Procyon
Kepulan asap dari gedung yang terbakar itu semakin pekat. Orang-orang didalamnya berhamburan tak tentu arah keluar untuk menyelamatkan diri dari kebakaran yang disebabkan oleh serangan para 'utusan'. Ada yang terdorong, terbentur, dan terinjak oleh orang-orang yang berhamburan itu, mereka tak peduli bahkan telah gelap mata dengan keadaan di sekitarnya, yang mereka inginkan adalah menyelamatkan diri dari situasi mengerikan seperti sekarang ini.
Serangan demi serangan dilancarkan di luar gedung itu. Banyak korban yang mati, terluka dan ditahan karena memiliki kemampuan istimewa. 'Utusan', begitulah penduduk Anscoup menyebut kelompok jahat itu. Mereka adalah para time traveler yang berasal dari bumi dan menginginkan kehidupan baru di planet yang para utusan katakan mirip dengan planetnya, bumi.
Planet Anscoup adalah planet yang berada di luar galaksi bima sakti dan berjarak miliaran tahun cahaya. Hanya dapat di tembus melalui lubang cacing di antariksa. Penduduk planet Anscoup berwujud seperti manusia hanya saja mereka memiliki iris mata yang berwarna-warni. Iris mata menunjukan derajat dan pangkat yang dianugerahkan tuhan kepada penduduk itu. Penduduk yang memiliki iris mata Ungu adalah kaum bawah atau kaum terbelakang, iris mata Hijau untuk kaum petani dan buruh, iris mata Oranye untuk kaum pendidik dan iris mata Biru untuk kaum bangsawan. Terdapat 3 jenis iris mata yang langka dan diyakini leluhur sebagai pelindung dan penjaga planet ini, disebut dengan iris mata dewa. Yang orang yang memiliki iris berwarna Hazel, Abu-abu dan Hitam pekat. Iris mata tersebut juga memiliki kemampuan yang istimewa juga tetapi kemampuan istimewa hanya bisa di aktifkan oleh seseorang beriris mata Abu-abu.
Oleh karena itu lah penduduk planet ini tertipu oleh para time traveler yang memiliki iris mata dewa, hitam. Yang sebenarnya iris mata itu mendominasi atau turunan genetik manusia di bumi. Sehingga para time traveler menjadi gelap mata dan menginginkan planet Anscoup untuk tempat tinggal baru populasinya dari bumi yang sudah semakin rusak.
Dengan persenjataan militer khas bumi, seperti senapan, tank dan granata bahkan juga Bom mereka luncurkan untuk memusnahkan penduduk Anscoup yang beriris mata Ungu, hijau, dan oranye. Sedangkan penduduk yang beriris mata biru/kaum bangsawan tetap menghuni planet ini yang dianggap kunci para leluhur di planet ini. Para bangsawan itu tidak bisa berkutik karena mereka juga menginginkan keselamatan untuk mereka dan keluarganya. Sehingga pada pembantaian besar-besaran ini mereka hanya terkurung di sebuah distrik khusus yang disebut distrik 9.
"Aza!! Lari dari sana atau para Utusan akan menemukanmu!!" teriak pria paruh baya pada cucunya yang hanya diam menarap pesawat kapsul yang terbang itu.
Desingan senjata menggema di mana-mana. Pria paruh baya itu berusaha mendekati cucunya yang tetap tidak berkutik memandang pesawat kapsul yang menembakan peluru ke penjuru kota.
"Aza!!" teriak pria paruh baya itu kembali. Gadis bernama Aza itu tersadar dari lamunannya dan langsung berlari ke arah kakeknya. Kakeknya menarik Aza untuk bersembunya di gang kecil tertutupi kardus.
"Aza dengar! Pergi ke distrik 9 dan temui ayahmu," titah Gasmus–kakek Aza– pada cucunya, ia memegang pundak Aza yang masih bergetar ketakutan akibat pembantaian yang menyeramkan itu.
"Ini pakai lensa kontak ini, aku menemukannya di pesawat kapsul yang di bawa oleh para Utusan! Mereka ternyata berkamuflase untuk mengelabui kita." Gasmus mendecih sinis kemudian menatap cucunya kembali. "Kau harus ke distrik 9 dan temui ayahmu, ia tahu apa yang harus dilakukan saat keadaan genting saat ini!"
"Tapi kakek bagaimana dengan kakek?" ucapnya berkaca-kaca, suaranya bergetar menahan tangis. Ada ketakutan yang terpancar di iris Abu-abunya. Ya, Azalea adalah penduduk yang di anugerahkan iris dewa pada umurnya yang ke 17 tahun, 3 tahun yang lalu. Tetapi keluarganya yang seorang bangsawan tersebut menyembunyikan gadis itu dari dunia luar karena takut jika putri tercintanya di eksploitasi oleh para Utusan itu.
"Aku tidak akan kenapa-kenapa. Tidak ada yang bisa melukai kakek mu ini. Yang terpenting adalah kamu harus menemui ayahmu dan mengikuti intruksi darinya!" tegas Grasmus pada cucunya itu. Azalea tersentak dan memeluk kakeknya menangis kuat mencengkram baju yang dikenakan pria paruh baya itu.
"Dengar, Aku menyayangimu dan kau harus tetap hidup sampai Utusan sialan itu pergi dari planet kita. Cepat berteleportasilah menuju distrik 9!" titah Grasmus. Aza mengangguk melepaskan pelukan perpisahannya pasa Sang kakek ia memejamkan matanya untuk berteleportasi iris abu-abunya bercahaya dan perlahan tubuh gadis itu terhisap oleh cahanya dan hilang sekejap dari pandangan Sang kakek.
"Kau harus menemukan orang-orang itu Aza," ucap Grasmus menatap kepergian cucunya. Satu-satunya gadis dengan iris mata dewa yang berwarna Abu-abu dan dianugrahkan kemampuan teleportasi.
Aza membuka matanya dan menyapu pemandangan di sekelilingnya. Perpustakaan keluarganya di distrik 9, ia berhasil berteleportasi ke tempat ini dengan selamat. Aza menghembuskan nafasnya lega. Ia melihat sekelilingnya, terdapat buku-buku yang tertata dengan rapi dan lukisan besar kelurganya tanpa dirinya. Ayahnya mengasingkannya karena takut ia akan di tangkap para Utusan. Pintu perpustakaan itu terbuka, Aza membelalakan matanya terkejut, ia segera bersembunya di balik meja baca ruangan itu. Terdengar langkah kaki yang pelan masuk ke ruangan itu. Aza menahan napasnya jangan sampai keberadaannya diketahui penduduk distrik 9 selain ayahnya.
"Aza keluarlah ini ayahmu!" ucap seorang pria yang memakai jas hitam dengan dasi berwarna merah tua itu. "Aku telah menduga kau akan mendekati tempat ini, sensor rahasia itu ternyata berguna," ucap pria itu.
Aza mengintip memastikan orang yang berbicara itu adalah benar ayahnya. Ia menghembuskan napas lega saat melihat ayahnya yang berdiri membelakanginya.
"Ayah," panggil gadis itu. Fresmus membalikan badanya mendapati Aza yang bangkit menghampirinya. Pria itu memeluk anaknya lega, Aza kembali memeluk ayahnya.
"Kau baik-baik saja, Nak?"
"Hmm ...tapi kakek di luar distrik ..." Aza tak sanggup melanjutkan kata-katanya membayangkan sang kakek yang berjuang menyelamatkan diri dari serangan para Utusan itu.
"Dia akan baik-baik saja, tak ada yang bisa melukai kakekmu yang hebat itu. Kau ingin membantu kakekmu dan penduduk di planet ini bukan?" tanya ayahnya, ada tertegun pikiranya berkecamuk ada rasa takut dan rasa ingin malawan ketidakadilan yang terjadi di planet nya ini. Tetapi ia belum siap untuk melakukan perlawanan, ia hanya sendiri dan para time traveler itu ribuan. Bahkan ia hanya bisa berteleportasi ia tidak bisa menggunakan senjata atau menyerang dengan elemen alam seperti mereka yang beriris mata Hazel.
"Tapi ayah, aku hanya sendiri di sini," ucap gadis itu.
"Tidak di sini, tapi di planet para Utusan itu. Aku mendengar bahwa di bumi. Terdapat 8 orang istimewa yang menurut legenda adalah titisan dari leluhur kita. 8 orang itu pernah disatukan di distrik ini, tetapi mereka memberontak dan lari ke dimensi lain. Yaitu bumi," Fresmus menjeda ucapannya agar anaknya dapat memahai perkataanya. "Kau keluar lah dari batas dimensi itu dan pergi ke bumi. Aktifkan kemampuan nya dan minta mereka untuk kembali dan menyelamatkan kami. Dengar Aza, hanya iris mata Abu-abu lah yang dapat mengaktifkan kemampuan seseorang. Kau harus ke bumi dan cari mereka!" pinta ayahnya, Aza tertegun, ia tidak pernah pergi kemanapun dan kini ia harus pergi ke tempat yang sangat asing untuk mencari orang asing yang dapat membantunya menyelamatkan planetnya.
"Aku tidak bisa melakukan ini seorang diri ayah," ucapnya.
"Dori akan membimbingmu, ia memiliki kemampuan untuk melacak keberadaan orang-orang istimewa itu," ucap ayahnya sambil memberikan gantungan kecil berbentuk kucing yang kemudian berubah menjadi kucing sungguhan.
"Aloo... Aku Dori, aku akan membantu Aza mencari para pangeran," ucap Dori yang ternyata dapat berbicara.
"Para pangeran? Tunggu, maksud ayah 8 orang ini adalah pangeran?" intrupsi Aza, ia tak menyangka fakta baru yang ia dapatkan.
"Legenda menyebutnya sebagai para pangeran, hanya Dorilah yang memiliki ikatan batin dengan para pangeran itu, oleh karena itu aku menugaskannya untuk mendampingimu mencari mereka," jelas ayahnya, Aza mengangguk mengerti dan melirik kucing oranye yang menggemaskan itu. Ia mengangkat kucing itu dan menggendongnya.
"Dimana portal dimensi nya ayah?"
"Di balik lukisan ini." Fresmus mendekati lukisan besar itu dan menarik tuas di sisi lukisan itu. Aza membulatkan matanya mekihat lubang besar yang bercahaya terang berputar-putar di dinding itu.
"Aku harus masuk ke dalam sana?" tanya nya tak yakin.
"Iya, dengar! Kau adalah satu-satunya harapan bangsa kami. Cari para pangeran itu dan selamatkan planet kami, paham?"
Aza menengguk ludah gugup, kemudian mengangguk sambil memeluk Dori erat. Ia melangkah mendekati lubang itu, dan memasukan tangannya terlebih dahulu, Aza menengok sekali lagi untuk melihat wajah ayahnya terakhir kali, meyakinkan dirinya untuk perjalanan panjang ini. Ia menatap lubang itu kembali kemudian melangkah mantap masuk kedalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Astaga. Bisa-bisanya gua baca judulnya Procold
2024-01-20
0