Ini adalah ceritaku... Yang Jeongin...
Pemuda yang tinggal di panti asuhan dan disekolahkan oleh yayasan panti itu...
Awalnya aku hanya ingin hidup biasa tanpa ada kekerasan selama masa sekolahku. Tetapi sepertinya aku salah, satu tahun di masa SMA ku, aku sadar bahwa kekuatan dan kekerasan adalah hal yang harus aku raih untuk bertahan di kampusku saat ini.
Kebanyakan orang mengukur kehebatan seseorang bukan hanya pada IPK dan wajah yang tampan. Tetapi pada seberapa hebatnya ia mengalahkan seseorang dan berkuasa di kampus itu dan menunjukan taringnya pada semua orang. Menindas orang yang lemah adalah hobiku, memperbudakan orang-orang dungu itu sangat menyenangkan bagiku. Kita adalah pemenang saat melihat orang-orang idiot itu bertekuk lutut meminta ampun padaku. Aku ditakuti oleh musuhku, aku di hormati oleh teman-temanku. Komposisi yang sempurna bukan untuk seorang mahasiswa sepertiku. Sampai suatu hari, datang seseorang yang selalu mengikutiku dan mengintaiku. Seseorang bermata tajam dengan tudung abu-abunya.
Aku rasa ia adalah seorang psikopat atau salah satu mata-mata dari musuhku di kampus. Tetapi, anehnya orang ini hanya terus mengikutiku dari belakang dan mengawasiku. Hal itu semakin membuatku geram karena kelakuannya itu.
Akhirnya aku memutuskan untuk memberi orang itu pelajaran karena telah mengusikku. Aku sengaja pulang menuju panti sendirian, dan orang itu kembali mengikutiku.
Sejauh ini, rencanaku untuk menangkap dan memberi pelajaran pada orang itu berhasil. Aku membawanya ke gang yang lumayan sepi dan tempat yang biasa aku lakukan untuk mengeksekusi lawanku. Aku berhenti di jalan buntu kemudian tersenyum sinis.
"Keluar, aku tau kau mengikutiku. Dasar bedebah kurang ajar," gertakku, seseorang bertudung abu-abu itu keluar dari persembunyiannya dan membuka tudungnya. Mata Hitam yang tajam itu dan garis wajahnya yang tiba-tiba terasa familiar bagiku.
"Siapa kau?" tanyaku.
"Aku kira kau tidak akan terusik, tetapi apa boleh buat. Karena kita tak punya banyak waktu. Ayo kita pulang, kita harus menyusul mereka," ajak orang aneh itu. Aku tidak mengerti maksud perkataanya itu tetapi aku sangat kesal mendengarnya, suara beratnya terdengar seperti sedang mengancamku.
"Siapa kau?!" tanyaku pada orang aneh itu. Orang itu tetap diam dan tak menjawab, membuatku naik pitam dan kesabaranku habis. Aku benar-benar ingin menghajarnya sekarang.
"Tangkap orang sialan ini!" titahku pada anak buah yang diam-diam telah ku siapkan untuk meringkus pemuda itu. Aku ke tempat ini bukan tanpa persiapan.
Teman-temanku datang mengerubungi orang gila itu, mereka siap untuk melayangkan pukulan pada pemuda itu. Tetapi sesuatu terjadi. Tiba-tiba semua teman-temanku meringis kesakitan sambil memegang kepalanya, lalu seketika orang-orang itu jatuh pingsan. Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja aku lihat, pemuda aneh itu hanya diam tak melawan dan tiba-tiba mereka semua kehilangan kesadarannya. Sebenarnya siapa orang aneh ini.
Aku sadar saat ini aku dalam bahaya, bagaimanapun aku tidak boleh tertangkap olehnya, aku berniat untuk kabur, namun sialnya jalanku terkunci olehnya.
"Hei, mau apa kau?! Sebenarnya siapa kau ini?!" sentakku, orang itu tetap diam dan semakin mendekat ke arahku.
"Aku tidak suka berbasa-basi. Apalagi menjelaskan kisah panjang ini. Waktunya kau mengingat semua hal tentang kita." ucap pemuda aneh itu. Ia menjulurkan tanganya dengan tatapan yang tajam menatapku, aku dibuat gemetar karena rasa takutku.
"Cle Mind on!" ucapnya. Tangannya mengeluarkan cahaya yang tak biasa, tiba-tiba cahaya itu masuk kebadanku. Aku dibuat tertegun dengan kilasan memori yang tiba-tiba datang mengelilingi pemandanganku. Tiba-tiba datang seekor burung terbang melesat dengan kobaran api di ekor dan bulunya menghampiriku. "Pheonix" gumamku menatap burung api itu. Burung itu menghilang dengan cahaya jingga yang menyelimutiku. Kemudian, Satu persatu hal yang tidak aku ingat tiba-tiba mulai aku ingat kembali. Sampai saat dimana aku tak kuat dengan memori-memori yang berterbangan itu aku ambruk ke aspal dan kehilangan kesadaranku.
"Selamat datang kembali, Yang Jeongin," ucap pemuda aneh itu yang masih bisa aku dengar.
****
Jeongin sadar dari pingsannya ia berada di tempat yang sangat asing baginya. Jeongin tersentak melihat pemuda yang duduk di belakangnya, pemuda itu berbalik menatap Jeongin.
"Kak Felix?! Bagaimana bisa?" tanya pemuda itu. Ia mengingat semuanya, semua kejadian sebelum ia pingsan dan bagaimana hidupnya saat belum mengingat jati dirinya. Kini memori lama dan barunya bertubrukan.
"Kau mengaktifkan ingatanku lagi, tapi kenapa kak?!" sentak Jeongin, wajahnya memerah menahan amarah dan tanganya di kepalkan kuat di sampingnya.
"Karena Anscoup dalam bahaya, kita harus pulang," jawab Felix.
Jeongin tersentak, "apaa!! Bagaimana bisa? Apa yang sudah aku lewatkan saat kita berpisah Kak?!" tanya Jeongin menuntut penjelasan.
"Portal batas dimensi terbuka, manusia bumi mengeksploitasi planet kita. Aku di suru Minho untuk menyusul Bang Chan dan pangeran lainnya ke Los Angels. Sebelum itu aku harus mengajakmu dan mengembalikan ingatanmu. Tetapi disana para pangeran yang lain belum mendapatkan ingatannya, sehingga mereka terhambat oleh kasus Seungmin dan Changbin yang ternyata adalah SpeardB yang saling membenci." Jeongin membulatkan matanya, ia tak menyangka bahwa saudara-saudaranya terlibat hal rumit seperti ini. Terlebih lagi Seungmin, bukankah ia dulunya sangat menghormati Changbin sebagai kakaknya.
"Atas perintah Minho dan Bang Chan, kita diminta untuk menyusul mereka ke Los Angels, kau ikutkan?" tanya Felix datar.
Jeongin mengusap wajahnya menghela napas pelan, "mau bagaimana lagi, dia pemimpinnya. Ahh aku merasa malu jika Kak Chan tau bagaimana kelakuanku di kampusku."
"Dia sudah tau, Chan tau segalanya tentang kalian. Ia tidak pernah berhenti mengawasi dan mencari kabar tentang kita," ucap Felix.
Jeongin tersenyum, "yah dia kakak dan pemimpin yang baik. Lalu bagaimana? Kapan kita berangkat?" tanya Jeongin.
"Malam ini."
"APA!? KAU GILA!"
****
"Siapa kau?" tanya Seungmin dingin. Ia masih menatap Chan waspada, sambil memeluk kuat map coklat berisi Foto-foto di pelabuhan itu.
Chan tersenyum, senyum yang kemudian berubah menjadi seringai yang menyeramkan. "Aku CB97, apa kau yakin tidak ingin bertanya kenapa aku melapor polisi pada saat itu?" tanya Chan.
Hyunjin, Minho dan Changbin membelalakan matanya.
"Sialan, Chan apa-apaan orang itu," geram Changbin. Lagi-lagi Minho menepuk-nepuk bahu pemuda berotot itu. "Tenang dulu Changbin, ini adalah pancingan untuk Seungmin."
"Hei, sejak kapan kau memanggilku Changbin?" ketusnya pada Minho, Minho menghela napas.
"Sudahlah mau kau Changbin atau SpeardB pun, kau tetap orang yang sama," ucapnya lelah.
"Chan ganti rencana! Kita culik Seungmin dan sembunyikan ia dengan SpeardB sampai Felix datang." Minho mengintrupsi di balik earphonya yang menghubungkannya dengan Bang Chan.
"Baiklah," bisiknya pelan.
"Mari kita bicara Seungmin, aku ingin memberi kau info yang menarik soal SpeardB. Tenang, aku ada di pihak kalian. Hyunjin dan aku sudah mengetahui dimana SpeardB, kau akan sangat menyayangkan informan seperti aku."
Seungmin tersenyum sinis. "Earphone yang kau gunakan cukup bagus. Tapi aku lebih curiga kepadamu saat ini," ucapnya. Bang Chan terkejut melihat insting pemuda itu yang sangat kuat dan analisisnya.
"Kalian satu komplitan kan? Jangan bodoh! Kalian tidak bisa halangi aku sekarang."
Bang Chan mengusap wajahnya, mendengus keras. "Sebenarnya aku malas menggunakan kemampuanku. Tapi satu pangeran menyebalkan telah merusak rencana dan membuat kesabaranku hilang. Maaf Seungmin, kau harus tidur dulu." Bang Chan menjentikan tangannya dan waktu pun berhenti. Semua orang tak bergerak dan jam tak berjalan semestinya. Ia menghampiri Seungmin yang diam karena penghentian waktu dan memegang dahi pemuda itu, "kau harus tidur dulu sampai aku menangkap pangeran nakal itu." Bang Chan mengalirkan Khy nya pada Seungmin dan pemuda itu pun tak sadarkan diri. Ia menjalankan waktu kembali sembari menggendong Seungmin.
Waktu kembali berjalan, Hyunjin tersentak melihat Bang Chan yang sudah keluar membawa Seungmin.
"Ayo kita kembali ke hotel, Seungmin sementara ini harus kita jauhkan dari aliansi itu," ucap Bang Chan di earphone mereka.
"Baik," ucap pemuda Hwang itu. Ia mengambil map Coklat milik Seungmin yang terjatuh itu. Ini juga harus ia amankan. Hyunjin melangkah keluar menyusul Bang Chan. Minho dan Changbin sudah ada di mobil itu juga.
"Ayo kita pergi. Aku harus cepat mencari Han dan Aza," pinta Chan.
"Apa ini? Kenapa Chan bisa tiba-tiba menggendong Seungmin?" gumam Hyunjin sambil memperhatikan Chan yang diam dengan aura yang mencekam. "Orang ini semenyeramkan itu? Tak ku sangka aku dipimpin olehnya" Hyunjin hanya biasa mendengus kesal.
****
"Bagaimana? Han sudah ada kabar?" tanya Hyunjin, kini mereka berada di apartemen yang dibeli Changbin. Seungmin masih di kurung di kamarnya dan Changbin pergi untuk melaksanakan bisnisnya. Entah sampai kapan pemuda itu akan berhenti berbisnis kotor seperti itu. Hyunjin telah selesai dengan acara Fashionnya, ia mengambil cuti dengan alasan liburan pada menejernya.
"Sudah 24 jam Han dan Aza tak memberi kabar, bagaimana jika mereka dalam bahaya?" tanya pemuda Hwang itu kembali.
"Aku tahu ini aneh, tapi sepertinya aku merasa ada hal yang lebih aneh. Changbin, kenapa dia santai sekali saat Han sudah tak ada kabar selama 24 jam. Dan Seungmin tetap merajuk dan memaksa ingin pergi."
"Aku pulang... Dan harusnya kau tanyakan pada Minho kenapa Felix membawa orang lain," ucap Changbin memasuki apartemen itu. Chan dan Hyunjin diam dan saling pandang mencoba mencerna perkataan Changbin barusan.
"Masuklah kalian berdua," titah Changbin. Kedua orang itu masuk dan berhasil membuat Hyunjin dan Bang Chan membuka mulutnya tertegun saat melihat Felix yang datang bersama Jeongin.
"Jeongin?! Bagaimana bisa—" belum selesai Chan mengucapkan pertanyaannya Jeongin langsung berlari memeluk kakak tertuanya itu. Chan dibuat tertegun dengan kehadiran Jeongin.
"Tolong beri tahu aku siapa kedua orang ini?" Hyunjin mengintrupsi. Jeongin melepas pelukan dan menatap Hyunjin bingung, ia mengangkat sebelah alisnya.
"Kakak tidak ingat aku?" tanyanya.
"Ahh iya, aku Felix dan ini Jeongin. Selebihnya pasti kau sudah tau." Felix mengintrupsi.
Hyunjin bangkit dari duduknya, ia menatap Felix nanar, "kau... Kembalikan ingatanku sekarang," pintanya.
Jeongin melipat tangan nya, membrengut kesal. "Huh, reuni macam apa ini?! Kalian berkumpul tapi saling tidak kenal. Kita ini saudara tau."
"Hei kalian sudahlah, saat ini Seungmin dulu yang harus kita urus, aku lelah mendengar makiannya terhadap SpeardB seharian," ucap Minho. "Belum lagi jika ia terkejut saat Dori bicara," keluhnya. Minho baru saja ke kamar Seungmin untuk memberi makanan, hanya ia yang paling aman untuk mengurus Seungmin. Karena Seungmin sudah melihat Hyunjin maupun Chan.
"Kau yang merencanakan kedatangan Jeongin juga, Minho?" tanya Chan. Minho mengangguk dan menggendong Dori duduk di kursi tamu itu.
"Kau buat teh?" tanyanya melihat cangkir teh di meja itu.
"Itu aku yang buat," ucap Hyunjin.
"Ouhh baguslah, minum saja Dori tak apa Hyunjin yang buat," ucapnya pada kucing oren itu. Hyunjin mengumpat tertahan.
"Hahahahahahahaha... Kau tahu? Aku rindu suasana ini, walaupun kalian tidak saling mengingat tetapi tetap saja tali persaudaraan ini akan terasa dimanapun." Felix menyeka air matanya yang sempat muncul. Bang Chan tersenyum hangat, ia mengusap kepala pemuda itu.
"Yah, selamat berkumpul lagi pangeran Anscoup. Sayang sekali pangeran nakal kita sedang mencuri daging di kandang singa dengan membawa calon ratu kita. Sehingga dia tidak bisa ikut momen reuni ini."
"KETEMU!!" pekik Changbin.
Semua orang di ruangan itu menoleh pada Changbin yang yang fokus pada laptopnya.
"Ada apa?" tanya Chan.
"J.One dan Aza benar-benar menyelinap ke markas pusat! Sialan bocah itu, dia mau mengalami trauma lagi gara-gara pergi ke neraka itu!??" maki Changbin ia terus mengutak atik laptopnya dengan berbagai umpatan kasar khas nya.
"Mereka ketahuan dan dikejar!!"
Changbin mengambil ponselnya menelepon seseorang, "Liona, pantau terus dan retas CCTV markas itu! Temukan Han!"
Bang Chan mengepalkan lengannya, ia khawatir dengan keselamatan kedua orang itu. Bagaimanapun ia harus menyelamatkan mereka sebelum identitas mereka diketahui.
"Bangs*t Kim Seungmin apa yang bocah ini hendak lakukan!" maki Changbin kemudian, Hyunjin mendengus keras melihat kerusuhan Changbin. "Hei, kau ini kenapa sih?" tanya Hyunjin.
"Dia menelepon polisi! Aku lupa menyingkirkan telepon di ruangan itu!?" pekik Changbin.
"APA!!" teriak Chan, Hyunjin dan Minho bersamaan.
"Wow kakak-kakak sekalian harap tenang. Aku punya banyak pertanyaan tetapi sayangnya situasinya semakin kacau yah," ucap Jeongin yang bingung melihat raut panik pangeran yang lain.
"Felix ini tidak bisa dibiarkan, bagaimana pun Seungmin sama sekali tidak paham tentang situasinya. Ayo kita temui dia," saran Chan. Felix mengangguk.
"Kalian, ayo kita temui Seungmin kita," ajak Felix, ia melangkah masuk ke dalam kamar Seungmin diikuti pangeran lainnya.
Pemuda itu sudah menunggu kedatangan para pangeran itu sedari tadi. Ia sebenarnya telah di beri tahu oleh Minho dan Dori tentang siapa dirinya dan SpeardB. Tetapi semua itu mustahil dan sangat tidak masuk akal. Seungmin tidak bisa menerima semua kenyataan itu. Fakta bahwa ia dan Changbin bersaudara, fakta bahwa aliansi hanya memanfaatkannya untuk menangkap Han dan fakta tentang semua masa lalu yang selalu menghantui mimpinya. Semua itu terlalu mengejutkan untuk dipercaya bukan?
"Kim Seungmin," panggil Chan.
"Seungmin aku tau kau marah karena dibawa dengan cara seperti ini. Tetapi kami bukan bermaksud untuk menghalangimu menangkap SpeardB karena dendam masa lalumu. Tapi ada hal lain yang lebih berbahaya daripada SpeardB, yaitu aliansi StarTrip itu sendiri." kali ini Hyunjin yang mencoba bernegosiasi.
"Aku sudah dengar omong kosong kalian dari kucing yang bisa bicara dan majikannya itu." semua pangeran terkejut dan menatap Minho.
"Kalau begitu, kenapa kau telepon polisi sialan!!" geram Changbin, ia ingin maju menghajar Seungmin, namun ditahan oleh Hyunjin dan Minho
"SpeardB sabar sedikit lagi ok?" lerai Minho.
"Kak Seungmin, kenapa kau sekarang jadi begini?" ucap Jeongin tak percaya, Seungmin menoleh pada Jeongin dan tersentak saat melihat matanya. Warna matanya sama seperti nya.
"Siapa kau?" tanya Seungmin pada Jeongin.
Felix menghela napas, ia mendekati Seungmin. "Sebelumnya, Apa kau punya pertanyaan?" tanya Felix.
"Ada. Jika kalian semua adalah saudaraku, kenapa kita tidak saling mengenal dan hidup di lingkungan bahkan benua yang berbeda? Kenapa aku hanya ingat namaku tanpa ingat latar belakangku?" tanya pemuda Kim itu. Semua orang di ruangan itu tersentak, menyetujui pertanyaan Seungmin.
Minho menunduk gelisah, dari apa yang Chan ceritakan waktu itu, ialah penyebab semua itu.
"Aku tidak bisa menceritakannya," jawab Felix. Para pangeran menoleh kecewa.
"Tapi akan aku buat pertanyaan kalian terjawab, Chan salurkan aura khy ini ke seluruh ruangan ini aku akan selesaikan ini sekali percobaan," pinta Felix. Minho melebarkan matanya panik. "Tunggu!! Aku keluar saja dari ruangan ini," ucap pemuda itu.
"Ada apa Minho? Bukankah kau yang sangat ingin mengingat semuanya?" tanya Chan.
"Awalnya benar, tetapi bersama Chan, Hyunjin dan SpeardB sudah cukup membuat aku percaya. Aku akan meminta ingatanku jika aku sudah siap," jawab pemuda itu.
Bang Chan menghela napas, mau bagaimana pun itu adalah keputusannya Minho. Felix mengangguk mengerti. Minho keluar dari kamar itu bersama Dori, ia menuju balkon untuk menghirup udara segar. "Aku tidak siap dengan masa laluku Dori..." gumamnya.
"Lebih baik seperti ini–miaw– aku suka tuan Minho yang seperti ini."
"Sebenarnya aku sedikit khawatir, ini bukan hipnotis kan?" tanya Hyunjin, saat melihat Minho yang keluar dari ruangan ini, dirinya juga jadi ragu.
"Ini adalah kebenarannya," ucap Chan, ia mengelurkan Auranya dari tangannya dan menyebarkannya keseluruh ruangan. Aura putih itu memadat dan berubah warna menjadi abu-abu seperti kabut. Felix menutup matanya, ia ingin melepas semua ingatan saudaranya yang telah bertahun-tahun ia simpan sendirian. Tubunya diselimuti aura berwarna kuning terang. Felix mengangkat tangannya ke gumpalan awan kelabu itu.
"Cle Mind on! Step out of mind!!" teriak Lee Felix. Cahaya kuning keemasan itu masuk kedalam awan itu dan kemudian pecah dan memasuki tubuh masing-masing pangeran, kecuali Bang Chan, Jeongin dan dirinya.
Keajaiban terjadi, mata Changbin kembali menjadi abu-abu. Semua memori itu mengelilinginya, memori lamanya tak hilang dan memori barunya masuk membuat tubuhnya membatu mengingat semua masa lalunya. Air matanya tak terbendung, perasaanya sakit mengingat dirinya yang dulu dan saat ini menjadi orang yang berbeda. Tubunya merosot ke bawah, pandangannya kosong, satu nama terlintas di benaknya.
"HAN!!" teriaknya, untuk sekian lama ia tak memanggil J.One sebagai orang yang bernama Han. Nama itu ia sangat mengingatnya, saat pemuda itu dibawa ayah angkatnya dalam keadaan hampir mati.
Ia juga mengingat senyum pemuda itu dan tingkah nakalnya yang selalu menghibur pangeran yang lain saat mereka mencari tempat tinggal. Changbin tersentak dari lamunanya, menyeka air matanya dan menghampiri Chan menyengkram dan mengguncang bahu pemuda itu kuat.
"Kita harus menyusul Han, sialan. Dia dalam bahaya Chan!!" pekik Changbin. Ia melihat sekelilingnya dan terkejut saat Seungmin menatapnya sambil berkaca-kaca.
"Apa ini!! Kenapa seperti ini!!" pekik Seungmin. "Kenapa kau jahat padaku Kak! Kenapa aku bisa membenci mu–" air matanya tumpah begitu saja. Seungmin tidak menyangka akan serumit ini. Benarkah StarTrip menipunya, atau ini semua hanyalah kesalah pahaman.
"StarTrip menangkap Han dan menjadikannya sebgai bahan percobaan ilegal!! StarTrip itu adalah ular!" teriak Changbin, ia merengkuh pemuda Kim itu. Seungmin mengepalkan tangannya merasa dipermainkan oleh aliansi itu. Dan ia membenci dirinya telah memberikan lokasi mereka pada pihak aliansi.
"Kita harus pergi dari sini!" ucap Seungmin, "polisi bahkan aliansi akan kemari."
"Apa-apaan ini!!" amuk Hyunjin matanya sembab, "mana Minho?!!" Hyunjin bangkit dan pergi keluar kamar itu.
"Kak Hyunjin," cegat Jeongin. "Kak Minho akan jauh lebih menderita daripada kita saat ini jika kau menuntut penjelasannya," ucap Jeongin ia menepuk bahu pemuda Hwang itu. "Pada dasarnya kitalah yang jahat terhadapnya," tambah Jeongin.
Hyunjin menurunkan bahunya, ia menghembuskan napas keras. "Kita harus pergi dan bawa pangeran Han juga ratu Azalea kembali," putusnya.
"Changbin saatnya giliranmu, aktifkan kekuatan para pangeran kecuali Minho. Ia masih harus kita segel," titah Bang Chan.
Changbin mengangguk, energi dalam tubuhnya bergejolak meminta dilepaskan.
"Cle power On!!" ucapnya, Changbin mengibaskan tangannya yang keluar cahanya silver membuka warna mata pangeran yang tersegel itu.
"Selanjutnya, ayo kita buat lubang teleportasi koordinatnya di markas SpeardB cabang Los Angels," ucap Changbin. Ia memusatkan energinya ke sebuah dinding lalu.
Pttszzzz....
Kilatan keluar dari tangannya membuat gelombang elektromagnetik yang semakin besar seperti portal dimensi
"Ayo pergi," ajak Changbin, ia membawa tas kerja dan laptopnya dan memimpin masuk kedalam portal itu.
"Aku susul Minho dulu, kalian duluan!" ucap Bang Chan. Ia keluar dan memanggil Minho untuk pergi dari tempat ini.
"Minho, ayo pergi semua sudah selesai, kita harus menyusun strategi untuk mencari Han dan Aza," ajak Chan, Minho menoleh kemudian mengangguk apa aku semacam monster yang tak boleh dibangunkan? Gumamnya.
"Haah!! Apa-apaan ini?!" pekik Chan kaget melihat kamar yang berantakan dan gorden yang terbakar juga listrik yang mati.
"Ini ide Seungmin," tunjuk Jeongin.
"Kita harus menghapus jejak dan membuat tempat ini sekacau mungkin, agar polisi dan aliansi bisa menganggap ini sebagai perkelahian juga pemberontakan. Aku hanya mengacak-acak barang barang di ruangan ini dengan telekinesis, Jeongin membakar kain-kain itu dan Hyunjin memutus aliran listriknya."
"Ide bagus, tapi kita harus bergegas!! Cepat masuk, portalnya semakin meredup," titah Bang Chan. Jeongin Felix dan Hyunjin masuk bergantian diikuti Seungmin yang kemudian disusul Minho dan Dori. Bang Chan menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan kemudian tersenyum. "Cara yang sama seperti saat pertama kali melarikan diri dari Distrik 9"
****
To be Continue...
Jeng jeng jeng.... Yang speechless sama aku silahkan tekan tanda bintang disanaa👍👍
Ok saatnya petualangan yang sebenarnya dimulai!!!!💂💂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments