Mencari rumah kontrakan.

Selesai sarapan, mama Lina meminta Mita untuk mengantarkannya Damar hingga ke depan.

"Sesuai dengan ucapan saya semalam, pagi ini rencananya saya akan mencari kontrakan untuk ibu." peringat Mita. Ia tidak ingin di cap sebagai istri durhaka karena meninggalkan rumah tanpa izin suami, dengan begitu Mita kembali mengutarakan niatnya semalam pada Damar.

"Bukankah sudah saya katakan, lakukan saja apa yang ingin kau lakukan selagi tidak menggangu saya!!!." dengan nada dingin Damar menjawab.

Mita pun mengangguk paham.

Damar berjalan menuju mobilnya yang terparkir, Namun Sejenak pria itu menghentikan langkahnya. "Satu lagi, ubah panggilanmu itu jika dihadapan orang tua kita!!! Saya tidak ingin panggilanmu akan menimbulkan kecurigaan mereka.!!." ucapnya.

Alis Mita terlihat saling bertaut bingung. "Lalu saya harus memanggil anda dengan sebutan seperti apa???." tidak ingin dianggap lancang, Mita memilih meminta pendapat Damar.

"Jika saya memanggil anda dengan sebutan mas, apa anda tidak keberatan??." usul Mita ketika melihat Damar hanya diam saja.

"Terserah kau saja!!." Damar kemudian kembali melanjutkan langkahnya mendekat ke arah mobilnya, di mana saat ini asisten Randi telah menunggu kedatangannya sejak beberapa saat yang lalu.

Pagi itu, jangankan kecupan hangat dari seorang Suami untuk istrinya sebelum berangkat kerja, Damar bahkan tidak berpamitan pada Mita sebelum masuk ke mobilnya. Mita hanya bisa menghela napas berat melihat sikap dingin Damar Padanya.

Namun begitu Mita masih setia menatap mobil Damar yang terlihat bergerak meninggalkan pekarangan rumah mewah tersebut. barulah mobil tersebut tak lagi terlihat oleh pandangannya, Mita kembali ke dalam.

"Apa suami kamu sudah berangkat, sayang???." tanya mama Lina ketika Mita baru saja kembali ke dalam.

"Iya mah."

*

Kini Mita bersama dengan ibunya telah berada di dalam taksi online menuju sebuah alamat, di mana letak kontrakan yang ia lihat dari media online semalam.

Sebenarnya keluarga suaminya terutama ibu mertuanya, meminta agar Bu Romlah tinggal bersama mereka, namun sepertinya Bu Romlah yang tidak ingin merepotkan besannya tersebut menolak dengan halus permintaan dari keluarga besannya terutama mama Lina. Mama Lina yang menghargai keputusan Bu Romlah, akhirnya dengan berat hati menyetujui keputusan Bu Romlah yang ingin mencari sebuah kontrakan.

Kurang dari tiga puluh menit akhirnya kini taksi online yang ditumpangi Mita dan juga ibunya tiba di alamat yang dituju. Setelah membayar ongkos taksi Mita dan ibunya pun turun dari taksi.

Mita menatap sebuah kertas ditangannya untuk memastikan alamat yang mereka datangi telah sesuai.

"Apa kamu yakin akan mengontrak di sini???." tanya ibunya yang terlihat meragu, mengingat rumah tersebut begitu besar dan juga mewah.

"Apa tidak sayang dengan uangnya??? lagi pula ibu bisa tinggal di kontrakan yang biasa saja, nak." tutur Bu Romlah ketika mendapat anggukan dari Mita sebagai jawaban atas pertanyaannya tadi. rumah kontrakan yang mereka datangi di pagi menjelang siang hari ini merupakan salah satu rumah yang berada di kawasan elit. Itu satu satunya rumah yang jaraknya paling dekat dengan rumah mertuanya, tanpa berpikir panjang bagaimana ia bisa membayar kontrakan tersebut ke depannya, Mita langsung saja mengajak ibunya untuk melihat kondisi rumah tersebut.

Bagi Mita saat ini yang terpenting adalah ibunya bisa menempati rumah yang layak, ia tak tega jika ibunya harus tinggal di kost kosan sempit seperti sebelumnya. Dengan berbekal sisa tabungannya Mita nekat mengajak ibunya untuk bertemu dengan pemilik rumah kontrakan itu hari ini.

Sebuah mobil yang berhenti tidak jauh dari mereka berdiri saat ini, lantas mengalihkan perhatian Mita dan ibunya.

Seorang pria muda terlihat turun dari mobil tersebut.

"Maaf, apa anda yang ingin menempati rumah ini??." pria itu melangkahkan kakinya menghampiri Mita dan juga Ibunya, Mengingat sebelumnya mereka sudah berkirim pesan singkat semalam.

"Iya benar, tuan." jawab Mita.

Pria itu lantas membuka pintu pagar lalu mempersilahkan Mita dan juga ibunya masuk ke pekarangan rumah.

Setelah membuka pintu rumah, pria itu lantas mempersilahkan Mita dan Ibunya untuk melihat kondisi di dalam rumah.

"Sebenarnya niat saya mengontrakkan rumah ini hanya agar rumah ini tetap terawat dengan baik." kata pria itu saat Mita bertanya akan biaya yang harus ia keluarkan dalam jangka setahun.

"Jadi bisa di katakan saya tidak begitu membutuhkan uang dari hasil kontrakan rumah ini. saya hanya ingin ada orang yang tinggal dan merawat rumah ini karena untuk saat ini saya lebih memilih tinggal di apartemen yang jaraknya lebih dekat dari tempat saya bekerja." lanjut kata pria itu.

"Bagaimana maksud anda, tuan???." Mita yang belum sepenuhnya paham akhirnya kembali melontarkan pertanyaan.

"Maksud saya, dari pada rumah ini kosong tak berpenghuni, kalian boleh tinggal di sini secara gratis."

Awalnya Mita ragu menerima kebaikan dari pria itu, mengingat mereka tak saling kenal sebelumnya. Namun setelah beberapa saat kemudian akhirnya pria itu berhasil meyakinkan ibunya Mita untuk bersedia menerima tawaran darinya. Sebagai anak, Mita akhirnya mengikuti ibunya, setuju dengan tawaran pria itu menempati rumahnya secara gratis.

Mita seperti tidak percaya di zaman sekarang ini masih ada orang yang mau berbaik hati memberikan tempat tinggal secara gratis. Sebagai balasan atas kebaikan pria itu, Mita hanya bisa berdoa semoga tuhan membalas semua kebaikannya.

"Mulai hari ini ibu dan juga Nona silahkan menempati rumah Ini." kata pria itu sebelum kemudian pamit kembali bekerja.

*

"Dari mana saja kau, aku sampai hampir berjamur menunggumu??." Damar yang kesal karena menunggu terlalu lama lantas mengomel pada Brian, ketika sahabatnya itu baru saja memasuki ruangannya. Siang ini Brian dan Damar rencananya hendak melakukan pertemuan penting dengan salah satu investor asing.

"Sorie kawan. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan sebelum ke sini tadi." Brian melangkah memasuki ruangan Damar lalu kemudian mendaratkan bokongnya di sofa ruang kerja Damar.

Damar mendecakkan lidahnya mendengar jawaban Brian.

Brian merupakan pria blesteran, wajah blesteran yang dimiliki Brian turun dari ayahnya yang merupakan warga negara Jerman, Sementara ibunya berkewarganegaraan Indonesia. Damar dan Brian pernah mengenyam pendidikan di universitas yang sama dan secara tidak sengaja beberapa tahun belakangan ini perusahaan milik keduanya terikat kerja sama.

"Apa ada yang lucu???." dengan dahi berkerut Damar bertanya ketika menyaksikan Brian senyum senyum sendiri saat mulai membuka berkas dihadapannya.

Seakan tersadar dari lamunannya, Brian pun kembali memfokuskan diri pada berkas yang kini dibukanya."Tidak ada." sahutnya.

"Jika tidak ada, lalu kenapa sejak tadi kau terus tersenyum seperti itu??" cetus Damar tak percaya begitu saja dengan ucapan Brian.

"Aku hanya teringat akan seseorang." melihat Damar seakan tak percaya dengan jawabannya tadi, Brian lantas mengatakan yang sebenarnya pada sahabatnya itu.

"Jangan bilang seseorang itu adalah seorang wanita??." tebak Damar. Sementara Brian hanya bisa tersenyum saja menanggapi tembakkan damar.

Damar mencebikkan bibirnya melihat senyuman penuh yang terbingkai di wajah tampan Brian.

"Sejak kapan kau mulai tertarik dengan wanita, aku pikir selama ini kau bukan pria Normal." cibir Damar, mengingat semenjak mengenal Brian, pria itu sama sekali tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.

"CK....si*kan kau." kini giliran Brian yang berdecak kesal ketika mendengar cibiran dari sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.

Untuk mendukung karya recehku jangan lupa like, koment, vote, give, and subscribe ya sayang sayangku....😘😘😘😘 dan jangan lupa untuk memberikan ulasan 🥰🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Sulis Berlian

Sulis Berlian

pasti Mita yg di maksud Brian 🤣

2024-05-08

0

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

tu rumah teman damar kah

2024-05-10

0

Uthie

Uthie

Bagus 👍👍🤗

2023-12-25

1

lihat semua
Episodes
1 Situasi yang menuntut.
2 Mendapat Tatapan merendahkan dari seseorang.
3 Seakan mendapatkan angin segar.
4 Tudingan pedas Damar.
5 Perjanjian pernikahan.
6 Hari pernikahan.
7 Menolak bulan madu.
8 Mencari rumah kontrakan.
9 Mencoba menghindari.
10 Paramita Anindita.
11 Meminta Izin suami.
12 Di ketahui oleh Ayah mertua.
13 Akhir dari tudingan menyakitkan.
14 Rahasia papa Anggara.
15 Gugatan perceraian.
16 Dugaan ibu.
17 Mengandung.
18 Lamaran dokter Arjun.
19 Menerima lamaran Pria itu.
20 Bocah tampan.
21 Setelah empat tahun.
22 Saya adalah Ayahnya.
23 Dia, darah dagingku.
24 Ikatan batin antara ayah dan anak.
25 Tidak ingin terpengaruh.
26 Hasil pemeriksaan DNA.
27 Keinginan Farrel.
28 Pembuktian, karena kenyataannya dia adalah putraku.
29 Apa dia cemburu???
30 Kartu Ajaib pemberian Damar.
31 Kedatangan ibu mertua.
32 Om Om Aneh.
33 Menantu dari pemilik rumah sakit.
34 Ungkapan perasaan.
35 Ingin kembali bersama.
36 Keputusan Mita.
37 Menguji Damar.
38 Lembaran baru dalam kehidupan rumah tangga.
39 Kepergok berdua di kamar hotel.
40 Kepergok di kamar hotel.
41 Kembalinya wanita di masa lalu.
42 Mempertanyakan Mahar.
43 LAMARAN.
44 Mencari cincin pernikahan
45 Kedatangan Leana.
46 layaknya seekor anak kucing.
47 Pernikahan Arjun dan Anin.
48 Resepsi pernikahan Anin dan Arjun.
49 Resepsi pernikahan.
50 Beribadah bersama.
51 Dugaan Anin.
52 Keberangkatan Arjun ke Surabaya.
53 Jatuh hati.
54 Menetap di kota yang sama.
55 Villa 1.
56 Vila 2.
57 Datang bulan.
58 Bulan madu kilat yang Gatot.
59 Rumah sakit harapan bangsa.
60 Pulang bersama.
61 Hamil lagi.
62 Melakukan kewajiban.
63 Hama.
64 Mewakili pertanyaan.
65 Sikap posesif.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Situasi yang menuntut.
2
Mendapat Tatapan merendahkan dari seseorang.
3
Seakan mendapatkan angin segar.
4
Tudingan pedas Damar.
5
Perjanjian pernikahan.
6
Hari pernikahan.
7
Menolak bulan madu.
8
Mencari rumah kontrakan.
9
Mencoba menghindari.
10
Paramita Anindita.
11
Meminta Izin suami.
12
Di ketahui oleh Ayah mertua.
13
Akhir dari tudingan menyakitkan.
14
Rahasia papa Anggara.
15
Gugatan perceraian.
16
Dugaan ibu.
17
Mengandung.
18
Lamaran dokter Arjun.
19
Menerima lamaran Pria itu.
20
Bocah tampan.
21
Setelah empat tahun.
22
Saya adalah Ayahnya.
23
Dia, darah dagingku.
24
Ikatan batin antara ayah dan anak.
25
Tidak ingin terpengaruh.
26
Hasil pemeriksaan DNA.
27
Keinginan Farrel.
28
Pembuktian, karena kenyataannya dia adalah putraku.
29
Apa dia cemburu???
30
Kartu Ajaib pemberian Damar.
31
Kedatangan ibu mertua.
32
Om Om Aneh.
33
Menantu dari pemilik rumah sakit.
34
Ungkapan perasaan.
35
Ingin kembali bersama.
36
Keputusan Mita.
37
Menguji Damar.
38
Lembaran baru dalam kehidupan rumah tangga.
39
Kepergok berdua di kamar hotel.
40
Kepergok di kamar hotel.
41
Kembalinya wanita di masa lalu.
42
Mempertanyakan Mahar.
43
LAMARAN.
44
Mencari cincin pernikahan
45
Kedatangan Leana.
46
layaknya seekor anak kucing.
47
Pernikahan Arjun dan Anin.
48
Resepsi pernikahan Anin dan Arjun.
49
Resepsi pernikahan.
50
Beribadah bersama.
51
Dugaan Anin.
52
Keberangkatan Arjun ke Surabaya.
53
Jatuh hati.
54
Menetap di kota yang sama.
55
Villa 1.
56
Vila 2.
57
Datang bulan.
58
Bulan madu kilat yang Gatot.
59
Rumah sakit harapan bangsa.
60
Pulang bersama.
61
Hamil lagi.
62
Melakukan kewajiban.
63
Hama.
64
Mewakili pertanyaan.
65
Sikap posesif.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!