 Aku Masih Ragu
94 Diam-diam Mengikuti
95 Rumah Baru
96 First Kiss
97 Kotak Kecil
98 Sebuah Undangan
99 Perasaan bersalah
100 Mudah-mudahan ia laki-laki
101 Happy wedding
102 Promosi karya
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pengumuman Kelulusan
2
Putus komunikasi
3
Kembalinya Rasya
4
Perjalanan Bisnis
5
Mabuk berat
6
Penyesalan dan Maaf
7
Ayo Kita Menikah
8
Penolakan
9
Aku Hamil Anaknya
10
Kawin Lari
11
Lapor Polisi
12
Sebuah mimpi
13
Cemburu
14
Posesif Sekali
15
Malam Kedua
16
Gak Mau Pulang
17
Pulang Kemana?
18
Masa Lalu
19
Panggilan Mas
20
Ternyata Pura-Pura
21
Suami yang ngidam
22
Anak Angkat
23
Khawatir
24
Curiga
25
Minta Maaf
26
Belanja
27
Salah Paham
28
Penjelasan
29
Kecelakaan
30
Memilih Anak
31
Gugat Cerai
32
kesedihan Nadia
33
Terbongkar
34
Keluar Dari Rumah
35
jujur
36
Pemberian nama
37
Wanita Di Masa Lalu
38
Papa
39
Merenung
40
Cerita
41
Keinginan Vano
42
Memulai Hidup Baru
43
Berbeda pendapat
44
Pernikahan Sederhana
45
Membujuk Rasya
46
Firasat Buruk
47
sekretaris Baru
48
Melepas Rindu
49
solo
50
Skandal
51
Pergi Dari Rumah
52
Pingsan
53
Tolong aku
54
Mati Pilihan Untuk mu
55
Nadia berpura-pura
56
Bunuh Diri
57
Liburan ke jepang
58
Dibutakan cinta Nadia
59
Bangkrutnya Wijaya grup
60
Kehilangan secara tiba-tiba
61
Meminta Izin bekerja lagi.
62
Perubahan sikap Rasya
63
Pertama kali bekerja kembali
64
Meminta bantuan.
65
Uang Haram
66
Itu sangat menyakitkan
67
Menangislah
68
Tidak ada yang mau bermain dengan ku
69
Aku sayang kamu, iastriku!
70
Selamat pagi My Hubby
71
Pindah rumah
72
Sama-sama Mengerti
73
Takut Hal Yang Sama Terulang
74
Sama-Sama Tergoda
75
Mempunyai perasaan yang sama
76
Maaf, aku mencintaimu!
77
Lupakan perasaanmu padaku!
78
Menghindar
79
Wanita Murahan
80
Promosi karya baru
81
Itu hanya kekhilafan ku
82
Bergosip
83
Amarah Yang Sudah Sampai Batas
84
Pilihan Yang Sangat Sulit
85
Wanita ini, dia, seperti …”
86
Mas Rasya?
87
Kebetulan yang sempurna.
88
Terpesona
89
Membuka Hati
90
Mencari Rasya
91
Aku mohon pulanglah!
92
Keegoisan
93
Aku Masih Ragu
94
Diam-diam Mengikuti
95
Rumah Baru
96
First Kiss
97
Kotak Kecil
98
Sebuah Undangan
99
Perasaan bersalah
100
Mudah-mudahan ia laki-laki
101
Happy wedding
102
Promosi karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!