Paginya, Chan terbangun karena pengumuman dari sang pilot yang memberitahukan bahwa mereka hampir sampai di Los Angels, ia hendak membangunkan Aza dan Han. Namun, ia tersentak saat melihat Aza yang tidur pulas dan bersandar di bahu Han. Chan menghela napas, teringat dirinya dan Han yang sama-sama memegang kepala gadis itu. Entah kenapa ia rasa Han memiliki kepedulian terhadap Aza, dan itu sedikit mengusik pikirannya.
Chan tak ingin ambil pusing dan mengurungkan niatnya untuk membangunkan Aza. Ia ingin lihat respon gadis itu saat bangun nanti.
Chan mengecek ponselnya, dan ada pesan masuk dari Minho dan Hyunjin.
Tuan Kucing: Aku dan Changbin sudah sampai, kami akan mengurus pengintaian dan mencari informasi tentang Kim Seungmin.
Chan: Baik, tolong urus ini segera, jika perlu temui Seungmin dan ajak ia untuk bicara.
Tuan Kucing: Entahlah Chan... Sepertinya akan sedikit rumit.
Tuan Kucing: Seungmin membenci SpeardB. Dan ingin membawanya ke jalur hukum jika berhasil menangkap SpeardB.
"Apa!?" ucap Chan terkejut. Bagaimana bisa Seungmin mengenal SpeardB, dan kenapa ia membenci orang itu. Jika dipikirkan, apa ini ada hubungannya antara Seungmin, Changbin dan juga Aliansi. Terlebih lagi aliansi itu mengincar Han. Ahh kenapa saudara-saudaranya terlibat hal yang sangat rumit seperti ini.
Hyunjin: Aku sudah mempersiapkannya sesuai perintahmu, pemotretan untuk majalahnya akan diadakan Lusa. Pastikan kalian mengadakan pertemuan yang dekat dengan tempatku.
Chan: Sepertinya akan ada sedikit perubahan.
Chan: Detailnya akan aku ceritakan nanti. Tapi tolong kau cari Seungmin dan mulai mengakrabkan diri dengannya.
Chan: Changbin dan Minho sepertinya akan sedikit kesulitan.
Hyunjin: Baiklah.
Hyunjin: Bagaimana kabar gadis itu?
Chan: Siapa?
Hyunjin: Aza, siapa lagi?
Chan: Dia baik, sudah kerjakan tugasmu!
Hyunjin: Aku ingin melihat wajahnya, takut kau melakukan hal buruk padanya, belum lagi ia bersama si penipu itu.
Chan: Jika ia sudah bangun akan ku suruh dia untuk menghubungimu.
Chan: Kau tidak lupa sesuatu kan?
Chan: Dia adalah Calon ratu Anscoup. Aku lah pemimpin kalian, dia adalah Ratuku.
Hyunjin: Tingkahmu membuatku ingin mendapatkan ingatanku segera. Aku ini bangsawan tau.
Chan: Terserah apa katamu, hatimu bukan prioritas sekarang. Lebih baik kita kerja sama untuk hal ini.
Hyunjin: Jangan lupakan bahwa aku mengikuti kalian karena gadis itu.
Chan mengumpat tertahan, tangannya terkepal kuat membaca pesan dari Hyunjin. Ada apa dengan pemuda ini? Hatinya bisa membahayakan tujuan gadis ini.
Aza mengerjapkan matanya, ia baru sadar bahwa ia tidur cukup lama. Matanya membelalak saat menyadari gadis itu tidur dengan kepala di bahu Han. Ia dapat melihat wajah Han yang terpejam dari dekat, sepertinya pemuda ini sudah lama tidak tidur. Tapi apa jadinya jika Han bangun lebih dulu, ia akan terkena amukan pemuda ini. Dengan cepat Aza menegakan tubuhnya.
"Sudah bangun?"
Suara itu membuatnya membatu, ia menoleh dan melihat Chan yang sudah bangun dan sibuk memainkan ponselnya. "Ahh... Iya, aku tidur, kenapa tidak dibangunkan? Nanti jika orang ini bangun dan berpikir yang tidak-tidak kan–"
"Sudah tidak apa-apa kelihatannya kau capek, sebentar lagi kita sampai, bangunkan Han sana."
Dengan wajah yang merona Aza menatap pemuda yang masih tertidur itu. "Heh bangun!" ucap Aza.
