Penolakan

Saat Nadia tertidur pulas, dia merasa seseorang mengelus pipinya. Kemudian Nadia tersenyum tanpa membuka matanya, Dia merasa Rasya lah, yang mengelus pipinya dengan lembut.

Seketika dia terkejut, mendengar suara yang tidak asing, menyebut namanya. Nadia langsung membuka mata saat tahu itu adalah suara ibu dan ayahnya.

“Bangun, Nadia! Apa kamu tidak ke kantor lagi hari ini?” tanya ibunya lembut.

“Tidak, bu. Aku hari ini cuti,” jawab Nadia sambil mengusap-usap matanya dan sesekali menguap, karena masih mengantuk.

“Kenapa kamu ambil cuti? Masih sakit?” tanya Danu ayahnya Nadia cemas.

Nadia hanya mengganguk pelan, kedua orang tuanya menyarankan untuk ke rumah sakit. Dan lagi-lagi Nadia menolaknya.

Danu mulai curiga, kenapa putrinya terlihat pucat dan lemah. Namun dia tidak ingin berburuk sangka, dan memilih percaya pada Nadia. Akhirnya mereka pun keluar dari kamar, agar putrinya bisa istirahat.

Sebelum itu, ibunya sudah membawa sarapan untuk Nadia, yang berada di meja tepat di dekat tempat tidurnya.

“Ada yang mengirim sarapan untukmu. Tapi ibu tidak tahu siapa pengirimnya. Nanti dihabiskan yah!” titah ibu lembut.

Nadia bergegas, melihat makanan yang dibawa ibunya. Seseorang mengirimkan sepaket makanan, khusus untuk ibu hamil. Di dalamnya terdapat nasi, sayuran, dan ikan tuna, serta salad buah yang terlihat segar.

Tak lama notif pesan masuk dari ponsel Nadia.

“Aku mengirimkan sarapan untukmu pagi ini, dihabiskan, ya! kamu terlihat pucat sekali jaga kesehatan!”

Begitulah kiranya, isi pesan dari sang kekasih. Membuat Nadia tersenyum, ketika membacanya. Namun senyuman itu seketika hilang, mengingat apakah keluarga Rasya, akan menerima dirinya, dan mengizinkan mereka menikah.

Saat itu, waktu Rasya belum kembali ke Indonesia, ketika bu Asih sedang berada di kantor, di jam istirahat dia terlihat sedang berada di ruangan suaminya. Pada saat Nadia melewati ruangan pak Darman, dia tidak sengaja mendengar obrolan mereka, yang sedang membicarakan putra semata wayangnya itu.

“Pah, setelah Rasya sudah kembali, dan menjalankan perusahaan , aku ingin dia cepat menikah. Dengan siapa pun boleh, asal wanita itu harus setara dengan keluarga kita,” ujar bu Asih.

“Aku tidak setuju! Kamu ini selalu mengatur hidup Rasya. Dia tidak ingin kuliah ke Amerika, tetapi kamu tetap memaksanya, sekarang soal jodoh, jangan memaksakan kehendak mu lagi!” tegas Darman penuh penekanan.

“Tapi, pah,-“ ucapnya terpotong

“Gak ada tapi-tapi, kasian anak kita mah, nanti dia tertekan dan kabur dari rumah bagaimana?” ujarnya menyela ucapan sang istri.

“Mana mungkin, Rasya itu anak yang penurut, tidak mungkin dia nekat melakukan itu!” Ucap ibu Asih yang tak ingin mengalah.

Darman dan Asih, memang selalu tak sejalan dan sepemikiran, apalagi mengenai hidup dan masa depan putranya. Jika Darman tidak mempermasalahkan apapun, keputusan yang diambil Rasya, berbeda dengan Asih selalu bertentangan dengan kemauan putranya.

Mendengar itu, Nadia memutuskan ingin melupakan, perasaanya untuk Rasya, karena dia tidak ingin merusak hubungan antara keluarga Rasya, khususnya dengan ibunya.

Maka dari itu dia selalu menghindari Rasya, dan berpura-pura tidak mengenalnya, saat dia kembali.

Tidak mudah memang, menghindari orang yang kita sukai, walaupun sudah berusaha namun kenyataanya, sejauh apapun Nadia mencoba menghindarinya , Rasya lah yang terus mendekatinya.

Tak terasa sarapannya sudah habis, dia bingung kenapa tidak merasa mual ketika makan. Biasanya mencium baunya saja Nadia sudah merasa pusing dan mual.

“Terima kasih untuk sarapannya yang kamu kirim. Ini sangat enak!” puji Nadia membalas pesan kekasihnya.

***

Pagi itu Rasya menuju ruang makan, dan bersiap-siap untuk kekantor. Tidak seperti biasanya, dia sarapan ditemani kedua orang tuanya, yang sebelumnya sudah dihubungi Rasya, untuk berkumpul di meja makan. Karena ada hal penting yang harus dibicarakan olehnya, kepada kedua orang tuanya.

“Ada apa, Rasya. Tumben kamu menyuruh mamah dan papah untuk berkumpul begini!” tanya ibu Asih lembut.

Sambil memandang kedua orang tuanya, Dengan ragu dia memulai pembicaraan

“Aku ingin menikah! Dan aku ingin kalian merestui hubunganku dengan … “ belum selesai Rasya bicara, ibu Asih sudah terlihat senang dan berkata.

“iya, mamah merestui kamu! Jadi kapan calon istrimu dibawa ke rumah,” ucap ibu Asih antusias.

Setelah mendengar jawaban dari mamahnya, Rasya sedikit lega sekaligus bingung. Bagaimana bisa mamahnya merestui hubungannya dengan Nadia, sedangkan mamahnya sendiri belum mengetahui hubungannya dengan kekasihnya tersebut.

Darman hanya memandangi Rasya, sebenarnya diam-diam dia sudah mengetahui hubungan putranya dengan sekertarisnya, sekaligus teman SMAnya dulu. Putranya memang tidak pernah bercerita, tentang apapun di dalam hidupnya.

Darman mengetahuinya setelah beberpa kali memergoki putranya , yang selalu memandangi Nadia ketika meeting berlangsung, dan saat di ruangan. Walaupun gadis itu tidak pernah meresponnya, karena memang Nadia sangat professional dan fokus dalam pekerjaanya.

Sebagai orang tua, Darman hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk putra semata wayangnya. Dia terkadang sangat khawatir, jika istrinya sudah mulai mengatur hidup putranya.

Balik lagi ke Rasya, yang masih mendengarkan ocehan mamahnya, yang sangat senang putranya memutuskan untuk segera menikah.

“ngomong-ngomong siapa gadis yang beruntung itu? Dari keluarga mana? Apa dia teman kuliahmu di Amerika, apa dia seorang manager atau direktur perusahaan mana? Katakan pada mamah,” ujar ibu Asih senang

Deg

Seketika rasya terkejut. Dia semakin takut mengatakan kepada ibunya, yang mengira kekasihnya itu dari kalangan orang kaya. Sama seperti keluarganya.

“Sudahlah, mah. Kamu dengarkan dulu penjelasan Rasya, siapa sebenarnya kekasihnya yang ingin dia nikahi!” titah Darman lembut.

“Gadis itu … Na Nadia mah, pah!” ucapnya ragu.

“Katakan dengan jelas, Rasya. Kamu jangan bercanda, beritahu mamah siapa kekasihmu,” tanya sang mamah yang masih tidak percaya, dengan jawaban putranya.

Berkali-kali putranya menjelaskan, bahwa memang kekasihnya adalah Nadia, namun mamahnya tetap tidak percaya, dengan pilihan putranya. Sampai akhirnya Darman buka suara.

“Memang benar, mah. Gadis itu Nadia,” jelas Darman.

Sontak Ibu dan anak itu, menoleh berbarengan ke arah Darman.

