Dugaan ibu.

Kedua tangan Damar seakan bertindak di luar kendalinya, ia merobek begitu saja surat gugatan perceraian di genggamannya. "Sampai kapanpun Damar tidak ingin bercerai, pah." ungkap Damar setelah merobek kertas digenggaman tangannya lalu hendak beranjak meninggalkan rumah.

"Kamu mau ke mana, Damar???" mama Lina yang sejak tadi hanya diam saja akhirnya bersuara ketika melihat putranya meninggalkan rumah dalam keadaan kalut seperti saat ini.

"Biarkan dia pergi, mah!!! Damar sudah dewasa biarkan dia menyelesaikan urusan rumah tangganya, kita tidak perlu ikut campur terlalu dalam lagi!!!." papa Anggara mencoba menenangkan istrinya yang kini berderai air mata seakan ikut merasakan kekalutan putranya.

Di sela tangisnya mama Lina mengangguk pelan.

Dengan di penuhi Amarah Damar mengemudikan mobilnya menuju apartemen Brian.

*

"Memangnya sudah berapa hari Nona Mita tak datang bekerja, bi????." Brian terlihat tengah mengobrol dengan seseorang melalui sambungan telepon.

"Sudah tiga hari tuan, dan Nona Mita juga tidak memberi kabar sama sekali." dari seberang sana terdengar seorang ART menjelaskan pada Brian.

Di sela obrolannya tiba tiba perhatian Brian teralihkan saat mendengar seseorang menekan bel apartemennya.

"Baiklah bi, nanti saya akan mencoba menghubunginya. Untuk sekarang sebaiknya bibi jaga ibu dengan baik dan jangan sampai ibu mengkonsumsi makanan serta minuman yang dilarang oleh dokter!!." pesan Brian sebelum mematikan sambungan teleponnya dan beranjak keluar dari kamarnya, hendak melihat siapa tamu yang datang.

"Damar...." Brian melihat keberadaan Damar melalui layar yang tersambung pada CCTV yang terpasang di depan apartemennya.

Baru saja membuka pintu, Brian sudah di sambut bogem mentah milik Damar yang mendarat cantik di wajah tampannya, bahkan tubuh Brian sampai terhuyung ke belakang saking kerasnya tinju Damar mengenai wajahnya.

"Apa yang kau lakukan???." suara Brian terdengar meninggi karena Damar memukulnya tanpa sebab.

"Berhenti bersandiwara!! di mana kau sembunyikan istriku???." tuduhan Damar membuat kedua alis mata Brian saling bertaut bingung.

"Istrimu????." ulang Brian. Ia mencoba mencerna setiap kata yang dilontarkan Damar.

"Siapa yang menyembunyikan istrimu, Dan sejak kapan kau menikah???." saking terkejutnya bukannya menjawab Brian justru balik bertanya.

"Ya, perawat pribadi ibumu adalah istriku, di mana kau menyembunyikannya haaah???." hardik Damar.

Deg.

Brian terdiam, seperti tidak percaya dengan pengakuan Damar. Hatinya hancur seketika ketika mengetahui jika ternyata pujaan hatinya itu telah menjadi istri dari pria lain.

"Jadi ternyata Paramita sudah menikah, dan kau adalah suaminya???." Dari wajah sahabatnya itu Damar bisa menyimpulkan jika Brian begitu terkejut dengan pengakuannya.

Sesaat kemudian Brian menarik sudut bibirnya ke samping hingga menciptakan sebuah seringai di sudut bibirnya.

"Suami.... ??? Suami macam apa yang tidak tahu di mana keberadaan istrinya sendiri." kalimat berbau sindiran di lontarkan Brian pada Damar sehingga membuat pria itu tak dapat menepisnya.

"Jangan bilang selama ini kau tidak pernah peduli pada istrimu hingga dia pergi meninggalkanmu???." Brian yakin jika tebakan tak salah ketika menyaksikan Damar mengusap wajahnya dengan kasar.

Damar menjatuhkan bokongnya begitu saja di sofa, sementara Brian menatap sahabatnya itu dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Jika sejak awal aku tahu dia sudah menikah dan memiliki seorang suami yang tidak peduli padanya, mungkin sejak saat itu aku sudah merebutnya dari suami bodohnya itu." kalimat Brian sontak memancing tatapan tajam dari Damar.

Brian tak serius dengan ucapannya, sebesar apapun cintanya pada Mita bagaimanapun wanita itu adalah istri dari sahabatnya sendiri, berbeda lagi jika mereka sudah bercerai, begitu pikir Brian.

"Ya, seperti yang kau ketahui aku memang tertarik padanya sejak pertama kali kami bertemu. Wanita yang pernah aku ceritakan tempo hari padamu tak lain adalah Paramita." ungkap Brian.

Mendapat Tatapan mematikan dari Damar, Brian pun kembali melanjutkan kalimatnya.

"Aku memang sudah tertarik padanya sejak pertama kali bertemu, tapi kau tidak perlu khawatir karena aku bukan tipikal pria brengsek yang tega merebut istri orang lain. Namun jika kau tetap tidak bisa menjaganya dengan baik, maka jangan salahkan aku jika merebutnya darimu. Lagi pula Mita gadis yang cantik tidak menutup kemungkinan ada pria lain Selain diriku yang juga tertarik padanya di luar sana." semua kalimat Brian mampu membuat Damar kepikiran.

Damar kembali mengangkat pandangannya, hingga tatapannya terhunus tajam pada sahabatnya itu.

"Kau sudah lama mengenalku bukan, dan kau tahu sendiri, aku tidak akan pernah membiarkan milikku di sentuh apalagi sampai direbut orang lain, sekalipun itu sahabatku sendiri." tekan Damar sebelum kemudian beranjak meninggalkan apartemen Brian begitu saja.

Setelah kepergian Damar, Brian nampak menjatuhkan bokongnya di sofa tempat Damar tadi duduk.

Brian mengusap wajahnya. "Jadi selama ini aku telah mengagumi istri orang, dan lebih parahnya lagi wanita itu istri dari sahabatku sendiri???." gumam Brian tak habis pikir, begitu sempitnya dunia ini.

*

Di tengah kegalauan Damar mencari keberadaannya, Saat ini Mita justru mulai membuka lembaran kehidupan yang baru di sebuah kota yang lumayan jauh dari kota Jakarta.

Sebuah kontrakan yang berukuran sederhana kini menjadi tempat tinggal Mita bersama dengan ibunya.

"Maafkan Mita Bu karena belum bisa membahagiakan ibu selama ini." dengan perasaan bersalah Mita mengucapkan kata-kata tersebut di hadapan wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.

"Jangan bicara seperti itu !!!." Bu Romlah memeluk tubuh putrinya dengan penuh kasih sayang. "Bisa melahirkan kamu ke dunia ini saja sudah sangat membahagiakan bagi ibu, nak. kamu adalah anugerah terindah dari Tuhan untuk ibu dan ayah." ungkap Bu Romlah, wanita itu mengelus lembut punggung putrinya. Merasakan bahu putrinya yang bergetar, Bu Romlah menyadari jika saat ini Mita pasti tengah menangis tanpa suara.

Bu Romlah melonggarkan pelukannya agar dapat menatap wajah putrinya.

"Jika kamu sudah mulai mencintai nak Damar, lalu kenapa memilih pergi meninggalkannya???." tuturnya.

"Sepertinya kebahagiaan Mas Damar bukan bersama Mita, Bu. Mita tidak ingin menyiksa perasaan mas Damar dengan terus hidup bersama dengan wanita yang tidak dicintainya, Bu." setelah sekian lama menikah dengan Damar, baru kali ini Mita mengungkapkan isi hatinya di hadapan ibunya.

"Jika itu sudah menjadi keputusan kamu, maka jalani kehidupanmu dengan lembaran baru, mulailah kehidupan tanpa bersedih dan mengingat yang telah berlalu!!!." pesan Bu Romlah sebelum kemudian kembali memeluk tubuh putrinya.

*

Setelah hari itu, seakan menurut dengan ucapan ibunya, Mita tak lagi memperlihatkan kesedihan di hadapan ibunya bahkan kini Mita telah kembali bekerja sebagai seorang perawat di salah satu rumah sakit swasta di kotanya.

Waktu terus berjalan tanpa terasa satu bulan pun berlalu.

Mita yang baru saja kembali dari tempatnya bekerja tersebut merasa tidak enak badan.

"Sepertinya aku sedang masuk angin." lirih Mita ketika merasakan mual dan juga pusing. Berpikir dirinya masuk angin, Mita pun meminta bantuan ibunya untuk membalur punggungnya dengan minyak angin.

Namun ketika membalur punggung putrinya dengan minyak angin, Bu Romlah merasa ada yang aneh dengan tubuh putrinya.

"Nak..."

"Iya Bu..."

Sejenak Bu Romlah terdiam, meyakinkan diri untuk mempertanyakan sesuatu yang sedikit sensitif pada putrinya.

"Maaf jika pertanyaan ibu sedikit sensitif, tapi ibu hanya ingin memastikan saja." ucapnya.

"Memangnya ada apa, Bu??." merasakan keanehan pada ibunya, Mita lantas membalikkan tubuhnya menghadap ke arah ibunya.

"Apa sebelumnya kamu dan nak Damar pernah melakukan hubungan suami istri, nak????."

Deg.

Mendengar pertanyaan ibunya seakan membawa ingatan Mita pada kejadian sore itu, di mana Damar mengambil haknya sebagai suami dengan begitu kasarnya.

"Mita...." seruan ibunya membuyarkan lamunan Mita.

"Iya Bu???."

"Kenapa kamu diam saja???."

Setelah cukup lama kembali terdiam, Akhirnya Mita menganggukkan kepalanya pelan.

Seketika Bu Romlah menggelengkan kepalanya seakan menepis dugaannya.

"Ada apa, Bu???." tanya Mita dengan wajah bingung saat melihat ibunya menggelengkan kepala.

"Ini hanya dugaan ibu saja, belum tentu benar." sejenak Bu Romlah menjeda kalimatnya. "Ibu perhatikan bentuk tubuh kamu semakin berisi terutama pinggul kamu, menurut dugaan ibu sepertinya kamu sedang hamil, nak." lanjut kata Bu Romlah.

Deg.

"Hamil????." ulang Mita seakan tak percaya.

"Tapi itu masih dugaan ibu saja, nak." meskipun yakin dengan dugaannya namun Bu Romlah tak ingin mengatakan hal itu sebelum Mita melalui pemeriksaan yang akurat.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

menarik 👍

2023-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Situasi yang menuntut.
2 Mendapat Tatapan merendahkan dari seseorang.
3 Seakan mendapatkan angin segar.
4 Tudingan pedas Damar.
5 Perjanjian pernikahan.
6 Hari pernikahan.
7 Menolak bulan madu.
8 Mencari rumah kontrakan.
9 Mencoba menghindari.
10 Paramita Anindita.
11 Meminta Izin suami.
12 Di ketahui oleh Ayah mertua.
13 Akhir dari tudingan menyakitkan.
14 Rahasia papa Anggara.
15 Gugatan perceraian.
16 Dugaan ibu.
17 Mengandung.
18 Lamaran dokter Arjun.
19 Menerima lamaran Pria itu.
20 Bocah tampan.
21 Setelah empat tahun.
22 Saya adalah Ayahnya.
23 Dia, darah dagingku.
24 Ikatan batin antara ayah dan anak.
25 Tidak ingin terpengaruh.
26 Hasil pemeriksaan DNA.
27 Keinginan Farrel.
28 Pembuktian, karena kenyataannya dia adalah putraku.
29 Apa dia cemburu???
30 Kartu Ajaib pemberian Damar.
31 Kedatangan ibu mertua.
32 Om Om Aneh.
33 Menantu dari pemilik rumah sakit.
34 Ungkapan perasaan.
35 Ingin kembali bersama.
36 Keputusan Mita.
37 Menguji Damar.
38 Lembaran baru dalam kehidupan rumah tangga.
39 Kepergok berdua di kamar hotel.
40 Kepergok di kamar hotel.
41 Kembalinya wanita di masa lalu.
42 Mempertanyakan Mahar.
43 LAMARAN.
44 Mencari cincin pernikahan
45 Kedatangan Leana.
46 layaknya seekor anak kucing.
47 Pernikahan Arjun dan Anin.
48 Resepsi pernikahan Anin dan Arjun.
49 Resepsi pernikahan.
50 Beribadah bersama.
51 Dugaan Anin.
52 Keberangkatan Arjun ke Surabaya.
53 Jatuh hati.
54 Menetap di kota yang sama.
55 Villa 1.
56 Vila 2.
57 Datang bulan.
58 Bulan madu kilat yang Gatot.
59 Rumah sakit harapan bangsa.
60 Pulang bersama.
61 Hamil lagi.
62 Melakukan kewajiban.
63 Hama.
64 Mewakili pertanyaan.
65 Sikap posesif.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Situasi yang menuntut.
2
Mendapat Tatapan merendahkan dari seseorang.
3
Seakan mendapatkan angin segar.
4
Tudingan pedas Damar.
5
Perjanjian pernikahan.
6
Hari pernikahan.
7
Menolak bulan madu.
8
Mencari rumah kontrakan.
9
Mencoba menghindari.
10
Paramita Anindita.
11
Meminta Izin suami.
12
Di ketahui oleh Ayah mertua.
13
Akhir dari tudingan menyakitkan.
14
Rahasia papa Anggara.
15
Gugatan perceraian.
16
Dugaan ibu.
17
Mengandung.
18
Lamaran dokter Arjun.
19
Menerima lamaran Pria itu.
20
Bocah tampan.
21
Setelah empat tahun.
22
Saya adalah Ayahnya.
23
Dia, darah dagingku.
24
Ikatan batin antara ayah dan anak.
25
Tidak ingin terpengaruh.
26
Hasil pemeriksaan DNA.
27
Keinginan Farrel.
28
Pembuktian, karena kenyataannya dia adalah putraku.
29
Apa dia cemburu???
30
Kartu Ajaib pemberian Damar.
31
Kedatangan ibu mertua.
32
Om Om Aneh.
33
Menantu dari pemilik rumah sakit.
34
Ungkapan perasaan.
35
Ingin kembali bersama.
36
Keputusan Mita.
37
Menguji Damar.
38
Lembaran baru dalam kehidupan rumah tangga.
39
Kepergok berdua di kamar hotel.
40
Kepergok di kamar hotel.
41
Kembalinya wanita di masa lalu.
42
Mempertanyakan Mahar.
43
LAMARAN.
44
Mencari cincin pernikahan
45
Kedatangan Leana.
46
layaknya seekor anak kucing.
47
Pernikahan Arjun dan Anin.
48
Resepsi pernikahan Anin dan Arjun.
49
Resepsi pernikahan.
50
Beribadah bersama.
51
Dugaan Anin.
52
Keberangkatan Arjun ke Surabaya.
53
Jatuh hati.
54
Menetap di kota yang sama.
55
Villa 1.
56
Vila 2.
57
Datang bulan.
58
Bulan madu kilat yang Gatot.
59
Rumah sakit harapan bangsa.
60
Pulang bersama.
61
Hamil lagi.
62
Melakukan kewajiban.
63
Hama.
64
Mewakili pertanyaan.
65
Sikap posesif.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!