Chan melirik sebentar kemudian menghela napas, pemuda itu pura-pura tidur, "aku akan adukan kau pada SpeardB jika tidak –"
"Iya aku sudah bangun, kenapa sih bawel," sahut pemuda bermarga Han itu. Ia mengucek matanya dan mengacak-acak rambutnya. "Badanku sakit-sakit, apalagi bahuku," keluhnya.
Aza tersentak dengan wajah yang merah padam. Ia seolah mati kutu. Han menoleh pada Aza yang diam saja.
"Heh kenapa kau?" tanyanya.
"Ah... Yah? Ouh hahaha tidak. Tidak apa-apa." Aza mengalihkan muka dan mengerutkan keningnya saat melihat ekspresi keruh Chan.
"Chan, kau kenapa? Sepertinya ada yang mengusikmu?"
"Tidak, hanya saja Seungmin sepertinya tidak berhubungan baik dengan Changbin," jawab Chan. Hyunjin juga sedikit mengusikku ucapnya dalam hati.
Han melihat raut Chan yang seram, Han sudah menebak kesulitan apa yang sedang mereka hadapi.
"Memangnya apa yang terjadi?"
"Simpelnya Seungmin sudah menganggap Aliansi itu adalah kumpulan orang-orang baik dan hebat. Dan SpeardB adalah penjahat yang harus diadili karena penjualan ilegalnya, tapi sebenarnya mereka hanya terjebak dalam satu hal yang tidak tepat," timpal Han yang hanya ingin menjelaskan, ia tidak ingin ada kesalahpahaman yang menyangkut SpeardB nantinya.
Aza berbalik menatap Han. "Kau tau ini?" tanyanya.
Han mengangguk. "Aku mengenal SpeardB sudah lama, ada satu kasus dimana Seungmin magang menjadi pengacara dari Sang penuntut di kasus SpeardB. Tetapi ia kalah karena aku menutupi semua bukti yang menjerat SpeardB. Lalu aku dengar pengacara itu dibiayai kuliah oleh Aliansi, bocah polos seperti Seungmin sangat mudah dihasut oleh orang-orang munafik ber-uang itu. " Aza menatap Han terkejut.
"Kenapa kau menutupi kebenaran SpeardB? Dia yang salah bukan, itu memang bukan hal yang baik, kan?" tanya Aza.
Mendengar itu, emosi Han seolah tersentil. "Kau bodoh atau bagaimana sih? Aku tentu ada di pihaknya, SpeardB melakukan hal ilegal itu karena ia tidak ada pilihan lain. Hidupnya memang seperti itu, terlebih lagi Mingju sangat berarti bagi aku dan SpeardB."
"Aku mengerti, tapi bukankah kasian Seungmin yang menegakan kebenaran tetapi ia sendiri yang terkubur dengan kebenaran itu."
Han menatap Aza dingin. "Kau menyalahkanku dan SpeardB? Kau anggap kami ini hanya orang-orang kotor? Cih tau apa kau tentang kerasnya hidup? Di planetmu juga sama kotornya dengan –"
"Han cukup, hentikan pembicaraan ini," lerai Chan, perdebatan mereka sudah semakin bahaya jika di diamkan.
Han mengatupkan rahangnya, ia mendengus kesal dan kembali menatap jendela, Chan mengusap wajahnya menghela napas keras, sedangkan Aza hanya membatu memikirkan ucapan yang dilontarkan Han padanya. "Di planetmu juga sama kotornya."
Tidak ada pembicaraan yang terjadi setelah itu, Aza masih diam dan Han yang juga menunjukan sikap tak ingin diajak bicara oleh siapapun, kesunyian itu berlangsung sampai mereka tiba di Los Angels. Di bandara mereka masih diam, hingga di hotel pun suasanya masih tetap sama.
Aza berdiri di balkon, menatap keramaian kota itu. Ia merenungkan perkataanya pada Han saat di pesawat itu. Ia memang salah, mereka dalam kondisi dan situasi yang berbeda, mereka juga tidak saling mengenal, seharusnya Aza dapat lebih berpikir luas.
"Aza kau ingin pesan makan?" tanya Chan muncul di pintu balkon itu.
"Ah iya, samakan saja dengan kalian," jawab Aza lesu.
"Apa-apan ini? Jawabanmu sama saja dengan anak itu." Chan menekuk wajahnya. "Tidak asik sekali, aku akan pesan makan. Setelah aku kembali aku harap kalian segera berbaikan." Chan berbalik mengambil jaketnya di kursi itu.
"Oh iya satu lagi, aku tidak suka makan di kondisi yang tidak mengenakan ini, berbaikanlah kalian segera sebelum aku pulang," pinta Chan kemudian pergi keluar, Aza mendengar pintu hotel yang ditutup oleh pemuda itu. Aza menghela napas, ia harus berbaikan dengan pemuda itu, jika ingin situasinya aman. Aza hendak berjalan ketempat Han, namun langkahnya terhenti saat pemuda itu sudah ada di depannya dengan hoodie hitamnya.
"Eum.. Aku..." Aza menimbang ucapannya hati-hati. Jangan sampai apa yang ia katakan akan menyinggung pemuda itu dan masa lalunya dengan Changbin.
"Maaf." hanya kata itu yang mampu Aza keluarkan dari beberapa kosa kata yang telah ia siapkan.
"Aku heran kepadamu, dari banyak orang yang bisa ku baca pikirannya. Kenapa aku tidak bisa membaca pikiranmu?" ucap Han, Aza tersentak mendengar pertanyaan yang dilontarkan pemuda itu padanya.
"Itu... Aku tidak tahu."
"Daripada kau memikirkan 'itu', lebih baik kau ikut aku ke suatu tempat, bawa aku dengan teleportasimu."
"Tapi... Kau tidak kesal padaku?" tanya Aza.
"Aku sudah kesal padamu semenjak aku bertemu denganmu! Jangan mengada-ngada." Han menghampiri Aza, ia memegang tangan gadis itu. Aza sedikit tersentak dibuatnya, ia menoleh pada Han yang memasang tampang datar.
"Ayo berangkat, bawa aku ke depan kampusnya Seungmin!" titah pemuda itu, Aza mengangguk, ia memejamkan matanya dan mereka menghilang.
Byusshh....
Mereka sampai di bangunan besar dengan cat pastel yang sangat megah bak istana kerajaan inggris. Han menatap bangunan besar itu kemudian tersenyum pahit. Pada akhirnya bangunan ini juga semakin menunjukan kehebatan ilmu pengetahuannya.

"Han, untuk apa kita di tempat ini?" tanya Aza penasaran.
"Lihat dia!" menunjuk pemuda berbaju putih yang sedang duduk membaca buku dan ditemani roti dan susu kotak di mejanya. "Itu Seungmin," ucap Han. Aza diam tak bergeming melihat pemuda itu, pembawaanya sangat memperlihatkan bahwa ia adalah orang yang sopan dan ramah.
"Kau ingin menemuinya?" tanya Aza.
"Tidak, hal itu menjadi urusan Minho dan SpeardB. Aku hanya ingin memperlihatkan padamu seperti apa Kim Seungmin itu." Han mengait tangan Aza kembali. "Sekarang ayo kita jalan-jalan." ucap pemuda itu, menyeret Aza menuju perpustakaan kampus itu.
Aza memicingkan mata menatap Han curiga. "Kau tidak sedang ingin mengerjaiku kan?" tanyanya.
"Tidak, banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu. Tapi sebelum itu kita butuh literatur yang membuat jawabanmu masuk akal," jawab Han. Ia sedikit melirik Seungmin yang didatangi beberapa orang yang mengenakan jas dan simbol yang ia amat femiliar. Aliansi itu!! Jangan sampai ia melihatku dengan gadis ini.
"Sejujurnya aku tidak paham apa yang kau pikirankan, tapi bisakah kau melepas ini? Aku hanya merasa sedikit canggung." Han berhenti dan menatap Aza sebentar. Ia melupakan sesuatu, mata gadis itu harus disembunyikan karena terlalu mencolok. Ia menarik Aza ke samping gedung perpustakaan kampus itu. Han mengeluarkan sesuatu di hoodie hitamnya. Itu adalah lensa kontak yang baru ia beli untuk gadis itu.
"Ini untuk menyembunyikan identitasmu, seperti SpeardB, kau memiliki warna mata yang mencolok. Kau bisa memakainya kan?" tanya Han, Aza menggeleng, jangankan memakainya melihat benda ini saja ia sudah ngeri, bagimana iris seseorang bisa buat seperti itu, apakah itu di ambil dari orang yang hidup juga dulunya.