“Tidak! Aku tidak setuju! Sekarang putuskan hubungan dengan gadis itu!” sungut mamahnya kesal.

“Tapi kenapa mah? Dia gadis yang baik, sederhana dan pekerja keras. Papah juga setuju dengan jika Rasya menikah dengannya,” ucap Darman

Mereka berdebat kembali, Rasya hanya bisa diam. Tak lama ponsel bu Asih bordering, temannya menelfon untuk segera datang ke acara arisan, dan semua sudah menunggunya.

“Kita bicarakan lagi nanti. Mamah ada urusan. Dan mamah ingin kamu mencari gadis lain, yang setara dengan keluarga kita, mengerti!” ucapnya mengambil tas, berdiri ingin pergi.

Begitupun dengan Darman. Dia bergegas ingin pergi ke kantor cabang, namun langkah mereka terhenti saat Rasya menghadang mereka berdua, sambil merentangkan ke dua tangannya, di hadapan orang tuanya.

“Maaf kali ini aku tidak bisa menuruti kemauan kalian, terutama kemauan mamah,” sungut Rasya yang menahan emosi.

Darman yang mengetahui putranya sedang emosi, mencoba menenagkan putranya, lalu melanjutkan langkahnya untuk segera berangkat, dan meninggalkan putranya.

Rasya berbalik dan berkata

“Aku akan tetap menikahi, Nadia! Karena dia … sedang mengandung anak ku,” pekik Rasya dengan sorot mata tajam menatap kedua orang tuanya, yang terhenti lalu berbalik menatap putranya, setelah mendengar ucapan Rasya yang sangat mengejutkan.

*

*

Bersambung

Episodes
1 Pengumuman Kelulusan
2 Putus komunikasi
3 Kembalinya Rasya
4 Perjalanan Bisnis
5 Mabuk berat
6 Penyesalan dan Maaf
7 Ayo Kita Menikah
8 Penolakan
9 Aku Hamil Anaknya
10 Kawin Lari
11 Lapor Polisi
12 Sebuah mimpi
13 Cemburu
14 Posesif Sekali
15 Malam Kedua
16 Gak Mau Pulang
17 Pulang Kemana?
18 Masa Lalu
19 Panggilan Mas
20 Ternyata Pura-Pura
21 Suami yang ngidam
22 Anak Angkat
23 Khawatir
24 Curiga
25 Minta Maaf
26 Belanja
27 Salah Paham
28 Penjelasan
29 Kecelakaan
30 Memilih Anak
31 Gugat Cerai
32 kesedihan Nadia
33 Terbongkar
34 Keluar Dari Rumah
35 jujur
36 Pemberian nama
37 Wanita Di Masa Lalu
38 Papa
39 Merenung
40 Cerita
41 Keinginan Vano
42 Memulai Hidup Baru
43 Berbeda pendapat
44 Pernikahan Sederhana
45 Membujuk Rasya
46 Firasat Buruk
47 sekretaris Baru
48 Melepas Rindu
49 solo
50 Skandal
51 Pergi Dari Rumah
52 Pingsan
53 Tolong aku
54 Mati Pilihan Untuk mu
55 Nadia berpura-pura
56 Bunuh Diri
57 Liburan ke jepang
58 Dibutakan cinta Nadia
59 Bangkrutnya Wijaya grup
60 Kehilangan secara tiba-tiba
61 Meminta Izin bekerja lagi.
62 Perubahan sikap Rasya
63 Pertama kali bekerja kembali
64 Meminta bantuan.
65 Uang Haram
66 Itu sangat menyakitkan
67 Menangislah
68 Tidak ada yang mau bermain dengan ku
69 Aku sayang kamu, iastriku!
70 Selamat pagi My Hubby
71 Pindah rumah
72 Sama-sama Mengerti
73 Takut Hal Yang Sama Terulang
74 Sama-Sama Tergoda
75 Mempunyai perasaan yang sama
76 Maaf, aku mencintaimu!
77 Lupakan perasaanmu padaku!
78 Menghindar
79 Wanita Murahan
80 Promosi karya baru
81 Itu hanya kekhilafan ku
82 Bergosip
83 Amarah Yang Sudah Sampai Batas
84 Pilihan Yang Sangat Sulit
85 Wanita ini, dia, seperti …”
86 Mas Rasya?
87 Kebetulan yang sempurna.
88 Terpesona
89 Membuka Hati
90 Mencari Rasya
91 Aku mohon pulanglah!
92 Keegoisan
93 Aku Masih Ragu
94 Diam-diam Mengikuti
95 Rumah Baru
96 First Kiss
97 Kotak Kecil
98 Sebuah Undangan
99 Perasaan bersalah
100 Mudah-mudahan ia laki-laki
101 Happy wedding
102 Promosi karya
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pengumuman Kelulusan
2
Putus komunikasi
3
Kembalinya Rasya
4
Perjalanan Bisnis
5
Mabuk berat
6
Penyesalan dan Maaf
7
Ayo Kita Menikah
8
Penolakan
9
Aku Hamil Anaknya
10
Kawin Lari
11
Lapor Polisi
12
Sebuah mimpi
13
Cemburu
14
Posesif Sekali
15
Malam Kedua
16
Gak Mau Pulang
17
Pulang Kemana?
18
Masa Lalu
19
Panggilan Mas
20
Ternyata Pura-Pura
21
Suami yang ngidam
22
Anak Angkat
23
Khawatir
24
Curiga
25
Minta Maaf
26
Belanja
27
Salah Paham
28
Penjelasan
29
Kecelakaan
30
Memilih Anak
31
Gugat Cerai
32
kesedihan Nadia
33
Terbongkar
34
Keluar Dari Rumah
35
jujur
36
Pemberian nama
37
Wanita Di Masa Lalu
38
Papa
39
Merenung
40
Cerita
41
Keinginan Vano
42
Memulai Hidup Baru
43
Berbeda pendapat
44
Pernikahan Sederhana
45
Membujuk Rasya
46
Firasat Buruk
47
sekretaris Baru
48
Melepas Rindu
49
solo
50
Skandal
51
Pergi Dari Rumah
52
Pingsan
53
Tolong aku
54
Mati Pilihan Untuk mu
55
Nadia berpura-pura
56
Bunuh Diri
57
Liburan ke jepang
58
Dibutakan cinta Nadia
59
Bangkrutnya Wijaya grup
60
Kehilangan secara tiba-tiba
61
Meminta Izin bekerja lagi.
62
Perubahan sikap Rasya
63
Pertama kali bekerja kembali
64
Meminta bantuan.
65
Uang Haram
66
Itu sangat menyakitkan
67
Menangislah
68
Tidak ada yang mau bermain dengan ku
69
Aku sayang kamu, iastriku!
70
Selamat pagi My Hubby
71
Pindah rumah
72
Sama-sama Mengerti
73
Takut Hal Yang Sama Terulang
74
Sama-Sama Tergoda
75
Mempunyai perasaan yang sama
76
Maaf, aku mencintaimu!
77
Lupakan perasaanmu padaku!
78
Menghindar
79
Wanita Murahan
80
Promosi karya baru
81
Itu hanya kekhilafan ku
82
Bergosip
83
Amarah Yang Sudah Sampai Batas
84
Pilihan Yang Sangat Sulit
85
Wanita ini, dia, seperti …”
86
Mas Rasya?
87
Kebetulan yang sempurna.
88
Terpesona
89
Membuka Hati
90
Mencari Rasya
91
Aku mohon pulanglah!
92
Keegoisan
93
Aku Masih Ragu
94
Diam-diam Mengikuti
95
Rumah Baru
96
First Kiss
97
Kotak Kecil
98
Sebuah Undangan
99
Perasaan bersalah
100
Mudah-mudahan ia laki-laki
101
Happy wedding
102
Promosi karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!