Pengakuan putranya sangat mengejutkan, Darman dan Asih merasa kecewa dan hampir tidak percaya bahwa putranya, bisa berbuat seperti itu. Sampai menghamili kekasihnya.
Entah mereka ingin tahu atau tidak, bagaimana bisa itu terjadi, yang jelas sekarang Darman hanya bisa menenangkan istrinya yang masih syok, dengan pengakuan putranya tersebut.
Di dalam kamar Asih menangis tak henti-hentinya. Bagaimana tidak, putra satu-satunya di keluarga wijaya, telah membuat malu keluarga. Padahal dia berharap, suatu saat nanti Rasya bisa menikah dengan gadis pilihan orang tuanya, ataupun pilihannya sendiri. Tapi tidak dengan cara seperti ini.
Bahkan memimpikannya pun dia tidak sanggup.
“Sudahlah, mah. Kamu jangan menangis terus, yang harus kita lakukan sekarang adalah, menikahkan mereka berdua. Bukan malah kamu menangis seperti anak kecil begini!” ejek Darman sambil terus membujuk istrinya untuk merestui hubungannya dengan Nadia.
“Kamu ga akan ngerti!” ketus Asih yang berlalu pergi menemui putranya di kamar.
Sejak Rasya mendapat penolakan dari orang tuanya, khusunya sang mamah. Dia menjadi pendiam, seperti anak kecil yang sedang ngambek, tidak dibelikan mainan oleh orang tuanya.
Sebenarnya dia juga tidak ingin berbuat seperti ini, Rasya menyayangi orang tuanya, lebih dari apapun. Dari kecil hingga saat ini, apapun yang diinginkan orang tuanya dia pasti turuti.
Namun kali ini menyangkut pasangan hidupnya. Dia hanya ingin menikah, dengan orang yang dia cintai. Karena menikah hanya sekali seumur hidup, pikirnya.
Asih dengan ragu mengetuk pintu kamar Rasya, sambil memanggil dan memohon untuk diperbolehkan masuk. Tidak ada jawaban, yang ada hanya keheningan.
Pagi harinya, saat Rasya keluar kamar dan ingin bersiap ke kantor, terlihat Asih sudah berada di depan pintu. Dia hanya melihat sebentar lalu bergegas pergi, namun Asih menahannya.
“Tunggu, Rasya! Apa kamu semarah ini sama mamah? Demi gadis itu, kamu tidak ingin bicara lagi sama mamah?” ujarnya.
“Aku harus pergi ke kantor. Jangan halangi aku, mah!” ketus Rasya.
Tiba di kantor Rasya langsung masuk ke ruangannya, duduk dan merebahkan tubuhnya sejenak di kursi kebesarannya itu.
“Aku tidak tahu, apa tindakan ku benar atau tidak. Aku hanya tidak ingin menjadi laki-laki pengecut, yang lepas dari tanggung jawab. Aku hanya ingin menikah, dengan gadis yang sangat aku cintai, walaupun dia tidak sedang mengandung anak ku sekalipun.” Batin Rasya yang saat ini sedih, dan bingung.
Seseorang datang, untuk memberitahu kalau semua sudah menunggu di ruang meeting. Membuyarkan lamunannya. Lalu segera menuju ruangan tersebut.
Setelah meeting selesai Rasya langsung disibukan dengan pekerjaannya yang menumpuk. Dibantu oleh sekertaris barunya yang menggantikan Nadia sementara.
Hari sudah semakin siang, dilihat arloji di tangannya menunjukkan pukul 12 siang. Saatnya makan siang. Hari ini Rasya ingin pergi ke taman, di sana sudah ada seseorang yang menunggunya sambil membawakan makan siang.
“Maaf aku telat,” ucapnya lembut menghampiri seseorang yang sedang duduk santai.
“Tidak masalah,” ujarnya sambil membuka bekal makan siang dan menyiapkannya untuk Rasya.
Rasya langsung menyantap, makan siangnya tanpa basa-basi lagi, karena memang dia sudah sangat lapar. Sampai tidak sadar jika ada yang sedang, memperhatikannya sambil tersenyum.
Semua makanan sudah habis tanpa tersisa.
Rasya menemui Nadia di taman, sebelum dia berangkat, Rasya mengirim pesan kepada kekasihnya untuk datang ke taman siang ini.
“Aku ingin secepatnya memberitahukan kehamilan ku pada orang tuaku, Rasya. Hati ku sakit, saat melihat mereka, yang masih menaruh banyak harapan padaku. Padahal kenyataanya harapan itu sudah pupus, dan sekarang aku hanya bisa membuat mereka malu!” ucapnya lirih.
“Apa kamu menyesal, Nadia!” tanya Rasya.
Nadia hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya, pertanda dia tidak menyesal. Hanya saja dia takut jika orang tua masing-masing, tidak mengizinkan mereka menikah, malah memilih untuk memisahkan mereka.
Terlebih lagi dia khawatir bagaimana jika keluarga Rasya, tidak menginginkan anak yang kini sedang dikandung Nadia, dan menyuruhnya untuk menggugurkannya.
