Perjanjian pernikahan.

Di perjalanan kembali ke rumah sakit Mita terus kepikiran dengan semua tudingan buruk Damar terhadap dirinya, namun begitu Mita tak sepenuhnya mempersalahkan Damar, mengingat sebelumnya pria itu pernah mendapati dirinya di sebuah club malam dengan pakaian serba minim maka tak heran jika pria itu berpikir yang tidak-tidak padanya.

Jadi wajar saja jika Damar menolak dijodohkan dengan dirinya. Di satu sisi Mita paham akan penolakan Damar namun di sisi lain ia juga tak kuasa meminta tuan Anggara untuk membatalkan perjodohan antara dirinya dan putra dari pria itu, mengingat semua kebaikan yang telah di lakukan tuan Anggara pada ibunya.

"Ya tuhan... Apa yang harus aku lakukan??? Jika aku menolak perjodohan ini tentu saja tuan Anggara akan merasa sangat kecewa padaku, akan tetapi jika aku tetap menikah dengan putranya, lalu pernikahan seperti apa yang akan aku jalani nanti???." dalam hati Mita merasa dilema mengingat Damar tak Sudi di jodohkan sang ayah dengan dirinya.

Terlalu banyak melamun membuat Mita sampai tak menyadari jika saat ini taksi online yang ia tumpangi telah tiba di depan rumah sakit.

"Kita sudah sampai, Nona." perkataan sopir taksi online tersebut sekaligus membuyarkan lamunan Mita.

"Oh astaga.... Maaf pak." Mita yang terkesiap lantas merogoh tasnya untuk mengambil selembar uang kertas Lima puluh ribu untuk membayar ongkos taksi, lalu kemudian beranjak turun dari taksi.

Setibanya di depan pintu kamar perawatan ibunya, Mita sontak merubah ekspresi wajahnya yang dengan tersenyum.

"Assalamualaikum Bu." seperti dugaannya ternyata benar ibunya belum tidur.

"Kenapa ibu belum tidur juga." tanya Mita padahal waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Ibu belum mengantuk." sahut ibunya. tentunya Mita tidak percaya begitu saja dengan ucapan ibunya mengingat saat ini ibunya terlihat telah menguap beberapa kali. Mita yakin ibunya sengaja belum juga tidur karena menunggu dirinya kembali.

"Sekarang ibu tidur ya!!." kata Mita seraya memperbaiki selimut ibunya.

Bu Romlah mengangguk.

Tak butuh waktu lama kini hembusan napas wanita paru baya tersebut sudah terdengar teratur dan itu menandakan jika ibunya sudah terlelap dalam tidurnya.

Melihat itu, Mita lantas beranjak menuju sofa untuk mengistirahatkan tubuhnya. Hari ini Mita benar-benar merasa lelah, bukan hanya tubuhnya yang merasa lelah tapi juga batinnya.

Semenjak mendapatkan tindakan operasi beberapa hari yang lalu, ibunya mendapatkan perawatan di ruangan VIP dan tentunya itu berdasarkan perintah dari tuan Anggara.

*

Sudah satu Minggu berlalu sejak ia menemui gadis yang akan di jodohkan ayahnya dengan dirinya, Damar masih saja kekeh dengan penolakannya. ia yang awalnya mulai bersedia menerima permintaan ayahnya untuk segera menikah, seketika kembali menolak untuk menikah setelah tahu siapa sebenarnya calon istri pilihan ayahnya.

"Bagaimana, apa kamu masih tetap menolak menikah dengan Gadis pilihan papa???." sudah hampir seminggu pertanyaan yang sama terus di lontarkan tuan Anggara pada putranya, Damar.

"Mau seribu kali pun papa bertanya, jawaban Damar tidak akan pernah berubah. Damar tidak akan menikah dengan wanita m*lam sepertinya." suasana di meja makan pagi itu mulai terasa tidak bersahabat bagi ibunya Damar, ketika menyaksikan anak dan juga suaminya kembali berdebat masalah yang sama.

"Baiklah, jika kamu tidak ingin menikah dengan gadis itu maka kamu harus mau menerima tawaran om Danu untuk menikahi putrinya." Setelah seminggu menahan akhirnya pagi ini tuan Anggara pun mengeluarkan jurus terakhirnya untuk menekan putranya, hingga pada akhirnya Damar akan bersedia menikah dengan gadis pilihannya.

"No.... Bagaimana mungkin Damar menikah dengan anaknya om Danu sementara saat ini ia sedang mengandung anak dari pria lain." bukannya mendapat solusi, Damar justru merasa semakin tertekan. Sementara Danu sendiri merupakan adik sepupu dari tuan Anggara.

"Sekarang Keputusan ada di tangan kamu, menikah dengan gadis pilihan papa atau menikah dengan anaknya Om Danu. Kamu tinggal pilih salah satunya!!!." setelahnya ayah Anggara pun segera meninggalkan meja makan dan diikuti oleh ibunya Damar yang akan mengantarkan sang Suami hingga ke depan.

Dalam hati, tuan Anggara tersenyum penuh kemenangan, ia bisa menebak pilihan mana yang akan diambil oleh putranya nanti.

*

Bahkan sudah berada di kantor sekalipun ucapan ayahnya masih terus terngiang di telinga Damar.

"Mana mungkin aku menikah dengan wanita yang telah mengandung benih pria lain." gumam Damar dengan wajah kesalnya.

Hampir seharian Damar terus memikirkan hal yang sama, hingga pada akhirnya ia pun memilih salah satu opsi dari ayahnya.

*

"Untuk apa lagi anda meminta saya datang ke sini??? pertanyaan pertama yang dilontarkan Mita ketika ia baru saja tiba di sebuah restoran. siang ini Mita kembali mendatangi restoran yang sama ketika Damar mengajaknya untuk bertemu di sana.

"Aku hanya ingin menyampaikan jika aku bersedia menikah denganmu." kalimat Damar mampu menciptakan kerutan halus di dahi Mita, mengingat beberapa waktu lalu pria itu begitu kekeh menolak keras menikah dengannya.

Setelah cukup lama keheningan tercipta di antara Mita dan Damar, akhirnya Damar kembali berucap.

"Jika kau menikah denganku karena merasa berhutang Budi pada papaku, maka aku pun punya alasan tersendiri mengapa kini bersedia menikah denganmu. Dengan begitu kita sama sama sadar jika pernikahan ini terjadi karena unsur keterpaksaan maka dari itu sebelum resmi menikah aku ingin membuat sebuah perjanjian denganmu." lanjut tutur Damar seraya menyodorkan sebuah map pada Mita.

Tanpa banyak bertanya Mita mulai membuka dan membaca berkas dihadapannya itu.

"Kontrak pernikahan."

"Bacalah dengan teliti!! Jika kau setuju maka Minggu depan kita akan segera menikah." tutur Damar dengan wajah datar.

Isi kontrak pernikahan.

"Acara Pernikahan akan dilaksanakan dengan sederhana dan hanya akan dihadiri oleh anggota keluarga inti. setelah menikah kedua belah pihak harus tetap merahasiakan tentang pernikahan dari siapapun, kecuali anggota keluarga inti.

"pihak istri di larang keras berkontak fisik apalagi sampai mengharapkan nafkah batin dari pihak suami."

" dilarang keras untuk ikut campur dalam urusan pribadi masing-masing termasuk urusan percintaan."

Mita hanya membaca sebagian kecil dari persyaratan yang diajukan Damar padanya.

"Saya setuju dengan persyaratan yang anda ajukan." kata Mita tanpa membacanya hingga selesai, lalu kemudian meraih pulpen di atas meja kemudian membubuhi tanda tangannya di tempat yang telah disediakan.

"Baiklah. Kalau begitu sampai bertemu di hari pernikahan kita." tutur Damar sebelum kemudian meraih map perjanjian yang telah di tandatangani oleh Mita, lalu kemudian beranjak begitu saja meninggalkan Mita yang masih duduk terdiam di kursinya.

Setelah kepergian Damar, Mita terlihat menghela napas dalam dalam seakan paru parunya membutuhkan pasokan oksigen lebih saat ini.

"Jika Daun saja tidak akan jatuh tanpa izin Tuhan, maka begitu pun dengan pernikahan ini. mungkin ini semua sudah menjadi takdir yang telah digariskan Tuhan untuk kehidupanku ??? Ya tuhan.... Jika pernikahan ini termasuk dalam takdir yang telah engkau gariskan di dalam kehidupanku, maka kuatkan aku dalam menjalani semua ini." lirih Mita dalam hati.

Untuk mendukung karya recehku jangan lupa like, koment, vote, give, and subscribe ya sayang sayangku

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

suka... ceritanya bagus 👍

2023-12-24

1

lihat semua
Episodes
1 Situasi yang menuntut.
2 Mendapat Tatapan merendahkan dari seseorang.
3 Seakan mendapatkan angin segar.
4 Tudingan pedas Damar.
5 Perjanjian pernikahan.
6 Hari pernikahan.
7 Menolak bulan madu.
8 Mencari rumah kontrakan.
9 Mencoba menghindari.
10 Paramita Anindita.
11 Meminta Izin suami.
12 Di ketahui oleh Ayah mertua.
13 Akhir dari tudingan menyakitkan.
14 Rahasia papa Anggara.
15 Gugatan perceraian.
16 Dugaan ibu.
17 Mengandung.
18 Lamaran dokter Arjun.
19 Menerima lamaran Pria itu.
20 Bocah tampan.
21 Setelah empat tahun.
22 Saya adalah Ayahnya.
23 Dia, darah dagingku.
24 Ikatan batin antara ayah dan anak.
25 Tidak ingin terpengaruh.
26 Hasil pemeriksaan DNA.
27 Keinginan Farrel.
28 Pembuktian, karena kenyataannya dia adalah putraku.
29 Apa dia cemburu???
30 Kartu Ajaib pemberian Damar.
31 Kedatangan ibu mertua.
32 Om Om Aneh.
33 Menantu dari pemilik rumah sakit.
34 Ungkapan perasaan.
35 Ingin kembali bersama.
36 Keputusan Mita.
37 Menguji Damar.
38 Lembaran baru dalam kehidupan rumah tangga.
39 Kepergok berdua di kamar hotel.
40 Kepergok di kamar hotel.
41 Kembalinya wanita di masa lalu.
42 Mempertanyakan Mahar.
43 LAMARAN.
44 Mencari cincin pernikahan
45 Kedatangan Leana.
46 layaknya seekor anak kucing.
47 Pernikahan Arjun dan Anin.
48 Resepsi pernikahan Anin dan Arjun.
49 Resepsi pernikahan.
50 Beribadah bersama.
51 Dugaan Anin.
52 Keberangkatan Arjun ke Surabaya.
53 Jatuh hati.
54 Menetap di kota yang sama.
55 Villa 1.
56 Vila 2.
57 Datang bulan.
58 Bulan madu kilat yang Gatot.
59 Rumah sakit harapan bangsa.
60 Pulang bersama.
61 Hamil lagi.
62 Melakukan kewajiban.
63 Hama.
64 Mewakili pertanyaan.
65 Sikap posesif.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Situasi yang menuntut.
2
Mendapat Tatapan merendahkan dari seseorang.
3
Seakan mendapatkan angin segar.
4
Tudingan pedas Damar.
5
Perjanjian pernikahan.
6
Hari pernikahan.
7
Menolak bulan madu.
8
Mencari rumah kontrakan.
9
Mencoba menghindari.
10
Paramita Anindita.
11
Meminta Izin suami.
12
Di ketahui oleh Ayah mertua.
13
Akhir dari tudingan menyakitkan.
14
Rahasia papa Anggara.
15
Gugatan perceraian.
16
Dugaan ibu.
17
Mengandung.
18
Lamaran dokter Arjun.
19
Menerima lamaran Pria itu.
20
Bocah tampan.
21
Setelah empat tahun.
22
Saya adalah Ayahnya.
23
Dia, darah dagingku.
24
Ikatan batin antara ayah dan anak.
25
Tidak ingin terpengaruh.
26
Hasil pemeriksaan DNA.
27
Keinginan Farrel.
28
Pembuktian, karena kenyataannya dia adalah putraku.
29
Apa dia cemburu???
30
Kartu Ajaib pemberian Damar.
31
Kedatangan ibu mertua.
32
Om Om Aneh.
33
Menantu dari pemilik rumah sakit.
34
Ungkapan perasaan.
35
Ingin kembali bersama.
36
Keputusan Mita.
37
Menguji Damar.
38
Lembaran baru dalam kehidupan rumah tangga.
39
Kepergok berdua di kamar hotel.
40
Kepergok di kamar hotel.
41
Kembalinya wanita di masa lalu.
42
Mempertanyakan Mahar.
43
LAMARAN.
44
Mencari cincin pernikahan
45
Kedatangan Leana.
46
layaknya seekor anak kucing.
47
Pernikahan Arjun dan Anin.
48
Resepsi pernikahan Anin dan Arjun.
49
Resepsi pernikahan.
50
Beribadah bersama.
51
Dugaan Anin.
52
Keberangkatan Arjun ke Surabaya.
53
Jatuh hati.
54
Menetap di kota yang sama.
55
Villa 1.
56
Vila 2.
57
Datang bulan.
58
Bulan madu kilat yang Gatot.
59
Rumah sakit harapan bangsa.
60
Pulang bersama.
61
Hamil lagi.
62
Melakukan kewajiban.
63
Hama.
64
Mewakili pertanyaan.
65
Sikap posesif.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!