"Apa yang sedang kau pikirankan? Aku tidak ada waktu untuk menjelaskan cara lensa kontak ini dibuat. Cepat pakai!" titah Han.
"Bagaimana caranya?" tanya Aza bingung, Han sedikit geram ia merebut kotak lensa itu dan memajukan tubuhnya pada Aza.
Aza membelalak kaget, ia semakin termundur karena panik. "Ehh mau apa kau!"
"Diam, aku pasangkan lensa kontak ini. Jangan bergerak, atau ku patahkan lehermu!" bisik Ham, ada mangut-mangut mengerti. "Jangan mengedip tetap buka matamu," ucapnya.
Han mengambil lensa itu, ia mendekatkan wajahnya dan memasangkan lensa itu pada mata Aza, Aza sedari tadi menahan napasnya. Wajah Han terlalu dekat, membuatnya gugup dan merona.
"Sudah," ucapnya. "Lain kali kau harus bisa memasangnya sendiri. Aku tidak ingin membantumu–" Han tersentak saat beradu pandang dengan gadis itu.
"Baik, ayo pergi," ucap Han langsung memutus kontak mata itu. Han berjalan memdahului, Aza di belakangnya. Aza sedari tadi mengamati punggung pemuda itu. Apa lagi rencana pemuda itu, Aza selalu merasa Han lebih tau segalanya ketimbang Chan, bahkan dengan aliansi yang mereka bicarakan.
Langkah Aza terhenti saat melihat beberapa orang keluar dari pintu perpustakaan itu, orang-orang itu memakai seragam dengan simbol yang sangat femiliar baginya. 'Utusan' mereka ada di sini, seragam itu dan simbol itu juga kenangan pahit yang ia alami semua karena ulah mereka. Tungkai gadis itu lemas, Aza tak mampu melanjutkan langkahnya, tenggorokan nya tercekat dengan jantungnya yang berdegup kencang. Tubuhnya hampir limbung jika seseorang tidak menahanya.
"Are you okay?" ucap pemuda berbaju putih dengan suara yang lembut itu.
Han merasa Aza tidak benar-benar mengikutinya, ia membalikan badanya dan tercekat saat beberapa orang dari aliansi melewatinya, mereka sepertinya bukan orang dalam yang mengenalnya, Han segera berjalan menghindari orang-orang itu dan menyusul Aza yang diam dengan tatapan kosong. Gadis itu hampir limbung jika seseorang tidak menahanya, Han tersentak saat melihat Seungmin yang membantu Aza.
"Ah... Ya?"
"Aza!" panggil Han, ia menghampiri Aza.
"Sorry man, she is my girlfriend. She can't speak english." ucapnya, Aza hanya diam menyimak tak mengerti bahasa mereka.
"Hei, kau bilang apa sama dia?" tegur Aza.
Seungmin mangut-mangut mengerti, ia mengulurkan tangannya pada Han. "Saya juga mengerti bahasanya, maaf saya kira kalian bukan dari Korea. Saya Kim Seungmin, kalian mahasiswa di sini juga?"
Han menjabatnya mendahului Aza, "yah... Salam kenal saya Han ini Aza. Kami hanya mengunjungi perpustakaan ini untuk bahan jurnal kami."
"Yah benar, salam kenal Seungmin," balas Aza, ia menyikut lengan Han meminta rencana baru.
"Ouh baiklah, saya harus mengikuti orang-orang tadi, sepertinya saya tertinggal. Jika pacarmu sudah tidak apa-apa saya duluan," jawab Seungmin, ia melangkah meninggalkan Aza dan Han. Aza mengerutkan keningnya, apa yang baru saja pemuda itu katakan?
"Heh! Sudah, ayo masuk, sudah kubilang Seungmin itu urusan SpeardB dan Minho." Han menyentil kening gadis itu, Aza mengaduh mengusap keningnya, namun pikirannya masih tak lepas pada Utusan itu. Sangat berbahaya jika dirinya diketahui disini.
****
Chan kembali ke hotelnya, membawa beberapa burger dan minuman soda, juga dengan ayam goreng yang sudah ia pesan. Namun, suasana di hotelnya sangat sepi, tidak ada Han dan juga Aza. Kemana mereka pergi? Sial Chan kecolongan, bagaimana jika Han membawa Aza pada sebuah masalah, banyak hal yang tidak mereka ketahui tentang situasi ini. Ia harus segera mencari kedua orang itu.
Chan membuka ponselnya, dan ada pesan masuk dari Han yang mengatakan sedang membawa Aza jalan-jalan, untuk memperbaiki pertengkarannya barusan. Chan menghela napas, ia rasa Han dapat menjaga Aza jika hanya sekedar jalan-jalan. Selagi keduanya tidak mengunjungi kampus itu dan kantor aliansi. Mereka tidak akan terjebak masalah.
Sebuah pesan masuk ke ponselnya, Chan membelalak terkejut melihat si pengirim pesan.
Felix: Aku bisa bertemu kalian, tidak usah khawatir aku akan menyusul kalian ke Los Angels.
Chan: Apa? Tapi bagaimana, siapa yang memberitahumu?
Felix: Seorang pemuda dengan kucing kesayangnya yang bisa bicara.
Felix: Harusnya kau beritahu aku sejak gadis Anscoup itu datang. Ini akan semakin rumit jika ada konflik antara Seungmin, Aliansi dan SpeardB.
Chan: Aku tidak terpikirkan hal itu, lagipula kau yang memutuskan kan kalau kita bertemu setiap 3 bulan sekali? Huh
Felix: jika gadis itu tidak datang dan membawa kabar itu aku akan tetap diam, tapi sepertinya ini saatnya kita pulang.
Chan: aku tunggu kedatanganmu.
Chan: tunggu, apa Minho telah mendapat ingatannya?
Felix: dia menolak mengingat, dia hanya ingin melihat sejauh mana kebenaran itu sebelum ia mengingatnya.
Chan: Minho selalu penuh kejutan.
Felix: apa kabar SpeardB? Dia dan J.One dalam pihakmu kan?
Chan: Semua aman, segeralah menyusul.
Bang Chan menghembuskan napasnya lega, Setelah menyelesaikan urusan Seungmin dan Changbin tanpa diketahui aliansi, ia hanya tinggal mencari Jeongin. Setelah itu mereka merencanakan untuk bisa pergi ke planet Anscoup itu.
Tiba-tiba Chan mendapat telepon dari Hyunjin. Ia mendengus kesal, kenapa semua pangeran itu menghubunginya? Belum lagi dengan informasi yang mereka berikan, sungguh mengesalkan. Ia menggeser ikon hijau pada ponselnya.
"Chan sialan kau! Bagaimana Han dan Aza bisa ada di perpustakaan kampus itu heeh!!"
Chan membatu dengan ucapan Hyunjin barusan.
"Apa!! Jangan berbohong kau!! Han dan Aza sedang jalan-jalan_ ck, Sial!" Chan mendecak mengambil kembali jaketnya dan keluar hotel.
"Bagaimana bisa kau melihat mereka?!"
"Seungmin yang memberi tahuku." Langkah Chan terhenti, alisnya menyudut menimbang ucapan pemuda itu.
"Aku melaksanakan apa yang kau suruh padaku, Seungmin dan aku sedang mengobrol lalu ia cerita kalau dia bertemu Han dan Aza. Sejauh ini Seungmin tidak tahu siapa mereka dan hubungannya dengan kita."
"Shit... Aku kesana, rencana berubah, kita pertemukan Aza, Han dan Seungmin. Juga Minho, jangan bawa nama SpeardB ataupun J.One!!"
"Ya ya ya cepat cari penipu itu. Sembarangan dia membawa ratuku," decak Hyunjin.
Lagi-lagi Han membuat amarahnya memuncak, bagaimana jika aliansi menemukan mereka dan menangkap Han. Chan menaiki mobil yang ia sewa membelah jalanan menuju UCLA. Ia harus mengabari seseorang.
"Changbin! Rencana berubah. Atur tempat untuk kita adakan pertemuan. Aku membawa Seungmin nanti!"
"Hei, kenapa mendadak? Aku dan Minho baru saja mencari info terkait tempat tinggal Seungmin."
"Temanmu berbuat masalah dengan datang ke kandang singa! Felix akan berangkat malam ini ada kemungkinan besok atau lusa sampai. Kita pakai plan B!!"
"Ck. Sialan J.One, aku akan memukulnya nanti!"
****
To be continue...
Duh gimana yah... Kok ikut gregett sihhh uhuhuhu 😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments