"Jadi maksud kalian adalah aku buka berasal dari Bumi?" Minho menyemburkan tawanya, ia memegang perutnya yang pegal karena tertawa terlalu keras.
"Ah lelucon yang lucu, kalian hanyalah pasangan yang sedang mabuk dan membawa seekor kucing untuk diberi belas kasihan, cih."
"Lantas, bagaimana kau kenal dengan kucing ini Minho?" tanya Bang Chan.
Minho tersentak menatap kucing di pangkuannya sekilas, "mungkin saja aku pernah melihatnya di suatu tempat, oh ayolah ini Bumi tempat ini sangat luas bahkan kau pun tidak sanggup untuk mengelilinginya," Sambungnya.
"Terkesan menarik, kau mengatakan hal itu lagi saat pertama kita sampai di sini," jawab Bang Chan, ia menyilangkan dadanya menantang. Aza merasa ia berada di situasi yang cukup pelik. Karena ia tak tahu apapun maka diam adalah pilihan terbaik, menurutnya.
"Jadi itu alasanmu untuk menjadi kepala perpustakaan? Menarik bukan Minho?" lanjutnya.
Minho terkejut bukan main, bagaimana bisa orang asing ini tahu semua tentangnya, bahkan alasan ia menjadi kepala perpustakaan pun ia tahu. Orang ini benar-benar maniak.
"Aishh kau ini mencoba menggertak haah!??"
"Aku tidak menggertak," elaknya. Aza menatap Bang Chan tak percaya, betapa beruntungnya ia telah membawa Bang Chan membantunya mencari para pangeran itu.
"Hei, jangan menatapku begitu kau menakutkan, aku tidak terbiasa dengan warna matamu itu," gumam Bang Chan mengalihkan kepalanya menatap Aza. Aza tersentak ia menunduk meremas tangannya merasa telah menjadi orang paling bodoh di dunia.
"Dan tuan Minho, bisa kita permudah ini? Aku tahu kau tidak akan percaya dengan semua ini, tapi jika kau ikut bersama kami, akan kami tunjukan sebuah kebenaran sesungguhnya kepadamu kau pasti akan percaya padaku."
"Apa maksud kalian? Mempercayai hal-hal gila itu? Planet Anscoup, Pangeran, Iris mata, Klan Lee, dan kekuatan. Apa itu adalah dongeng yang kalian sampaikan untuk aku tidur, Haah!?
Bang Chan menarik napas mengusap wajahnya mencoba bersabar, " Dori percepat ini!" geramnya.
"Kau bicara pada seekor kucing?" tanya Minho.
"Maaf tuan Minho, semua yang dikatakan Pangeran Bang Chan adalah benar." Minho berdiri terkejut mendengar kucing yang berada di sebelahnya berbicara seperti manusia.
Bang Chan menyeringai, "lihat! Mudah dipercaya bukan? Ini akan semakin sulit karena ingatanmu disegel oleh bocah YoungBoy itu. Percayalah pada kami dulu Minho," pinta Chan.
Minho tak bergeming, dirinya tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, apakah ini hanyalah sebuat tipuan semata atau sebuah kebenaran. Bahwa ada sesuatu yang dapat hidup di luar bumi.
"Aza tunjukan kemampuan teleportasimu!" titah Bang Chan, Aza mengangguk. Saat ini, ia hanya dapat mematuhi apa yang Chan katakan, karena ia mempercayai Chan akan membantunya. Maka bantu aku juga tuan Lee Minho!!!
Aza memejamkan matanya, membayang kan ia berada di belakang pemuda itu. Dan
Buzzzhh... Minho terkejut saat gadis yang bersama pemuda itu berpindah kebelakannya dengan kepatan kilat. Ia berlari ke pojokan dapurnya mengambil sebuah pisau dan menodongkannya dengan panik pada tamunya.
"Jangan bergerak!!" gertaknya.
"Sebenarnya siapa kalian! Mau apa kalian!!" teriak pemuda itu.
"Aishh aku kira ini akan mudah, Dori percepat ini! Kita harus mencari Changbin!!"
Dori berjalan mendekati Minho, Minho yang gemetar memegang pisau itu mulai semakin gelisah saat kucing itu mendekat.
"Maaf tuan, izinkan aku memperkenalkan diri. Aku adalah Dori satu dari 3 binatang peliharaan dewa yang masih hidup. Dua diantaranya adalah saudaraku Songi dan Dongi, kau membuatnya mati karena kau tak dapat mengendalikan kekuatanmu. Jadi, aku mohon bisakah kau menebus dosa itu dengan kembali ke planet Anscoup dan menyelamatkan banyak nyawa disana? Aku mohon padamu tuan, miaww-"
Minho tertegun dengan apa yang baru saja dikatakan Dori. Ia membunuh... Kerabat kucing itu... Tapi kapan? Ahh kenapa semua semakin tidak masuk akal.
"Kau tidak perlu terburu-buru mengingatnya Minho. Kita akan mencari orang itu untuk membantumu menemukan jawaban dari semua ini. Jadi, bagaimana? Tertarik bergabung denganku?"
Minho mendecih, ia meletakan pisaunya ke meja dapur itu. "Kau dan kucing itu sangat hebat dalam membuatku tersudut. Baiklah... buktikan ucapanmu tentang kekuatan itu dan semua hal mengenai Anscoup. Aku ikut," putus pemuda itu.
Bang Chan mendekat dan menggendong kucing itu. "Kau hebat Dori," pujinya kemudian tersenyum bangga. Sekarang aku harus membuka kekuatan lamaku. Changbin, saatnya kau membangunkan serigala yang tidur dalam tubuhku... Aku akan mencarimu SpeardB...
*****

Jauhh dari tempat Aza dan Chan...
Sebuah district di ibu kota negara yang sangat maju. Gangnam Seoul...
"Cepat mulai transaksinya!! jika dulu kau bebas karena aku bisa dengan mudah menyogok kuasa hukum itu, maka jika kau gagal lagi, akan kubuat kau menyesal karena hidup sampai saat ini!!"
"B-baik tuan SpeardB. Kami permisi."
Dua orang berbadan besar itu berdiri dan lari ketakutan dari tempat itu.
"Cih, menyusahkan saja!" gumamnya, pemuda itu mengambil ponsel di sakunya dan mulai menghubungi seseorang.
"J.one ini SpeardB. Situasinya semakin rumit, polisi-polisi itu akan menggagalkan transaksi barangku di pelabuhan itu."
"Lalu, apa yang kau inginkan dariku?"
"Gagalkan rencana polisi itu, sisanya aku yang ambil alih."
"Mudah, kau hanya perlu mengubah lokasi transaksinya. Jangan sampai anak buahmu tau, ada mata-mata disana," ucap seseorang di balik telepon itu. Changbin tersentak, ia mengepalkan lengannya kuat. penghianat lagi...
"Terkejut? Eohh kau ini selalu seperti itu. Pertama, seorang SpeardB tidak mungkin mudah dilacak dan diketahui oleh polisi. Kekuatan dan strategimu sejauh ini sangat rapi kecuali jika ada orang dalam yang menghianatimu. Dan juga siapa yang merencanakan pertemuan di pelabuhan ini? Kau biasanya melakukan transaksinya di tempat biasanya bukan? Ada yang menjebakmu."
"Yah kau benar, seseorang yang mengaku bernama CB97 lah yang memutuskan lokasi transaksinya."
"Menarik, aku urus polisi itu sudah lama sejak aku kesini aku tidak bermain-main. Kau ubah tempat transaksinya, aku curiga pada orang bernama CB97. Namanya jelek sekali hahahahahah,"
"Dasar bocah gila, baik atur itu sesukamu. Aku tidak boleh tertangkap."
"Sejauh ini kau hanya bisa percaya padaku, karena orang-orang itu sangat licik walaupun kau Bosnya mereka, semua hal akan wajar dengan uang tuan SpeardB." gumamnya sinis.
"Sial sekali aku harus berteman dengan maniak gila sepertimu," ucap Changbin.
"Aku angap itu adalah pujian."
Pemuda itu mengakhiri panggilannya dengan temannya yang bernama J.One, menjadi seseorang yang terjun di bisnis kotor dan gelap memang sebuah resiko yang besar, tak ada yang bisa dipercaya. Semua saling berpura-pura dan menghianati untuk saling menjatuhkan, demi kekuasaan dan pengakuan untuk jadi orang terhebat di dunia bisnis ini. Politik semakin digencarkan, sejauh ini Changbin lah yang paling lama bertahan di dunia ini, sisanya masuk penjara bahkan juga mati.
"Halo, ini SpeardB. Maaf transaksinya yang kau inginkan tidak bisa dilakukan di pelabuhan itu. Datanglah ke tempatku dan bawa barang yang aku inginkan, kita ubah rencananya."
"Apa bagaimana bisa? Apa yang terjadi sehingga kau ingin mengubah lokasinya?"
"Hanya hal remeh sebenarnya, temanku bisa mengatasinya. Jadi, bagaimana datang ke tempatku atau kita batalkan ini."
"..."
"Ok aku anggap kau tak setuju, baiklah kerja sama ini kita ba–"
"Tunggu!! Baiklah, dimana tempat mu?"
Changbin tersenyum menang, "akan aku kirim lokasinya."
"Ahh sial! Bagaimana bisa orang itu merusak rencana kita," amuk Chan, ia memijat pangkal hidungnya juga kepalanya kini terasa pusing.
"Ada apa ini Chan?" tanya Aza.
"Orang itu, SpeardB. Seperti nya dia mengetahui rencana kita."
"Maksudmu? Dia tahu jika polisi akan ada dan membuatnya tersudut."
"Aku tahu betul Changbin di dunia itu. Tetapi sepertinya aku melewatkan satu hal, seseorang yang menjadi tangan kanannya, seseorang yang identitasnya tidak kita ketahui."
"Siapa itu?" tanya Minho, "aku tahu siapa SpeardB yang kau maksud, tetapi maksudku bagaimana mungkin dia juga seperti aku dan kau?"
"Yahh ini rumit, kalian menjalani hidup kalian masing-masing. Changbin di angkat menjadi anak oleh Mingju. Seorang bandar narkotika terbesar di tempat ini. Sampai Mingju meninggal karena dibunuh oleh orang kepercayaannya sendiri lalu Changbin menggantikannya."
"Yah aku rasa ini akan rumit, bagaimana jika kita membagi tugas?" usul Dori, semua yang ada di ruangan itu menatap Dori.
"T-tunggu berbagi tugas? Untuk apa? Kita tinggal ikuti arahannya datang ke tempatnya dan tangkap orang itu, lalu kita ajukan penawaran dan ajak dia untuk bergabung sampai kita menemukan orang yang dapat mengembalikan ingatan kita," ucap Minho.
"Memang rencananya seperti itu, tapi Changbin dilatih kuat disana mudah baginya untuk kabur dan melawan, jika kita bertemu dengannya di pelabuhan polisi dapat membantu kita untuk menangkapnya setidaknya membuat geraknya terbatas, dan kita dapat memaksanya membuka kekuatanku, dengan kekuatan itu aku dapat mencari Pangeran yang lain."
"Eum Chan, kau melupakan satu hal," putus Dori, ia melompat ke sebelah Aza yang sedari tadi memperhatikan.
"Aza bermata abu-abu, dia satu klan dengan Changbin. Aza dapat membuka segel kekuatanmu," lanjut Dori.
Bang Chan tersentak, ia menatap Aza yang sedari tadi hanya diam. "Ahh yah aku lupa mata abu-abu itu. Jadi apa kita harus kita ubah rencananya. Kau aktifkan kekuatanku, hanya aku, Minho tidak. Dia tidak bisa diaktifkan hingga mendapat ingatannya kembali. Kekuatannya berbahaya, bagaimanapun Minho adalah dewa penghancur," usul Chan. Minho tertegun mendengar kata 'dewa penghancur' yang dikatakan Chan, ia menatap Dori yang juga menatapnya dengan tatapan tak terbaca.
Dori mendekati Minho dan mengendus-ngendus di kaki pemuda itu menenangkan keterkejutannya. "Semua tergantung Aza, apakah ia dapat mengaktifkannya atau tidak, miaw-" ucap Dori.
"Aku tidak yakin karena aku belum pernah mengaktifkan kekuatan siapapun, tapi akan ku coba. Dori beritahu caranya," pinta Aza.
"Mudah, kau dan Chan hanya perlu berhadapan. Kau harus menatap matanya, harus fokus sampai kau merasakan sebuah energi kuat dalam iris mata Chan. Lalu kau katakan sebuah mantra pembuka kunci, 'Cle power on!' seperti itu." jelas Dori pada Aza.
Aza mengangguk paham, ia dan Chan kini saling berhadapan. Aza menarik nafasnya mencoba memantapkan hati bahwa ia dapat membuka kekuatan Chan. Sejauh ini iris abu-abunya hanya ia gunakan untuk berteleportasi, ia tidak pernah menggunakannya untuk mengkatifkan dan menonaktifkan kekuatan seseorang. tetapi jika ia tidak berkembang, bagaimana bisa ia menjadi ratu Anscoups nantinya.
Chan menatap Aza ragu, menurutnya Aza hanya lah seorang gadis bangsawan yang belum menyadari kekuatannya sendiri, tetapi iris mata itu sangat menarik baginya, warna abu-abu gadis itu lebih gelap daripada Changbin dan bola matanya yang kecil sesuai untuk wajahnya juga pahatan hidung dan bibir yang sangat cantik untuk –tunggu apa baru saja Chan mengamati wajah gadis itu, ia menggelengkan kepalanya mengusir pemikiran-pemikiran aneh itu dan mencoba fokus untuk mengaktifkan kekuatannya. Ahh tapi wajah gadis itu membuatnya hilang fokus, Chan melirik Minho yang sedang asik dengan dunianya, mengelus-ngelus kucing itu, sungguh Chan tidak habis pikir dengan segala keunikan Minho.
"Baiklah Chan mari kita mulai, tapi sebelumnya maafkan aku jika nanti aku gagal–"
"Kita lihat saja hasilnya nona, kau jangan ragu untuk menggunakan potensimu, keraguan hanya akan membuat kau gagal. Dan aku tidak ingin gagal." Aza tersentak kemudian mengangguk. Sedikit canggung banginya berdiri di depan Chan, ia memiliki tinggi yang sama dengan Chan.
Aza melatih fokusnya, matanya menatap Chan tepat pada irisnya, Aza tertarik dalam sebuah lubang hitam yang perlahan menerang dan menampakan ruang hampa yang terang, ia merasakan energi yang kuat yang dipancarkan aura pemuda itu, auranya hangat dan sangat terang, tetapi terkurung dalam sebuah bola kaca raksasa, yang ia perlukan untuk mengeluarkan cahaya itu adalah dengan mengucapkan mantra pembuka itu. Aza mengarahkan tangannya kedepan Chan, iris abu-abunya perlahan berubah menjadi gelap. Chan mulai khawatir dengan perubahan itu.
"Cle power on," gumannya, Chan terdorong oleh angin yang sangat kuat hingga terbentur dinding, ia merasakan sebuah cahaya menyelimutinya kemudian chaya itu berkumpul di depannya dan masuk kedalam tubuhnya, Chan membelalakan matanya merasakan tubuhnya diisi oleh sebuah energi yang sangat besar. Irisnya matanya berubah menjadi coklat. Kekuatan nya berhasil diaktifkan, ia merasakan tubuhnya lebih ringan dari biasanya.
Aza menghela napas lega, tubuhnya sangat lemas dan tak bertenaga, mengaktifkan kekuatan Chan sungguh menyerap tenaganya. Iris matanya telah kembali seperti semula, tetapi pandangannya mulai mengabur. Tubuhnya hampir saja tumbang ke lantai jika saja Minho tidak menopangnya, Minho memindahkan Aza ke kamarnya agar ia bisa beristirahat sejenak. Minho sangat tak menyangka dengan aksi yang dilakukan gadis ini. Mereka dan semua cerita itu benar dan sedang berbohong. Jadi jika benar, maka Minho adalah seorang penghancur yang sangat berbahaya jika kekuatan nya diaktifkan. Entah apa yang akan terjadi pada gadis ini jika ia juga mengaktifkan kekuatannya, apa ia akan mati.
"Aku ingin segera mengingat semua itu," gumamnya menatap Aza yang tak sadarkan diri.
"Aku berhasil," gumam Aza.
"Yah benar, kau telah meyakinkanku Azalea."
Setelah kondisi Aza membaik, mereka berkumpul di ruang tamu Minho, sudah tinggal selama 3 hari mereka tinggal di apartement pemuda itu.
"Jadi, aku punya rencana. Changbin telah merubah lokasi kita untuk menemuinya, sepertinya ia sudah mengetahui tentang polisi itu dan menyuruh seseorang itu untuk mengurus para polisi. Aku sangat penasaran dengan tangan kanan Changbin. Maka Chan dan Minho akan menemui Changbin di tempat yang telah kalian janjikan. Aku dan Aza akan melihat siapa orang yang menggagalkan rencana kita. Nanti kami akan memberi tahu kalian siapa orang itu. Karena bisa jadi orang itu akan menyusahkan kita untuk mengajak Changbin kepada kita," jelas Dori
"Kenapa kau bersama Aza? Kenapa tidak Minho, Aza akan membatuku untuk menjelaskannya pada Changbin setelah aku menangkapnya," sanggah Chan, Aza mengangguk menyetujui bukankah akan lebih baik jika Aza juga menemui Changbin.
"Aku membutuhkan Aza untuk berteleportasi ketempat kalian setelah kami mengetahui siapa orang itu," jawab Dori, Minho tidak ikut bicara, karena menurutnya bersama siapapun ia tidak akan menjadi masalah.
Chan menghela napas, "Baiklah, kau akan lebih cepat memberikan informasi itu dan menyusulku dengan berteleportasi, bukan begitu?"
"Yah, kau benar," timpal Dori
"Kalau begitu, ayo kita mulai."
"Aza ayo kita pergi ke pelabuhan itu, kau tahu kan kordinatnya?" Aza mengangguk.
"Hati-hati, kau sudah baikan?" tanya Bang Chan sedikit khawatir. Aza mengangguk dengan Dori digendongnya.
"Jaga kucing itu untukku," pinta Minho.
"Baik, kami pergi," pamit Aza, ia memejamkan matanya dan mulai menghilang dari ruangan itu.
****
To be continue...
Siapa nih J.One uhuhuhuhu??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments