Menolak bulan madu.

Mendengar suara pintu kamar yang dibuka dari arah luar sama sekali tidak membuat pandangan Damar beralih dari layar ponselnya.

Melihat Damar tengah duduk di sofa berkutat dengan laptopnya, Mita memilih duduk di tepi tempat tidur seraya menunggu Damar selesai dengan pekerjaannya. Mita menunggu Damar selesai dengan pekerjaannya bukannya ingin mengobrol dengan pria itu, melainkan menunggu pria itu beranjak dari sofa. Ya, malam ini Mita memilih tidur di sofa mengingat di dalam perjanjian yang diajukan Damar waktu itu, ia tak ingin sampai terjadi kontak fisik di antara mereka.

Terlalu lama menunggu namun Damar tak kunjung beranjak, Mita pun tak sadar tertidur dengan posisi duduk bersandar pada bahu tempat tidur.

Hingga beberapa saat kemudian barulah Damar menyadari hal itu ketika ia tak sengaja menoleh ke arah Mita.

Damar kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa berniat sedikit pun mendekati apalagi sampai memperbaiki posisi tidur gadis itu.

Beberapa saat kemudian, pergerakan Damar beranjak naik ke atas tempat tidur membangunkan Mita dari tidurnya.

"Maaf saya tertidur." Sejenak Mita menoleh ke pada Damar, sebelum kemudian dengan membawa serta sebuah bantal ia beranjak menuju sofa.

Merasakan kantuk yang luar biasa membuat Mita tak membutuhkan waktu lama untuk kembali terlelap setelah merebahkan tubuhnya di sofa.

"Baguslah kalau kau cukup tahu diri." gumam Damar melihat Mita berinisiatif tidur di sofa sebelum diminta olehnya.

Pagi harinya usai melaksanakan kewajibannya sebagai hamba tuhan, Mita segera keluar dari kamar menuju dapur. Menurutnya akan lebih baik ia membantu kegiatan di dapur dari pada harus berlama-lama berada di kamar bersama Damar.

"Wah.....pengantin baru cepat banget sih bangunnya, apa nggak lelah." kalimat ambigu yang dilontarkan ibu mertuanya dan disertai senyum penuh arti membuat Mita hanya bisa mengulas senyum tipis di bibirnya.

Semalam adalah malam pertama baginya dan Damar sebagai sepasang pengantin baru maka tidak heran jika pagi ini Mita mendengar kalimat ambigu seperti itu dari penghuni rumah termasuk ibu mertuanya. berbeda dengan sang istri, tuan Anggara justru menyimpulkan jika belum terjadi sesuatu yang iya iya antara anak dan juga menantunya itu mengingat seperti apa penolakan Damar sebelumnya ketika ia meminta putranya itu untuk menikah dengan Mita. Namun begitu tuan Anggara yakin jika suatu saat nanti putranya pasti akan jatuh cinta pada istrinya.

"Nyonya sedang memasak apa???." pertanyaan Mita sontak membuat ibu mertuanya itu menatap tak suka dengan panggilannya barusan.

"Kok manggilnya Nyonya sih, panggil mama dong sekarang kan kamu sudah jadi menantu mama!!!." protes wanita paru baya yang masih terlihat cantik meski usianya telah mencapai lima puluh lima tahun tersebut.

Mita tersenyum kaku. "Iya Ma_ma." pengucapan Mita masih terdengar kaku, mungkin karena belum terbiasa.

"Gitu dong!!." raut wajah ibunya Damar seketika kembali berbinar ketika mendengar Mita memanggilnya dengan sebutan Mama, Meskipun masih terdengar sedikit kaku.

"Mita bantuin ya, Mah." tutur Mita hendak memotong beberapa sayuran yang telah dicuci sebelumnya oleh asisten rumah tangga yang membantu mertuanya memasak pagi itu.

"Bolah deh... Hitung-hitung pengalaman pertama memasak bareng menantu." tutur ibu mertuanya sambil tersenyum kecil.

Mita pun ikut tersenyum melihatnya.

Di hari pertamanya sebagai menantu di rumah itu Mita terlihat memasak bersama dengan ibu mertuanya, memasak makanan kesukaan anggota keluarga termasuk Damar tentunya.

Setelah selesai memasak dan semua makanan telah disajikan di atas meja mama Lina lantas meminta Mita untuk segera memanggil Damar di kamar, sementara Bu Romlah telah bergabung di dapur bersama dengan mereka sejak beberapa saat yang lalu.

Ceklek.

Ketika Mita membuka pintu kamar secara bersamaan Damar baru saja keluar dari dalam kamar mandi, hanya dengan sebuah handuk putih yang terlilit pada pinggangnya. Menyadari pemandangan tersebut Mita Sontak memalingkan pandangannya ke sembarang arah dan hal itu dapat di saksikan oleh Damar.

"Mama meminta saya memanggil anda untuk sarapan bersama." tutur Mita sebelum kemudian kembali meninggalkan kamar dengan jantung yang berdebar tak karuan. Bagaimana tidak, seumur hidup baru kali ini ia melihat seorang pria dalam kondisi bert*lanjang dada dan pria itu kini telah berstatus suami baginya, walaupun hanya sebatas pernikahan kontrak.

"Aneh, bukankah pemandangan seperti ini sudah biasa bagi w*nita malam sepertinya, lalu kenapa dia terlihat gugup seperti itu???." gumam Damar heran dengan sikap yang ditunjukkan Mita.

Setelah selesai mengenakan pakaian kerjanya, Damar pun segera turun mengingat kedatangannya telah di nantikan di meja makan untuk sarapan bersama.

Penampilan Damar mampu memancing kerutan halus di dahi mama Lina.

"Memangnya Kamu sudah mau kembali bekerja hari ini???." tanya mama Lina ketika menyaksikan putranya yang telah mengenakan stelan jas lengkapnya, padahal pernikahannya baru saja di gelar kemarin.

"Banyak pekerjaan yang harus Damar selesaikan di kantor, mah." Damar berdalih pekerjaan pada mama Lina padahal kenyataannya ia sengaja ingin menghindari istrinya.

"Jika kamu terus sibuk dengan pekerjaan lalu kapan kalian bisa pergi berbulan madu???." pertanyaan mama Lina kompak membuat Damar dan Mita hampir tersedak dengan makanannya. Mita menatap Damar seakan meminta pria itu untuk memberikan jawaban untuk ibu mertuanya itu.

"Sepertinya dalam waktu dekat ini kami belum bisa pergi berbulan madu karena jadwal pertemuan Damar dengan klien untuk bulan ini sangat padat, mah." lagi lagi Damar menjadikan urusan pekerjaan di perusahaan sebagai Alasan untuk menolak tawaran bulan madu dari mama Lina.

"Baiklah kalau begitu." Mama Lina hanya bisa menghembus napas pasrah saat mendengar alasan yang diberikan putranya.

Sementara Damar sendiri terlihat menghembus napas lega ketika melihat ibunya yang percaya begitu saja dengan alasan yang ia berikan.

Mama Lina beralih memandang menantunya itu, lalu kemudian menggenggam salah satu tangan Mita yang berada di atas meja makan.

"Maafkan anak mama ya sayang, belum bisa mengajak kamu pergi berbulan madu." kata Mama Lina merasa bersalah pada Mita.

"Tidak masalah mah, bulan madu kan bisa lain waktu." sahut Mita seraya mengulas senyum di wajahnya, sebuah senyuman yang semakin menambah porsi kecantikan di wajahnya. Sebuah senyuman yang tanpa disadari mampu memancing lirikan Damar.

"Jika kau bukanlah w*nita malam mungkin aku tidak akan bersikap seperti ini padamu." lirih Damar dalam hati. satu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri oleh Damar, wajah istrinya itu memanglah sangat cantik.

"Ehem." suara deheman kecil ayahnya Sontak membuat Damar menyudahi lirikannya pada Mita dan kembali fokus pada sarapan nya.

Sementara Bu Romlah yang pagi itu ikut sarapan bersama keluarga besannya tersebut merasa bahagia sebab putrinya diperlakukan dengan baik oleh keluarga suaminya terlebih lagi ibu mertuanya yang terlihat begitu menyayangi Mita. mungkin karena faktor mama Lina yang tidak memiliki anak perempuan sehingga membuat wanita itu sangat bahagia dengan kehadiran menantu perempuan pertamanya itu.

untuk mendukung karya recehku jangan lupa like, koment, vote, give, and subscribe ya sayang sayangku.....😘😘 dan jangan lupa untuk memberikan ulasan.....🥰🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

bagus.. lanjut 💪

2023-12-24

2

lihat semua
Episodes
1 Situasi yang menuntut.
2 Mendapat Tatapan merendahkan dari seseorang.
3 Seakan mendapatkan angin segar.
4 Tudingan pedas Damar.
5 Perjanjian pernikahan.
6 Hari pernikahan.
7 Menolak bulan madu.
8 Mencari rumah kontrakan.
9 Mencoba menghindari.
10 Paramita Anindita.
11 Meminta Izin suami.
12 Di ketahui oleh Ayah mertua.
13 Akhir dari tudingan menyakitkan.
14 Rahasia papa Anggara.
15 Gugatan perceraian.
16 Dugaan ibu.
17 Mengandung.
18 Lamaran dokter Arjun.
19 Menerima lamaran Pria itu.
20 Bocah tampan.
21 Setelah empat tahun.
22 Saya adalah Ayahnya.
23 Dia, darah dagingku.
24 Ikatan batin antara ayah dan anak.
25 Tidak ingin terpengaruh.
26 Hasil pemeriksaan DNA.
27 Keinginan Farrel.
28 Pembuktian, karena kenyataannya dia adalah putraku.
29 Apa dia cemburu???
30 Kartu Ajaib pemberian Damar.
31 Kedatangan ibu mertua.
32 Om Om Aneh.
33 Menantu dari pemilik rumah sakit.
34 Ungkapan perasaan.
35 Ingin kembali bersama.
36 Keputusan Mita.
37 Menguji Damar.
38 Lembaran baru dalam kehidupan rumah tangga.
39 Kepergok berdua di kamar hotel.
40 Kepergok di kamar hotel.
41 Kembalinya wanita di masa lalu.
42 Mempertanyakan Mahar.
43 LAMARAN.
44 Mencari cincin pernikahan
45 Kedatangan Leana.
46 layaknya seekor anak kucing.
47 Pernikahan Arjun dan Anin.
48 Resepsi pernikahan Anin dan Arjun.
49 Resepsi pernikahan.
50 Beribadah bersama.
51 Dugaan Anin.
52 Keberangkatan Arjun ke Surabaya.
53 Jatuh hati.
54 Menetap di kota yang sama.
55 Villa 1.
56 Vila 2.
57 Datang bulan.
58 Bulan madu kilat yang Gatot.
59 Rumah sakit harapan bangsa.
60 Pulang bersama.
61 Hamil lagi.
62 Melakukan kewajiban.
63 Hama.
64 Mewakili pertanyaan.
65 Sikap posesif.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Situasi yang menuntut.
2
Mendapat Tatapan merendahkan dari seseorang.
3
Seakan mendapatkan angin segar.
4
Tudingan pedas Damar.
5
Perjanjian pernikahan.
6
Hari pernikahan.
7
Menolak bulan madu.
8
Mencari rumah kontrakan.
9
Mencoba menghindari.
10
Paramita Anindita.
11
Meminta Izin suami.
12
Di ketahui oleh Ayah mertua.
13
Akhir dari tudingan menyakitkan.
14
Rahasia papa Anggara.
15
Gugatan perceraian.
16
Dugaan ibu.
17
Mengandung.
18
Lamaran dokter Arjun.
19
Menerima lamaran Pria itu.
20
Bocah tampan.
21
Setelah empat tahun.
22
Saya adalah Ayahnya.
23
Dia, darah dagingku.
24
Ikatan batin antara ayah dan anak.
25
Tidak ingin terpengaruh.
26
Hasil pemeriksaan DNA.
27
Keinginan Farrel.
28
Pembuktian, karena kenyataannya dia adalah putraku.
29
Apa dia cemburu???
30
Kartu Ajaib pemberian Damar.
31
Kedatangan ibu mertua.
32
Om Om Aneh.
33
Menantu dari pemilik rumah sakit.
34
Ungkapan perasaan.
35
Ingin kembali bersama.
36
Keputusan Mita.
37
Menguji Damar.
38
Lembaran baru dalam kehidupan rumah tangga.
39
Kepergok berdua di kamar hotel.
40
Kepergok di kamar hotel.
41
Kembalinya wanita di masa lalu.
42
Mempertanyakan Mahar.
43
LAMARAN.
44
Mencari cincin pernikahan
45
Kedatangan Leana.
46
layaknya seekor anak kucing.
47
Pernikahan Arjun dan Anin.
48
Resepsi pernikahan Anin dan Arjun.
49
Resepsi pernikahan.
50
Beribadah bersama.
51
Dugaan Anin.
52
Keberangkatan Arjun ke Surabaya.
53
Jatuh hati.
54
Menetap di kota yang sama.
55
Villa 1.
56
Vila 2.
57
Datang bulan.
58
Bulan madu kilat yang Gatot.
59
Rumah sakit harapan bangsa.
60
Pulang bersama.
61
Hamil lagi.
62
Melakukan kewajiban.
63
Hama.
64
Mewakili pertanyaan.
65
Sikap posesif.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!