Pulang Kemana?

Nadia bangun pagi-pagi sekali karena tidak ingin terlambat lagi menyiapkan sarapan untuk sang suami, walaupun Rasya sudah berkali-kali menyuruhnya jangan terlalu capek, dia tetap ingin mempersiapkan keperluan suaminya sendiri dan menjadi istri yang baik.

Dari dalam kamar Rasya terbangun karena mencium aroma masakan,”Siapa yang masak pagi-pagi begini?” ucapnya yang masih terbaring sambil memandangi jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam pagi.

Dalam keadaan masih berbaring dan matanya yang masih samar-samar melihat jam dinding, Rasya meraba tempat tidur dan mendapati Nadia sudah tidak ada di sampingnya. Dia terperanjat dan langsung keluar mencari Nadia.

Bukannya menuju dapur Rasya yang panik langsung menuju pintu keluar dengan hanya memakai boxer dan tidak memakai pakaiannya, saat memegang handle pintu suara teriakan menghentikannya lalu dia pun menoleh.

“Berhenti, Rasya! Pekik Nadia lalu menghampiri suaminya dan menariknya kembali ke dalam kamar.

“Nadia kamu dari mana? Pagi-pagi sudah menghilang begitu saja?” tanya Rasya sambil memeluk sang istri.

“Harusnya akau yang bertanya kamu mau kemana, lihat keadaanmu! Apa kamu ingin keluar dengan hanya memakai boxer?” ujar Nadia kesal.

“Astaga aku tidak sadar untung kamu buru-buru menarik ku!” ucapnya sambil menepuk keningnya.

“Yasudah aku ingin menyiapkan sarapan dulu, kau cepat mandi. Aku tunggu di meja makan, hari ini kamu ke kantor tidak? Aku mau menyiapkan bajunya,” Nadia memilih baju di dalam lemari dan sesuatu terjatuh.

“Tidak, hari ini kita akan pulang ke rumah …” ucapannya terhenti ketika melihat Nadia sedang mengambil sesuatu di bawah lemari.

“Kamu sedang cari apa sih?” tanya Rasya penasaran.

“Ah … tidak, ini kaki ku gatal,”balas Nadia bohong.

“Kita akan pulang hari ini? Tapi kemana?” tanya Nadia langsung berdiri menyembunyikan benda yang terjatuh tadi ke dalam sakunya.

“Ke rumah orang tua ku,” ucap Rasya sambil membawa handuk menuju kamar mandi.

Setelah Rasya sudah masuk ke kamar mandi buru-buru dia melihat benda yang tadi dia sembunyikan, sebuah foto lama Rasya yang sedang memotret seseorang dari arah belakang.

“Siapa yang memotretnya lalu Rasya sedang memotret siapa,” monolog Nadia memperhatikan secara detail foto tersebut yang hampir lusuh.

Lalu dia membalik foto tersebut dan membaca tulisannya yang hampir pudar.

“Ish … aku tidak bisa membacanya dengan jelas tulisannya sudah hampir tidak terlihat,” monolognya kesal.

Karena takut Rasya melihatnya Nadia memasukan kembali foto tersebut ke dalam dompet miliknya.

“Aku siapkan baju mu di tempat tidur ya, Rasya, teriak Nadia.

“Iya sayang ku, baby ku, honey bunny sweety ku,” sahut Rasya dari dalam kamar mandi.

“Hah … merinding aku mendengarnya seperti anak SMP saja yang baru pacaran,” ucapnya sambil menggelengkan kepala heran melihat tingkah suaminya tersebut.

***

Selesai sarapan tiba-tiba ponsel Nadia berbunyi.

“Halo ibu,” sapa Nadia menerima telepon.

“Nadia kamu masih di apartemen? Kapan pulang ke rumah?” tanya Nia berharap Nadia akan pulang ke rumah orang tuanya.

Deg.