“Jangan khawatir, malam ini aku akan datang ke rumahmu. Mengatakan semuanya pada orang tuamu. Jadi jangan terlalu dipikirkan!” ucap Rasya lembut
“Baiklah kalau begitu aku tunggu,” sahut Nadia sedikit lega.
“Sekarang kita pulang, ya! Aku akan mengantarmu, lalu kembali ke kantor,” ajaknya
“Tidak usah, aku naik taksi saja. Jangan ganggu pekerjaanmu,” ucap Nadia menolak.
Cup
Satu ciuman mendarat di kening Nadia. Membuatnya sedikit terkejut, seketika dia menunduk karena malu dan tersenyum bahagia atas perhatian yang Rasya berikan.
“Sampai rumah kabari aku, hati-hati ya, sayang!” ujarnya sambil mengelus lembut rambut sang kekasih.
***
Di meja makan terlihat seorang wanita paruh baya, sedang menata semua makanan, yang sudah di masak sebelumnya. Perasaanya sangat senang, karena putrinya saat ini sudah mempunyai kekasih, dan tepat di hari ini, dia akan datang untuk menemui kedua orang tuanya.
“Wah banyak sekali makanannya, bu! Mentang-mentang calon menantunya mau datang!” ledek Danu yang menggoda istrinya.
Tak terasa bulir air mata membasahi pipi Nadia, yang sedari tadi memperhatikan kedua orang tuanya, yang terlihat senang akan kedatangan Rasya.
Tidak tega rasanya, melihat kebahagiaan kedua orang tuanya menghilang begitu saja, namun Nadia harus berterus terang dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Masalah orang tuanya nanti, akan membencinya itu hal yang kesekian baginya, karena itulah konsekuensi yang harus diterima, Nadia dan Rasya atas perbuatan mereka. Walaupun sebenarnya bukan kemauan mereka yang seperti ini.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu itu membuyarkan lamunan Nadia, dia segera membukakan pintu. Dan benar saja Rasya sudah sampai di rumahnya.
“Siapa, Nadia?” teriak Nia dari ruang makan.
“Rasya, bu!” pekik Nadia
Belum sempat Rasya menyapa, ibu Nia yang menghampirinya, tiba-tiba tangannya ditarik langsung menuju ruang makan.
Rasya tertegun melihat calon mertuanya sangat senang menyambut kedatangannya, di sana sudah ada Danu yang sedang duduk sambil menatap Rasya.
“Malam, pak! Saya Rasya,” ujarnya memperkenalkan diri dihadapan ayahnya Nadia.
“Silahkan duduk! Kita makan malam dulu, saya sudah lapar! Ujarnya sambil menyendok nasi, beserta lauk pauk di atas pring berwarna putih yang sedari tadi dipegangnya.
Setelah makan malam selesai, mereka berkumpul di ruang tamu, Danu mengajaknya mengobrol sedangkan Nadia dan ibunya sedang membereskan meja makan.
Mereka mengobrol panjang lebar, dan akhirnya Rasya memulai untuk berbicara serius.
“Pak, kedatangan saya kesini ingin membicarakan tentang,-“
“Rasya ingin melamar Nadia pak!” ucap ibu Nia yang tiba-tiba datang langsung duduk di samping suaminya sambil menaruh secangkir kopi, dibarengi Nadia yang duduk di samping Rasya.
“Apa tidak terlalu cepat! Kalian baru saja mengenal kan?” ujarnya
“Rasya teman SMA aku dulu pak, sekaligus bos perusahaan tempat aku bekerja, pa!” jelas Nadia.
Mendengar itu, Danu langsung tersedak saat sedang meminum kopi.
“Jadi, kamu adalah pemilik perusahaan tempat Nadia bekerja!” tanyanya terkejut.
“iya, pak!” sahutnya
Danu menghela napas kasar sebelum dia melanjutkan bicaranya.
“Maaf nak Rasya. Tapi bapak sedikit keberatan dengan hubungan kalian ini! Jadi lebih baik jangan diteruskan!” ucapnya lalu berdiri dan ingin pergi, namun langkahnya terhenti saat Rasya bertanya apa alasannya.
“Tapi kenapa?” tanyanya penasaran.
“Karena kamu orang kaya, dan kami hanya orang miskin!” ucap Danu lirih membelakangi Rasya.
“Tapi aku akan tetap menikah dengan Nadia, pak!” jelasnya.
“Apa keluarga kamu setuju, dan menerima Nadia?” tanya danu lagi
Rasya hanya bisa tertunduk, karena memang kenyataanya, orang tuanya tidak setuju dengan hubungan mereka berdua.
Karena tidak ada jawaban dari Rasya, Danu pun berbalik menatap Rasya kembali.
“Kenapa kamu diam? Benarkan orang tuamu tidak setuju!” ujar Danu.
“Setuju atau tidaknya keluarga ku, aku akan tetap menikahi Nadia, pak! Karena … Dia sedang,-“
“Aku sedang hamil anaknya, ayah, ibu!” ucap Nadia lirih menyela pembicaraan Rasya dengan tertunduk, tidak berani menatap kedua orang tuanya.
*
*
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments