Legenda Pendekar Garuda
***Selamat Membaca
Ini karya keempat dari saya...
Sebelumnya saya sudah membuat Pendekar Nusantara, Legenda Sang Keadilan (Di hapus), Danuranda...
Semoga Legenda Pendekar Garuda dapat menggantikan Legenda Sang Keadilan...
Semoga dapat lebih menghibur dan lebih menarik***....
***
Di bawah Cakrawala berwarna hitam pekat dan di bawah payung langit. Seorang laki-laki paruh baya tertunduk lesu.
Laki-laki paruh baya itu bernama Widura seorang pendekar pilih tanding di daratan Nusantara.
Terhitung dari sekarang dunia akan suram, utusan iblis sudah tiba di muka bumi. Tidak akan ada lagi raut wajah kegembiraan yang ada hanya kesengsaraan.
Widura telah gagal mengemban tugas menghentikan kedatangan utusan iblis ke muka bumi.
Widura seseorang yang di pilih langit untuk mencegah dan menghabisi utusan iblis telah lalai dalam tugasnya. Sehingga membuat dirinya gagal mengemban tugas tersebut.
Widura mengingat satu persatu kenangannya di masa lalu. Widura tanpa sadar meneteskan air matanya saat mengingat dirinya tidak pernah memiliki seorang wanita di kehidupannya.
Widura saat itu lebih mementingkan tugasnya mencegah dan menghabisi utusan iblis sebelum tiba di muka bumi, namun tidak ada barang satupun yang berhasil. Ia kalah bertempur dengan Raja Kegelapan.
Widura juga mengingat saat dirinya menantang tegas perjodohan dirinya dengan salah satu putri dari seberang pulau.
Widura samar-samar juga menyadari jika selama ini dirinya hidup dalam kesendirian dan hampa tanpa seorang kekasih, bahkan seorang teman pun tidak ada, hanya sebatas bertegur sapa saja tidak ada yang benar-benar akrab dengannya.
Widura juga baru menyadari jika dirinya begitu egois dan merasa hebat sendiri sehingga berasumsi orang lain tidak akan mampu menghadapi utusan iblis dan malah hanya akan menjadi bebannya saja.
"Aku sudah terlalu menganggap utusan iblis remeh dan berasumsi hanya aku saja yang dapat menghentikannya. Ternyata aku salah BESAR,"
Widura mulai menyesali segala perbuatannya yang terlalu percaya diri. Terlalu sombong dan angkuh dengan kekuatan yang ia miliki.
Seandainya dulu dirinya percaya dengan beberapa orang yang pernah ia kenal untuk membantunya melawan utusan iblis, semuanya tidak akan pernah berakhir seperti ini.
Sekarang hanya meninggalkan sebuah penyesalan yang mendalam dan sebuah luka yang menusuk hingga ke batin.
"Ini semua kesalahanku, akulah penyebab dunia ini hancur dan jatuh ke dalam kekuasan utusan iblis,"
Widura berteriak kencang dan meratapi nasibnya saat ini. Sebuah penyesalan selalu datang di akhir. Nasi sudah menjadi bubur, tidak ada yang dapat di ulang kembali.
Saat sebuah harapan dan semangat Widura menghilang tiba-tiba langit yang suram mulai bercahaya kebiruan.
Widura menatap heran langit tepat di atas kepalanya. Ia benar-benar bingung? Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah dunia sudah jatuh ke tangan Raja Kegelapan.
Widura yang terus memperhatikan cahaya berwarna biru itu samar-samar melihat sesuatu yang aneh dari cahaya itu.
"Prasasti? Bukankah itu sebuah pola prasasti, bagaimana bisa?"
Widura mencoba berdiri untuk melihat prasasti itu lebih jelas. Widura dapat melihat prasasti itu dengan jelas. Sebuah pola relief yang sulit untuk di pahami dan di mengerti, serta Widura baru pertama kali melihat relief pola prasasti seperti itu.
Cahaya biru itu semakin terang benderang. Sampai-sampai membuat mata Widura sakit melihatnya yang pada akhirnya memilih menutup matanya.
Widura sudah siap jika ada sebuah serangan yang akan menghabisinya dari dalam cahaya biru yang terang nan menyilaukan itu.
Namun beberapa saat sudah berlalu seberkas sinar biru itu tidak membunuh, bahkan menghabisinya.
Widura mengumpulkan keberaniannya dan mulai membuka matanya secara berlahan-lahan. Sebuah pemandangan aneh ada di hadapan Widura saat ini. Sebuah pemandangan yang barang tentu tidak asing untuk dirinya, yaitu kaki gunung Kerinci.
"Bukankah ini tempat saat aku bertemu seorang pertapa sakti yang menyebut diriku keturunan dari 7 Manusia Harimau,"
"Tapi bukankah tempat ini sudah hancur akibat pertarungan besar tempo waktu yang lalu, tapi kenapa saat ini kaki gunung Kerinci masih begitu mulus tidak berbekas sebuah pertempuran? Ini jelas sangat aneh,"
Widura benar-benar di buat bingung dengan pemandangan di hadapannya saat ini. Semenit kemudian dirinya teringat jika tempat ini sama persis saat dirinya pergi menenuai seorang pertapa sakti di atas Gunung Kerinci.
"Aku tidak mungkin salah ini kaki Gunung Kerinci,"
Widura langsung berjalan mendekati sebuah pohon paling besar yang ada di sana, ia melihat sebuah goresan pisau di pohon itu.
"Benar, ini bekas goresan pisauku sebagai penunjuk jalan pulang,"
Widura meraba-raba seluruh badannya. Tidak ada lagi badan yang kekar dan berotot miliknya, yang ada saat ini hanyalah sebuah tubuh yang sedikit kurus.
"Bagaimana bisa? Aku kembali saat aku berumur 10 tahun," Widura masih sulit mempercayai situasi yang sedang terjadi. Beberapa kali Widura menutup mata, ia tetap saja berada di tempat yang sama, yaitu kaki Gunung Kerinci.
"Aku benar-benar kembali saat berusia 10 tahun," ucap Widura seakan tidak percaya.
Widura benar-benar masih sulit percaya jika dirinya benar kembali saat ia melarikan diri dari dari desa, karena di anggap sampah.
Widura yang lahir dengan bakat kristal Merah Darah di anggap sebagai sampah, karena mereka yang lahir dengan kristal Merah Darah tidak memiliki bakat yang hebat dalam dunia persilatan.
Kristal di bagi menjadi 4 kristal. Kristal Biru Langit, seseorang yang memiliki kristal Biru Langit di dalam tubuhnya biasanya disebut jenius. Terhitung hanya ada 1 dari 1000 orang yang memiliki kristal Biru Langit.
Kristal Jingga, seseorang yang dengan kristal Jingga akan menjadi seorang pendekar besar di jagad dunia persilatan. Mereka yang terlahir dengan kristal Jingga akan menjadi mutiara kebanggan desa.
Kristal Hitam, kristal Hitam adalah kebanyakan kristal yang di miliki oleh para Pendekar. Bakat yang di miliki oleh seseorang yang memiliki kristal hitam bisa di bilang standart.
Kristal Merah Darah, tidak ada penjelasan yang pasti mengenai kristal Merah Darah, tapi kebanyakan dari mereka mengatakan jika seseorang yang memiliki kristal Merah Darah tidak memiliki bakat hebat untuk menjadi seorang pendekar.
Tingkatan pendekar juga di bagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu Taruna, Madya, Raja, Bumi, dan langit. Setiap tingkatan juga memiliki 10 gerbang yang harus di lalui untuk mencapai atau menaiki tingkatan pendekar selanjutnya. Untuk membuka setiap gerbangnya membutuhkan suntikan tenaga dalam yang besar, semakin tinggi tingkatan pendekar, maka semakin banyak pula tenaga dalam yang di butuhkan.
Seseorang baru bisa di sebut pendekar bila sudah dapat menyimpan tenaga dalam di dalam tubuhnya.
Widura menatap langit lamat-lamat. Dirinya masih sulit percaya jika ia di berikan kesempatan kedua untuk mencegah dan menghabisi utusan iblis di tanah Nusantara.
Widura membulatkan tekadnya membangun pasukan untuk menghadapi utusan iblis. Ia tidak ingin kembali bertarung seorang diri karena sehebat apapun dirinya, ia akan tetap kalah.
"Aku akan berikan balasan atas kekalahan diriku saat itu, akan ku hancurkan kalian tanpa sisa, butiran debupun tidak akan ku sisakan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 419 Episodes
Comments
Iron Mustapa
😀
2023-12-05
0
Panglimo Desrianto
lanjut thor nanti bab nya jgn pendek2 thor
2023-08-03
0
widura widura widura widura widura widura widura (thot jangan nama aja di sebut harus nya pake dia gitu
2023-05-19
0