Sambil menoleh ke arah suaminya Nadia serasa tidak bisa berbicara lagi.

“Ada apa,” bisik Rasya.

Karena melihat Nadia terdiam seperti orang bingung Rasya merebut ponselnya lalu melanjutkan pembicaraannya dengan ibu mertuanya.

“Halo, ibu, ini Rasya. Ada apa bu Nadia sedang ke kamar mandi tadi dia terburu-buru,” bohong Rasya.

“Ibu hanya tanya kapan kalian akan pulang ke sini ke rumah ibu,” tanya ibu Nia lagi.

“Hari ini bu, kami baru saja selesai sarapan nanti kita langsung berangkat tunggu saja ya bu! Titah Rasya lembut.

“Baiklah, ibu akan menyiapkan kamar kalian! Hati-hati di jalan ya, Rasya!” ujarnya senang lalu menutup teleponnya.

Tut

“Kamu ini bagaimana kita kan akan pulang ke rumahmu nanti kalau orang tuamu kecewa bagaimana?” tanya Nadia khawatir jika mertuanya marah karena anaknya memilih pulang ke rumah orang tuanya.

“Tenang saja, aku lupa tadi mamah ku telepon saat aku habis mandi kalau Hana masih tidak ingin pulang. Dan terpaksa menunggu orang tuanya datang hari ini untuk menjemputnya paksa,” jelas Rasya.

“Dia bener-benar cinta mati yah sama kamu, sampai tidak ingin pulang,” ucap Nadia heran.

“Kalau menurutku bukan cinta. Tapi obsesi , itu mengerikan daripada orang yang cinta mati,” balas Rasya sambil membawa semua piring menuju dapur lalu segera membersihkannya.

“Eh … biar aku ajah, sayang. Nanti bajumu kotor,” ucap Nadia.

“Biar aku ajah kamu jangan terlalu capek! ingat kamu sedang hamil,” ucap Rasya mengingatkan sang istri.

Nadia menganggukkan kepalanya, dia memilih kembali ke kamarnya dan membereskan barang-barang yang akan dibawa nanti.

Setelah selesai beres-beres mereka pun langsung berangkat menuju rumah Nadia, selama di perjalanan Nadia termenung masih memikirkan foto tadi sambil memandangi pemandangan luar.

Rasya memegangi tangan Nadia dengan tangan satunya sambil menyetir membuyarkan lamunannya.

“Pemandangannya sangat bagus ya, sampai melamun gitu,” ucap Rasya.

Nadia hanya tersenyum sesekali menghela nafas kasar lalu bersandar bahu suaminya, agar Rasya tidak merasa curiga.

“Jangan terlalu dipikirkan nanti kita bicarakan pelan-pelan dengan orang tuamu, aku tahu perasaan mereka yang rindu dengan putri semata wayangnya. Tapi pasti mereka akan mengerti,” ujar Rasya.

Nadia hanya mengangguk pelan, lalu tidak lama dia pun tertidur, karena lamanya perjalanan membuatnya mengantuk. Jarak anatar rumahnya dari apartemen cukup jauh.

Selama dua jam perjalanan akhirnya mereka sampai, tidak ingin menganggu Nadia yang masih tertidur Rasya langsung menggendongnya menuju ke dalam dan sudah disambut oleh kedua orang tua Nadia.

Danu yang melihat putrinya yang sedang digendong menyuruh Rasya langsung masuk ke kamar lalu membaringkan istrinya.

“Sepertinya dia lelah sekali,” ucap Danu.

“Yasudah kau istirahat dulu ya, Rasya. Apa mau makan dulu? Ibu sudah siapkan makan siang,” ajak Nia pada menantu kesayangannya itu.

Karena sudah lapar Rasya tidak bisa menolak ajakan ibu mertuanya untuk makan.

Rasya makan dengan lahapnya masakan ibu mertuanya dari dulu sampai sekarang tidak berubah sama sekali rasanya. Rasya teringat dulu waktu masih sekolah dia selalu merampas paksa bekal makanan Nadia hanya karena ingin makan masakan ibunya.

Jujur saja masakan istrinya masih kalah dengan masakan ibunya, namun Rasya tetap menghabiskannya karena tidak ingin Nadia merasa kecewa, yah walaupun tidak setiap hari Nadia memasak dan kebanyakan beli diluar, tetapi dia maklum akan istrinya yang memang tidak pandai memasak.

“Pelan-pelan saja makannya tidak akan ada yang minta makanan mu kok!” Ujar Nadia datang dan langsung duduk di sebelah Rasya.

“Kamu mau makan juga, Nadia?” tanya sang ibu yang hendak mengambilkan nasi ke dalam piring.

“Tidak, bu, aku masih kenyang. Gak tahu kenapa aku yang hamil malah dia yang banyak makannya,” sindir Nadia yang melirik suaminya yang masih saja makan tanpa menoleh padanya.

Kedua orang tua Nadia pun tertawa mendengar perkataan putrinya.

“Ah … selesai! Masakan ibu memang the best, gak seperti dia aku bosan menunya itu-itu ajah!” sindir Rasya balik sambil jarinya menunjuk ke arah samping tanpa melihat Nadia lagi.

“Oh … ya!” ucap Nadia dengan sorot mata tajam menatap suaminya dengan melipat kedua tangannya.

“Ahh .. bercanda sayang!” balas Rasya gelagapan takut-takut istrinya akan mengamuk di tempat.

*

*

Bersambung

Episodes
1 Pengumuman Kelulusan
2 Putus komunikasi
3 Kembalinya Rasya
4 Perjalanan Bisnis
5 Mabuk berat
6 Penyesalan dan Maaf
7 Ayo Kita Menikah
8 Penolakan
9 Aku Hamil Anaknya
10 Kawin Lari
11 Lapor Polisi
12 Sebuah mimpi
13 Cemburu
14 Posesif Sekali
15 Malam Kedua
16 Gak Mau Pulang
17 Pulang Kemana?
18 Masa Lalu
19 Panggilan Mas
20 Ternyata Pura-Pura
21 Suami yang ngidam
22 Anak Angkat
23 Khawatir
24 Curiga
25 Minta Maaf
26 Belanja
27 Salah Paham
28 Penjelasan
29 Kecelakaan
30 Memilih Anak
31 Gugat Cerai
32 kesedihan Nadia
33 Terbongkar
34 Keluar Dari Rumah
35 jujur
36 Pemberian nama
37 Wanita Di Masa Lalu
38 Papa
39 Merenung
40 Cerita
41 Keinginan Vano
42 Memulai Hidup Baru
43 Berbeda pendapat
44 Pernikahan Sederhana
45 Membujuk Rasya
46 Firasat Buruk
47 sekretaris Baru
48 Melepas Rindu
49 solo
50 Skandal
51 Pergi Dari Rumah
52 Pingsan
53 Tolong aku
54 Mati Pilihan Untuk mu
55 Nadia berpura-pura
56 Bunuh Diri
57 Liburan ke jepang
58 Dibutakan cinta Nadia
59 Bangkrutnya Wijaya grup
60 Kehilangan secara tiba-tiba
61 Meminta Izin bekerja lagi.
62 Perubahan sikap Rasya
63 Pertama kali bekerja kembali
64 Meminta bantuan.
65 Uang Haram
66 Itu sangat menyakitkan
67 Menangislah
68 Tidak ada yang mau bermain dengan ku
69 Aku sayang kamu, iastriku!
70 Selamat pagi My Hubby
71 Pindah rumah
72 Sama-sama Mengerti
73 Takut Hal Yang Sama Terulang
74 Sama-Sama Tergoda
75 Mempunyai perasaan yang sama
76 Maaf, aku mencintaimu!
77 Lupakan perasaanmu padaku!
78 Menghindar
79 Wanita Murahan
80 Promosi karya baru
81 Itu hanya kekhilafan ku
82 Bergosip
83 Amarah Yang Sudah Sampai Batas
84 Pilihan Yang Sangat Sulit
85 Wanita ini, dia, seperti …”
86 Mas Rasya?
87 Kebetulan yang sempurna.
88 Terpesona
89 Membuka Hati
90 Mencari Rasya
91 Aku mohon pulanglah!
92 Keegoisan
93 Aku Masih Ragu
94 Diam-diam Mengikuti
95 Rumah Baru
96 First Kiss
97 Kotak Kecil
98 Sebuah Undangan
99 Perasaan bersalah
100 Mudah-mudahan ia laki-laki
101 Happy wedding
102 Promosi karya
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pengumuman Kelulusan
2
Putus komunikasi
3
Kembalinya Rasya
4
Perjalanan Bisnis
5
Mabuk berat
6
Penyesalan dan Maaf
7
Ayo Kita Menikah
8
Penolakan
9
Aku Hamil Anaknya
10
Kawin Lari
11
Lapor Polisi
12
Sebuah mimpi
13
Cemburu
14
Posesif Sekali
15
Malam Kedua
16
Gak Mau Pulang
17
Pulang Kemana?
18
Masa Lalu
19
Panggilan Mas
20
Ternyata Pura-Pura
21
Suami yang ngidam
22
Anak Angkat
23
Khawatir
24
Curiga
25
Minta Maaf
26
Belanja
27
Salah Paham
28
Penjelasan
29
Kecelakaan
30
Memilih Anak
31
Gugat Cerai
32
kesedihan Nadia
33
Terbongkar
34
Keluar Dari Rumah
35
jujur
36
Pemberian nama
37
Wanita Di Masa Lalu
38
Papa
39
Merenung
40
Cerita
41
Keinginan Vano
42
Memulai Hidup Baru
43
Berbeda pendapat
44
Pernikahan Sederhana
45
Membujuk Rasya
46
Firasat Buruk
47
sekretaris Baru
48
Melepas Rindu
49
solo
50
Skandal
51
Pergi Dari Rumah
52
Pingsan
53
Tolong aku
54
Mati Pilihan Untuk mu
55
Nadia berpura-pura
56
Bunuh Diri
57
Liburan ke jepang
58
Dibutakan cinta Nadia
59
Bangkrutnya Wijaya grup
60
Kehilangan secara tiba-tiba
61
Meminta Izin bekerja lagi.
62
Perubahan sikap Rasya
63
Pertama kali bekerja kembali
64
Meminta bantuan.
65
Uang Haram
66
Itu sangat menyakitkan
67
Menangislah
68
Tidak ada yang mau bermain dengan ku
69
Aku sayang kamu, iastriku!
70
Selamat pagi My Hubby
71
Pindah rumah
72
Sama-sama Mengerti
73
Takut Hal Yang Sama Terulang
74
Sama-Sama Tergoda
75
Mempunyai perasaan yang sama
76
Maaf, aku mencintaimu!
77
Lupakan perasaanmu padaku!
78
Menghindar
79
Wanita Murahan
80
Promosi karya baru
81
Itu hanya kekhilafan ku
82
Bergosip
83
Amarah Yang Sudah Sampai Batas
84
Pilihan Yang Sangat Sulit
85
Wanita ini, dia, seperti …”
86
Mas Rasya?
87
Kebetulan yang sempurna.
88
Terpesona
89
Membuka Hati
90
Mencari Rasya
91
Aku mohon pulanglah!
92
Keegoisan
93
Aku Masih Ragu
94
Diam-diam Mengikuti
95
Rumah Baru
96
First Kiss
97
Kotak Kecil
98
Sebuah Undangan
99
Perasaan bersalah
100
Mudah-mudahan ia laki-laki
101
Happy wedding
102
Promosi karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!